AKALAH
AKALAH
PROFESI KEPENDIDIKAN
PENGAWAS DAN PENILIK
1.
2.
3.
4.
5.
Disusun oleh :
Gilang Triambodo
Rumaniyah
Erma Candrasari
Aris supriyadi
Erwan Puji Rahayu
(11144600045)
(11144600051)
(11144600057)
(11144600066)
(11144600079)
Pasal 4 ayat (2) huruf b angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2011
disebutkan bahwa Batas Usia Pensiun PNS dapat diperpanjang sampai dengan 60
(enam puluh) tahun bagi PNS yang memangku jabatan Pengawas Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Taman Kanak-Kanak atau jabatan
lain yang sederajat.
b. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2010 tentang Perpanjangan
Batas usia pensiun PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Penilik dalam
kolom Menimbang huruf b disebutkan bahwa perpanjangan batas usia pensiun
bagi PNS yang menduduki habatan fungsional Penilik dilakukan dengan
mempertimbangkan kesetaraan dengan jabatan fungsional Pengawas.
c. Kepmenpan No. 91/KEP/M.PAN/10/2001 tanggal 31 Oktober 2001
d. Peraturan Presiden tunjangan Pengawa Nomor 58 Tahun 2006 Tanggal 26 Mei
2006
e. Berdasarkan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-30/V.3536/99 tanggal 20 Desember 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden
Nomor 63 Tahun 2010 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun bagi PNS yang
Menduduki Jabatan Fungsional Penilik disebutkan tatacara perpanjangan batas
usia pensiun bagi Penilik.
f. Jabatan fungsional Pengawas sekolah merupakan jabatan fungsional tersendiri
dan tidak termasuk dalam jabatan fungsional Guru, sehingga batas usia
pensiunnya tidak mengacu kepada Jabatan Fungsional Guru, tetapi mengacu
kepada ketentuan Pasal 4 (2) huruf b butir 4 dari PP 44 Tahun 2011 yaitu 56
tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan usia 60 tahun.
yang sudah
2. Tes Performance.
Melalui presentasi makalah kepengawasan dilanjutkan dengan wawancara.
3.
Forto folio dilaksanakan melalui penilaian terhadap karya-karya tulis ilmiah yang
dihasilkan calon pengawas serta bukti fisik keterlibatan dalam kegiatan ilmiah seperti
seminar, workshop, dan pelatihan.
Pengawas sekolah adalah jabatan professional, oleh karena itu diperlukan suatu
pendidikan profesi yang khusus menyiapkan mereka menjadi pengawas satuan
pendidikan atau sekolah. Pendidikan ini dilaksanakan oleh LPTK Negeri atau yang
ditunjuk pemerintah (Depdiknas). Mereka mendapat sertifikat dari LPTK. Bagi yang
sudah menjadi pengawas, pendidikan profesi ini dilaksanakan melalui diklat
kepengawasan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan yang bekerjasama dengan
Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Pusat. Sertifikatnya diterbitkan oleh
APSI. SKS yang ditempuh dalam pendidikan ini sekitar 36-40 SKS dalam waktu dua
semester. Bagi mereka yang lulus uji kompetensi, bisa diangkat menjadi pengawas.
Pembinaan selanjutnya yaitu mereka harus mengikuti diklat pengawas. Setelah selesai
dan dinyatakan berhasil baru mereka diterjunkan sebagai pengawas sesuai dengan
pangkat dan golongannya.
D. SISTEM PEMBERIAN IMBALAN
Sebagai seorang Pegawai Negeri sipil pengawas mempunyai gaji pokok, dan
besarnya tergantung dari golongan mereka. Selain itu mereka juga mendapat tunjangan
khusus antara lain.
1. Tunjangan pendidikan sebesar Rp. 100.000,00 per bulan
2. Tunjangan khusus bagi pejabat fungsional (Khusus untuk Kepsek, Pengawas, dan
Penilik) sebesar Rp 600.000,00 per bulan (Gol. III) dan Rp. 700.000,00 (Gol. IV).
Tingkat
Ahli
Jenjang
Jabatan
Golru
Angka
Batas Usia
Pensiun
th Dapat
diperpanjang
s.d 60
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Pertama
III/a
III/b
Kredit
100
150
Muda
III/c
III/d
200
300
400
550
700
850
Utama
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
Pertama
III/a
Madya
1050
100
Tunjangan
Syarat Peng
Jabatan
1.
406.000
406.000
468.000
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
468.000
Dapat
544.000
2.
TK/SD/MI
, MD, 3.
SDLB dan
4.
yang 5.
sederajat6.
7.
