Anda di halaman 1dari 2

Teori Akuntansi

Rangkuman BAB 2 - PENALARAN

Kelas F
Juwaria Ningtiyas
Puspita Sari Prastiwi
Juni Intan Lusia
Maya Utari
Amira Nur Ashar A. D.

1313010022
1313010059
1313010072
1313010079
1313010270

Progdi Akutansi Fakultas Ekonomi


UPN Veteran Jawa Timur
2015

Teori akuntansi menuntut kemampuan penalaran yang memadai. Penalaran adalah proses
berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan akan asersi.
Unsur-unsur penalaran meliputi asersi, keyakinan dan argumen.
Asersi adalah pernyataan bahwa sesuatu adalah benar atau penegasan suatu realitas.
Asersi dapat dinyatakan secara verbal atau struktural. Tingkatan asersi meliputi asumsi,
hipotesis, dan fakta. Keyakinan adalah kebersediaan untuk menerima kebenaran suatu
pernyataan. Argumen adalah proses penurunan simpulan atau konklusi atas dasar beberapa asersi
yang berkaitan secara logis. Argumen terdiri dari beberapa asersi yang berfungsi sebagai premis
dan konklusi. Sifat dari argumen adalah deduktif dan induktif.
Argumen deduktif berawal dari pernyataan umum dan berakhir dengan suatu pernyataan
khusus berupa konklusi. Terdiri dari tiga tahap, yakni penentuan premis, proses deduksi, dan
penarikan konklusi. Kebenaran konklusi dari penalaran deduktif merupakan konsekuensi logis,
yaitu pasti benar dan tak benar. Argumen induktif berawal dari suatu keadaan khusus dan
berakhir dengan pernyataan umum berupa konklusi sebagai hasil generalisasi. Penalaran induktif
menghasilkan konklusi yang boleh jadi benar atau tak benar. Bila premis benar, konklusi
penalaran deduktif harus benar. Sedangkan konklusi penalaran induktif tidak harus benar atau
boleh jadi benar.
Selain itu juga terdapat argumen dengan analogi atau argumen penyebaban. Analogi
merupakan alat untuk menjelaskan atau klarifikasi. Argumen ini bertujuan untuk meyakinkan
bahwa suatu gejala timbul karena gejala yang lain atau perubahan suatu variabel yang
disebabkan oleh perubahan variabel tertentu. Tiga kriteria penyebaban yaitu adanya kovariasi,
adanya urutan kejadian, dan tiadanya faktor lain selain faktor sebab yang diamati.
Ada kalanya argumen yang jelek dapat meyakinkan banyak orang. Orang sering terkecoh
oleh atau mengecoh dengan argumen. Kecohan adalah argumen yang dapat membujuk meskipun
penalarannya mengandung cacat, yang dapat terjadi akibat strategem atau akibat salah logika.
Strategem adalah cara-cara seperti persuasi, membidik orangnya, menyampingkan masalah
pokok, misrepresentasi, imbauan cacah, imbauan autoritas, imbauan tradisi, dilema semu, atau
imbauan emosi untuk meyakinkan orang akan suatu pernyataan, konklusi, atau posisi selain
dengan mengajukan argumen yang valid. Salah nalar adalah kesalahan konklusi akibat tidak
diterapkannya kaidah penalaran yang valid, seperti menegaskan konsekuen, menyangkal
anteseden, pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas, pembuktian analogis, perancuan urutan
kejadian dengan penyebaban, dan pengambilan konklusi pasangan.
Orang cenderung bersedia menerima penjelasan yang sederhana atau yang pertama kali
didengar. Manusia tidak selalu dapat mengakui kesalahan. Sindroma tes klinis dan mentalitas
Djoko Tingkir dapat menghalangi terjadinya argumen yang sehat. Orang sering bersikap
persisten terhadap keyakinan yang terbukti salah. Bila sikap persisten menghalangi untuk
mempertimbangkan argumen yang kuat atau valid, dan dilandasi oleh motif untuk melindungi
kepentingan tertentu, maka sikap persisten menjadi tidak layak lagi. Persistensi semacam ini
akan menjadi resistensi terhadap perubahan yang pada gilirannya akan menghambat
pengembangan pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai