Anda di halaman 1dari 15

Catatan-catatan Kericuhan PON Jabar 2016

Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur Jawa Barat yang juga merangkap


Ketua

Umum

Pekan

Olahraga

Nasional

XIX,

Ahmad

Heryawan,

menyebutnya riak-riak kecil dan hanya ada 0,25 persen pertandingan


yang bermasalah. Namun tak bisa dimungkiri bahwa pesta olahraga
empat tahunan itu sempat ternoda berbagai insiden baik yang terjadi di
dalam

maupun

luar

lapangan.

Salah satunya bahkan mengakibatkan kepala atlet hoki DKI Jakarta robek
dan mendapatkan 10 jahitan. Cabang-cabang olahraga bela diri menjadi
yang paling disorot dengan terjadinya berbagai aksi protes terhadap
keputusan wasit. Berikut adalah daftar berbagai kericuhan yang terjadi
sepanjang dua pekan penyelenggaraan PON.

Sepak Bola - Minggu (18/9)

Terjadi perkelahian antarsuporter ketika DKI Jakarta menghadapi Jawa


Barat di babak penyisihan grup di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.
Akibat insiden itu, kick-off tertunda sampai 20 menit.

Judo - Sabtu (17/9)

Menilai banyak keputusan wasit yang kontroversial dan cenderung


menguntungkan tim Jawa Barat, Kontingen Judo Jawa Timur mengeluarkan
aksi protes dengan membuat petisi. Beberapa kontingen dari Bali,
Lampung, DIY, dan Sumatra Utara pun ikut menandatangani petisi
tersebut.

Aksi protes berlanjut hingga hari Senin dengan tidak mendatangi tempat
pertandingan. Sementara itu, kontingen DKI Jakarta yang dijadwalkan
bertanding melawan Banten di nomor beregu putra datang ke arena
pertandingan hanya untuk memberikan hormat. Mereka lalu turun dari
arena

pertandingan

Karate

dan

langsung

meninggalkan

Senin

arena.
(21/9)

Ketua Pengurus Provinsi Federasi Olahraga Karate Indonesia (Forki) Dody


Rahmadi

Amar

melakukan

protes

keras.

Dalam surat resmi yang ditembuskan kepada Ketua Umum PB FORKI,


Ketua Umum PB PON, Gubernur DKI Jakarta, Ketua Umum KONI Pusat dan
Ketua Umum FORKI DKI Jakarta disebut ada tiga poin tuntutan. Pertama,
meminta mengganti sistem penyediaan pengundian wasit dan juri yang

akan

memimpin

pertandingan

dengan

sistem

manual.

Kedua, memohon agar anggota dewan wasit dari Jawa Barat untuk tidak
ditempatkan pada Tatami Manajer (TM). Serta meminta agar pada saat
atlet DKI bertanding tidak menggunakan wasit/juri dari tuan rumah agar
tidak

menimbulkan

ketidakobyektifan

dan

merugikan

tim

lain.

Ketua Umum PB Forki, Gatot Nurmantyo, juga sempat merasa kesal


dengan berbagai kontroversi. Ia bahkan tidak mau mengalungi medali
kepada pemenang dan memberikan jempol terbalik kepada wasit seraya
meninggalkan
Polo

lokasi
Air

pertandingan.
Senin

(19/9)

Insiden ricuh terjadi kala tim polo air putra Jawa Barat berhadapan
Sumatera Selatan di babak semifinal. Pertandingan terhenti sementara

karena tensi memanas dan kedua tim sempat saling baku hantam di
kolam renang. Kericuhan kemudian meluas ke atas tribun, yang salah
satunya
Wushu

melibatkan

pria

Sanda

berseragam

Rabu

militer.
(21/9)

Final wushu Sanda antara atlet Sumatera Utara Rosalina dan atlet Jawa
Barat Selviah Pratiwi berakhir ricuh di GOR Padjadjaran, Bandung.
Ketua Pengprov Wushu Jabar Edwin Sanjaya tak puas dengan keputusan
wasit dan turun ke lapangan. Edwin bahkan nekat naik ke atas matras dan
mengajak seluruh wasit untuk berkelahi. Merasa tidak dilayani, Edwin
memprovokasi

penonton

Jabar

untuk

turun

ke

lapangan.

