Anda di halaman 1dari 17

AKALAH

PROFESI KEPENDIDIKAN
PENGAWAS DAN PENILIK

1.
2.
3.
4.
5.

Disusun oleh :
Gilang Triambodo
Rumaniyah
Erma Candrasari
Aris supriyadi
Erwan Puji Rahayu

(11144600045)
(11144600051)
(11144600057)
(11144600066)
(11144600079)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2012

PENGAWAS ATAU PENILIK PENDIDIKAN


A. PENGERTIAN
a. Pengawas
Pengawas adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis
untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang
ditunjuk atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna
mencapai tujuan pendidkian.
Pengawas sekolah atau pengawas stkuan pendidikan diberi tugas, tanggung jawab,
dan wewenang penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pembinaan dan
pengawasan pendidikan di sekolah dibidang akademik (teknis pendidikan) dan bidang
manajerial (pengelolaan sekolah).
Tugas pokok pengawas adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan
pada sejumlah sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung
jawabnya yang meliputi bidang:
1. Pengawasan taman Kanak-kanak/SD/Madrasah Diniyah/SLB
2. Pengawas rumpun mata pelajaran /mata pelajaran
3. pengawas pendidikan Luar Biasa
4. pengawasan Bimbingan dan Konseling
b. Penilik
Penilik adalah jabatan fungsional keahlian termasuk dalam rumpun tenaga
kependidikan lainnya yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang (Bupati), untuk melakukan kegiatan penilikan
pendidikan non formal pada dinas P dan K Jabatan ini hanya dapat diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil.
Jenis penilik berdasarkan bidang tugasnya terdiri atas:
1. Penilik Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
2. Penilik pendidikan Kesetaraan.
3. Penilik Dikmas (Pendidikan Keetaraan Kursus, dan Pelatihan). Berdasarkan pengertian
diatas terdapat perbedaan antara Pengawas sekolah saja (dalam bidang pendidikan)

B. PERATURAN ATAU UNDANG-UNDANG


a.

Pasal 4 ayat (2) huruf b angka 4 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2011
disebutkan bahwa Batas Usia Pensiun PNS dapat diperpanjang sampai dengan 60
(enam puluh) tahun bagi PNS yang memangku jabatan Pengawas Sekolah Menengah
Atas, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Dasar, Taman Kanak-Kanak atau jabatan
lain yang sederajat.
b. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2010 tentang Perpanjangan
Batas usia pensiun PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Penilik dalam
kolom Menimbang huruf b disebutkan bahwa perpanjangan batas usia pensiun
bagi PNS yang menduduki habatan fungsional Penilik dilakukan dengan
mempertimbangkan kesetaraan dengan jabatan fungsional Pengawas.
c. Kepmenpan No. 91/KEP/M.PAN/10/2001 tanggal 31 Oktober 2001
d. Peraturan Presiden tunjangan Pengawa Nomor 58 Tahun 2006 Tanggal 26 Mei
2006
e. Berdasarkan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-30/V.3536/99 tanggal 20 Desember 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Presiden
Nomor 63 Tahun 2010 tentang Perpanjangan Batas Usia Pensiun bagi PNS yang
Menduduki Jabatan Fungsional Penilik disebutkan tatacara perpanjangan batas
usia pensiun bagi Penilik.
f. Jabatan fungsional Pengawas sekolah merupakan jabatan fungsional tersendiri
dan tidak termasuk dalam jabatan fungsional Guru, sehingga batas usia
pensiunnya tidak mengacu kepada Jabatan Fungsional Guru, tetapi mengacu
kepada ketentuan Pasal 4 (2) huruf b butir 4 dari PP 44 Tahun 2011 yaitu 56
tahun dan dapat diperpanjang sampai dengan usia 60 tahun.

g. Peraturan Pelaksanaan Perpanjangan Batas Usia Pensiun

yang sudah

diterbitkan adalah peraturan pelaksanaan untuk jabatan fungsional Penilik yaitu


Surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.353-6/99 tanggal 20 Desember 2010
sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2010.
h. Surat Kepala Kantor Regional I BKN Nomor: K.REG.I/153/901/2011 bermaksud
mempertegas kembali ketentuan tentang batas usia pensiun Pengawas Sekolah
sebagaimana tersebut diatas.

