Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Perilaku kerja merupakan sikap dan tindakan yang dilakukan oleh orang-

orang yang sedang berkerja. Perilaku kerja akan mempengaruhi kinerja organisasi
yang lebih baik.
Pemerintah telah mengembangkan Sistem Penilaian
Pegawai

Negeri

individu

Pegawai

Sipil
Negeri

yang dilaksanakan
Sipil,

sehingga

Prestasi

untuk mengevaluasi

Kerja
kinerja

dapat memberi petunjuk bagi

manajemen dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan kinerja organisasi..


Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara
sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap Sasaran Kerja Pegawai
(SKP) dan Perilaku Kerja PNS. Berdasarkan Pasal 12 ayat 2 UU 43 Tahun 1999,
penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektifitas pembinaan
PNS yg dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja & sistem karier, yg
dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja PNS diarahkan
sebagai pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai
hasil kerja yang disepakati.
Penilaian prestasi kerja tersebut dilakukan oleh pejabat penilai berdasarkan
5 prinsip, yaitu obyektif, terukur, akuntabel, partisipatif dan transparan. Obyektif
berarti bahwa penilaian terhadap pencapaian prestasi kerja sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau penilaian subyektif
pribadi pejabat penilai, terukur yaitu penilaian dapat diukur secara kuantitatif dan
kualitatif, akuntabel diartikan bahwa seluruh hasil penilaian harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada pejabat yang berwenang, dimana seluruh proses
penilaian melibatkan secara aktif antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai
(partisipatif) serta seluruh proses dan hasil bersifat terbuka dan tidak bersifat
rahasia (transparan).
Dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara no 1 Tahun 2013
disebutkan bahwa penilaian prestasi kerja meliputi unsur sasaran kerja pegawai
1

(SKP) dan penilaian perilaku kerja pegawai, dengan bobot penilaian 60% untuk
SKP dan 40% untuk perilaku kerja. Dari pembobotan ini terlihat bahwa unsur
perilaku kerja cukup berpengaruh terhadap nilai kinerja pegawai secara
keseluruhan. Disamping bobotnya yang tinggi, juga karena sifat dari penilaian
perilaku kerja adalah partisipatif yaitu bahwa seluruh proses penilaian melibatkan
secara aktif antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai, maka dari itu, penting
untuk diketahui apa sesungguhnya aspek-aspek digunakan dalam menilai perilaku
kerja PNS tersebut sehingga dapat dinilai secara objektif dan terukur
Banyak masalah yang timbul pada saat penilaian, karena proses penilaian
hanya terjadi pada akhir tahun atau pada akhir periode. Salah satu masalah yang
terjadi karena penilaian hanya pada akhlr periode ini adalah terjadinya bias
recency effect. Bias ini terjadi apabila pihak penilai (atasan) hanya menilai
berdasarkan hasil pengamatan/penilaian kinerja pada waktu terakhir mendekati
waktu/ periode penilaian, tanpa memerhatikan prestasi kerja pada waktu yang
lalu. Sebagai contoh, apabila bawahan pada akhir tahun menunjukkan prestasi
kerja buruk, tanpa mempertimbangkan kinerja yang baik pada awal tahun, maka
bawahan tersebut dinilai buruk atau rendah.
Beberapa permasalahan yang ditemui dalam penilain perilaku kerja saat
ini sebagai berikut:
-

Penilaian perilaku kerja pegawai hanya dilakukan pada akhir periode.


Belum adanya indikator penilaian perilaku kerja yang masih bersifat

subjektif
Proses pengisian SKP diserahkan semuanya kepada pengelola
kepegawaian

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dikembangkan sebuah


strategi penilaian perilaku kerja pegawai melalui mekanisme yang dikembangkan
dalam SIPAKATAU.

1.2

Tujuan
a. Tujuan Jangka Pendek

Terlaksananya mekanisme sistem penilaian perilaku kerja pegawai melalui


SIPAKATAU pada seluruh pegawai BBKPM Makassar.
b. Tujuan Jangka Menengah
Terlaksananya integrasi sistem penilaian perilaku kerja pegawai melalui
SIPAKATAU pada sistem informasi manajemen balai.
c. Tujuan Jangka Panjang
Terlaksananya upgrade pengembangan sistem SIPAKATAU berbasis
android.

1.3

Manfaat
Manfaat yang diperoleh dengan adanya SIPAKATAU adalah:
a. Terwujudnya budaya kerja disiplin pegawai.
b. Terwujudnya peningkatan kinerja organisasi.
c.

PETA, PERAN DAN PENGARUH STAKEHOLDER


NO.
STAKEHOLDER
STAKEHOLDER INTERNAL

STAKEHOLDER EKSTERNAL

PERAN

Anda mungkin juga menyukai