TINJAUAN PUSTAKA
dari
luar
danau,
khususnya
senyawa-senyawa
asam
yang
menyebabkan air berwarna coklat. Produktivitas primer pada danau ini rendah,
yang umumnya berasal dari fotosintesis plankton. Tipe danau distrofik ini juga
sedikit mengandung nutrien dan pada bagian hipolimnion terjadi defisit
oksigen. Suatu danau berlumpur mewakili bentuk danau distrofik ini.
Umumnya perairan danau selalu menerima masukan air dari daerah
tangkapan air sekitar danau, sehingga perairan danau cenderung menerima bahanbahan terlarut yang terangkut bersamaan dengan air yang masuk. Oleh karena itu
konsentrasi zat-zat yang terdapat di danau merupakan resultan dari zat-zat yang
berasal dari aliran air yang masuk (Pyne 1986). Kualitas perairan danau sangat
tergantung pada pengelolaan atau pengendalian daerah aliran sungai (DAS) yang
berada di atasnya.
Menurut Goldman dan Horne (1983), berdasarkan nutrien (tingkat
kesuburan) danau diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu : danau eutrofik, danau
oligotrofik dan danau mesotrofik. Danau eutrofik (nutrien tinggi) merupakan
danau yang memiliki perairan yang dangkal, tumbuhan litoral melimpah,
kepadatan plankton lebih tinggi, sering terjadi blooming alga dengan tingkat
penetrasi cahaya matahari umumnya rendah. Sementara itu danau oligotrofik
adalah danau dengan nutrien rendah, biasanya memiliki perairan yang dalam
dengan bagian hipolimnion lebih besar dibandingkan dengan epilimnion.
Berdasarkan tingkat kesuburannya Purnomo et al. (1993) mengelompokkan
perairan seperti disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Kesuburan Perairan
Tipe Trofik
Kedalaman
Warna Air
Prosuktivitas Primer
(mgC/m3/hari)
Oligotrofik
(kurang subur)
Mesotrofik
(agak subur)
Sangat
dangkal
0-200
Dangkal
200-750
Relatif
dangkal
>750
Eutrofik
(sangat subur)
Pigmen reseptor
untuk
respirasi.
Pada
umumnya
profil
vertikal
penyebaran
10
11
12
13
oleh berbagai jenis mikroorganisme yang bersifat aerobik (APHA 2005), sehingga
jika ketersedian oksigen tidak mencukupi akan mengakibatkan lingkungan
perairan dan kehidupan dalam perairan menjadi terganggu, sekaligus akan
menurunkan kualitas air.
Kadar oksigen terlarut diperairan yang sama dengan kadar oksigen teoritis
disebut kadar oksigen jenuh atau saturasi. Sedangkan kadar oksigen yang lebih
kecil dari kadar oksigen secara teoritis disebut tidak jenuh, yang melebihi nilai
jenuh disebut super saturasi. Kejenuhan oksigen diperairan dinyatakan dengan
persen saturasi (Effendi 2003). Bahan organik dari sumber alam atau domestik
merupakan limbah yang menyebabkan terjadinya penurunan kelarutan oksigen di
perairan (Golman & Horne 1983). Keberadaan oksigen terlarut di perairan sangat
dipengaruhi oleh suhu, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Kadar oksigen
berkurang dengan semakin meningkatnya suhu, ketinggian, dan berkurangnya
tekanan atmosfer (Jeffries and Mills 1996) dapat dilihat pada Tabel 2.
Tebel 2. Status Kualitas Air Berdasarkan Kadar Oksigen Terlarut
No
Kadar Oksigen
Status Kualitas Air
Terlarut (mg/l)
1
> 6.5
Tidak tercemar sampai tercemar ringan
2
4.5 6.4
Tercemar ringan
3
2.0 4.4
Tercemar sedang
4
< 2.0
Tercemar berat
Sumber: Jeffries/Mills, 1996
14
15
2NO2- + O2
2NO3Nitrobacter
16