Manufaktur Camshaft
JUMAT, 13 JANUARI 2012
LANDASAN TEORI
1. Mekanisme Katup
Proses pembakaran gas pada mesin 4 langkah dikendalikan oleh mekanisme katup.
Mekanisme katup merupakan suatu mekanisme dalam engine yang memiliki tugas untuk
mengatur open-close engine valve (buka-tutup katup) saluran masuk dan buang pada ruang
bakar sebuah engine (motor bakar).
Struktur kerja mekanisme katup dan urutan kerja dimulai saat poros engkol berputar, maka
akan mengakibatkan berputarnya camshaft yang dihubungkan melalui timing chain dan roda
gigi/sprocket. Camshaft akan menggerakan rocker arm dan rocker arm akan menekan batang
katup sehingga terjadi pergerakan katup.
perbedaan tekanan udara luar dengan penurunan tekanan dalam silinder yang disebabkan oleh hisapan
torak, sedangkan pada katup buang gas bekas pembakaran akan keluar dari silinder dengan tekanan sisa
pembakaran sehingga cukup kuat untuk mendorong gas bekas pembakaran keluar dari silinder.
Disamping itu juga dimaksudkan agar pemasukan bahan bakar udara lebih sempurna.
Gambar Katup
b. Dudukan katup
Dudukan katup berfungsi sebagai tempat dudukan kepala katup. Antara kepala katup dengan
dudukan katup harus membuat persinggungan yang rapat agar tidak terjadi kebocoran gas pada saat
kompresi atau kerja. Sudut kemiringan persinggungan katup dengan dudukan katup untuk katup masuk
dan katup buang adalah 45, lebar persinggungan katup dengan dudukan katup dimaksudkan agar ekanan
katup dan dudukan katup dapat sebesar mungkin, agar persinggungan katup dengan dudukan katup tidak
mudah terbakar dan tidak mudah terselip kotoran yang menyebabkan kebocoran gas pada langkah
kompresi atau kerja.
Fungsi dari pegas katup yaitu untuk mengembalikan katup agar tetap dalam keadaan rapat-rapat
dalam kedudukannya. Telah diketahui bahwa kerja katup adalah membuka dan menutup disesuaikan
dengan langkah torak. Pada saat membuka, katup digerakan oleh sumbu nok dan pada saat menutup katup
digerakan oleh pegas katup. Jumlah pegas yang dipasang pada sebuah katup ada yang satu katup dan ada
yang dua buah.
e. Rocker arm
Rocker arm dipasang pada rocker shaft. Bila rocker arm ditekan keatas oleh poros
hubungan, katup akan tertekan dan membuka. Rocker arm dilengkapi dengan sekrup dan
mur pengunci untuk penyetelan katup.
f. Poros engkol
Poros engkol berfungsi mengubah gerak torak menjadi gerakan putar dan
meneruskan gaya tersebut ke alat pemindah tenaga sampai ke roda.
g. Camshaft
Camshaft atau poros bubungan atau poros nok berfungsi untuk mengatur membuka
dan menutupnya katup hisap maupun katup buang pada kepala silinder. Camshaft berputar
lebih lambat dari poros engkol karena jumlah gigi sprocket poros bubungan dua kali lebih
banyak dari pada jumlah gigi sprocket poros engkol.
h. Timing chain
Timing chain berguna untuk menghubungkan gigi poros engkol dengan gigi camshaft, sehingga
putaran poros engkol dapat diteruskan ke camshaft dan terjadilah persesuaian antara gerak naik turunnya
piston dengan terbuka dan tertutupnya katup dalam melakukan proses kerja. Roda gigi/sprocket adalah
roda gigi berfungsi menerima putaran dari gigi poros engkol dan meneruskannya ke camshaft .
2. Mekanisme Kerja Camshaft
Camshaft atau sering disebut poros bubungan atau poros nok adalah sebuah alat yang digunakan
dalam mesin torak untuk menjalankan valve poppet (buka tutup katup). Bentuk camshaft berupa batangan
silinder dengan panjang tertentu yang memiliki bentuk khusus dan terdapat beberapa tonjolan landai
seperti telur pada badannya yang disebut cam atau biasa juga disebut lobe atau bubungan. Bagian yang
bernama cam/lobe inilah yang akan bertugas menggerakkan katup mesin sehingga mampu membuka
lubang masuk dan keluar ruang bakar mesin dan waktu buka-tutup inilah yang dapat mempengaruhi
tenaga pada sebuah mesin. Tiap pabrikan mesin mobil membuat bentuk sebuah camshaft yang berbedabeda, meskipun itu original, terutama pada bagian lobe-nya. Oleh karena itu setiap jenis mesin pada mobil
dari berbagai merk, pastinya memiliki tenaga dan torsi yang berbeda-beda pula.
