Anda di halaman 1dari 14

Tugas Pendidikan

Kewarganegaraan

Nama: M. Daffa Aliffandhana


Program Study : Manajemen Informatika
NPM: 16753031

Politeknik Negeri Lampung


Tahun Ajaran 2016/2017

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puja dan Puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena tanpa Rahmat dan Ridho-Nya, saya tidak dapat menyelesaikan
mekalah ini dengan baik dan selesai tepat waktu

Dalam makalah ini saya menjelaskan tentang Kewarganegaraan Indonesia.


Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum saya
ketahui. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari teman-teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

Bandar Lampung, Oktober 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai warga Negara dan masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama, Yang pokok adalah bahwa setiap
orang haruslah terjamin haknya untuk mendapatkan status kewarganegaraan,
sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi stateless atau tidak
berkewarganegaraan. Tetapi pada saat yang bersamaan, setiap negara tidak
boleh

membiarkan

seseorang

memilki dua status kewarganegaraan sekaligus. Itulah sebabnya diperlukan


perjanjian kewarganegaraan antara negara-negara modern untuk menghindari
status

dwi-

kewarganegaraan tersebut. Oleh karena itu, di samping pengaturan


kewarganegaraan berdasarkan kelahiran dan melalui proses pewarganegar
aan (naturalisasi) tersebut, juga diperlukan mekanisme lain yang lebih
sederhana, yaitu melalui registrasi biasa.

Indonesia sebagai negara yang pada dasarnya menganut prinsip ius sanguinis,
mengatur kemungkinan warganya untuk mendapatkan status kewarganega
raan melalui prinsip kelahiran. Sebagai contoh banyak warga keturunan Cina
yang masih berkewarganegaraan

Cina

ataupun

yang

memiliki

dwi-

kewarganegaraan antara Indonesia dan Cina, tetapi bermukim di Indonesia dan


memiliki keturunan di Indonesia. Terhadap anak-anak mereka ini sepanjang
yang bersangkutan tidak berusaha untuk mendapatkan status kewarganegaraan
dari negara asal orangtuanya, dapat saja diterima sebagai warganegara
Indonesia karena kelahiran. Kalaupun hal ini dianggap tidak sesuai dengan
prinsip dasar yang dianut, sekurang-kurangnya terhadap mereka itu dapat

dikenakan ketentuan mengenai kewarganegaraan melalui proses registrasi


biasa, bukan melalui proses naturalisasi yang mempersamakan kedudukan
mereka sebagai orang asing sama sekali.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pembahasan di atas, maka rumusan masalah yang lahir adalah:
a.

Apa dasar hukum yang mengatur tentang kewarganegaraan?

b. Bagaimana asas kewarganegaraan?


c.

Bagaimana hak opsi dan hak mediasi?

d. Apa syarat menjadi warga Negara?


e.

Apa penyebab hilangnya status kewargaanegaraan?

1.3 Tujuan
Mengacu pada rumusan masalah tersebut tujuan yang diharapkan adalah:
a. Mengetahui dasar hukum yang mengatur tentang kewarganegaraan
b. Mengetahui asas kewarganegaraan
c. Memahami hak opsi dan hak mediasi
d. Mengetahui syarat menjadi warga Negara
e. Mengetahui penyebab hilangnya status kewargaanegaraan

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam pembahasan ini ada dua yaitu, manfaat teoretis
dan manfaat praktis.
a. Manfaat teoretis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Hukum Yang Mengatur Tentang Kewarganegaraan


Warga Negara merupakan anggota sebuah Negara yang mempunyai tanggung
jawab dan hubungan timbale balik terhadap negaranya. Seseorang yang diakaui
sebagai warga Negara dalam suatu Negara haruslah ditentukan berdasarkan
ketentuan yang telah disepakati dalam Negara tersebut. Ketentuan itu menjadi
asas atau pedoman untuk menentukan status kewarganegaraan seseorang.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas
kewarganegaraan seseorang.
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26, yang disebut warga negara adalah bangsa
indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undang-undang sebagai warga
negara. Penjelasan UUD 1945 pasal 26, menyatakan bahwa orang-orang
bangsa lain misalnya orang peranakan Belanda, peranakan Cina, peranakan
Arab dan lain-lain yang bertempat di Indonesia, yang mengakui Indonesia
sebagai Tanah Airnya dan bersikap setia pada Negara Republik Indonesia,
dapat menjadi warga negara Republik Indonesia.
Selain itu, sesuai pasal 1 UU No.22 Tahun 1958, warga negara Republik
Indonesia adalah orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau
perjanjian-perjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak
proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.
Menurut pasal 4 UU RI No.12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, terdapat
ketentuan baru mengenai warga negara Indonesia. Misalnya sebelum UU ini
berlaku, perempuan WNI yang menikah dengan laki-laki WNA, anak yang
lahir

akan

mengikuti

kewarganegaraan

ayahnya.