SLTP/MT
Dalam Ja
Berijasah seren
S1/DIV sesuai
pendidikan
pangkat
seren
Penata Muda, Golru
diklat fungsional Tk
AK komulatif min 10
tersedia formatif
setiap unsur penila
sekurang-kurangny
dalam satu tahun te
lulus uji kompe
pengawas sekolah
Syarat pengangkata
III/b
150
III/c
III/d
200
300
Utama
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
400
550
700
850
1050
Pertama
III/a
III/b
100
150
Muda
III/c
III/d
200
300
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
400
550
700
850
1050
Muda
Madya
Madya
Utama
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
1.
544.000
605.000
S, SMA,
MA dan2.
yang
sederajat
605.000
3.
544.000
4.
544.000
SLB
605.000
605.000
Rincian Tugas
Pengawas Akademik
Pengawasan Managerial
Inspecting
(mensupervisi)
studi lapangan
c. Kegiatan ekstra kurikuler,
d.
Kemajuan pelaksanaan p
e.
Kerjasama
sekolah
masyarakat
f. Lingkungan belajar
2
Advising (memberi
a.
advis
nasehat);
pendidikan;
c.
inovasi pendidikan;
d.
professiona
e.
d.
Menasehati
staf
sekola
tugas
ad
sekolah;
e.
Kepala
sekolah
dan
st
kesejahteraan sekolah.
3
Monitoring
a. Ketahanan pembelajaran;
(memantau);
a.Penyelenggaraan
kurikulum;
b. Administrasi sekolah;
c. Manajemen sekolah;
e.
e.Pengembangan SDM
sekolah;
f.Penyelenggaraan ujian
sekolah;
g.Penyelenggaraan
Coordinating
atau
a. Ketahanan pembelajaran;
mengkoordinir
Reporting
a.
Kinerja
guru
pendidikan.
melaksanakan
a. Kinerja kepala sekolah;
pembelajaran
b. Penyelenggaraan inovasi di
sekolah;
Pelaksanaan
tugas
akademik
Sedangkan seorang Penilik pendidikan luar sekolah tugas utamanya adalah
menekankan pada pelaksanaan program pendidikan luar sekolah. Sebagai jabatan
fungsional tugas penilik lebih dikenakan pada kegiatan pemantauan, penilaian dan
bimbingan dalam rangka pengendalian mutu PLS. tugas kepenilikan lebih ditekankan
pada pemastian kualitas penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.
F. PEMBINAAN PENGAWAS PENDIDIKAN
Kompetensi pengawas sekolah perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
bekelanjutan karena tanpa memiliki kompetensi profesional dalam hal kepengawasan,
para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga langsung maupun tidak
langsung tidak akan berdampak terhadap mutu kinerja sekolah atau satuan pendidikan
yang dibinanya. Dari hasil penelitian ternyata pembinaan terhadap para pengawas
satuan pendidikan belum berjalan dengan baik. Pengawas sekolah berjalan berbekal
kemampuan yang telah dimilikinya.
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar mutu pendidikan, peranan
pengawas satuan pendidikan atau sekolah sangat penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan pada satuan pendidikan binaannya. Oleh sebab itu, pembinaan pengawas
agar dapat melaksanakan tugas kepengawasan akademik dan manajerial mutlak
diperlukan. Ruang lingkup pembinaan mencakup pembinaan kualifikasi, profesi dan
pembinaan karir. Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat
meningkatkan tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI)
bagi yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang
berpendidikan S1. Pengembangan profesi diarahkan pada peningkatan kompetensi
Pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang diberikan kepada pengawas dan calon
pengawas satuan pendidikan atau sekolah dibagi menjadi.
1. Diklat Jenjang Dasar;
2. Diklat Jenjang Lanjut;
3. Diklat Jenjang Menengah;
4. Diklat Jenjang Tinggi.
Pembinaan-pembinaan yang dilakukan:
a. Pembinaan untuk Peningkatan Kualifikasi Pendidikan
Pembinaan pengawas satuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan
dapat ditempuh melalui program sebagai berikut:
1. Beasiswa Pemerintah Pusat;
2. Bantuan Biaya Pendidikan;
3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan;
Agar program peningkatan kualifikasi pendidikan ini berjalan efektif beberapa
langkah yang bisa ditempuh oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan pemetaan tenaga pengawas yang belum berpendidikan sarjana pada setiap
UPTD yang ada di wilayahnya;
2. Direktorat Tenaga Kependidikan dan atau Kepala Dinas Pendidikan mengadakan
kerjasama dengan LPTK agar proses pendidikan dilaksanakan secara efektif;
3. Selama mengikuti studi lanjut, Kepala Dinas Pendidikian meminta laporan kemajuan
studi tiap semester kepada pimpinan LPTK. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan
peringatan lisan dan atau tertulis.
b. Pembinaan Kemampuan Profesional
Program pembinaan kemampuan professional yang dilakukan antara lain:
1. Program Pendampingan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas
Ditujukan bagi pengawas pratama dan atau pengawas muda kurang dari 3 tahun.
