Bab 4a
Bab 4a
Pada skripsi ini, akan dilakukan perhitungan dan simulasi desain dengan menambahkan
stifenning ring antara Shell dan jacket, sehingga jarak penumpu external pressure yang
bekerja pada vessel dapat diatur. Dengan memperpendek jarak tersebut, maka tebal shell
dapat dikurangi, namun tetap memperhitungkan tegangan yang terjadi pada part tersebut
agar tidak menyebabkan gagal konstruksi atau buckling.
Pada skripsi ini juga dilakukan analisa finite element untuk mengetahui tegangan Von
Mises dan Buckling Load Factor (BLF) yang terjadi pada dinding shell pada setiap
variasi design karena pengaruh external pressure.
4.1
Rancangan
Jacket closure dan intermediate stiffening ring perlu ditentukan tebalnya dan bentuk
detail joint ke dinding shell maupun ke dinding jacket mengacu pada ketentuan JIS B
8279 [1].
Perhitungan tebal jacket closure dan stiffeninf ring dapat dilakukan dengan rumus
berikut :
Keterangan :
Rs
37
38
Gambar 4.1 Parameter geometri desain jacket closure dan intermediate stiffening ring
(Ref; JIS B8279) [1]
Ukuran lasan jacket closure dan intermediate stiffening ring ke shell adalah:
Y = jumlah dari a dan b pada sketch diatas, dimana nilainya tidak boleh kurang dari
yang terkecil dari 1,5 tc atau ts (mm).
Z = minimum ukuran lasan untuk menjaga nilai minimum Y
Z juga minimum ukuran lasan pada joint jacket closure atau intermediate stiffening ring
ke shell,
Dari data drawing, diperoleh data-data perencanaan jacket closure dan intermediate
stiffening ring sebagai berikut,
Tekanan desain P = 0,78 MPa
Tegangan yang diijinkan untuk material SM400B pada temperature desain a = 100
N/mm
Ukuran lasan a = 28 mm
Ukuran lasan b = 28 mm
Kebutuhan tebal jacket closure maupun intermediate stiffening ring dihitung sebagai
berikut,
39
1/2
Trc 35,9 mm
Dari perhitungan diatas dipilih tebal jacket closure dan intermediate stiffening ring
sebesar 38 mm.
Tebal Shell vessel rancangan harus kuat menahan internal pressure maupun
Tegangan yang diijinkan untuk material SUS316 pada temperature desain a = 103
N/mm
Joint efficiency = 1
t=
0,19 x 2100
40
Tebal dinding shell terhadap external pressure akan dihitung secara iterasi dengan
persamaan sebagai berikut :
Pa =
4Bt
Pa P
3Do
B : Nilai yang didapat dari external pressure chart pada annex E gambar 10 untuk
0
material dinding shell yang direncanakan, pada design temperature 320 dan pada nilai
2
A (N/mm )
A : Nilai yang didapat dari external pressure chart pada annex E gambar 10 untuk
material dinding shell yang direncanakan, pada design temperature dan pada nilai A
2
(N/mm )
: Panjang desain pada dinding shell dan merupakan jarak antara titik tumpu
(mm)
: Desain temperature ( C)
Apabila nilai Pa kurang dari nilai P, atau jauh melebihi nilai P, maka harus dilakukan
iterasi (pengulangan) dengan merubah nilai asumsi minimum thickness shell sehingga
mendapatkan nilai Pa yang lebih besar tetapi mendekati dari nilai P.
41
Berikut adalah perhitungan tebal dinding shell terhadap external pressure untuk masingmasing variasi.
Geometri dari variasi shell tanpa intermediate stiffening ring adalah seperti
gambar berikut.
