ABSTRACT
Medical records personnel responsible for the accuracy of the diagnosis
codes assigned by medical personnel. Coded data quality is an important force
personnel among health information management, health care facilities, and heatth
information management professionals. The accuracy of the diagnosis code was very
influential on the quality of statistical data of disease and health problem. This study
aimed to determine the correlation completeness diagnostic with obstetric patients
patients diagnostic codes at the Rumah Sakit Umum Kaliwates Jember. This study is
an observational analytic cross-sectional approach. The object ofthe this study is the
patient's medical record file obstetric period June 201I - May 2012. The sample in
this study were 75 medical record file with sampling by simple random sampling.
Process analysis using the Spearman by application program of SPSS version 16.0.
The results showed that there is no correlation between the completeness of the
diagnosis with the accuracy ofdiagnosis codes on the value ofpatient obstetrics p:
0,936 (p > 0,05).
KEYWORDS : diagnosis completeness, diagnostic codes accuration
ABSTRAK
Tenaga rekam medis bertanggung jawab atas keakuratan kode dari suatu
diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Kualitas data terkode
merupakan hal penting kalangan tenaga personel manajemen informasi kesehatan,
fasilitas asuhan kesehatan, dan para profesional manajemen informasi kesehatan.
Keakuratan kode diagnosis tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas data
statistik penyakit dan masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan kelengkapan diagnosis dengan keakuratan kode diagnosis pasien obstetri
di Rumah Sakit Umum Kaliwates Jember. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Objek penelitian pada
penelitian ini adalah berkas rekam medis pasien obstetri periode juni 20ll - mei
ini
adalah
dengan
PENDAHTILUAII
Rekam medis menurut
aturan
Permenkes No
269llVlenkeslPer/tll/2008 adalah
72
penegakan
pembayaran
biaya
pelayanan
penelitian.
Kompetensi Perekam Medis
menurut Keputusan
Menteri
untuk
para profesional
manajemen
untuk
menemukan
diagnosis,
diterima pasien.
Pengkode
Berdasarkan
survey
ketidaklengkapan
penulisan
diagnosis sebesar 60% sedangkan
keakuratan kode diagnosis sebesar
70o/o. Hasil tersebut menunjukan
obstetri diperoleh
adanya
rata-rata
ketidaklengkapan
2013 173
permasalahan
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah
penelitian
kode
dengan
kualitas rekam medis pasien kasus
obstetric.
diagnosis kaitannya
dengan
menggunakan
Min Maks
Kelengkapan
75
Mean
Standar Deviasi
1,5200
0,50296
Diagnosis
Berdasarkan table 3.1 dapat
diketahui jurnlah sampel berkas
yang diambil sebanyak 75 berkas
rekam medis pasien obstetri. Total
skor kelengkapan diagnosis pasien
74
dengan
Kelengkapan
diagnosis
a.
b.
c.
Lengkap,
bilaX>
2,2
x<2,2
cesarean (diagnosis
proses
melahirkannya)
tersebut tidak
dokter
dignosis
tapi
dengan
mencantumkan
untuk anak yang
hidup,
lainnya.
Tabel 3.3 Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Kasus Obstetri di Rumah Sakit
Umum Kaliwates Iember 2012
Persentase (7o)
Kategori
NO
Akurat
0%
Cukup Akurat
5%
Tidak Akurat
7t
9s%
75
t00%
Jumlah
Berdasarkan tabel 3.3 dapat
Secara keseluruhan
dapat
kasus
Menurut Hatta
(2008),
yang
dan
Persentase ketidakakuratan
adalah masih
Penyebabnya
kurangnya
pengkodean
obstetri.Penyebab
karena
kasus
lain
1. September-Desember 2013
adalah
cesarean (diagnosis
proses
melahirkannya)
tersebut tidak
dokter
tapi
mencantumkan
yang
dengan
hidup,
lainnya.
Tabel 3.3 Keakuratan Kode Diagnosis Pasien Kasus Obstetri di Rumah Sakit
Umum Kaliwates Jember 2012
Persentase (7o)
Kategori
Akurat
0%
Cukup Akurat
5%
Tidak Akurat
7l
95%
75
r00%
Jumlah
Berdasarkan tabel 3.3 dapat
diketahui bahwa jumlah berkas
yang dikatakan memiliki kode
yang akurat sebanyak 0 berkas
rekam medis (0%), cukup akurat
sebanyak 4 berkas rekam medis
(5%\ dm kurang akurat sebanyak
7l berkas rekam medis (95Yr).