C. SYARAT MENDUDUKI JABATAN


Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan bagi pengawas dan calon pengawas
satuan pendidikan terdiri atas kualifikasi umum dan khusus.
1. Umum (berlaku untuk semua pengawas satuan pendidikan).
a. Memiliki pangkat minimal Penata golongan ruang III /c;
b. Berusia maksimal 50 tahun sejak diangkat sebagai pengawas satuan pendidikan;
c. Pernah menyandang predikat guru / kepala sekolah berprestasi;
d. Lulus seleksi pengawas satuan pendidikan;
e. Menempuh pendidikan profesi pengawas;
2. Khusus
a. Pengawas TK /RA /BA, SD /MI.
1) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 diutamakan S2 kependidikan dengan keahlian
pendidikan ke-TK / SD-an;
2) Guru TK /SD bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau
Kepala Sekolah TK atau SD berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
b. Pengawas Pendidikan Khusus (PLB):
1) Berpendidikan minimal S1 kependidikan diutamakan S2 kependidikan dalam rumpun
mata pelajaran pendidikan khusus;
2) Guru PLB bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun atau
Kepala Sekolah PLB berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
c. Pengawas SMP atau MTs.

1) Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1


non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa,
Olahraga-Kesehatan, dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku;
2) Guru SMP atau MTs bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun
atau Kepala Sekolah SMP atau MTs berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
d. Pengawas SMA atau MA.
1) Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1
non-kependidikan plus Akta dalam rumpun mata pelajaran MIPA, IPS, Bahasa,
Olahraga-Kesehatan, dan rumpun Seni Budaya sesuai dengan kurikulum yang berlaku;
2) Guru SMA atau MA bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun
atau Kepala Sekolah SMA atau MA berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
e. Pengawas SMK atau MAK.
1) Berpendidikan minimal S2 kependidikan dengan berbasis S1 kependidikan atau S1
non-kependidikan plus Akta dalam rumpun pertanian dan kehutanan, teknologi dan
industri, bisnis dan manajemen, kesejahteraan masyarakat, Pariwisata dan rumpun
seni, dan kerajinan sesuai dengan kurikulum yang berlaku;
2) Guru SMK atau MAK bersertifikat dengan pengalaman kerja minimal 8 (delapan) tahun
atau Kepala Sekolah SMK atau MAK berpengalaman kerja minimal 4 (empat) tahun.
Rekrutmen atau penjaringan calon pengawas harus memenuhi kualifikasi di atas
untuk selanjutnya mengikuti seleksi atau tes secara khusus antaralain:.
1. Tes Tertulis.
a. Tes potensi akademik dan kecerdasan emosional;
b. Tes penguasaan kepengawasan dan;
c.

Tes kreativitas dan motivasi berprestasi.

2. Tes Performance.
Melalui presentasi makalah kepengawasan dilanjutkan dengan wawancara.
3.

Forto folio dilaksanakan melalui penilaian terhadap karya-karya tulis ilmiah yang
dihasilkan calon pengawas serta bukti fisik keterlibatan dalam kegiatan ilmiah seperti
seminar, workshop, dan pelatihan.

Pengawas sekolah adalah jabatan professional, oleh karena itu diperlukan suatu
pendidikan profesi yang khusus menyiapkan mereka menjadi pengawas satuan
pendidikan atau sekolah. Pendidikan ini dilaksanakan oleh LPTK Negeri atau yang
ditunjuk pemerintah (Depdiknas). Mereka mendapat sertifikat dari LPTK. Bagi yang
sudah menjadi pengawas, pendidikan profesi ini dilaksanakan melalui diklat
kepengawasan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan yang bekerjasama dengan
Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia (APSI) Pusat. Sertifikatnya diterbitkan oleh
APSI. SKS yang ditempuh dalam pendidikan ini sekitar 36-40 SKS dalam waktu dua
semester. Bagi mereka yang lulus uji kompetensi, bisa diangkat menjadi pengawas.
Pembinaan selanjutnya yaitu mereka harus mengikuti diklat pengawas. Setelah selesai
dan dinyatakan berhasil baru mereka diterjunkan sebagai pengawas sesuai dengan
pangkat dan golongannya.
D. SISTEM PEMBERIAN IMBALAN
Sebagai seorang Pegawai Negeri sipil pengawas mempunyai gaji pokok, dan
besarnya tergantung dari golongan mereka. Selain itu mereka juga mendapat tunjangan
khusus antara lain.
1. Tunjangan pendidikan sebesar Rp. 100.000,00 per bulan
2. Tunjangan khusus bagi pejabat fungsional (Khusus untuk Kepsek, Pengawas, dan
Penilik) sebesar Rp 600.000,00 per bulan (Gol. III) dan Rp. 700.000,00 (Gol. IV).
Tingkat

