Rangkuman Bab II
Estetika Yunani Kuno
Plato, Aristoteles, dan Plotinus
A. Plato (427-347 S.M.)
Plato merupakan seorang yang idealis. oleh karena itu ajarannya juga
tentang idea-idea yang dijeaskannya melalui cerita Perumpamaan tentang Gua:.
menurut Plato, hal yang nyata adalah ide tentang sesuatu hal. sebuah prinsip
universal yang memungkinkan sesuatu untuk ada. ide adalah kebenaran sejati.
Untuk menemukan idea, kita harus meggunkan nalar. Idea tidak berawal dan
tidak berakhir, yang berarti adalah kekal.
Kata-Kata Kunci Pemikiran Plato:
1. Kebenaran yang universal
2. Kebenaran yang kekal
3. Kebenaran didapatkan melalui kapasitas akal (logika).
Menurut Plato, seni adalah imitasi, yang berarti tiruan dari tiruan. Teori ini
disebut teori Mimesis. Plato keberatan dengan seni karena seni menjauhkan kita
dari idea dan bersifat emosional.
B. Aristoteles (384-322 S.M.)
Meskipun ia adalah seorang murid Plato, Aristoteles menolak ajaran Plato
tentang idea. Ia lebih menekankan bahwa yang nyata adalah wujud asli dari suatu
benda, berkebalikan dengan Plato. Hal ini dijelaskannya melalui teori metafisika.
teori ini menjelaskan bahwa setiap benda selalu merupakan perwujudan dari
materi (hyle) dan bentuk (morphe).
Aristoteles
1. Penyebab
2. Penyebab
3. Penyebab
kejadian
4. Penyebab
C. Plotinus (205-270M)
Secara umum ajaran plotinus tentulah berkaitan erat dengan ajaran Plato.
Pengaruhya jelas sangat besar, pengaruh itu ada pada Theologi Kristen, juga pada
renaissance. Pandangan mistis merupakan ciri filsafatnya.
Metafisika Plotinus
1. The One (Yang Esa) adalah Tuhan dalam pandangan philo, yaitu suatu realitas
yang tidak mungkin dapat di pahami melalui metode sains dan logika. Ia berada
di luar eksistensi, diluar segala nilai. Jika mencoba mendefinisikannya, maka kita
akan gagal.
2. The Mind (nous) adalah gambaran tentang Yang Esa dan di dalamnya
mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asli objek-objek.
Kandungan Nouns adalah benar-benar kesatuan. Untuk menghayatinya kita harus
melaui perenungan.
3. The Soul (psyche) merupakan arsitek dari semua fenomena yang ada di alam,
soul itu mengandung satu jiwa dunia dan banyak dunia kecil.
Tentang Ilmu
Ia menganggap sains lebih rendah dari metafisika, metafisika lebih rendah
dari pada keimanan. Surga lebih berarti dari pada bumi, sebab surga itu tempat
peristirahatan jiwa yang mulia. Bintang-bintang adalah tempat tinggal dewadewa. Ia juga mengakui adanya hantu-hantu yang bertempat diantara bumi dan
bintang-bintang. Semua ini memperlihatkan rendahnya mutu sains Plotinus.
Tentang Jiwa
Jiwa setiap individu adalah satu, itu di ketahui dari kenyataan bahwa jiwa
itu ada di setiap tempat di badan. Bukan sebagian di sana dan sebagian disini
pada badan. Kita tidak dapat mengatakan bahwa jiwa anda sama dengan jiwa
saya, berarti jiwa hanya satu, jiwa itu individual.
Tujuan filsafat Plotinus ialah terciptanya kebersatuan dengan Tuhan.
Caranya ialah pertama-tama dengan mengenal alam melalui alat indra.
Niko Mulyadi
13120210294
B - Aesthetics