Pendampingan dilaksanakan oleh pengawas utama atau pengawas Samapta
(Golongan IV /d / IV /e), dan bila tidak ada maka dibina oleh pengawas yang
Golongannya berada setingkat di bawahnya.
2. Diskusi Terprogram
Diskusi terprogram antar pengawas dilakukan secara berkala minimal dua kali setiap
semester dan dikoordinir oleh Korwas. Tujuan diskusi terprogram adalah meningkatkan
kemampuan profesional di bidang kepengawasan.
3. Forum Ilmiah
Forum ilmiah diikuti oleh semua pengawas dan dikoordinir oleh Asosiasi Pengawas
Sekolah Indonesia (APSI) Kabupaten dan Kota. Tujuan forum ilmiah adalah
meningkatkan wawasan dan kemampuan profesional pengawas satuan pendidikan
termasuk kemampuan dalam menulis karya ilmiah.
4. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini ditangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan secara berkala. Tujuan
monitoring dan evaluasi ini adalah untuk melihat pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab pengawas satuan pendidikan atau sekolah dalam melaksanakan pembinaan dan
a)
b)
c)
5.
kegiatan seminar, lokakarya, diskusi panel, simposisum dan kegiatan ilmiah lainnya.
Manfaat kegiatan ilmiah antaralain:
a. Wawasan pengawas tidak ketinggalan oleh guru dan kepala sekolah;
b. Memperoleh penghargaan /sertifikat yang dapat digunakan untuk pengumpulan angka
kredit jabatan fungsional.
6. Studi Banding
G. PENGEMBANGAN KARIR DAN KENAIKAN PANGKAT
Kenaikan pangkat dan jabatannya harus mengindikasikan
meningkatnya
Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan karir dan profesi
pengawas satuan pendidikan harus dilaporkan baik prosesnya maupun hasil-hasilnya
termasuk laporan peratanggungjawaban keuangan. Laporan disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan Direktur Tenaga Kependidikan Depdiknas jika
pendanaannya bersumber dari Direktorat Tenaga Kependidikan.
H. ORGANISASI PROFESI
Di Negara-negara yang sudah maju pengaturan dan pengawasan suatu profesi
merupakan tanggung jawab dari organisasi profesi melalui suatu lembaga konsil
keprofesian yang mandiri dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang. Apabila
organisasi profesi kurang atau tidak berperan dalam penyusunan religious mengenai
praktek keprofesian tersebut maka pengendalian perilaku tiap anggota profesi menjadi
terpusat kepada pemerintah. Hal ini sangat menghambat pendewasaan dan emandirian
profesi itu sendiri.
Beberapa pedoman di dalam keberadaan organisasi profesi menurut Azrul
Anwar:
1.
Di dalam organisasi profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
1.
2.
3.
4.
I.
3. Pengawas satuan pendidikan memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas
pokok dan fungsinya sebagai pengawas.
4.
Pengawas satuan pendidikan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas professional sebagai pengawas.
5. Pengawas satuan pendidikan menjaga citra dan nama baik profesi pengawas.
6.
Pengawas satua pendidikan menjunjung tinggi disiplin dan etos kerja dalam
melaksanakan tugas professional pengawas.
7.
8. Pengawas satuan pendidikan siap dan terampil dalam menanggapi dan membantu
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi stakeholder sekolah binaanya,
9. Pengawas satuan pendidikan memiliki rasa kestiakawanan social yang tinggi, baik
terhadap stakeholder sekolah binaannya dan terhadap koleganya.
KESIMPULAN
Jadi, pengawas dan penilik sekolah mempunyai perbedaan yaitu:
Pengawas adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana
teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu
yang ditunjuk atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna
mencapai tujuan pendidikan.
Pengawas sekolah atau pengawas stkuan pendidikan diberi tugas, tanggung
jawab, dan wewenang penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan pendidikan di sekolah dibidang akademik (teknis
pendidikan) dan bidang manajerial (pengelolaan sekolah).
Penilik adalah jabatan fungsional keahlian termasuk dalam rumpun tenaga
kependidikan lainnya yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang (Bupati), untuk melakukan kegiatan penilikan
pendidikan non formal pada dinas P dan K Jabatan ini hanya dapat diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil.
DAFTAR PUSTAKA
www.Akhmadsudrajat.wordpress.com
www.kaltengpos.com