Gambar 4.2 Effective supported length pada kondisi tanpa intermediate stiffening ring
(Ref; PT. HMX) [Lampiran 1]
L = 2450 mm
Do = 2146 mm
t = 21,8 mm
Dari data diatas, maka dihitung L/Do dan Do/t sebagai berikut, L/Do = 2450/2146 = 1,14
Dari nilai L/Do dan Do/t yang didapat, selanjutnya dicari nilai A pada external pressure
chart E.9 sebagai berikut:
42
Grafik 4.1 Nilai A pada L/Do = 1,14 dan Do/t=98,49 (Ref; JIS B8265 2010) [2]
Dari external pressure chart E.9 diatas, setelah dilakukan interpolasi didapat nilai A =
0,0012. Dari nilai A yang didapat, selanjutnya dicari nilai B pada external pressure
chart E.10 (7) dibawah,
Grafik 4.2 Nilai B pada nilai A = 0,0012 dan temperatur desain 320 C (Ref; JIS B8265
2010) [2]
43
Dari external pressure chart E.10 (7) diatas, untuk nilai A = 0,0012 dan temperatur
0
Dari data diatas external pressure yang diijinkan untuk asumsi minimum thickness t =
21,8 bisa dihitung dengan persamaan berikut :
Pa =
4Bt
Pa P
3Do
Pa = 4 x 57,7 x 21.8
3 x 2146
Pa = 0,7809 MPa
Periksa Pa
P, maka 0,7809 MPa 0,78 MPa
Karena Pa
P, maka asumsi minimum thickness t = 21,8 mm aman.
Pada desain vessel yang lama, nominal thickness yang dipakai adalah 23mm sehingga
dinyatakan aman.
4.3.2
Panjang antar tumpuan (L) pada shell dengan 1 intermediate stiffening ring dibuat
sama seperti gambar berikut.
Gambar 4.3 Effective supported length dengan variasi 1 intermediate stiffening ring
44
Pada variasi penambahan 1 buah intermediate stiffening ring ini data-data untuk
perhitungan tebal terhadap external pressure adalah sebagai berikut:
Effective supported length
L
= 1222 mm
Diameter luar shell
Do
= 2140 mm
Asumsi minimum thickness
t
= 19,2 mm
Dari data diatas, maka dihitung L/Do dan Do/t sebagai berikut, L/ Do = 1222 /
2140 = 0,57
Dari nilai L/ Do dan Do/t yang didapat, selanjutnya dicari nilai A pada external
pressure chart E.9 sebagai berikut:
Dari external pressure chart E.9 diatas, setelah dilakukan interpolasi didapat
nilai A = 0,002. Dari nilai A yang didapat, selanjutnya dicari nilai B pada
external pressure chart E.10 (7) dibawah,
45
Grafik 4.4 Nilai B pada nilai A = 0,002 dan temperatur desain 320 C (Ref; JIS
B8265 2010) [2]
Dari external pressure chart E.10 (7) diatas, untuk nilai A = 0,002 dan
0
N/mm .
Dari data diatas external pressure yang diijinkan untuk asumsi minimum
thickness t = 19,2 bisa dihitung dengan persamaan berikut :
Pa =
4Bt
Pa P
3Do
Pa = 4 x 65.5 x 19.2
3 x 2140
Pa = 0,7804 MPa
Periksa Pa
P, maka 0,7804 MPa 0,78 MPa
Karena Pa
P, maka asumsi minimum thickness t = 19,2 mm aman.
Gambar 4.4 Effective supported length pada kondisi tanpa intermediate stiffening ring
Pada variasi penambahan 2 buah intermediate stiffening ring ini data-data untuk
perhitungan tebal terhadap external pressure adalah sebagai berikut:
Dari nilai L/Do dan Do/t yang didapat, selanjutnya dicari nilai A pada external pressure
chart E.9 sebagai berikut:
47
Dari external pressure chart E.9 diatas, setelah dilakukan interpolasi didapat
nilai A = 0,003. Dari nilai A yang didapat, selanjutnya dicari nilai B pada
external pressure chart E.10 (7) dibawah,
Grafik 4.6 Nilai B pada nilai A = 0,003 dan temperatur desain 320 C (Ref; JIS
B8265 2010) [2]
48
Dari external pressure chart E.10 (7) diatas, untuk nilai A = 0,003 dan temperatur
0
Dari data diatas external pressure yang diijinkan untuk asumsi minimum thickness t =
17,9 mm bisa dihitung dengan persamaan berikut :
Pa =
4Bt
Pa P
3Do
Pa = 4 x 70,4 x 17,9
3 x 2138
Pa = 0,782 MPa
Periksa Pa
P, maka 0,782 MPa 0,78 MPa
Karena Pa
P, maka asumsi minimum thickness t = 17,9 mm aman.