Namun

sekarang,

kewarganegaraannya tidak berbeda (tetap menjadi WNI). Adapun ketentuan


menjadi WNI berdasarkan ketentuan UU tersebut adalah sebagai berikut:
1. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundangan dan/atau berdasarkan
perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum Undang-Undang ini
berlaku sudah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan ibu WNA.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ibu WNI dan ayah WNA.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum asal ayahnya tidak
memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
6. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari ibu WNI, dan jika ayahnya
WNA maka harus disertai pengakuan dari ayahnya
7. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.
8. Anak yang lahir di wilayah RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah ibunya

2.2 Asas Kewarganegaraan


1. Asas Kelahiran (Ius Soli)

Adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah


kelahiran seseorang. Pada awalnya asas kewarganegaraan hanyalah asas ius
soli saja. Hal itu di dasarkan pada suatu anggapan bahwa seseorang yang lahir
di suatu wilayah negara otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut.
Lebih lanjut dengan tingginya mobilitas manusia di perlukan asas yang lain

yang tidak hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua
yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah
jika kemudian orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya
(misalnya di temapy ibunya). Jika asaa soli ini tetap dipertahankan, si anak
tidak berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasra
itu lah muncul asas sanguins
2. Asas Keturunan (Ius Sanguins)

Asas keturunan (Ius Sanguins) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan


keturunan atau pertalian darah. Jika suatu negara menganut asas ius sanguins
seseorang anak yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu
negara

seperti

Indonesia.

Anak

tersebut

berhak

mendapat

status

kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negara Indonesia.


3. Asas Perkawinan

Status Kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang dimiliki atas
kesatuan hukum , yaitu paradigma suami isteri atau iktan keluarga merupakan
inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat, dan bersatu.
Disamping itu asas perkawinan mengandung asas persamaan derajat karena
suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaran
masing-masing pihak. Asas ini menghindari penyelendupan hukum, misalnya
seorang

yang

berkewarganegaraan

asing

ingin

memperoleh

status

kewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura-pura melakukan


pernikahan dengan perempuan di negara tersebut, setelah mendapat
kewarganegaraan itu ia menceraikan istrinya.
4. Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Dalam Naturalisasi ada yang bersifat aktif dan ada pula yang bersifat pasif.
Dalam Naturalisasi aktif seseorang dapat menggunakan hak opsi untuk
memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu
negara, sedangkan dalam naturalisasi pasif seesorang yang tidak mau di
warganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau di beri status warga negara

suatu negara dapat menggunakan hak repudiasi, yaitu hak untuk menolak
pemberian kewarganegaraan tersebut.
Sehubungan dengan problem status kewarganegaraan seseorang, apabila asas
kewarganegaraan di atas di terapkan secara tegas dalam sebuah negara, akan
mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang mengalami hal sebagai
berikut
1. Apatride, yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan disebabkan oleh
orang tersebut lahir di sebuah negara yang menganut asas ius sanguinis.
2. Bipatride, yaitu seseorang akan mendapatkan dua kewarganegaraan apabila
orang tersebut berasal dari orang tua yang mana negaranya menganut asas ius
sanguinis sedangkan dia lahir di sutu negara yang menganut asas ius soli.
3. Multipatride, yaitu seseorang (penduduk) yang tinggal di perbatasan antara
dua negara.

2.3 Hak Opsi Dan Hak Mediasi


1. Menurut stelsel aktif, orang yang akan menjadi warga negara suatu negara

harus melakukan tindakan-tindakan hokum tertentu secara aktif


2. Menurut stelsel pasif, orang yang berada dalam suatu negara sudah dengan

sendirinya dianggap menjadi warga negara, tanpa harus melakukan


tindakan hukum tertentu.
Berkaitan dengan kedua stelsel-stelsel dan aktif stelsel pasif, seseorang warga
negara dalam suatu negara pada dasranya mempunyai hak opsi dan hak
repudasi.
a.

Hak opsi, adalah hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan (dalam

stelsel aktif).

b. Hak repudiasi, adalah hak untuk menolak sesuatu kewarganegaraan (dalam

stelsel pasif).

2.4 Syarat Menjadi Warga Negara


Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU
sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan
Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten, Provinsi, atau tempat ia
terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan Nomor
Induk Kependudukan (NIK), apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan
diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga
negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum
internasional.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU No. 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi
WNI
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9.

Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik


Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui

10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah
dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

2.5 Menyebab Hilangnya Status Kewarganegaraan


Untuk bisa terus-menerus menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) kita harus
menjaga sikap dan perilaku kita jangan sampai melanggar peraturan yang bisa
menyebabkan kita dijatuhi hukuman dihapuskannya kewarganegaraan
indonesia kita oleh pemerintah. Tanpa status sebagai warga negara indonesia,
maka kita tidak memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara indonesia.
Negara pun tidak lagi peduli kepada kita baik sudah menjadi warga negara
asing maupun tidak memiliki kewarganegaraan sama sekali.
Ada berbagai alasan penyebab seseorang kehilangan status sebagai warga
negara indonesia (WNI), yaitu antara lain seperti

1. Ketahuan mendapat status kewarganegaraan dari negara lain tanpa ada


usaha untuk menolak status kewarganegaraan asing yang didapatnya.
2.

Ketahuan bekerja sebagai tentara, pegawai negeri, pejabat negara,


intelijen, ikut wajib militer (wamil), atau yang lainnya di luar negeri secara
sukarela tanpa izin presiden republik Indonesia

3. Ketahuan mempunyai paspor atau dokumen setara passport dari negara


lain dengan identitas dirinya.
4.

Ketahuan menyatakan janji/sumpah setia kepada negara lain secara


sukarela.

5.

Ketahuan ikut ambil bagian dalam pemilihan sesuatu yang bersifat


ketatanegaraan di negara lain.

6. Ketahuan tinggal di negara lain selama lima tahun berturut-turut yang


tidak sesuai aturan yang berlaku dan tanpa alasan yang bisa diterima
7.

Diterimanya permohonan perhapusan sebagai warga negara indonesia


(wni) secara resmi oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia.

Bisa dikatakan bahwa perbuatan-perbuatan di atas jauh lebih buruk daripada


perbuatan melawan hukum lainnya baik secara pidana maupun perdata.
Melakukan tindakan kriminal tingkat berat pun tidak sampai menyebabkan
seseorang kehilangan status sebagai warga negara indonesia. Sejahat dan
seburuk apapun seseorang tetap dianggap sebagai WNI walaupun telah
melakukan pencemaran nama baik negara atau mempermalukan negara di
dunia internasional. Namun melakukan salah satu pelanggaran ringan di atas
bisa membuat negara marah sehingga mencabut status warga negara kita
tanpa ampun. Dengan begitu kita akan benar-benar menjadi orang asing di
negeri sendiri.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sesuai dengan UUD 1945 pasal 26, yang disebut warga negara
adalah bangsa indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan undangundang sebagai warga negara. Penjelasan UUD 1945 pasal 26.
DI Indonesia ada beberapa asas yang berlaku, antara lain:
1. Asas Kelahiran (Ius Soli)
2.

Asas Keturunan (Ius Sanguins)

3.

Asas Perkawinan

4. Pewarganegaraan (Naturalisasi)
Hak opsi, adalah hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan. Sementara itu,
Hak repudiasi, adalah hak untuk menolak sesuatu kewarganegaraan
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU
sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan
Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten, Provinsi, atau tempat ia
terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan Nomor
Induk Kependudukan (NIK), apabila ia telah berusia 17 tahun dan
mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara
kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata
hukum internasional. Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU
No. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Untuk bisa terus-menerus menjadi Warga Negara Indonesia (WNI)
kita harus menjaga sikap dan perilaku kita jangan sampai melanggar
peraturan

yang

bisa

menyebabkan

kita

dijatuhi

hukuman

dihapuskannya kewarganegaraan indonesia kita oleh pemerintah.


Tanpa status sebagai warga negara indonesia,

3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas dan simpulan yang telah di kemukakan
sebelumnya, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1.

Penulis berharap dari adanya tugas ini dapat memberikan manfaat yang
banyak bagi para pembaca terutama siswa sebagai generasi mudah.

2.

Penulis berharap agar siswa lebih mudah memahami tentang Kedudukan


Warga Negara dan Pewarganegaraan Di Indonesia.

3. Penulis menyadari bahwa masih banyak siswa yang belum memahami tentang
Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan Di Indonesia maka dalam
hal ini perlu mendapatkan perhatian dari para guru.

Anda mungkin juga menyukai