BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perilaku kerja merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh orang-
orang yang sedang berkerja. Perilaku kerja akan mempengaruhi kinerja organisasi
yang lebih baik.
Pemerintah telah mengembangkan Sistem Penilaian
Pegawai
Negeri
individu
Pegawai
Sipil
Negeri
yang dilaksanakan
Sipil,
sehingga
Prestasi
untuk mengevaluasi
Kerja
kinerja
(SKP) dan penilaian perilaku kerja pegawai, dengan bobot penilaian 60% untuk
SKP dan 40% untuk perilaku kerja. Dari pembobotan ini terlihat bahwa unsur
perilaku kerja cukup berpengaruh terhadap nilai kinerja pegawai secara
keseluruhan. Disamping bobotnya yang tinggi, juga karena sifat dari penilaian
perilaku kerja adalah partisipatif yaitu bahwa seluruh proses penilaian melibatkan
secara aktif antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai, maka dari itu, penting
untuk diketahui apa sesungguhnya aspek-aspek digunakan dalam menilai perilaku
kerja PNS tersebut sehingga dapat dinilai secara objektif dan terukur
Banyak masalah yang timbul pada saat penilaian, karena proses penilaian
hanya terjadi pada akhir tahun atau pada akhir periode. Salah satu masalah yang
terjadi karena penilaian hanya pada akhlr periode ini adalah terjadinya bias
recency effect. Bias ini terjadi apabila pihak penilai (atasan) hanya menilai
berdasarkan hasil pengamatan/penilaian kinerja pada waktu terakhir mendekati
waktu/ periode penilaian, tanpa memerhatikan prestasi kerja pada waktu yang
lalu. Sebagai contoh, apabila bawahan pada akhir tahun menunjukkan prestasi
kerja buruk, tanpa mempertimbangkan kinerja yang baik pada awal tahun, maka
bawahan tersebut dinilai buruk atau rendah.
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam penilain perilaku kerja saat
ini sebagai berikut:
-
subjektif
Proses pengisian SKP diserahkan semuanya kepada pengelola
kepegawaian
1.2
Tujuan
a. Tujuan Jangka Pendek
1.3
Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan adanya SIPAKATAU adalah:
a. Terwujudnya budaya kerja disiplin pegawai.
b. Terwujudnya peningkatan kinerja organisasi.
c.
STAKEHOLDER EKSTERNAL
PERAN