Pada desain vessel dengan variasi 2 intermediate stiffening ring, nominal thickness
yang dipakai adalah 19mm.
Gambar 4.5 Effective supported length dengan variasi 3 intermediate stiffening ring
49
Pada variasi penambahan 3 buah intermediate stiffening ring ini data-data untuk
perhitungan tebal terhadap external pressure adalah sebagai berikut:
Effective supported length
L
= 611 mm
Diameter luar shell
Do
= 2136 mm
Asumsi minimum thickness
t
= 17,1 mm
Dari nilai L/Do dan Do/t yang didapat, selanjutnya dicari nilai A pada external
pressure chart E.9 sebagai berikut:
Dari external pressure chart E.9 diatas, setelah dilakukan interpolasi didapat
nilai A = 0,0038. Dari nilai A yang didapat, selanjutnya dicari nilai B pada
external pressure chart E.10 (7) dibawah,
50
Grafik 4.8 Nilai B pada nilai A = 0,0038 dan temperatur desain 320 C (Ref; JIS
B8265 2010) [2]
Dari external pressure chart E.10 (7) diatas, untuk nilai A = 0,0038 dan
0
N/mm .
Dari data diatas external pressure yang diijinkan untuk asumsi minimum
thickness t = 17,1 mm bisa dihitung dengan persamaan berikut :
Pa =
4Bt
Pa P
3Do
Pa = 4 x 74,4 x 17,1
3 x 2136
Pa = 0,7808 MPa
PeriksaPa
KarenaPa
P, maka asumsi minimum thickness t = 17,1 mm aman.
51
Gambar 4.6 Effective supported length dengan variasi 4 intermediate stiffening ring
Pada variasi penambahan 4 buah intermediate stiffening ring ini data-data untuk
perhitungan tebal terhadap external pressure adalah sebagai berikut:
Effective supported length
L
= 488,8 mm
Diameter luar shell
Do
= 2134 mm
Asumsi minimum thickness
t
= 16,65 mm
Rasio L/Do = 488,8/ 2134 = 0,23
Dari nilai L/Do dan Do/t yang didapat, selanjutnya dicari nilai A pada external
pressure chart E.9 sebagai berikut:
52
Dari external pressure chart E.9 diatas, setelah dilakukan interpolasi didapat
nilai A = 0,0047. Dari nilai A yang didapat, selanjutnya dicari nilai B pada
external pressure chart E.10 (7) dibawah,
Grafik 4.10 Nilai B pada nilai A = 0,0012 dan temperatur desain 320 C (Ref; JIS
B8265 2010) [2]
53
Dari external pressure chart E.10 (7) diatas, untuk nilai A = 0,0047 dan temperatur
0
Dari data diatas external pressure yang diijinkan untuk asumsi minimum thickness t =
16,65 mm bisa dihitung dengan persamaan berikut :
Pa =
4Bt
Pa P
3Do
Pa = 4 x 75,34 x 16,65
3 x 2134
Pa = 0,783 MPa
PeriksaPa
P, maka 0,783 MPa 0,78 MPa
KarenaPa
P, maka asumsi minimum thickness t = 16,65mm aman.
Pada desain vessel dengan variasi 4 intermediate stiffening ring , nominal thickness
yang dipakai adalah 17mm.
dianalisis, yaitu shell, intermediate stiffening ring , dan jacket closure; maka akan
dilakukan simulasi finite element untuk buckling study pada setiap variasi desain.
Simulasi dilakukan terhadap dinding shell terhadap tekanan external pressure sebesar
0,78MPa dan temperature desain 320C.
Simulasi adalah membandingkan kondisi pemodelan rancangan dengan kondisi actual
menggunakan bantuan software. Pemodelan adalah pembuatan desain dengan bentuk
3D yang mewakili dengan kondisi actual menggunakan software desain.