Ahli

Jenjang
Jabatan

Golru

Angka

Batas Usia
Pensiun
th Dapat
diperpanjang
s.d 60
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th

Pertama

III/a
III/b

Kredit
100
150

Muda

III/c
III/d

200
300
400
550
700
850

Utama

IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e

Pertama

III/a

Madya

1050
100

Tunjangan

Syarat Peng

Jabatan
1.
406.000
406.000
468.000

Dapat
diperpanjang
s.d 60 th

468.000

Dapat

544.000

2.
TK/SD/MI
, MD, 3.
SDLB dan
4.
yang 5.
sederajat6.
7.
SLTP/MT

Dalam Ja
Berijasah seren
S1/DIV sesuai
pendidikan
pangkat
seren
Penata Muda, Golru
diklat fungsional Tk
AK komulatif min 10
tersedia formatif
setiap unsur penila
sekurang-kurangny
dalam satu tahun te
lulus uji kompe
pengawas sekolah
Syarat pengangkata

III/b

150

III/c
III/d

200
300

Utama

IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e

400
550
700
850
1050

Pertama

III/a
III/b

100
150

Muda

III/c
III/d

200
300

IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e

400
550
700
850
1050

Muda
Madya

Madya
Utama

diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th
Dapat
diperpanjang
s.d 60 th

1.
544.000
605.000

S, SMA,
MA dan2.
yang
sederajat

605.000

3.

544.000

4.

dari jabatan lain:


pendidikan paling r
LPTK atau sarjana
memiliki pengalama
pengawas/penilik T
memiliki keahlian d
TK/SD/MI/MD/SDLB
keahlian dalam pen
memiliki spesialis a
dlm bimmbingan da
memilikii pengalam
bidang pendidikan p
6th
usia paling tinggi 5
BUP dari jabatan te

544.000
SLB
605.000
605.000

E. TUGAS PENGAWAS PENDIDIKAN


Tugas pengawas mencakup:
1. Inspecting (mensupervisi);
2. Advising (memberi advis atau nasehat);
3. Monitoring (memantau);
4. Reporting (membuat laporan);
5. Coordinating (mengkoordinir);
6. Performing leadership dalam arti memimpin dalam melaksanakan kelima tugas pokok
tersebut.
Secara lebih terperinci tentang tugas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
No
1

Rincian Tugas

Pengawas Akademik

Pengawasan Managerial

Inspecting

a. Pelaksanaan kurikulum mata pelajaran a. Pelaksanaan kurikulum seko

(mensupervisi)

b. Proses pembelajaran atau praktikum atau


b. Penyelenggaraan administra

studi lapangan
c. Kegiatan ekstra kurikuler,
d.

c. Kinerja kepala sekolah


d.

Kemajuan pelaksanaan p

Penggunaan media, alat bantu dan disekolah


sumber belajar

e.

e. Kemajuan belajar siswa

Kerjasama

sekolah

masyarakat

f. Lingkungan belajar
2

Advising (memberi
a.
advis
nasehat);

Menasehati guru dalam pembelajaran


a.

atau atau bimbingan yang efektif


b.

pendidikan;

Guru dalam meningkatkan konpetensi


b. Kepala sekolah dalam mela
professional

c.

inovasi pendidikan;

Guru dalam melaksanakan penelitian


c.
proses dan hasil belajar

d.

Kepala sekolah dalam pe


kemamapuan

professiona

Guru dalam melaksanakan penelitian sekolah;


tindakan kelas

e.

Kepala sekolah di dalam

d.

Menasehati

Guru dalam meningkatkan kompetensi melaksanakan


pribadi, social dan pedagogik

staf

sekola

tugas

ad

sekolah;
e.

Kepala

sekolah

dan

st

kesejahteraan sekolah.
3

Monitoring

a. Ketahanan pembelajaran;

(memantau);

b. Pelaksanaan ujian mata pelajaran;

a.Penyelenggaraan
kurikulum;

c. Standar mutu hasil belajar siswa;

b. Administrasi sekolah;

d. Pengembangan profesi guru;

c. Manajemen sekolah;

e.

