Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya hingga paper dengan judul Model-model Pengembangan Kurikulum ini dapat
diselesaikan. Penulisan paper ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zuhdan Kun Prasetyo, M.Ed., selaku dosen pengampu mata kuliah Kurikulum
IPA.
2. Teman-teman kelas PSN P2TK Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2014
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat
menyempurnakan paper di waktu berikutnya.
Akhir kata, semoga paper Model-model Pengembangan Kurikulum ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi antara guru dan siswa dalam upaya membantu siswa menguasai tujuantujuan pendidikan merupakan inti dari pendidikan itu sendiri. Interaksi pendidikan
berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam
lingkungan keluarga, interaksi pendidikan terjadi antara antara orang tua dan anak.
Interaksi dalam lingkungan keluarga ini berjalan tanpa rencana tertulis. Orang tua sering
tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci ke mana anaknya akan diarahkan.
Interaksi dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik di
sekolah merupakan tenaga ahli yang telah dihasilkan oleh lembaga pendidikan guru.
Sehingga, guru memiliki ilmu, keterampilan, maupun berbagai kompetensi untuk
mendidik siswa. Guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan rencana yang
dan persiapan yang matang. Para guru mengajar denga tujuan yang jelas, bahan-bahan
yang telah disusun secara sistematis dan rinci, dengan metode maupun media yang telah
dipilih dan dirancang secara cermat.
Interaksi dalam lingkungan masyarakat terjadi dalam berbagai bentuk interaksi
pendidikan, dari yang sangat formal yang mirip dengan pendidikan di sekolah dalam
bentuk bimbingan belajar maupun kursus-kursus sampai dengan yang kurang formal
seperti ceramah, sarasehan, dan pergaulan kerja. Gurunya juga bervariasi dari yang
memiliki latar belakang pendidikan khusus sebagai guru, sampai dengan yang
melaksanakan tugas sebagai pendidik karena pengalaman. Kurikulumnya pun bervariasi,
dari yang memiliki kurikulum formal dan tertulis sampai dengan rencana pembelajaran
yang hanya ada pada pikiran penceramah. moderator sarasehan atau gagasan keteladana
yang ada pada pemimpin (Sukmadinata, 1997).
Dari uraian tersabut maka dapat diambil kesimpulan bahwa rancangan pendidikan
atau kurikulum yang tersusun secara sistematis, jelas , dan rinci dimiliki oleh pendidikan
formal atau sekolah. Kurikulum ini dilaksanakan secara formal, terencana, ada yang
mengawasi dan menilai. para pelaksana kurikulum pun merupakan tenaga profesional
yang memiliki kompetensi di bidang pendidikan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dari uraian di atas maka model pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai
pola yang memberikan petunjuk bagi para praktisi pendidikan untuk membuat keputusan
tentang tujuan pendidikan, cara untuk merealisasi tujuan pendidikan, evaluasi
ketercapaian tujuan tersebut, serta perbaikannya. Dengan mempelajari dan menguji
berbagai model pengembangan kurikulum, kita dapat menganalisa tahap-tahap pada
permulaan model-model tersebut yang terkandung sebagai bagian penting untuk kita
ketahui. Mengunakan sebuah model dalam aktifitas sebagai pengembangan kurikulum
dapat menghasilkan efisiensi dan produktifitas pendidikan yang lebih besar
B. Berbagai Model Pengembangan Kurikulum
Suatu model pengembangan kurkulum pada hakikatnya merupakan pola yang
dapat membantu berpikir, konseptualisasi suatu proses, menunjukkan prinsip-prinsip,
prosedur yang dapat menjadi pedoman bertindak dalam aktifitas pendidikan.
Pengembangan kurikulum dapat dilakukan dengan berbagai sistem dan cara, dan
dituangkan dalam berbagai model. Para ahli kurikulum sering mengembangkan model
yang berbeda. Peter F.Oliva dalam bukunya Developing the Curriculum menunjukkan
empat macam model berdasarkan ahli yang dipilihnya yaitu :
1. model Taba,
2. model Tyler,
3. model Saylor, Alexander, dan Lewis,
4. model Oliva
(Oliva, 1992, hal. 158-159)
Model Taba merupakan model pengembangan kurikulum induktif, yaitu mulai dari
mengembangkan materi kurikulum yang aktual menuju kepada hal yang umum.
Sedangkan tiga model lainnya merupakan model pengembangan kurikulum deduktif,
yaitu dimulai dari hal yang umum ke yang khusus, misalnya dimulai dengan menguji
kebutuhan masyarakat sampai merumuskan sasaran pengajaran yang khusus.
Empat model pengembangan kurikulum yang diuraikan di sini merupakan model
pengembangan linear, artinya menawarkan urutan atau rangkaian tertentu dari sebuah
kemajuan melalui berbagai tahap. Istilah linear digunakan untuk model-model yang
memiliki langkah-langkah dalam rangkaian yang berlangsung dalam sebuah garis lurus
dari awal hingga akhir.
naturalistik
yang
memuat
tiga
unsur
utama,
yaitu
Model Taba
Pendapat Hilda Taba mengenai model pengembangan kurikulum dikenal
dengan pendekatan akar rumput. Taba berpendapat bahwa kurikulum seharusnya
didesain oleh para guru daripada diterima guru dari pemerintah. Selanjutnya, Taba
menyatakan bahwa para guru seharusnya memulai proses pengembangan kurikulum
dengan mendesain unit-unit pembelajaran di sekolahnya bukan dari desain umum
yang luas.
Taba menggunakan pendekatan induktif dalam mengembangkan kurikulum.
Dalam pendekatan induktif, pengembang kurikulum memulai dari desain khusus
dan membangunnya menuju desain umum. Pendekatan ini sebagai tantangan
terhadap pendekatan deduktif yang telah ada sebelumnya, yang memulai dari desain
umum dan diturunkan ke yang khusus.
Model pengembangan kurikulum Taba memuat lima langkah pengembangan,
yaitu :
a. membuat unit-unit eksperimen
b. menguji unit-unit eksperimen
c. mengadakan revisi dan konsolidasi
d. mengembangkan kerangka kurikulum
e. implementasi dan diseminasi unit-unit baru
(Oliva, 1992, hal. 161-162)
2.
Model Tyler
Model Tyler merupakan salah satu dari beberapa model pengembangan
kurikulum yang terbaik. Hal ini diketahui dari perhatian khusus yang diberikannya
pada tahap perencanaan. Model Tyler termasuk dalam model pengembangan
kurikulum deduktif, yaitu dimulai dari hal yang umum ke yang khusus, misalnya
dimulai dengan menguji kebutuhan masyarakat sampai merumuskan sasaran
pengajaran yang khusus.
Tyler mengembangkan kurikulum dengan terlebih dahulu mengidentifikasi
tujuan umum berdasarkan data dari tiga sumber, yaitu siswa, masyarakat, dan mata
pelajaran. Setelah mengidentifikasi daftar tujuan intruksional umum yang bersumber
dari ketiganya, maka tujuan tersebut perlu disaring, diperiksa atau diuji dari dua
sudut pandang yaitu pandangan filsafat pendidikan dan sosial serta pandangan
psikologi pembelajaran. Tujuan intruksional umum yang telah periksa melalui dua
sudut pandang ini selanjutnya kita kenal sebagai tujuan intruksional khusus. Model
Tyler ditunjukkan oleh Gambar II.1. berikut :
Sumber
Sumber
Sumber
Siswa
Masyarakat
Mata Pelajaran
Saringan
Saringan
Filsafat
Psikologi
Pendidikan
Pembelajaran
Sumber
Sumber
Siswa
Masyarakat
Mata Pelajaran
Saringan
Saringan
Filsafat
Psikologi
Pendidikan
Pembelajaran
3.
TUJUAN DAN
SASARAN
PERANCANGAN
KURIKULUM
IMPLEMENTASI
KURIKULUM
EVALUASI
KURIKULUM
b.
Cara Pengajaran
Setelah rancangan kurikulum disusun maka para guru yang menjadi
bagian dari rencana kurikulum harus menyusun rencana pengajaran. Para guru
memilih metode yang menghubungkan antara kurikulum dengan siswa. Pada
tahap ini perlu diperkenalkan istilah tujuan pengajaran. Selanjutnya para
guru menentukan tujuan khusus pengajaran sebelum memilih strategi atau
model penyajian.
c.
Evaluasi
Setelah implementasi maka langkah selanjutnya adalah evaluasi. Pada
tahap ini perencana kurikulum dan guru terlibat secara bersama-sama dalam
memilih teknik evaluasi. Saylor, alexander, dan Lewis mengajukan suatu
rancangan yaitu : (1) evaluasi dari keseluruhan program pendidikan di
sekolah, termasuk tujuan, sub tujuan, sasaran, efektifitas pengajaran, dan
pencapaian siswa dalam bagian tertentu dari program tersebut, (2) evaluasi
dari program evaluasi itu sendiri. Proses evaluasi memungkinkan perencana
kurikulum untuk menentukan apakah tujuan dan sasaran telah tercapai.
4.
Model Oliva
Model pengembangan kurilum Oliva merupakan model pengembangan
kurikulum deduktif yang menawarkan sebuah proses pengembangan kurikulum
sekolah secara lengkap. Oliva menyusun suatu kurikulum yang memenuhi tiga
kriteria : sederhana, komprehensif, dam sistematik. Pada mulanya model
pengembangan kurikulum Oliva ditunjukkan pada Gambar II.4 kemudian
dikembangkan seperti ditunjukkan pada Gambar II.5 berikut :
Pernyataan
Pernyataan
Pernyataan
Desain
Filsafat
Tujuan
Tujuan
Rencana
Umum
Khusus
10
Implementas
i
Evaluasi
Spesifikasi
kebutuhan siswa
secara umum
Spesifikasi
kebutuhan
masyarakat
Spesifikasi
kebutuhan
siswa tertentu
Spesifikasi
tujuan
kurikulum
umum
Spesifikasi
kebutuhan
masyarakat
tertentu
Spesifikasi
tujuan
kurikulum
khusus
Organisasi dan
implementasi
kurikulum
VI
Spesifikasi
kebutuhan mata
pelajaran
I
Seleksi
Strategi
VIII
II
Seleksi Awal
Strategi
Evaluasi
IXA
III
Implementasi Strategi
IV
Seleksi Akhir
Strategi
Evaluasi
IXB
XI
Evaluasi
Evaluasi
Pengajaran
Kurikulum
XII
11
Spesifikasi
tujuan
intruksional
umum
Spesifikasi
tujuan
intruksional
khusus
12
BAB III
KESIMPULAN
Dari berbagai model yang telah diuraikan di atas terdapat perbedaan dan persamaan.
Taba dan Tyler melukiskan langkah-langkah,
Model pengembangan kurikulum menyarankan suatu sistem yang perlu diikuti oleh
para pembina kurikulum dan merupakan kerangka penjelasan fase-fase pengembangan
kurikulum. Setiap orang dapat menerapkan dan mengembangkan suatu model yang terbaik
baginya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Beane, J. A., Toepfer, & Allesi. (1986). Curriculum Planning and Development. Boston:
Allyn and Bacon, nc.
Johnson, M. (1977). Intentionality in Education. New York: Center for Curriculum Research
and Services.
Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud.
Oliva, P. F. (1992). Developing The Curriculum Third Editon. New York: HarperCollins
Publisher Inc.
Sukmadinata, N. S. (1997). Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Walker, F. D. (November 1971). A Naturalistic Model for Curriculum Development. School
Review 80 No 1 , 51-67.
14