Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Analisa
Struktur I
Modul Standar untuk
digunakan dalam Perkuliahan
di Universitas Mercu Buana

13

Fakultas

Program Studi

TEKNIK
PERECANAAN
DAN DESAIN

Teknik Sipil

Tatap Muka

01

Kode MK

Disusun Oleh

MK

Desi Putri, ST, M.Eng

Abstract

Kompetensi

Materi Analisa Struktur I berisikan


konsep analisis deformasi struktur statis
tertentu dan metode analisis struktur
statis tak tentu sederhana.

Mahasiswa dapat memahami


konsep deformasi struktur balok
statis tak tertentu dengan
metode consistent deformation.

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

ANALISIS STRUKTUR STATIS TAK TENTU DENGAN


METODA CONSISTENT DEFORMATION

1.1 Analisis Struktur


Ilmu analisis dan desain struktur merupakan salah satu ilmu tertua di dunia, yang sudah ada
sejak peradaban manusia dimulai. Beberapa struktur bangunan telah berusia cukup lama dan
tetap eksis hingga saat ini. Di Mesir dijumpai piramida-piramida yang telah berdiri sejak
2000 tahun sebelum Masehi, Taj Mahal di India sudah berdiri sejak kira-kira 350 tahun
lampau. Di Indonesia sendiri Candi Borobudur, yang merupakan salah satu kebanggaan
bangsa, telah dibangun sekitar tahun 800 sesudah Masehi. Semua bangunan tersebut dapat
bertahan hingga saat ini, dan ini tentunya tidak terlepas dari keahlian analisis, desain, dan
konstruksi yang telah berkembang pada masa itu.

Pada masa sekarang ilmu-ilmu dibidang konstruksi terus berkembang dengan pesat. Banyak
ragam jenis konstruksi dapat dijumpai di mana-mana : jalan layang, jembatan, terowongan
hingga gedung-gedung pencakar langit. Tak dapat dipungkiri bahwa semua itu merupakan
perkembangan ilmu dalam analisis dan desain struktur yang bertambah pesat seiring dengan
berkembangannya teknologi dibidang komputerisasi. Berbagai alat bantu berupa peranti
lunak terutama di bidang teknik sipil, sangat membantu manusia dalam melakukan proses
analisis dan desain bangunan.

Analisis struktur adalah proses untuk menentukan respon suatu struktur akibat
pembebanan agar memenuhi persyaratan keamanan (safety), biaya (economy), dan
terkadang estetika (aesthetics). Respon struktur ini biasanya diukur dengan penghitungan
reaksi-reaksi

(reactions),

gaya-gaya

dalam batang (internal forces), dan perpindahan

posisi (displacement) struktur.

Struktur dapat diklasifikasikan dalam dua kategori umum yaitu statis tertentu dan statis
tak tentu. Suatu sistem struktur dapat dikategorikan sebagai struktur statis tak tentu apabila
jumlah reaksi perletakan atau gaya-gaya dalamnya melebihi jumlah persamaan
kesetimbangan yang ada untuk dipergunakan dalam proses analisis. Jumlah reaksi yang
berlebih ini sering disebut dengan istilah reaksi redundan. Pada dasarnya proses analisis
struktur statis tak tentu lebih rumit daripada analisis struktur statis tertentu, namun ada
13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

beberapa alasan dasar yang dapat dikemukakan mengapa seorang perencana struktur lebih
memilih bentuk struktur statis tak tentu. Pada intensitas beban yang sama, maka struktur
statis tak tentu akan menghasilkan tegangan dan lendutan maksimum yang lebih kecil
daripada yang dihasilkan oleh struktur statis tertentu. Sebagai contoh adalah perbandingan
antara dua buah struktur balok pada Gambar 1.1.

Pada balok dalam Gambar 1.1.a kedua ujung tumpuan adalah berupa tumpuan jepit, akibat
beban yang bekerja maka balok ini akan timbul momen lentur maksimum yang besarnya
adalah Mmaks = PL/8. Sedangkan pada balok dalam Gambar 1.1.b adalah berupa balok statis
tertentu sederhana, momen lentur maksimum yang timbul adalah sebesar Mmaks = PL/4 ,
yang artinya 2 kali lebih besar daripada momen lentur yang timbul apabila kedua balok
adalah jepit. Sebagai efeknya maka tegangan dalam balok statis tak tentu pada Gambar 1.1.a
akan menjadi kali lebih kecil daripada balok pada Gambar 1.1.b. Ditinjau dari segi
lendutan maksimum, balok dengan tumpuan jepit akan menghasilkan lendutan yang
besarnya kali lendutan yang dihasilkan oleh balok dalam Gambar 1.1.b.