Konstruksi setiap variasi desain akan dilakukan dengan metode simulasi buckling study
sehingga bisa diketahui nilai Buckling Load Factor (BLF) nya dalam menahan external
0
pressure 0,78MPa pada design temperature 320 C. Nilai BLF yang didapat kemudian
diinterpretasikan mengacu kepada table Buckling status
54
Gambar 4.8 Pemberian external pressure pada jacketed vessel tanpa intermediate
stiffening ring
55
Gambar 4.9 Pemberian temperature load pada jacketed vessel tanpa intermediate
stiffening ring
Berikut adalah pemberian fixture load yang bekerja pada jacketed vessel, yaitu
pada ujung panjang shell yang terbebani external pressure:
56
Gambar 4.12 Buckling Load Factor yang terjadipada jacketed vessel tanpa
intermediate stiffening ring
57
Dari hasil simulasi didapatkan nilai Buckling Load Factor sebesar 7,54. Melihat
dari tabel perbandingan Buckling Load Factor dan Buckling Status, maka
Buckling tidak akan terjadi. Buckling tepat akan terjadi bila diaplikasikan pressure
sebesar design pressure 0,78MPa x BLF 7,54 = 5,88 MPa.
58
Berikut adalah pemberian fixture load yang bekerja pada jacketed vessel, yaitu
pada ujung panjang shell dan pada intermediate stiffening ring yang terbebani
external pressure:
59
Gambar 4.16 Pemberian fixture load pada jacketed vessel dengan 1 intermediate
stiffening ring
Setelah mendefiniskan kondisi gaya dan penumpunya, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan proses simulasi, namun sebelumnya dilakukan pembuatan
mesh atau meshing element, agar kondisi simulasi mendekati kondisi aktual.
Berikut adalah hasil pembuatan meshing element :
60
Gambar 4.18 Buckling Load Factor yang terjadi pada jacketed vessel dengan 1
intermediate stiffening ring
Dari hasil simulasi didapatkan nilai Buckling Load Factor sebesar 13,181. Melihat
dari tabel perbandingan Buckling Load Factor dan Buckling Status, maka
Buckling tidak akan terjadi.Buckling tepat akan terjadi bila diaplikasikan pressure
sebesar design pressure 0,78MPa x BLF 13,181 = 10,28 MPa.
61
62
Gambar 4.22 Pemberian fixture load pada jacketed vessel dengan 2 intermediate
stiffening ring
63
Gambar 4.24 Buckling Load Factor yang terjadipada jacketed vessel dengan 2
intermediate stiffening ring
64
Dari hasil simulasi didapatkan nilai Buckling Load Factor sebesar 23,345. Melihat
dari tabel perbandingan Buckling Load Factor dan Buckling Status, maka
Buckling tidak akan terjadi. Buckling tepat akan terjadi bila diaplikasikan pressure
sebesar design pressure 0,78MPa x BLF 23,345 = 18,21 MPa.
65
Berikut adalah pemberian fixture load yang bekerja pada jacketed vessel, yaitu
pada ujung panjang shell dan setiap intermediate stiffening ring yang terbebani
external pressure:
66
Gambar 4.28 Pemberian fixture load pada jacketed vessel dengan 3 intermediate
stiffening ring
67
Gambar 4.30 Buckling Load Factor yang terjadipada jacketed vessel dengan 3
intermediate stiffening ring
Dari hasil simulasi didapatkan nilai Buckling Load Factor sebesar 39,113. Melihat
dari tabel perbandingan Buckling Load Factor dan Buckling Status, maka
Buckling tidak akan terjadi. Buckling tepat akan terjadi bila diaplikasikan pressure
sebesar design pressure 0,78MPa x BLF 39,113 = 30,51 MPa.
