TUMOR GASTER
Nurminsyah
Abdul Hakim Alkatiri
ABSTRACT
The long QT syndrome (LQTS) is characterized by abnormally prolonged
ventricular repolarization due to inherited defects in cardiac sodium and
potassium channels, which predispose the patients to syncope, seizure like
activity, ventricular arrhythmias, and sudden cardiac death. The diagnostic
criteria for LQTS are based on certain electrocardiographic findings, clinical
findings. Acquired long-QT syndrome is an iatrogenic disorder, usually induced
by drugs and poor intake, which can cause life-threatening arrhythmias. We
present a case report on an acquired long-QT syndrome with an interesting
confluence of circumstances, and comment on etiology and treatment.
(1,8)
memerlukan recharge
gangguan irama
dimana
jantung
terjadi
aritmia
yang
menyebabkan
pompa
berhenti
(3)
manifestasi awal ini dapat berakibat fatal, sehingga sangat penting identifikasi
tanda klinis terhadap anggota keluarga yang asimptomatik. Saat ini tes
diagnostik genetik mengalami kesulitan akibat keberagaman genetik yang luas.
(5)
mutasi
(5)
Pada awal tahun 1960 Romano dkk dan Ward secara terpisah
menggambarkan penyakit yang mirip namun tidak disertai dengan ketulian.
Dengan demikian Romano-Ward sindrom merupakan penyakit autosomal
dominant sedangkan Jervell-Lange-Nielsen
sindrom
adalah penyakit
(7)
EKG sebaiknya
dilakukan
terhadap
seluruh
pasien
Long
QT
berkala
tidak
mudah untuk dilakukan, oleh sebab itu dengan semua alasan diatas
diperlukan analisa yang cermat sebelum dilakukan skrining.
(7)
II. KASUS
Seorang perempuan umur 37 tahun, dikonsul dari bagian interna dengan
diagnosis tumor gaster dan suspek acute coronary syndrome. Keluhan utama
pasien adalah lemah yang dialami sejak beberapa bulan yang lalu. Keluhan lemah
yang dialami pasien akibat muntah yang dialami sejak 4 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Frekuensi muntah awalnya satu kali untuk 3 hari dan memberat 1
bulan sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi satu sampai 2 kali sehari
sehingga pasien dibawa kerumah sakit. Pasien juga mengeluhkan benjolan pada
daerah uluhati semenjak 3 bulan yang lama-kelamaan menjadi besar. Pasien
menyangkal merasakan nyeri dada kiri, begitu juga dengan keluhan sesak nafas.
Pasien mulai mengeluhkan berdebar-debar semenjak 1 bulan sebelum masuk
114
2,45
46
32
161
139
2,3
114
70
Na
K
Cl
Magnesium
Calcium
136 mmol/l
2,4mmol/l
80 mmol/l
0,43 mg/dl
8,5 mg/dl
Cardiac valve :
Mitral
Aorta
E/A <1.
Dari hasil pemeriksaan USG abdomen didapatkan Gaster distended ec
suspek gastric tumor dan massa adneksa kanan.
Long QT Syndrome
2. Hypokalemia
3. Hypomagnesium
4. Gastric Tumor
5. Akute Kidney Injury.
Untuk terapi dari bagian kardiologi kami memberikan Bisoprolol 1,25 mgs/ 24
jam/oral. Untuk terapi dari interna diberikan KCL 25% in NaCl 0,9% 500 cc 12
tetes permenit dan Omeprazole 40mg/ 12 hours/ iv. Rencana tindakan yang akan
dilakukan dari bagian interna yaitu MSCT scan Abdomen.
III. DISKUSI
III.1. Sindroma Long-QT Kongenital
Sindrom long interval QT familial, takikardi ventrikel polimorfik dan
kematian mendadak berhubungan dengan defek pada membran kanal ion atau
pengaturan sub unitnya. Sindrom long QT congenital dapat berupa suatu
dominan autosomal (Sindrom Romano-Ward) ataupun resesif autosomal
(Sindrom Jervell dan Lange-Nielsen). Tujuh gen kanal ion dengan 300 ratus
mutasi telah diketahui sebagai penyebab Sindrom long QT. Mutasi gen
pengkode protein
melalui
mekanisme.
beberapa
Satu
pergantian
asam
amino
sering
Kadangkala pertukaran asam amino bias berakibat pada penutupan kanal ion
yang total.
(7)
iothalamate
pada pasien
yang
beta bloker, anti depresan trisiklik dan penotiazin yang mana semuanya
dapat menyebabkan interval QT memanjang.( 3,7,8)
Obat Antiaritmia merupakan penyebab paling banyak pada Sindrom
long QT dan Torsade de pointes. Menurut
b.
node).