(a) Balok statis tak tentu

(b) Balok statis tertentu

Gambar 1.1 Perbandingan Struktur Statis tertentu dan tak tentu

Keuntungan lain dari penggunaan struktur statis tak tentu adalah kemampuannya dalam
mendistribusikan beban apabila terjadi kesalahan dalam desain ataupun pada saat terjadi
pembebanan yang berlebih. Pada kasus demikian, struktur ini akan tetap mampu
mempertahankan kestabilannya dan dapat mencegah terjadinya keruntuhan atau kegagalan
struktur. Hal ini terjadi apabila suatu struktur terkena beban lateral yang muncul secara tibatiba seperti beban angin atau beban gempa bumi.

Pada mata kuliah Mekanika Teknik I, mahasiswa telah mempelajari sistem yang paling
sederhana yaitu struktur statis tertentu, dimana reaksi perletakan maupun gaya-gaya
dalamnya (gaya lintang, gaya normal dan momen) pada struktur tersebut dapat dicari

13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

hanya dengan pertolongan persamaan keseimbangan. Adapun persamaan keseimbangan


yang dimaksud ada 3 (tiga) keseimbangan yaitu :
V=0

(jumlah gaya-gaya vertikal sama dengan nol)

H=0

(jumlah gaya-gaya horizontal sama dengan nol)

M = 0 (jumlah momen sama dengan nol)


P

RHA
A

RVA

RVB

Gambar 1.1 Struktur statis tertentu

Pada tumpuann A perletakannya adalah sendi, memiliki 2 reaksi perletakan RHA dan RVA
yang tidak diketahui besarnya. Tumpuan B perletakannya adalah rol mempunyai sebuah
reaksi perletakan RVB yang besarannya juga tidak diketahui.
Jumlah reaksi perletakan yang tidak diketahui besarnya ada 3, maka dapat dicari dengan 3
persamaan keseimbangan. Sedangkan pada sebuah potongan struktur (I), ada tiga gaya
dalam (NI, DI dan MI) yang tidak diketahui besarnya, maka ketiga gaya dalam tersebut
dapat dicari

dengan 3 persamaan keseimbangan. Dengan demikian struktur diatas

termasuk struktur statis tertentu.

1.2 Definisi Struktur Statis Tak Tertentu


Suatu struktur disebut statis tidak tertentu jika tidak bisa diselesaikan dengan hanya
pertolongan persamaan keseimbangan. Dalam syarat keseimbangan ada

(tiga)

persamaan, apa bila sebuah struktur yang mempunyai reaksi perletakan lebih dari 3
(tiga), maka reaksi-reaksi perletakan tersebut tidak bisa dihitung hanya

dengan 3

persamaan keseimbangan.
Kelebihan bilangan yang tidak diketahui terhadap jumlah persamaan keseimbangan,
disebut tingkat atau derajat ke-tidak tentuan statis suatu struktur. Apabila yang kelebihan
itu reaksi perletakan maka struktur disebut statis tak tentu luar sedangkan kalau yang
kelebihan itu gaya dalam maka struktur disebut statis tak tentu dalam.
13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Atau bisa juga dibuat dalam bentuk formula, struktur bersifat statis tak tentu apabila :
3n + r > 3j

(1.1)

Dengan derajat ketidak-tentuan statisnya :


i = (3n + r) 3j

(1.2)

dimana :
n = jumlah batang struktur tidak termasuk batang overstek
j = jumlah titik kumpul pada struktur
r = jumlah komponen reaksi perletakan
i = derajat ketidak-tentuan statis

R2

(c)
R1
Gambar 1.2 Struktur statis tertentu dan statis tak tentu

Balok dalam Gambar 1.2.a memiliki j = 2, n = 1 dan r = 3. Maka :


3n + r = 3(1) + 3 = 6
3j = 3(2)

=6

Karena 3n + r = 3j, struktur balok dalam Gmbar 1.2.a dikategorikan sebagai struktur statis
tertentu.
Balok dalam Gambar 1.2.b memiliki j = 3, n = 2 dan r = 5. Maka :
3n + r = 3(2) + 5 = 11 > 3j (= 3(3) = 9)
Karena 3n + r > 3j, struktur balok dalam Gambar 1.2.b dikategorikan sebagai struktur statis
tak tentu.

