Nama Penulis
Judul Tulisan
Jurnal Asal
Cordeiro
: New Trends in Glaucoma Risk, Diagnosis & Management
: Indian Journal Medical Research 2013: 137, pp 659-668
ISI JURNAL
Pendahuluan
Glaukoma merupakan sekelompok keadaan yang ditandai oleh perubahan pada
lapisan serabut saraf retina dan papil nervus optikus yang mengakibatkan
penyempitan lapang pandangan. Selain itu, dampak yang dapat ditimbulkan oleh
penyakit ini adalah kebutaan yang berakibat pada kehidupan ekonomi dan sosial.
Oleh karena itu, banyak penelitian yang telah dilakukan dalam deteksi dini dan
pengobatan yang efektif untuk penyakit ini agar dapat menurunkan dampak yang
ditimbulkannya. Secara spesifik, tindakan yang dapat dilakukan, antara lain diagnosis
secara dini, menguraikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, dan pengobatan untuk
menurunkan tekanan intraokuler.
Faktor Risiko
Tekanan Trans-Cribrosal dan Cairan Serebrospinal
Lamina cribrosa merupakan suatu struktur di bagian posterior sklera yang dilewati
oleh serabut saraf maupun pembuluh darah retina dan berfungsi untuk menyediakan
nutrisi untuk sel ganglion retina dan menjaga keseimbangan tekanan antara ruang
intraokuler dan ekstraokuler. Hal ini sering disebut sebagai Trans-cribrosal Pressure
Differential (TCPD) yaitu perbedaan tekanan antara tekanan intraokuler (TIO) dan
tekanan cairan serebrospinal (CSS). Ren et al, mendefiniskan TCPD dengan suatu
formula, yaitu:
mengakibatkan terjadinya remodeling pada lamina cribrosa. Hal ini yang dapat
menyebabkan rusaknya mekanisme proteksi.
Diagnosis
Glaukoma mengakibatkan perubahan anatomi dan fisiologi yang sebagian besar
bersifat ireversibel. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu deteksi dini dalam mencegah
kerusakan fungsi penglihatan. Hal ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan struktur
dan fungsi nervus optikus menggunakan pencitraan nervus optikus dan perimeter.
Akan tetapi, kedua teknik pemeriksaan ini masih perlu dilengkapi dengan teknik
pemeriksaan terbaru, yaitu analisis serabut saraf retina dan deteksi apoptosis sel
ganglion retina secara in vivo.
Optical Coherence Tomography (OCT)
Teknik pemeriksaan ini memungkinkan untuk melakukan penilaian terhadap lapisan
serabut saraf retina. Pemeriksaan ini memiliki beberapa kelebihan lainnya meliputi
pemeriksaan glaukoma tanpa kontak langsung dan memiliki pengukuran dengan
resolusi tinggi.
Detection of Apoptotic Retinal Cells (DARC)
Dalam perjalanan penyakit glaukoma, terdapat 40% sel ganglion retina yang hilang
sebelum terjadinya gangguan lapang pandangan. Sebuah teknik pemeriksaan baru
memiliki kemampuan dalam mendeteksi kematian sel ganglion retina, yaitu
pemeriksaan dengan DARC. Pemeriksaan ini menggunakan Annexin V yang mampu
mendeteksi kematian sel yang terjadi.
IOP Telemetry
Mengingat kembali bahwa fluktuasi TIO juga berperan dalam perjalanan penyakit
glaukoma, tipe dan waktu pengobatan sangat berpengaruh dalam terjadinya fluktuasi
tersebut. Oleh karena itu, teknik pemeriksaan ini digunakan untuk membedakan
potensi pengobatan pada setiap pasien.
Penatalaksanaan
Sejauh ini, penatalaksanaan glaukoma masih menggunakan penatalaksanaan
medikamentosa dan bedah. Keduanya bekerja dengan cara menurunkan tekanan
intraokuler. Akan tetapi, hal ini tidak menjamin dapat menghentikan kemungkinan
terjadinya glaukoma.
Rho Kinase Inhibitors
Rho merupakan kelompok guanosin trifosfatase (GTPase) yang berperan dalam
motilitas dan kontraksi seluler. Rho kinase inhibitors merupakan golongan
antihipertensi okuler yang dapat menurunkan TIO dengan cara menurunkan resistensi
aliran cairan aquos melalui relaksasi seluler di trabekula dan kanal Schlemm.