Gambar Camshaft
Gambar Cam/Bubungan
Hubungan antara perputaran camshaft dengan perputaran poros engkol sangat penting. Karena
katup mengontrol aliran masukan bahan bakar dan pengeluaran, mereka harus dibuka dan ditutup pada
saat yang tepat selama stroke piston. Untuk alasan ini, camshaft dihubungkan dengan crankshaft secara
langsung, atau melalui mekanisme "gear", atau secara tidak langsung melalui rantai yang disebut rantai
waktu. Dalam beberapa rancangan camshaft juga menggerakkan distributor, minyak dan pompa bahan
bakar. Juga dalam sistem injeksi bahan bakar dahulu, cam di camshaft akan mengoperasikan penginjeksi
bahan bakar tersebut.
Dalam sebuah mesin dua-langkah yang menggunakan sebuah camshaft, setiap valve membuka
sekali untuk setiap rotasi crankshaft; dalam mesin ini, camshaft berputar pada kecepatan yang sama
dengan crankshaft. Dalam mesin empat langkah, katup-katup akan membuka setengah lebih sedikit, oleh
karena itu dua putaran penuh crankshaft terjadi di setiap putaran camshaft.
Tergantung lokasi dari camshaft tersebut, cam menggerakkan katup secara langsung ataupun
melalui hubungan antara pushrods dan pelatuk katup. Cara kerja yang langsung menghasilkan mekanisme
sederhana dan kesalahan yang sedikit, tetapi camshaft harus diposisikan di atas silinder. Dahulu, ketika
mesin tidak secanggih sekarang, kelihatannya mekanisme tersebut sangat mengganggu, akan tetapi di era
mesin modern, sistem cam overhead, dimana camshaft di atas cylinder head, adalah sangat umum.
Beberapa mesin menggunakan satu camshaft untuk setiap katup masukan dan katup keluaran; sama
dengan yang dikenal sebagai double atau dual overhead cam (DOHC) atau cam ganda yang ditempatkan
di atas silinder, lalu sebuah V Engines membutuhkan empat camshaft.
Gear Valve Timing pada sebuah mesin Ford Taunus V4 gear yang kecil ada di crankshaft, gear yang
lebih besar ada pada camshaft. Perbandingan gear menyebabkan camshaft bekerja setengah RPM dari
crankshaft. Gesekan luncur antara bagian muka cam dengan follower tergantung kepada besarnya
gesekan. Untuk mengurangi aus ini, cam dan follower mempunyai permukaan yang keras, dan minyak
pelumas modern mengandung bahan yang secara khusus mengurangi gesekan luncur. Lobe (daun telinga)
dari camshaft biasanya meruncing, mengakibatkan follower atau pengangkat katup berputar sedikit dalam
setiap tekanan, dan membuat aus komponen. Bagian muka dari cam dan follower dirancang untuk aus
bersamaan, jadi ketika salah satu telah aus maka keduanya harus diganti untuk mencegah aus yang
berlebihan.
Selain gesekan mekanik, dorongan besar juga diperlukan untuk mengatasi pegas katup yang selalu
mendekati katup mesin. Hal ini akan mengakibatkan 25% dari keluaran total mesin menjadi kosong,
mengurangi efisiensi keseluruhan. Ada dua pendekatan yang telah dicoba untuk mengatasi energi yang
terbuang tersebut, akan tetapi nyatanya sulit untuk diterapkan.
Secara garis besar material dibagi dalam beberapa kelompok besar. Fungsi yang spesifik dari
material bisa di tentukan apabila induk materialnya sudah di ketahui. Setiap material mempunyai struktur,
mechanical properties, physical properties, dan modification properties yang berbeda-beda.
Dalam pengembangan sebuah model (part) baru pasti akan diikuti oleh beberapa
pertanyaan seperti : Benda seperti apa itu? Apa fungsinya? dan bagaimana cara kerja mesin
itu?. Untuk menjawab semua pertanyaan itu diperlukan penetapan sifat-sifat kerja dari part yang
sesuai dengan desain, kemampuan material yang digunakan secara garis besar dan proses
yang akan digunakan. Cara ini bisa dilakukan untuk menyaring kelas material dan proses mana
yang akan digunakan.
Pemilihan dari kemampuan material dibagi menjadi 5 kategori yaitu :
1. Sifat operasi (functional requirement) dari part
Sifat operasi berhubungan langsung dengan karakteristik dari pembebanan yang diterima
part secara langsung. Apakah part itu menerima beban gesek, beban tarik, beban geser, beban
kejut, dll.
Harga
Dibawah ini adalah tabel daftar kebutuhan dan gambar hirarki kebutuhan yang dinginkan untuk
menentukan material camshaft.
Tabel Tabel Kebutuhan Dalam Menentukan Material Camshaft
Shaft yang mengalami beban fluktuatif yaitu momen torsi (T) dan momen bending (M), maka
momen torsi ekivalen adalah :
T_e=((K_mM)^2+(K_t+T)^2 )
Momen bending ekivalen
M_e=1/2 [K_mM+((K_mM)^2+(K_tT)^2 )]
Dimana :
Km = kombinasi kejut dan faktor fatik untuk bending
Kt = kombinasi kejut dan faktor fatik untuk torsi
Tabel Faktor pembebanan pada shaft
Gambar Camshaft