13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Struktur portal dalam Gambar 1.2.c memiliki j = 3, n = 2 dan r = 2. Maka :


3n + r = 3(2) + 2 = 8 < 3j (= 3(3) = 9)
Karena 3n + r < 3j, portal tersebut dikatakan tidak stabil.

Sistem struktur berbentuk rangka dikatakan statis tertentu apabila dipenuhi persyaratan :
n + r = 2j
Jika n + r > 2j, struktur rangka tersebut digolongkan sebagai sistem statis tak tentu,
sedangkan jika n + r < 2j, struktur tersebut dikatakan tidak stabil.

Gambar 1.3 Struktur statis tertentu dan statis tak tentu

Struktur rangka dalam Gambar 1.3.a memiliki j = 24, n = 45 dan r = 3. Maka :


n + r = 45 + 3 = 48 = 2j (= 2(24) = 48)
Karena n + r = 2j, struktur balok dalam Gambar 1.2.b dikategorikan sebagai struktur statis
tentu.
Struktur rangka dalam Gambar 1.3.b memiliki j = 24, n = 45 dan r = 5. Maka :
n + r = 45 + 5 = 50 > 2j (= 2(24) = 48)
Karena n + r > 2j, struktur balok dalam Gambar 1.2.b dikategorikan sebagai struktur statis
tak tentu.

1.3 Derajat Ketidaktentuan Statis (Degree of Statically Indeterminancy)


Kebanyakan struktur dapat diklasifikasikan dalam tiga klasifikasi yaitu balok (beam),
portal (frame), dan rangka (truss). Balok adalah elemen struktur yang menerima beban
arah transversal secara dominan. Analisis strukutr balok dikatakan lengkap bila diagram
gaya lintang dan momen lentur telah diketahui. Portal merupakan suatu struktur yang
tersusun dari batang-batang yang dihubungkan dengan sambungan yang kaku (rigid
joint). Analisis struktur portal ini dikatakan lengkap bila variasi gaya akisal, gaya lintang,
dan momen sepanjang batang telah diketahui. Rangka adalah suatu struktur yang mana
semua batang-batangnya, biasanya diasumsikan, terhubungkan dengan sendi (hinge), untuk
mengeliminasi gaya lintang dan momen dalam batang. Secara umum, analisis struktur
rangka hanya menentukan gaya aksial dalam semua batang.
13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dalam kajian keseimbangan struktur pada suatu bidang coplanar (bidang x- y),

suatu

struktur harus memenuhi persyaratan keseimbangan seperti diberikan dalam persamaan


berikut :

Fx = 0
Fy = 0
(1.3)

Mz = 0
Jika suatu struktur dalam keseimbangan, masing-masing batang dan sambungan atau
setiap bagian struktur harus dalam keseimbangan juga dan harus memenuhi persamaan
keseimbangan. Struktur yang memenuhi dan dapat

dianalisis

cukup

dengan

menggunakan persamaan keseimbangan (persamaan 1.3) dikategorikan sebagai struktur


statis tertentu. Dengan demikian, struktur statis tak tentu tidaklah cukup diselesaikan atau
dianalisis hanya dengan menggunakan persamaan keseimbangan di atas.

Struktur statis tak tentu terdapat beberapa kebebasan dalam pemilihan batang atau reaksireaksi yang dikenal sebagai kelebihan (redundant). Suatu struktur dengan kelebihan
reaksi disebut juga sebagai

struktur statis tak tentu. Derajat ketidaktentuan statis

ditunjukkan dengan jumlah kelebihan reaksi pada struktur.

Contoh struktur statis tak tentu :


P

RAM
RAH
A
RAV

B
RBV

Gambar 1.4 Struktur statis tak tentu

Pada Gambar 1.4 dapat dilihat balok terletak diatas 2 perletakan dengan kantilever.
Tumpuan A adalah jepit ada 3 reaksi perletakan dan tumpuan Badalah rol ada 1 reaksi
perletakan.