Pengadaan dan pemanfaatan sumber- d. Kemajuan sekolah;


sumber belajar

e.Pengembangan SDM
sekolah;
f.Penyelenggaraan ujian
sekolah;
g.Penyelenggaraan

Coordinating

atau
a. Ketahanan pembelajaran;

penerimaan siswa baru.


a. Mengkoordinir peningkatan m

mengkoordinir

b. Standar mutu hasil belajar siswa;


c. Pengembangan profesi guru;
d.

Reporting

a.

Kinerja

guru

d. Mengkoordinir kegiatan sum


dalam

pendidikan.
melaksanakan
a. Kinerja kepala sekolah;

pembelajaran

b. Kinerja staf sekolah;

b. Kemajuan belajar siswa


c.

b. Penyelenggaraan inovasi di

Pengadaan dan pemanfaatan sumberc. Mengkoordinir akreditasi sek


sumber belajar

sekolah;

Pelaksanaan

tugas

c. Standar mutu pendidikan;


kepengawasan
d. Inovasi pendidikan.

akademik
Sedangkan seorang Penilik pendidikan luar sekolah tugas utamanya adalah
menekankan pada pelaksanaan program pendidikan luar sekolah. Sebagai jabatan
fungsional tugas penilik lebih dikenakan pada kegiatan pemantauan, penilaian dan
bimbingan dalam rangka pengendalian mutu PLS. tugas kepenilikan lebih ditekankan
pada pemastian kualitas penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.
F. PEMBINAAN PENGAWAS PENDIDIKAN
Kompetensi pengawas sekolah perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara
bekelanjutan karena tanpa memiliki kompetensi profesional dalam hal kepengawasan,
para pengawas akan sulit meningkatkan kinerjanya sehingga langsung maupun tidak
langsung tidak akan berdampak terhadap mutu kinerja sekolah atau satuan pendidikan
yang dibinanya. Dari hasil penelitian ternyata pembinaan terhadap para pengawas
satuan pendidikan belum berjalan dengan baik. Pengawas sekolah berjalan berbekal
kemampuan yang telah dimilikinya.
Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar mutu pendidikan, peranan
pengawas satuan pendidikan atau sekolah sangat penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan pada satuan pendidikan binaannya. Oleh sebab itu, pembinaan pengawas
agar dapat melaksanakan tugas kepengawasan akademik dan manajerial mutlak
diperlukan. Ruang lingkup pembinaan mencakup pembinaan kualifikasi, profesi dan
pembinaan karir. Pembinaan kualifikasi ditujukan agar para pengawas dapat
meningkatkan tingkat pendidikan formal sampai minimal berpendidikan Sarjana (SI)
bagi yang berpendidikan diploma, dan berpendidikan S2 bagi pengawas yang
berpendidikan S1. Pengembangan profesi diarahkan pada peningkatan kompetensi

pengawas mencakup kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik


dan kompetensi professional. Sedangkan pembinaan karir pengawas diarahkan untuk
mempercepat kenaikan pangkat dan jabatan pengawas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku melalui pengumpulan angka kredit. Jenjang jabatan pengawas mulai dari
pengawas pratama sampai pada pengawas utama.
Tujuan umum dari pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan
pendidikan /sekolah adalah meningkatnya kemampuan dan karir pengawas sehingga
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pengawas satuan
pendidikan /sekolah yang profesional.
Adapun tujuan khusus pembinaan pengawas satuan pendidikan adalah agar para
pengawas satuan pendidikan atau sekolah:
1. melaksanakan tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pengawasan akademik dan
pengawasan manajerial pada satuan pendidikan yang dibinanya;
2. Meningkatnya kompetensi pribadi, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan
kompetensi profesional sehingga dapat mempertinggi kinerjanya;
3. Mampu bekerjasama dengan guru, kepala sekolah, staf sekolah dan komite sekolah
dalam meningkatkan kinerja satuan pendidikan /sekolah binaannya;
4. Mampu melakukan berbagai inovasi pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah binaannya;
5. Berjalannya jenjang karir jabatan pengawas melalui angka kredit jabatan fungsional.
Hasil yang diharapkan dari pembinaan dan pengembangan karir pengawas satuan
pendidikan atau sekolah adalah diperolehnya pengawas yang profesional sehingga
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah binaannnya.