Pembedahan
Segala jenis teknik pembedahan bertujuan untuk menurunkan TIO dengan efek
samping yang lebih sedikit. Beberapa alat yang digunakan untuk meningkatkan hasil
kerja trabekulektomi, antara lain:
1. Express mini shunt
Merupakan sebuah alat yang terbuat dari besi anti karat yang ditanam di
bawah
sklera.
Efikasi
penggunaan
alat
ini
hampir
sama
dengan
trabekulektomi, yaitu mengontrol aliran cairan aquos pada awal post operasi
dengan sedikit efek hipotoni. Erosi dan pajanan pada alat ini dapat terjadi
setelah penggunaan 12 bulan.
2. OlogenTM
Alat ini ditanamkan setelah trabekulektomi yang ditanam di bawah
konjungtiva. Alat ini dipercaya dapat menurunkan keparahan pembentukan
jaringan parut pada subkonjungtiva. Akan tetapi, efikasi dari alat ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan trabekulektomi dengan mitomycin C
(MMC). Tingkat keberhasilan MMC mencapai 100% jika dibandingkan
dengan OlogenTM (50%).
Beberapa alat yang digunakan untuk meningkatkan aliran cairan aquos dari
dalam ke kanal Schlemm, antara lain :
1. Glaukos istent
Suatu alat yang dipasang dari trabekular meshwork ke kanal Schlemm.
Hasil yang memuaskan didapatkan pada operasi glaukoma sudut terbuka
yang dikombinasi dengan operasi katarak, dimana didapatkan penurunan
TIO dan penurunan penggunaan obat pada glaukoma.
2. Trabectome
Alat ini digunakan pada operasi intraokuler untuk menghubungkan secara
langsung antara bilik mata depan dengan kanal Schlemm. Penggunaan alat
ini dapat menurunkan TIO sebanyak 40%.
Selain itu, terdapat suatu alat yang dipasang pada ruang suprakoroidal yang
memungkinkan terjadinya pengeluaran cairan via uveoskleral. Alat ini disebut
sebagai Cypass micro-shunt, sebuah alat berukuran 6 mm yang digunakan pada
operasi katarak. Berbeda halnya dengan alat-alat tersebut, EyeOP1 digunakan secara
eksternal dan bekerja merusak bagian dari badan siliaris yang berfungsi untuk
menghasilkan cairan aquos. Oleh karena itu, alat ini dapat digunakan untuk
menurunkan jumlah produksi cairan aquos dan menurunkan TIO.
Neuroprotection, neuromodulation, dan neurorecovery
Glaukoma merupakan keadaan yang ditandai oleh kematian sel ganglion retina yang
merupakan suatu kelainan neurodegeneratif. Strategi dalam mencegah kematian sel
ganglion retina (neuroprotection), menghambat kematian sel ganglion retina (neuromodulation), dan memutarbalikkan proses apoptosis (neuro-recovery) mungkin saja
dapat digunakan dalam penatalaksanaan glaukoma. Beberapa contoh obat yang biasa
digunakan adalah timolol dan betaxolol. Pada penggunaannya, timolol dapat
menurunkan TIO lebih tinggi daripada betaxolol, tetapi penelitian membuktikan
bahwa pada penggunaan timolol, terdapat lebih banyak proses penyempitan lapang
pandangan. Selain obat-obatan tersebut, calcium channel blocker (CCB) dapat
digunakan dalam penurunan jumlah apoptosis pada sel ganglion retina.
Kesimpulan
Glaukoma tidak pernah terlihat sebelumnya seperti dalam penelitian dan terapi. Hal
inilah yang menjadi kesempatan untuk para dokter dan peneliti saat ini dan pada
dekade selanjutnya dalam deteksi dini, efikasi pengobatan, dan neuroproteksi.
Metodologi penelitian
Populasi
3
Populasi
Subyek
yang
digunakan
dalam
penelitian
yang
penelitian
Besar sampel
Prosedur
5
6
prosedur
penelitian
Rancangan
laboratorium.
Tidak, tidak ada penjelasan mengenai rancangan penelitian
penelitian
Teknik analisa 8
yang dilakukan.
Tidak disebutkan dalam jurnal mengenai teknik analisis
data
Hasil
Alur penelitian 9
Outcome dan 10
data
Tidak dijelaskan waktu (periode) penelitian.
Hasil penelitian hanya dijabarkan secara deskriptif
estimasi
penelitian