Buntut kericuhan itu, dalam sidangnya pada Kamis (22/9) malam di


Bandung, Dewan Hakim PB PON memutuskan atlet wushu Sumut,

Rosalina, dan atlet wushu Jabar Selviah sebagai juara bersama. Kedua
atlet itu pun berhak mendapat medali emas dari wushu sanda kelas 52 kg
putri.
Basket

Rabu

(21/9)

Pada akhir kuarter keempat, para pemain Papua Barat melakukan protes
setelah wasit membuat beberapa keputusan yang dinilai merugikan tim
mereka. Papua Barat memang tengah terjepit setelah kedudukan mereka
tertinggal.
Protes itu bukan cuma dilakukan oleh satu atau dua pemain. Suasana
makin panas setelah salah satu ofisial Papua Barat naik ke tribune
penonton. Kemudian seluruh pemain Papua Barat menggeruduk wasit.
Wasit berlari ke luar GOR dan petugas keamanan berusaha untuk melerai
kedua

belah

pihak

agar

ricuh

tak

berlanjut.

Berkuda

Nomor

Pacuan

Sembilan dari 12 peserta protes keras karena menganggap panitia


mengistimewakan tuan rumah. Jabar menerima dua wildcard di nomor
pacuan dan bisa langsung tanding di final, tanpa harus melewati babak
penyisihan

terlebih

dahulu.

Sembilan daerah yang mengajukan protes adalah, Sulawesi Barat, Jawa


Timur, DKI Jakarta, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Sedangkan Jabar, Jawa
Tengah

dan

Yogyakarta

tidak

ikut

mendukung

surat

protes

ini.

Menurut manajer berkuda DKI Jakarta, Alex Asmasoebrata, di Pordasi


(Persatuan Berkuda Seluruh Indonesia) tidak ada fasilitas wild card.
Biliar

Kamis

(22/9)

Kontingen biliar DKI Jakarta menganggap Panitia pelaksana dan PB POBSI


terlalu mudah mengganti peraturan. Menurut pelatih biliar DKI, M Azhari
Tanjung, ada kejanggalan ketika ada beberapa nomor yang dihapus dalam
PON

2016.

Snooker 15 yang biasa dipertandingkan di SEA Games juga tidak ada do


PON
Senam

2016.
Artistik

- Kamis

(22/9)

Riau dan Jawa Timur menjadi juara bersama cabang olahraga senam
artistik nomor gelang-gelang. Kabid Legalitas dan Advokasi Kontingen
Riau, Meidizon Dahlan,

dan Pelatih Senam Riau, Ahmad Markos,

melakukan protes keras karena menganggap atletnya, M. Afrizal, tampil


bagus
Setelah itu akhir video senam atlet kembali dibuka lagi di depan para
atlet, pelatih wasit. Hasilnya para pelatih sepakat atlet Riau M Afrizal layak
menyabet

medali

emas.

Namun kontingen Jawa Timur yang sebelumnya telah dinyatakan meraih


emas tidak mau dirugikan. Akhirnya diputuskan medali emas bersama
yang diraih M Aprizal bersama atlet Jawa Timur, Dwi Samsul Arifin.
Drumband

Jumat

(23/9)

Bupati Bogor Nurhayanti terpaksa dievakuasi dari Gedung Kesenian,


Kabupaten Bogor, setelah keributan terjadi pada pengumuman final
Lomba Unjuk Gelar (LUG) Cabang Drumband pada PON XIX/2016 Jabar,
Jumat

malam.

Keributan terjadi saat KONI Aceh dan perwakilan tim DKI Jakarta
memprotes keputusan dewan juri pada hasil Final LUG yang dimenangkan
oleh

Provinsi

Banten

sebagai

peraih

medali

emas.