Sel-sel konduksi ( jaringan neuromuscular yang membentuk traktus
intermodal Atrium, berkas His atau serat Purkinye) sebagai kawat
dilalui oleh Ca
++
+
, kanal Kalium dilalui oleh K , kanal Natrium terutama
+
dilalui oleh Na , dan seterusnya. Selain itu kanal-kanal ion tersebut
dikontrol oleh suatu mekanisme pintu gerbang sehingga dapat membuka
dan menutup tergantung pada kondisi trans membran. Terbukanya kanal
tersebut akan
mengakibatkan
ion
mengalir
melewati
membran
(7)
negative
(terutama
ion
organik)
berkumpul
dipermukaan
dalam
pertama
secara mendadak
kedalam sel.
Fase 1 fase repolarisasi singkat yang terjadi sesaat setelah fase 0. fase ini
disebabkan oleh tertutupnya kanal natrium secara mendadak dan
keluarnya kalium dari dalam sel.
Fase 2 fase plateu dari aksi potensial. Fase ini terjadi secara perlahanlahan sebagai akibat masuknya Ca++ melalui kanal kalsium
kedalam sel. Fase ini merupakan fase penting untuk mengatur
kontraksi jantung karena dua hal :
Ca++ ekstraseluler yang masuk kedalam sel akan merangsang
a.
Fase 3 merupakan repolarisasi lebih lanjut setelah fase 2. Fase ini terjadi
akibat tertutupnya kanal kalsium dan keluarnya kalium dari dalam
sel. Pada fase ini, pompa sodium akan berfungsi secara maksimal
untuk mengembalikanmuatan negatif didalam sel. Jika sel
berpolarisasi sampai -30 mV sebagian kanal kalsium telah siap
menerima rangsangan baru, dan pada -79 mV sebagian kanal
natrium untuk menerima rangsangan baru.
Fase 4 fase diantara kedua potensial aksi. Pada fase ini terjadi retribusi
ion-ion kembali ke keadaan sel tidak aktif (istirahat).
Gambaran potensial aksi sel-sel otot jantung berbeda tergantung jenis sel.
Untuk pacemaker, setelah fase 4 membran sel akan mengadakan
depolarisasi secara spontan (slow diastolic depolarization) sebagai akibat
+
masuknya Na kedalam sel, proses ini selanjutnya mencetuskan potensial
aksi
yang
baru
berlangsung
setelah
mencapai
ambang
potensial,
siklus
ini
aksi
yang
monofasik,
gabungan semua monofasik potensial aksi dari sel-sel otot jantung inilah
yang membentuk komplek EKG yang juga mewakili sebuah denyut jantung.
III.3. Patofisiologi
Patogenesis Long QT congenital belum jelas, namun hipotesis yang
banyak dianut ialah pada ketidakseimbangan sistem saraf adrenergic dan
aktivitas saraf simpatis jantung, dimana aktivitas yang berlebihan dibagian
kiri sedangkan aktivitas pada bagian kanan berkurang. Ketidakseimbangan
perangsangan simpatis mengakibatkan pemanjangan repolarisasi ventrikel
otot jantung dimana meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi.
(8)
(8)
perangsangan
simpatis
(8)
berperan
penting
terhadap
III.4. Etiologi
Sindrom Long QT disebabkan oleh mutasi gen kanal kalium,
natrium dan kalsium, dimana telah dikenali 10 gen, 6 gen merupakan
Sindrom Romano-Ward, 1 gen dari Sindrom Andersen, 1 dari Sindrom
Timothy serta 2 gen merupakan Sindrom Jervell dan Lang-Nielsen.
Tabel.3. Beberapa bentuk Gen Sindrom Long QT Kongenital.(LQT1-6
Sindrom Romano-Ward , LQT7 Sindrom Anderson, LQT8 Sindrom
(kutip.1)
Timothy, JLN1-2 Sindrom Jervell dan Lang-Nielsen).
dibandingkan
repolarisasi.
(kutip.19)
10)
(12)
Kejang dapat terjadi jika irama jantung yang tidak teratur terus
terjadi sehingga otak mengalami kekurangan oksigen yang kemudian
dapat berlanjut menjadi kejang umum. Oleh karena itu beberapa orang
yang mengalami Sindrom long QT ini bisa jadi mengalami salah
diagnosis
sehingga
mendapat
terapi obat
anti-epilepsi.
Kematian
mendadak akan terjadi apabila irama jantung yang tidak normal ini segera
diatasi dengan external defibrillator.
(12)
III.6. Diagnosis
Diagnosis terutama didasarkan adanya pemanjangan QT pada EKG.
Gejala, riwayat keluarga serta sistem scoring banyak digunakan, walaupun
sensitivitas dan spesifisitasnya keabsahannya belum diakui. Dari data
terbaru yang dapat dipercaya diagnosis Sindrom Long QT dapat
ditegakkan dengan ditemui interval QT lebih dari 470 msec pada pria
dan lebih dari 480 msec pada wanita yang tidak sedang menggunakan
obat-obatan, penyakit jantung ataupun penyakit lainnya ataupun juga
faktor-faktor lainnya yang menyebabkan pemanjangan interval QT. EKG
ulangan, EKG saat aktivitas serta EKG serial sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis. Kepustakaan yang ada saat ini menunjukkan nilai
normal interval QT sampai 500 msec dari nilai normal yang ada
umumnya, oleh sebab itu nilai QT > 500 msec dapat dipakai sebagai dasar
menegakkan diagnosis. Diagnosis ditegakkan apabila ditemukan adanya
pemanjangan QT interval saat istirahat atau aktifitas ataupun EKG serial.
Pingsan yang disertai gambaran khas morfologi gelombang T sangat
mendukung untuk menegakkan diagnosis, serta aritmia dari TdP
merupakan
Sindrom QT memanjang.
(8)
fisik atau emosi atau tenggelam atau hampir tenggelam harus diduga
(6)
(19)
III.6. Penatalaksanaan
Seluruh penderita Sindrom Long QT harus menghindari obat-obat yang
menyebabkan pemanjangan interval QT atau mengurangi kadar serum
kalium dan magnesium. Walaupun pemberian terapi pada penderita yang
asimptomatik masih kontroversi, pilihan yang terbaik ialah memberikan
terapi kepada seluruh penderita Sindrom Long QT congenital, sebab
kematian jantung tiba-tiba dapat saja terjadi pada serangan pertama dari
penyakit ini.
(1,8)
dengan
penghambatan
adrenergic
didapatkan
kematian
1,3%
pada
penderita
dengan
ICD
pada
riwayat
keluarga.
Terapi
ICD
dini
sebaiknya
(1)
ini.
IV. KESIMPULAN
Telah dilaporkan pasien perempuan umur 37 tahun, dikonsul dari bagian interna
dengan diagnosis tumor gaster dan suspek acute coronary syndrome. Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang, pasien ini didiagnosis
dengan:
1.
Long QT Syndrome
Diagnosis ini ditegakkan atas dasar ditemukannya riwayat berdebar-debar,
terdapat riwayat pingsan sebelumnya dengan frekuensi 1 kali. Dari
pemeriksaan fisis ditemukan denyut jantung 120 kali permenit. Dari hasil
EKG didapatkan pemanjangan interval QT dengan durasi 0,52s.
2. Hypokalemia
Hasil pemeriksaan laboratrium pasien pada saat masuk rumah sakit dengan
kadar kalium 2,3 dan telah dikoreksi dengan KCL 25 meq.
3. Hypomagnesium
Kontrol pada hari ke 3 perawatan didapatkan nilai magnesium dibawah
normal dengan nilai 0.4
4. Gastric Tumor
Dari pemeriksaan USG whole abdomen dengan hasil Distended gaster ec
penebalan dinding gaster suspek massa adneksa kanan.
5. Akute Kidney Injury
Dari pemeriksaan awal masuk dengan Nilai 2,3 mg/dl.
Untuk terapi dari bagian kardiologi diberikan Bisoprolol 1,25 mgs/ 24 jam/oral.
Untuk terapi dari interna diberikan KCL 25% in NaCl 0,9% 500 cc 12 tetes
permenit dan Omeprazole 40mg/ 12 hours/ iv.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Booker.P.D,
Whyte.S.D
and
Ladusans.E.J;
Syndrome and anaesthesia.Bri.J.An,2003;90; 349-366.
8.
9.
10.
Prolonged
QT
Syndrome.;
dictionary.thefreedictionary.com.2009
11.
12.
13.
14.
Hofman Nynke and Wilde Arthur A.M.; Diagnostic criteria for Long QT
Syndrome in the era molecular genetics: do we need a scoring system?. Eur
Hea J.2007;28; 575-580.
Long
QT
http//medica
15.
16.
17.
18.
Susan J, Kies, Christina M, Heather A., et all. Anasthesia for Patient with
Congenital Long QT Syndrome. 2005. American Society og Anasthesiologist,
Inc. 102:204=10
19.