Persentase ketidakakuratan
kode diagnosis pasien obstetri
tersebut dikarenakan
dalam
pada
kasus
(2008),
kualitas data terkode merupakan
Secara keseluruhan
dapat
Menurut Hatta
yang
dan
karena
petugas coding.
adalah
Penyebabnya
masih kurangnya
pengkodean
obstetri.Penyebab
761
kasus
lain
adalah
petugas coding
sering
menggunakan subkategori 9 dalam
meningkatkan
obstetri dan
kasus
outcome
of delivery. Petugas
sebaiknya juga
coding
menghasilkan
menyebutkan
Pertamina
2003
bahwa sandi
diagnosisnya
Diagnosis
Kelengkapan
Correlation
Diagnosis
Coefficient
Keakuratan Kode
Correlation
Diagnosis
Coefficient
Kode Diagnosis
-0,010
1,000
sig (p)
0,936
-0,010
sie (p)
1,000
0,936
analisis
antara
coding,
obstetri
di
Kaliwates Jember.
terhadap perugas
2013 I 77
menambahkan
kode
outcome of delivery Q37)
Ketidaklengkapan
ini
dalam
kasus
disebabkan karena
petugas coding tidak mengikuti
peraturan yang terdapat di buku
ICD-10 yaitu petugas coding tidak
menambahkan kode outcome of
delivery pada berkas rekam medis
pasien obstetri. Hal ini disebabkan
ketidaktahuan petugas coding
2.
Kesalahan
dalam
menentukan "kode karena
tidak sesuai dengan
diagnosis
Kesalahan penentuan kode
diagnosis disebabkan oleh
ketidaktelitian petugas coding
dalam menentukan kode diagnosis
seperti kode untuk diagnosis partus
dengan penyulit lilitan tali pusat
yang seharusnya diberi kode 069.0
namun diberi kode 036.9 yang
seharusnya untuk kode diagnosis
perawatan
ibu untuk
masalah
faktor yang
mempangaruhi
3.
Petugas
menggunakan subkategori
9 dihampir semua berkas
rekam medis pasien
obstetri yang telah dikode.
Dari 75 sampel penelitian,
terdapat subkategori 9 sebanyak 66
kode dari 83 kode yang dihasilkan
oleh petugas coding. Dalam hal ini
petugas coding kurang teliti dalam
menganalisa berkas rekam medis
dan cukup menentukan kode
penyakit tersebut
hanya
medis untuk
memperoleh
781
coding
Dalam pengkodean
kasus
6.
catatan
lembar
seperti dokter.
perkernbangan pasien,
bagian kebidanan dan penyakit
Ketidakakuratan
4.
Beban kerja
coding.
Petugas coding
petugas
di Rumah
karena dalam
kode
laporan anestesi.
peraturan
1-.
hal
7.
berkas
8.
penelitian
ini, apabila
kode
diagnosis yang ditentukan dalam
rekam medis tidak akurat maka
data dan informasi yang digunakan
untuk pengambilan data dalam
penelitian tersebut tidak akurat,
sehingga hasil penelitian yang
diperoleh juga tidak akurat.
No. 1. September-Desember
2013
|179
Kelengkapan
diagnosis
pasien kasus obstetri di Rumah
Sakit Umum Kaliwates Jember
sebesar
sebesar
Pedoman
Informasi Kesehatan di
Sarana
Kesehatan.
Pelayanan
Edisi
Revisi.
Jakarta:
Universitas
Indonesia Press.
Keputusan Menteri Kesehatan R.I.
Nomor
3
Tentang Standar
DAf,'TAR PUSTAKA
Allo, J.T. 2003. Ketepatan Dan
Keakuratan Sandi Penyakit
Pasien Rawat Inap Guna
Menghasilkan Informasi
medis Yang Bermutu Di
Perekam
Profesi
Medis Dan
Informasi Kesehatan.
Unggul
Medis.
Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka
Cipt'a.
Peraturan Menteri Kesehatana R.I.
Rumah Sakit
Pusat
Jakarta.
Pedoman Penyelenggaraan
Dan Prosedur Rekam Medis
Kesesuaian
Diagnosis
Penulisan
Dengan
80
Nomor
I
29l\denkes/SIOIV20O 8.
Nomor
7 49 alMenkes/PeriXV I 9 8 9.
Tentang Rekam Medis.
H. 2010. Statistik
Penelitian
Kesehatan
Untuk
Dengan Aplikasi Program R
Dan SPSS. Yogyakarta:
Riwidikdo,
Pustaka Rihama.
B. 2011. Hubungan
Kelengkapan Anamnesis
Sasmita,
Diagnosis Pasien
Kecelakaan
Kasus
Berdasarkan
ICD-IO di RS
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta.
Skripsi.
Undang-undang
R.I. Nomor
Tahun 2004.
29
Tentang
Praktik Kedokteran.
Undang-undang
R.I. Nomor 44
Tahun 2009.
Tentang
Rumah Sakit.
H. 2002. Ilmu
Kebidanan. (Penyunting S.
Abdul Bari dan T.
Rachimhadhi). Edisi Ketiga.
Jakarta: Tridasa Printer.
World Health
Organization- 2044. ICD- I 0:
lnternational Statistical
Classification of Diseases and
Related Health Problems: Tenth
Revision. Second.Edition. Geneva
Winkjosastro,
Muhammadiyah Surakarta:
2013 I 81