13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Jumlah reaksi perletakan ada 4, lebih besar dari 3 persamaan keseimbangan. Berarti
bilangan yang tidak diketahui kelebihan satu dari jumlah persamaan keseimbangan.
Sedangkan pada potongan ada 3 gaya dalam sama dengan jumlah persamaan keseimbangan.
Dengan demikian struktur diatas disebut statis tak- tertentu tingkat 1 (luar).
Portal dengan perletakan jepit dibebani seperti Gambar berikut :
1.
A-Jepit ada 3 reaksi perletakan

B-Jepit ada 3 reaksi perletakan


Jumlah R = 6 > 3 persamaan
RAM

RBM

B
RAV

Kelebihan 3 reaksi perletakan

RBV
RHB

RHA

2.

keseimbangan

P2

A-sendi ada 2 reaksi


B-sendi ada 2 reaksi
Jumlah reaksi R = 4 > 3
Kelebihan satu gaya luar.

P1
Pada potongan ada 2 x 3 gaya dalam
= 6 > 3. Kelebihan tiga gaya dalam.
Struktur dikatakan statis tak-tertentu
A

RAH

RAV

RBH

tingkat 4

B
RBV

1.4 Struktur Statis Tak Tentu Dengan Metoda Consistent Deformation.


Metode Consistent Deformation adalah cara yang paling umum dipakai untuk menyelesaikan
perhitungan suatu struktur statis tak tertentu adalah suatu struktur yang tidak dapat
diselesaikan hanya dengan bantuan 3 persamaan keseimbangan, karena mempunyai jumlah
bilangan yang tidak diketahui lebih besar dari 3 (unknown > 3).
13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Dengan kata lain dibutuhkan tambahan persamaan untuk bisa menyelesaikannya. Tingkat
atau derajat ketidaktentuan statis (DKS), akan menentukan jumlah persamaan tambahan yang
dibutuhkan. Bilangan-bilangan yang tidak diketahui tersebut berupa gaya luar (reaksi).
Suatu struktur dinyatakan statis tak tentu tingkat 1 (satu), berarti kelebihan 1 (satu)
bilangan yang tidak diketahui, sehingga butuh 1 (satu) persamaan tambahan untuk
dapat menyelesaikan perhitungan struktur tersebut, suatu struktur dinyatakan statis tak
tentu tingkat 2 (dua) maka butuh 2 (dua)
Bilangan-bilangan

yang

persamaan

tambahan,

dan

seterusnya.

tidak diketahui tersebut berupa gaya luar (reaksi perletakan)

ataupun gaya dalam (gaya normal, gaya lintang, momen).


Untuk mendapatkan persamaan tambahan tersebut struktur akan dibuat menjadi statis tertentu
dengan menghilangkan gaya kelebihan yang ada (redundant), dan menghitung deformasi
struktur statis tertentu tersebut akibat beban yang ada. Setelah itu struktur statis tertentu
tersebut dibebani dengan gaya kelebihan yang dihilangkan tadi, dan juga dihitung
deformasinya. Deformasi adalah defleksi atau rotasi dari suatu titik pada struktur.

Deformasi yang dihitung disini disesuaikan dengan gaya kelebihan yang dihilangkan. Misal,
jika gaya yang dihilangkan tersebut gaya horisontal, maka yang dihitung defleksi horisontal
pada lokasi gaya yang dihilangkan tadi seharusnya bekerja. Jika gaya vertikal, yang dihitung
defleksi vertikal, sedangkan jika yang dihilangkan tersebut berupa momen, maka yang
dihitung adalah rotasi. Setelah deformasi akibat beban
kelebihan

yang ada dan gaya-gaya

yang dikerjakan sebagai beban telah dihitung, maka dengan melihat kondisi

fisik dari struktur asli, kita susun persamaan-persamaan tambahan yang diperlukan.
Misalnya untuk perletakan rol, maka defleksi tegak lurus perletakan harus sama dengan
nol, untuk perletakan

sendi defleksi vertikal maupun horizontal sama dengan nol,

sedangkan untuk perletakan jepit, defleksi vertikal, defleksi horizontal dan rotasi sama
dengan nol. Persamaan-persamaan

tambahan

ini

disebut persamaan Consistent

Deformation karena deformasi yang ada harus konsisten (sesuai) dengan struktur aslinya.
Setelah deformasi akibat beban yang ada dan gaya-gaya kelebihan yang dikerjakan sebagai
beban telah dihitung, maka dengan melihat kondisi fisik dari struktur asli, disusun
persamaan-persamaan tambahan yang diperlukan :
Untuk perletakan rol, maka defleksi vertikal perletakan harus sama dengan nol (V = 0).
13

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Untuk perletakan sendi, maka defleksi vertikal maupun horisontal sama dengan nol
(V = H = 0).
Untuk perletakan jepit, defleksi vertikal, defleksi horisontal dan rotasi sama dengan nol
(V = H = = 0).
Persamaan-persamaan tambahan ini disebut persamaan Consistent Deformation, karena
deformasi yang ada harus konsisten (sesuai) dengan struktur aslinya. Setelah persamaan
Consistent Deformation disusun, maka gaya-gaya kelebihan dapat dihitung, dan gaya yang
lain dapat dihitung dengan persamaan keseimbangan, setelah gaya-gaya kelebihan tadi
didapat. Inilah konsep dasar dari metode Consistent Deformation yang dipakai untuk
menyelesaikan struktur statis tak tertentu.