68
69
Berikut adalah pemberian fixture load yang bekerja pada jacketed vessel, yaitu
pada ujung panjang shell dan setiap intermediate stiffening ring yang terbebani
external pressure:
Gambar 4.34 Pemberian fixture load pada jacketed vessel dengan 4 intermediate
stiffening ring
70
pembuatan mesh atau meshing element, agar kondisi simulasi mendekati kondisi
aktual. Berikut adalah hasil pembuatan meshing element :
Gambar 4.36 Buckling Load Factor yang terjadipada jacketed vessel dengan 4
intermediate stiffening ring
71
Dari hasil simulasi didapatkan nilai Buckling Load Factor sebesar 75,884. Melihat dari
tabel perbandingan Buckling Load Factor dan Buckling Status, maka Buckling tidak
akan terjadi. Buckling tepat akan terjadi bila diaplikasikan pressure sebesar design
pressure 0,78MPa x BLF 75,884 = 59,2 MPa.
(mm)
2450
1222
814,7
611
488,8
Minimum thickness -
1,94
trin
Minimum thickness -
19,2
21,8
17,9
17,1
16,7
trex
% reduksi minimum
--
11,9%
17,9%
21,6%
23,4%
thickness
4.5.2 Reduksi Nominal Thickness dan Berat Dinding Shell Setiap Variasi
Desain
Selisih atau margin antara nominal thickness shell yang dipilih dengan minimum
thickness hasil perhitungan tidak sama pada setiap variasi desain. Prosentase reduksi
nominal thickness dari desain awal terhadap setiap variasi desain disajikan pada table
berikut.
72
Tabel 4.2 Reduksi nominal thickness dan berat shell setiap variasi desain
Minimum thickness -
21,8
19,2
17,9
17,1
16,7
trex
23
20
19
18
17
% reduksi nominal
13,04 %
17,39 %
21,74 %
26,08 %
---
thickness
---
415,1
553,2
691,2
829,1
(Lampiran 2)
Dari table diatas, reduksi tebal terkecil adalah pada penambahan 1 buah
intermediate stiffening ring sebesar 13,04% (415,1kg), sedangkan reduksi tebal
terbesar adalah pada penambahan 4 buah intermediate stiffening ring yaitu sebesar
26,08% (829,1kg).
Reduksi material pada setiap variasi desain diatas cukup signifikan, tidak hanya
terbatas pada penghematan cost raw material SUS316, tetapi juga dalam
hubungannya dengan cost pengelasan (consumable dan manhours), transportasi
pengiriman, handling dan lain sebagainya.
desain
2
3
4
(Lampiran 3)
166,4
336,8
511,1
689,5
73
intermediate stiffening ring yang cukup significant pula, tidak hanya terbatas pada
cost raw material SM400B saja, tetapi juga dalam hubungannya dengan cost
pengelasan (consumable dan manhours), transportasi pengiriman, handling dan
lain sebagainya.
Tabel 4.4 Perbandingan Buckling Load Factor dan nominal thickness shell pada
setiap variasi desain
Effective supported
2450
1222
814,7
611
488,8
length (mm) L
23
20
19
18
17
7,54
13,181
23,345
39,113
75,884
BLF
Pada desain awal tanpa intermediate stiffening ring, nilai BLF sudah cukup tinggi
yaitu 7,54. Penambahan 1 buah intermediate stiffening ring mampu meningkatkan
nilai BLF menjadi 13,181 (sekitar 2x dari desain awal), dan terbesar adalah
penambahan 4 buah intermediate stiffening ring dengan nilai BLF sebesar 75,884
(sekitar 10x dari desain awal).
74
Tabel 4.5 Perbandingan Buckling Load Factor dan Pa pada setiap variasi
desain
Minimum thickness -
21,8
19,2
17,9
17,1
16,7
tr(ex)
(MPa)
0,78
tr(ex) (MPa)
0,781
0,781
0,782
0,781
0,783
Pa
7,54
13,181
23,345
39,113
75,884
BLF
75
0,78
7,54
13,181
23,345
39,113
75,884
BLF
5,88
10,28
18,21
30,51
59,12
PCr = P x BLF
129
(MPa)
Dari tabel diatas, nilai PCr pada setiap variasi pemakaian ring masih jauh
dibawah nilai yield strength dari material shell pada desain temperature 320
yaitu 129 MPa.