---Lima tim mengadakan pertemuan dan membuat sikap bersama terkait


penyelenggaraan perlombaan drum band di PON kali ini. Kelimanya
adalah Banten, Aceh, Jambi, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta. Beberapa dari
kelima provinsi itu juga sempat melakukan protes langsung saat
pengalungan
Sepatu

medali.
Roda

--

Jumat

(23/9)

Lintasan belum dilengkapi alat penghitung waktu digital sehingga


perlombaan

sepatu

roda

hanya

memakai

manual,

atau stopwatch.

Perhitungan waktu pun tidak diumumkan satu persatu setelah atlet


tampil,

tapi

setelah

seluruh

atlet

menyelesaikan

perlombaannya.

Pada kelas ITT 300 meter putra, hasil perhitungan panitia tidak sama
dengan

catatan

waktu

beberapa

kontingen.

Hasil panitia menyatakan atlet Jawa Barat mendulang medali emas atas
nama Azmi Al Ghifari Djayadi dengan catatan waktu, 00.26.256 detik.
Disusul Mirko Andrasari dari DKI Jakarta 26.258 detik di posisi kedua.
Sedangkan medali perunggu diraih Jatim, Reza Oktoriyanto (00.26.463
detik).
Sementara catatan waktu dari tim DKI Jakarta dan Jatim menunjukkan
medali
Tinju

emas

harusnya
-

jatuh
Jumat

ke

atlet

DKI.
(23/9)

Dua kontingen, yakni Papua dan Kalimantan Timur melakukan protes


keras terhadap wasit hakim yang dianggap tidak sportif. Hal itu memicu
kericuhan

di

dalam

dan

luar

arena.

Tim tinju Kaltim memprotes keputusan wasit hakim yang memenangkan


petinju Jabar, Sulvana, pada kelas ringan (60 kg) putri atas Wasti Hiskinda
dengan skor 2-1. Protes keras yang dilakukan Kaltim sempat menunda
beberapa saat pertandingan berikutnya karena perangkat komputer milik
wasit

hakim

dibanting

oleh

seorang

ofisial

Kaltim.

Sementara itu, tim tinju Papua memprotes keputusan wasit hakim yang
memenangkan petinju Papua Barat, Selly Wanimbo, pada kelas laying (48
kg) putri. Namun, protes dari Papua masih dalam tahap wajar dan tak
memicu
Gulat

kerusuhan.
74

KG

Sabtu

(24/9)

Kericuhan terjadi saat pegulat Jabar Heri Fadli menghadapi Rendi dari
Kalimantan Selatan. Pegulat tuan rumah sempat memimpin dengan skor
5-3. Tapi, beberapa saat kemudian muncul protes dari tim pelatih Kalsel
yang menilai wasit pertandingan tidak fair dalam memberikan poin
kepada

pegulatnya.

Protes keras dari kubu Kalsel disambut sejumlah suporter dari perwakilan
daerah dengan meneriaki perangkat pertandingan. Bahkan, ada yang
melempar

sejumlah

botol

minuman

ke

arena

pertandingan.

Beberapa tim ofisial berharap wasit pertandingan asal Korea Selatan yang
memimpin laga tersebut diganti dengan memberikan teriakan 'ganti
wasit' berkali-kali. Situasi tidak kondusif ini menjadikan laga semifinal
diskors
Sepak

oleh
Bola

panitia
-

pertandingan
Rabu

(28/9)

Seremoni pengalungan emas sempat diwarnai protes tim Sulawesi


Selatan. Mereka menolak pengalungan medali perak sebagai bentuk
kekecewaan

Sulsel

pada

laga

adu

penalti.

Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Sulsel, Muyladi, melontarkan protes

karena

ada

gangguan

dari

tribun

pada

saat

adu

penalti.

Dua penendang (penalti) kami dilaser tadi, di komentator televisi juga


sudah bilang. Ini tidak sportif. Kalau Gubernur tak minta maaf, kami tak
akan ikut upacara, ujar Mulyadi.(vws)

Anda mungkin juga menyukai