Untuk menyelesaikan perhitungan struktur statis tak tentu dengan metode Consistent
Deformation urutan langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan derajat ketidaktentuan statis (DKS) struktur .
2. Buat struktur menjadi statis tertentu dengan menghilangkan gaya kelebihan (redundant)
yang ada.
3. Hitung deformasi struktur statis tertentu tersebut akibat beban yang ada.
4. Beban yang ada dihilangkan, gaya kelebihan dikerjakan sebagai beban,

dan

dihitung

deformasinya (jika gaya kelebihan lebih dari satu, maka dikerjakan satu persatu secara
bergantian).
5. Setelah deformasi akibat beban yang ada dan gaya-gaya kelebihan dari struktur statis
tertentu tersebut dihitung dengan memperhatikan kondisi struktur aslinya, yaitu struktur
statis tak tentu, dan disusun persamaan Consistent Deformation.
6. Dengan bantuan persamaan Consistent Deformation, gaya-gaya kelebihan dapat dihitung.
Setelah gaya-gaya kelebihan didapat, gaya-gaya yang lain dapat dihitung dengan bantuan
3 persamaan keseimbangan yang ada.

13

10

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Contoh 1 :
Balok diatas 2 tumpuan jepit dan rol
RAM

RAH

A
RAV

B : menjadi bebas

RBV
a). Struktur statis tak tentu

b). Struktur statis tertentu


P
A

BV

c). Akibat beban yang ada


BV . RBV
A

A jepit B rol
R = 4 > 3 (kelebihan 1 R)
Struktur statis tidak tertentu tingkat 1
RBV sebagai gaya kelebihan

B R
BV

BV : defleksi yang dihitung


Akibat beban yang ada, dihitung
defleksi vertikal di B BV).
Akibat gaya kelebihan (RBV) sebagai
beban dihitung defleksi vertikal di B
(BV RBV).

Struktur aslinya B adalah rol, maka


seharusnya defleksi vertical di B
sama dengan nol.
Persamaan Consistem Deformasi
B= 0 ; BV + BV RBV = 0
Dari persamaan Consistent
Deformation yang disusun RBV
dapat dihitung.
Setelah RBV didapat, gaya-gaya
yang lain dapat dihitung dengan

d). Akibat RBV sebagai beban

persamaan keseimbangan.

Contoh 2 :

R = 4 > 3 (kelebihan 1 R)
Struktur statis tidak tertentu tingkat 1
RAM sebagai gaya kelebihan
A : menjadi sendi
A : rotasi yang dihitung
Akibat beban yang ada, dihitung rotasi di A (A).
Akibat RAM sebagai beban dihitung rotasi di B
(AM RAM).
Struktur aslinya A adalah jepit, sebelumnya rotasi
di A sama dengan nol.

Persamaan Consistem Deformasi


A = 0 ; A + AM RAM = 0

Dari persamaan Consistent Deformation yang

.
disusun,
gaya kelebihan RAM dapat dihitung.
Setelah RAM didapat, gaya-gaya yang lain
Pada potongan ada 2 x 3 gaya dalam

dapat dihitung dengan persamaan

= 6 > 3. Kelebihan tiga gaya dalam.

keseimbangan.
13

11

Desi Putri, ST, M.Eng

Struktur dikatakan statis tak-tertentu


Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id

tingkat 4

DAFTAR PUSTAKA
1. Chu Kia Wang, Statically Indeterminate Structures, Mc Graw-Hill, Book
Company, Inc.
2. Chu Kia Wang, Herman Widodo Soemitro , Struktur Statis Tak Tentu, 1984, Erlangga,
Jakarta.
3. Agus Setiawan, Analisis Struktur, 2015, Erlangga, Jakarta.

13

12

Desi Putri, ST, M.Eng

Pusat Bahan Ajar dan eLearning


http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai