Manajemen Kas
a. Pengertian Kas
Menurut Sugiono dan Untung ( 2008: 16 ) Kas adalah uang tunai yang
dimiliki oleh perusahaan termasuk yang terdapat di bank, baik berupa giro atau
deposito. Sedangkan strata kas adalah bentuk lain yang dimiliki perusahaan yang
bersifat sangat likuid (misalnya emas ). Kas perusahaan merupakan elemen yang
penting dan merupakan urat nadi dari setiap bisnis. Oleh karena itu, manajemen kas
yang efektif akan membantu perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan sepanjang
tahun. Aggaran kas merupakan pencatatan tentang posisi kas pada waktu tertentu
yang memuat tentang penerimaan dan pengeluaran kas karena adanya rencana
pembelian dan penjualan ataupun aktivitas lainnya. Arti pentingnya anggaran kas
bagi perusahaan agar manajer keuangan dapat mengetahui posisi keuangan pada
waktu tertentu beserta sebab- sebab perubahan yang terjadi.
Manajemen Kas (Cash Management) merupakan suatu kumpulan kegiatan
perencanaan, perkiraan, pengumpulan, pengeluaran dan investasi kas dari suatu
perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa manajemen kas yang baik
sebuah perusahaan bisa mengalami kebangkrutan karena kekurangan kas, walaupun
ia menghasilkan profit. Karena situasi bisnis banyak memiliki ketidakpastian
membutuhkan pengelolaan kas yang baik, Perencanaan kas yang baik akan dapat
mengidentifikasi potensi krisis kas sebelum itu terjadi.
a) Kenaikan Persediaan
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 24.698.4333.189 Rp. 41.025.904.365 Rp. 16.327.471.176
Penggunaan Kas untuk Aktivitas Inventasi
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton
Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang
terjadi dari kegiatan investasi pada tahun 2007 2008. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan penjualan terhadap asat aset
investasi.
Penggunaan Kas yang berasal dari kegiatan pendanaan
Sebagaimana yang terlihat pada Laporan Arus Kas PT.WIKA Beton
Wialyah Penjualan I medan, bahwasanya tidak terdapat penggunaan kas yang
terjadi dari kegiatan pendanaan pada tahun 2007 2008. Hal ini menunjukkan
bahwa PT. WIKA Beton tidak ada melakukan pinjaman dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
37
C. Analisis Rasio Keuangan
Penganalisaan rasio keuangan ada beberapa cara, diantaranya :
1. Analisis horizontal/trend analysisi, yaitu membandingkan rasio-rasio
keuangan perusahaan dari tahun-tahun yang lalu dengan tujuan agar dapat
dilihat trend dari rasio-rasio perusahaan selama kurang waktu tertentu.
2. Analisis vertical, yaitu membandingkan data rasio keuangan perusahaan
dengan rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri untuk
waktu yang sama.
3. The du pont chart berupa bagan yang dirancang untuk memperlihatkan
hubungan antara assets turnover dan profit margin. ( Situmorang, Syafrizal
Helmi, Ami Dilham : 2007).
1. Capital Work
Yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
2. Current Ratio
Yaitu rasio yang membandingkan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar.
3. Cash Ratio
Yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat membayar hutang lancarnya
yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedian dalam perusahaan dan
efek yang segera harus dituangkan.
4. Quick Assets: Piutang, kas dan investasi jangka pendek dianggap sebagai
quick assets, yaitu aktiva yang dapat dituangkan dengan segera.. Quick Assets
diperoleh dengan mengurangkan nilai persediaan dari aktiva lancar.
5. Kapasitas Kas
Adalah tersedianya uang kas perusahaan pada suatu waktu atau dengan
kata lain. Kapasitas kas adalah kas yang tersedia di dalam perusahaan.
6. Working capital to Assets Ratio
Yakni rasio modal kerja yang memperbandingkan antara modal kerja
dengan keseluruhan aktiva.
7. Debt Ratio
Yaitu hutang yang dihitung dengan membagi total seluruh perusahaan,
baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan total aktiva.
RASIO LIKUIDITAS
1. Rasio Lancar ( Carrent Ratio )
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 99,95% Rp. 99,99% Rp. 0,04
Current ratio yang dimilik PT. WIKA Beton pada tahun 2007 sebesar Rp.
99,95%, ini berarti setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0.99
Aktiva lancar. Sedangkan pada tahun 2008 rasio lancar yaitu sebesar Rp. 99, 99 %
ini artinya setiap hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,99 aktiva lancar.
Current Ratio pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar Rp. 0.04%. hal
ini disebabkan adanya penurunan jumlah aktiva lancar yang tidak sebanding
dengan turunnya jumlah hutang lancar tahun 2008. Peningkatan ini menunjukkan
bahwa kondisi keuangan perusahaan semakin baik (likuid), karena semakin tinggi
kemampuan perusahaan untuk menutupi hutang lancarnya
2. Rasio Cepat ( Cuick Ratio)
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 63,6% Rp. 53,77% Rp. (9,83)
Rasio cepat yang dimiliki PT. Wika Beton pada tahun 2007 yaitu sebesar
Rp. 66,6%. Sedangkan rasii cepat tahun 2008 sebesar Rp. 53,77. hal ini berarti
setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 0,53 aktiva lancar yang
paling lancar.
3. Rasio Kas ( Cash Ratio)
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 2,88% Rp. 1,6% Rp. (1,28)
Rasio kas yang dimiliki PT. WIKA Beton tahun 2007 adalah Rp.2,88 %,
ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,028 kas
dan yang segara menjadi kas. Sedangkan pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp. 1,6,
ini berarti setiap 1 hutang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 0,016 kas
dan yang segera menjadi kas. Cash Ratio pada tahun 2008 mengalami penurunan
sebesar Rp. 1,28, hal ini menunjukkan adanya penurunan kas pada tahun 2008,
dimana perusahaan tidak ingin ada dananya (kasnya) ada yang meganggur atau
tidak produktif.
RASIO LEVERAGE
1. Rasio Hutang atas Aktiva
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 100% Rp. 100% _
Rasio ini disebut juga dengan Debt Ratio yang menunjukkan
perbandingan besarnya jumlah hutang dengan total aktiva yang dimiliki perusahan
pada periode tertentu. Pada tahun 2007 ini menunjukkan hasil 100%, yang artinya
setaip rp. 1 hutang dapat ditutupi dengan aktiva sebesar Rp. 1%. Sedangkan tahun
2008 yaitu hasilnya sama, sebesar Rp. 100%.
2. Rasio Hutang atas Modal
2007
2008
PERUBAHAN
Rp. 100% Rp. 100% _
Berbeda dengan rasio- rasio sebelumnya, yang mengharapkan angka rasio
yang kecil. Semakin rendah iniberarti semakin baik kinerja perusahaan untuk
melunasi hutang- hutangnya. Debt To Equity Ratio pada tahun 2007 yaitu sebesar
Rp. 100%. Sedangkan pada tahun 2008 hasilnya adalah sama yaitu 100%.
RASIO AKTIVITAS
1. Total Asset Turn Over
2007
2008
PERUBAHAN
1,43 kali 2,25 kali 0,82 kali
Perputaran total aktiva pada tahun 207 sebesar 1,43 kali, yang artinya dana
yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva berputar sebanyak 1,43 kali dalam
satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 besarnya Perputaran total aktiva yaitu
sebesar 2,25 kali ini berarti dana yang tertanam dalam jumlah seluruh aktiva
berputar sebanyak 2,25 kali dalam satu tahun.
Perputaran total aktiva pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebanyak
0,82 kali. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008
lebih besar dibandingtkan pada tahun 2007 sebelumnya. Peningkatan, hal ini
menunjukkan keamampuan perusahaan semakin baik dalam mengelola jumlah
seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan volume penjualan.
2. Average Collection Periode
2007
2008
PERUBAHAN
59,95 hari 65,5 hari 5,55 hari
Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton yaitu, pada tahun
2007 berjumlah 59,95 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali kedalam
perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 59,95 hari dalam satu
periode. Sedangkan pada tahun 2008 rata- rata Rata- rata hari pengumpulan
piutang yaitu berjumlah 65,5 hari, ini berarti piutang berputar dan kembali
kedalam perusahaan menjadi uang kas diperlukan waktu selama 65,5 hari dalam
satu periode tertentu.
Rata- rata hari pengumpulan piutang PT. WIKA Beton pada tahun 2008
lebih cepat berputar yaitu selama 65,5 hari, dibandingkan Rata- rata hari
pengumpulan piutang pada tahun 2007. Hal ini disebabkan jumlah pendapatan
perusahaan pada tahun 2008 lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007
sebelumnya. Selain itu jumlah piutang perusahan pada tahun 2008 lebih besar
dibanding dengan tahun 2007. peningkatan ini menunjukkan semakin efektifnya
pengelolan dana dana yang berada diluar perusahaan (piutang) untuik kembali
kedalam perusahaan menjadi uang kas.