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang diberikan kepada pengawas dan calon
pengawas satuan pendidikan atau sekolah dibagi menjadi.
1. Diklat Jenjang Dasar;
2. Diklat Jenjang Lanjut;
3. Diklat Jenjang Menengah;
4. Diklat Jenjang Tinggi.
Pembinaan-pembinaan yang dilakukan:
a. Pembinaan untuk Peningkatan Kualifikasi Pendidikan
Pembinaan pengawas satuan pendidikan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan
dapat ditempuh melalui program sebagai berikut:
1. Beasiswa Pemerintah Pusat;
2. Bantuan Biaya Pendidikan;
3. Izin Belajar untuk Pendidikan Lanjutan;
Agar program peningkatan kualifikasi pendidikan ini berjalan efektif beberapa
langkah yang bisa ditempuh oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan pemetaan tenaga pengawas yang belum berpendidikan sarjana pada setiap
UPTD yang ada di wilayahnya;
2. Direktorat Tenaga Kependidikan dan atau Kepala Dinas Pendidikan mengadakan
kerjasama dengan LPTK agar proses pendidikan dilaksanakan secara efektif;
3. Selama mengikuti studi lanjut, Kepala Dinas Pendidikian meminta laporan kemajuan
studi tiap semester kepada pimpinan LPTK. Jika tidak menunjukkan kemajuan diberikan
peringatan lisan dan atau tertulis.
b. Pembinaan Kemampuan Profesional
Program pembinaan kemampuan professional yang dilakukan antara lain:
1. Program Pendampingan Tugas Pokok dan Fungsi Pengawas
Ditujukan bagi pengawas pratama dan atau pengawas muda kurang dari 3 tahun.
Pendampingan dilaksanakan oleh pengawas utama atau pengawas Samapta
(Golongan IV /d / IV /e), dan bila tidak ada maka dibina oleh pengawas yang
Golongannya berada setingkat di bawahnya.
2. Diskusi Terprogram
Diskusi terprogram antar pengawas dilakukan secara berkala minimal dua kali setiap
semester dan dikoordinir oleh Korwas. Tujuan diskusi terprogram adalah meningkatkan
kemampuan profesional di bidang kepengawasan.
3. Forum Ilmiah

Forum ilmiah diikuti oleh semua pengawas dan dikoordinir oleh Asosiasi Pengawas
Sekolah Indonesia (APSI) Kabupaten dan Kota. Tujuan forum ilmiah adalah
meningkatkan wawasan dan kemampuan profesional pengawas satuan pendidikan
termasuk kemampuan dalam menulis karya ilmiah.
4. Monitoring dan Evaluasi
Kegiatan ini ditangani langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan secara berkala. Tujuan
monitoring dan evaluasi ini adalah untuk melihat pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab pengawas satuan pendidikan atau sekolah dalam melaksanakan pembinaan dan

a)
b)
c)
5.

pengawasan pada sekolah yang dibinanya.


Monitoring dan evaluasi minimal mencakup tiga komponen yakni:
kegiatan yang dilakukan pengawas pada saat melakukan pembinan dan pengawasan;
kinerja dan hasil kerja pengawas;
keberhasilan dan kemajuan pendidikan pada sekolah binaannya.
Partisipasi Dalam Kegiatan Ilmiah
Hal ini dapat dilakukan dengan memfasilitasi pengawas untuk berpartisipasi dalam

kegiatan seminar, lokakarya, diskusi panel, simposisum dan kegiatan ilmiah lainnya.
Manfaat kegiatan ilmiah antaralain:
a. Wawasan pengawas tidak ketinggalan oleh guru dan kepala sekolah;
b. Memperoleh penghargaan /sertifikat yang dapat digunakan untuk pengumpulan angka
kredit jabatan fungsional.
6. Studi Banding
G. PENGEMBANGAN KARIR DAN KENAIKAN PANGKAT
Kenaikan pangkat dan jabatannya harus mengindikasikan

meningkatnya

kemampuan professional dan kinerjanya sebagai pengawas profesional.


Pangkat dan jabatan pengawas berdasarkan Keputusan Menteri PAN nomor 118 tahun
1996 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah dan angka kreditnya.
Berdasarkan keputusan tersebut jabatan fungsional pengawas bergradasi mulai
dari:
1. Pengawas Sekolah Pratama golongan III /a III /b;
2. Pengawas Sekolah Muda golongan III /c III /d;
3. Pengawas Sekolah Madya golongan IV /a IV /c;
4. Pengawas Sekolah Utama golongan IV /d IV /e dengan perhitungan angka kredit
Seiring dengan berlakunya PP No 19 tahun 2005, maka ke depan jabatan
pengawas bisa disederhanakan menjadi tiga kategori yakni:
1. Pengawas muda;
2. Pengawas madya;
3. Pengawas utama.
Pengawas pratama tidak diperlukan mengingat semua pengawas yang diangkat
dengan kualifikasi sarjana, diprediksi sudah menduduki pangkat /jabatan minimal III /c.

Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan karir dan profesi
pengawas satuan pendidikan harus dilaporkan baik prosesnya maupun hasil-hasilnya
termasuk laporan peratanggungjawaban keuangan. Laporan disampaikan kepada
Kepala Dinas Pendidikan dan Direktur Tenaga Kependidikan Depdiknas jika
pendanaannya bersumber dari Direktorat Tenaga Kependidikan.
H. ORGANISASI PROFESI
Di Negara-negara yang sudah maju pengaturan dan pengawasan suatu profesi
merupakan tanggung jawab dari organisasi profesi melalui suatu lembaga konsil
keprofesian yang mandiri dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang. Apabila
organisasi profesi kurang atau tidak berperan dalam penyusunan religious mengenai
praktek keprofesian tersebut maka pengendalian perilaku tiap anggota profesi menjadi
terpusat kepada pemerintah. Hal ini sangat menghambat pendewasaan dan emandirian
profesi itu sendiri.
Beberapa pedoman di dalam keberadaan organisasi profesi menurut Azrul
Anwar:
1.

Di dalam organisasi profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para

anggotanya sudah menyelesaikan pendidikan dengan dasar ilmu yang sama.


2. Misi utama organisasi ini adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi profesi
serta memperjuangkan profesi,
3. Kegiatan pokoknya adalah menetapkan dan merumuskan standar pelayanan profesi,

1.
2.
3.
4.
I.

standar pendidikan, pelatihan profesi serta menetapkan kebijakan profesi.


Peran dan fungsi organisasi profesi
Pembina, pengembang, dan pengawas terhadap mutu pendidikan profesi
Pembina, pengembang, dan pengawas tehadap pelayanan profesi
Pembina dan pengembang dalam IPTEK
Pembina, pengembang, dan pengawas terhadap kehidupan profesi
APSI (Asosiasi Pengawas Indonesia)
KODE ETIK

1. Dalam melaksanakan tugasnya pengawas satuan pendidikan senantiasa berlandaskan


Iman dan Taqwa serta mengikuti perkembangan ilmu penetahuan dan teknologi.
2. Pengawas satuan pendidikan senantiasa merasa bangga dalam mengemban tugas
sebagai pengawas

3. Pengawas satuan pendidikan memiliki pengabdian yang tinggi dalam menekuni tugas
pokok dan fungsinya sebagai pengawas.
4.

Pengawas satuan pendidikan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas professional sebagai pengawas.

5. Pengawas satuan pendidikan menjaga citra dan nama baik profesi pengawas.
6.

Pengawas satua pendidikan menjunjung tinggi disiplin dan etos kerja dalam
melaksanakan tugas professional pengawas.

7.

Pengawas satuan pendidikan mampu menampilkan keberadaan dirinya sebagai


supervisior profeional dan tokoh yang diteladani.

8. Pengawas satuan pendidikan siap dan terampil dalam menanggapi dan membantu
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi stakeholder sekolah binaanya,
9. Pengawas satuan pendidikan memiliki rasa kestiakawanan social yang tinggi, baik
terhadap stakeholder sekolah binaannya dan terhadap koleganya.

KESIMPULAN
Jadi, pengawas dan penilik sekolah mempunyai perbedaan yaitu:
Pengawas adalah jabatan fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana
teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu
yang ditunjuk atau ditetapkan dalam upaya meningkatkan proses dan hasil belajar guna
mencapai tujuan pendidikan.
Pengawas sekolah atau pengawas stkuan pendidikan diberi tugas, tanggung
jawab, dan wewenang penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan pendidikan di sekolah dibidang akademik (teknis
pendidikan) dan bidang manajerial (pengelolaan sekolah).
Penilik adalah jabatan fungsional keahlian termasuk dalam rumpun tenaga
kependidikan lainnya yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang (Bupati), untuk melakukan kegiatan penilikan
pendidikan non formal pada dinas P dan K Jabatan ini hanya dapat diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil.

DAFTAR PUSTAKA
www.Akhmadsudrajat.wordpress.com
www.kaltengpos.com

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest


Tidak ada komentar:
Poskan Komentar

Anda mungkin juga menyukai