Anda di halaman 1dari 4

Rangkuman Bab I

Estetika dan Pemetaan Zaman


Definisi, Ruang Lingkup, dan Kata Kunci
Etimologi
Kata estetika berasal dari kata Yunanin aisthetikos, yang mempunyai arti
mengamati dengan indera (aisthanomai).
Beberapa Definisi Estetika
a. Estetika adalah sains tentang pengenalan inderawi.
b. Estetika merupakan ilmu pengetahuan tentang pengamatan inderawi.
c. Estetika adalah renungan filosofis tentang seni atau filfasat seni.
d. Estetika adalah pengetahuan tentang yang indah.
e. Estetika adalah bagian dari ilmu nilai (aksiologi).
Ruang Lingkup Estetika
Estetika meliputi tiga bidang, yaitu bidang Filosofis, Psikologis, dan Sosiologis.
Kata-kata Kunci Setiap Zaman
a. Yunani Kuno: Kosmosentrisme
Kata kuncinya adalah Alam (Kosmos). Yang menjadi titik acuan refleksi
adalah alam. Alam adalah sebagai makrokosmos dan manusia sebagai
mikrokosmos.
b. Abad Pertengahan: Teosentrisme
Kata kuncinya adalah teos, artinya Tuhan. Asas perkembangan hidup
manusia bukanlah alam, atau kosmos, seperti pada masa Yunani Kuno, melainkan
sejarah keselamatan. Yang menjadi titik acuan refleksi estetis adalah Allah
sendiri.
c. Masa Modern: Antroposentrisme
Kata Kuncinya adalah antropos, artinya manusia. Penyelidikan menuju
kearah antroposentrisme: artinya, manusia menjadi titik pusat, titik tolak dan
titik gerak penyelidikan filsafat.
d. Abad ke-20 dan 21: Teknologi-Informatika
Kata kuncinya adalah teknologi dan informatika. Sejak munculnya
gerakan postmodernisme pada tahun 1960-an, yang dijual bukan lagi teknologi
sebagai barang, tetapi informasi dan simulasi digital.
Pemetaan Estetika
George Dickie membagi Estetika dalam empat masa, yaitu Estetika Klasik,
Abad Pertengahan, Renaisans, dan Kontemporer.
Apakah Karya Seni itu ?
Karya seni tidak bersifat fisik, maupun mental. Karya seni bersifat
universal, tetapi mendapatkan bentuknya melalui medium material. Bagi
Fenomenalisme, karya seni tidak bersifat fisikal, tetapi menolak konsep
universalia Plato.

Rangkuman Bab II
Estetika Yunani Kuno
Plato, Aristoteles, dan Plotinus
A. Plato (427-347 S.M.)
Plato merupakan seorang yang idealis. oleh karena itu ajarannya juga
tentang idea-idea yang dijeaskannya melalui cerita Perumpamaan tentang Gua:.
menurut Plato, hal yang nyata adalah ide tentang sesuatu hal. sebuah prinsip
universal yang memungkinkan sesuatu untuk ada. ide adalah kebenaran sejati.
Untuk menemukan idea, kita harus meggunkan nalar. Idea tidak berawal dan
tidak berakhir, yang berarti adalah kekal.
Kata-Kata Kunci Pemikiran Plato:
1. Kebenaran yang universal
2. Kebenaran yang kekal
3. Kebenaran didapatkan melalui kapasitas akal (logika).
Menurut Plato, seni adalah imitasi, yang berarti tiruan dari tiruan. Teori ini
disebut teori Mimesis. Plato keberatan dengan seni karena seni menjauhkan kita
dari idea dan bersifat emosional.
B. Aristoteles (384-322 S.M.)
Meskipun ia adalah seorang murid Plato, Aristoteles menolak ajaran Plato
tentang idea. Ia lebih menekankan bahwa yang nyata adalah wujud asli dari suatu
benda, berkebalikan dengan Plato. Hal ini dijelaskannya melalui teori metafisika.
teori ini menjelaskan bahwa setiap benda selalu merupakan perwujudan dari
materi (hyle) dan bentuk (morphe).
Aristoteles
1. Penyebab
2. Penyebab
3. Penyebab
kejadian
4. Penyebab

Merumuskan Ada 4 Macam Penyebab:


material (causa materialis)
: bahan dari mana suatu benda dibuat
efisien (causa efficiens)
: motor yang menjalankan kejadian
final (causa finalis)
: tujuan yag menjadi arah suatu
formal (causa formalis)

: bentuk yang menyusun bahan.

Aristoteles menolak ajaran Plato tentang idea sebagai sumber


pengetahuan. Sumbangan utama Aristoteles bagi estetika diuraikan dalam buku
Poetika (Poetics). Berbeda dengan Plato yang anti seni, Aristoteles justru sangat
mementingkan seni. hal ini diungkapkannya dalam pandangannya tentang seni
bahwa seni merupakan suatu proses pemurnian diri (katharis). Artinya, lewat
pertunjukannya, seni harus menjernihkan pikiran dan jiwa penonton.

C. Plotinus (205-270M)
Secara umum ajaran plotinus tentulah berkaitan erat dengan ajaran Plato.
Pengaruhya jelas sangat besar, pengaruh itu ada pada Theologi Kristen, juga pada
renaissance. Pandangan mistis merupakan ciri filsafatnya.

Metafisika Plotinus

1. The One (Yang Esa) adalah Tuhan dalam pandangan philo, yaitu suatu realitas
yang tidak mungkin dapat di pahami melalui metode sains dan logika. Ia berada
di luar eksistensi, diluar segala nilai. Jika mencoba mendefinisikannya, maka kita
akan gagal.
2. The Mind (nous) adalah gambaran tentang Yang Esa dan di dalamnya
mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asli objek-objek.
Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita harus
melaui perenungan.
3. The Soul (psyche) merupakan arsitek dari semua fenomena yang ada di alam,
soul itu mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil.
Tentang Ilmu
Ia menganggap sains lebih rendah dari metafisika, metafisika lebih rendah
dari pada keimanan. Surga lebih berarti dari pada bumi, sebab surga itu tempat
peristirahatan jiwa yang mulia. Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewadewa. Ia juga mengakui adanya hantu-hantu yang bertempat diantara bumi dan
bintang-bintang. Semua ini memperlihatkan rendahnya mutu sains Plotinus.
Tentang Jiwa
Jiwa setiap individu adalah satu, itu di ketahui dari kenyataan bahwa jiwa
itu ada di setiap tempat di badan. Bukan sebagian di sana dan sebagian disini
pada badan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa jiwa anda sama dengan jiwa
saya, berarti jiwa hanya satu, jiwa itu individual.
Tujuan filsafat Plotinus ialah terciptanya kebersatuan dengan Tuhan.
Caranya ialah pertama-tama dengan mengenal alam melalui alat indra.

Niko Mulyadi

13120210294
B - Aesthetics

Anda mungkin juga menyukai