3. Fixed Assets Turn Over
2007
2008 PERUBAHAN
3,58 kali 14 kali 10,42 kali
Perputaran aktiva tetap pada tahun 2007 sebesar 3,58 kali, ini berarti dana
yang tertanam dalam keseluruhan jumlah aktiva tetap berputar sebanyak 3,58 kali
dalam satu tahun. Sedangkan pada tahun 2008 Perputaran aktiva tetap yaitu
sebesar 14 kali, hal ini berarti dana yang tertanam dalam keseluruhan jumlah
aktiva tetap berputar sebanyak 14 kali dalam satu tahun.
Fixed Assets Turn Over pada tahun 2008 mengalami Peningkatan sebesar
10,42 kali.Hal ini disebabkan jumlah pendapatan perusahaan pada tahun 2008
lebih besar bila dibandingkan dari tahun 2007 sebelumnya. Selain itu junlah
aktiva tetap pada tahun 2008 labih besar bila dibandingkan dengan tahun 2007
sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan kemampuan perusahaan semakin baik
dalam mengelola seluruh jumlah aktiva tetap yang dimiliki untuk menghasilkan
volume penjualan.
Universitas Sumatera Utara
43
RASIO PROFITABILITAS
1. Net Profit Margin
2007 2008 PERUBAHAN
8,9% 10,2 % 1,3%
Margin laba bersih perusahan pada tahun 2007 sebesar Rp. 8,9%, ini
berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,089 laba
bersih sesudah bunga dan pajak. Sedangkan pada tahun 2008 sebesar Rp. 10,2%
ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan dapat menghasilkan Rp.0,10 laba
bersih sesudah bunga dan pajak
Jumlah laba bersih yang dimiliki PT. WIKA Beton pada tahun 2008
mengalami kenaikan (lebih besar) bila dibandingkan dengan tahun 2007
sebelumnya. Dengan memperoleh laba yang lebih besar pada thun 2008 ini
menunjukkan semakin baiknya kemampuan perusahaan untuk bereproduksi
secara efisien sehingga laba bersih sesudah bunga dan pajak yang dihasilkan
tahun 2008 semakin besar.
2. Gross Profit Margin
2007 2008 PERUBAHAN
8,9% 10,3% 1,8%
Gross Profit Margin tahun 2007 sebesar 8,9%, inberarti setiap Rp.1 pendapatan
perusahaan dapat menghasilkan Rp. 0.089 laba kotor perusahaan. Sedangkan pada
tahun 2008 sebesar Rp. 10,3% ini berarti setiap %Rp. 1 pendapatan perusahaan
dapat menghasilkan Rp.0,10 laba kotor perusahaan.
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Manajemen atas arus keluar- masuknya dana perusahaan yang terkontrol,
akan menunjukkan kredibilitas perusahaan yang baik di dunia bisnis. Perlu
diketahui Arus kas merupakan salah satu komponen dari laporan keuangan yang
dapat digunakan untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan di masa
mendatang. Kinerja tersebut terutama dapat dilihat dari laba yang dapat
menentukan besarnya deviden bagi pemegang saham. Setelah melakukan
penelitian secara langsung pada PT. WIKA Beton WP I Sumatera Utara maka
penulis akan memberikan kesimpulan terhadap manajemen kas yang ada pada
PT. Wijaya Karya Beton Wilayah penjualan I Sumtera Utara yaitu:
1. Manajemen kas yang dijalankan oleh PT. WIKA Beton Sumatera Utara
sudah bagus atau benar. Hal ini dapat dilihat dari laporan Keuangan yang
disajikan oleh perusahaan yaitu terdiri dari : Laporan Neraca, Laporan
Laba Rugi, dan Laporan Arus Kas (cash flow). Misalnya, dilihat dari
posisi kas perusahaan pada tahun 2008 yaitu mengalami penurunan
sebesar Rp.1.788.300. Hal ini menunjukkan bahwa PT. WIKA Beton tidak
mau dananya (kasnya) ada yang menganggur (tidak produktif).
2. Kenaikan laba bersih PT.WIKA Beton tahun 2008 sebesar Rp.
9.240.653.559, mencerminkan nilai positif bagi perusahaan, karena kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa PT. WIKA Beton mampu
meningkatkan kualitas kinerjanya dari tahun sebelumnya.