NPM
: 2130510035
Program ini melahirkan berbagai anak bangsa yang hobi mencari ilmu dan membaca yang
akhirnya menuntun pada terjadinya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda memainkan peran penting dalam sejarah bahasa Indonesia,
terutama penggunaannya sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda sendiri sebenarnya
adalah hasil putusan yang diterima dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 87 dan 28
Oktober 1928. Dalam salah satu isi Sumpah Pemuda tertuliskan bahwa pemuda dan
pemudi Indonesia memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu bangsa. Pada kongres ini juga Muhammad Yamin mengatakan bahwa ada dua
kemungkinan bahasa yang bisa menjadi bahasa persatuan yaitu Jawa dan Melayu, dan
Yamin berpendapat bahwa bahasa Melayu yang akan menjadi bahasa pergaulan.
Terdapat 4 faktor yang menjadikan bahasa Melayu kemudian diangkat menjadi bahasa
Indonesia, antara lain :
1. Bahasa melayu sudah menjadi sebuah lingua franca bagi bangsa Indonesia, bahasa
perdagangan, dan bahasa perhubungan.
2. Sistem bahasa Melayu yang cukup sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari
karena bahasa melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.
3. Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku yang lainnya dapat dengan sukarela untuk
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia untuk digunakan sebagai
bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk digunakan sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang sangat luas.
Pers berjasa dalam sejarah bahasa Indonesia untuk memperkenalkan berbagai istilah,
ungkapan, dan kata-kata baru, seperti : hujat, kroni, rekonsiliasi, provokator, konspirasi,
proaktif, arogan, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), dan lain sebagainya.
bercocok tanam, dan lain sebagainya yang membantu dalam penyebaran bahasa
Melayu.
2. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo memakai bahasa Indonesia di dalam
pidatonya. Hal ini merupakan pertamakalinya di sidang Volksraad, terdapat
seseorang yang berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan supaya
bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia.
4. Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan muda yaitu Pujangga Baru dan dipimpin
oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5. Pada tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana kemudina menyusun Tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia.
6. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilaksanakan atau diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia I di kota Solo. Dari hasil kongres tersebut dapat disimpulkan bahwa
usaha pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dilakukan secara sadar oleh
budayawan dan cendekiawan Indonesia pada saat itu.
7. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, pada pasal 36 menetapkan
bahwa bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa negara.
8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan tentang penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.
9. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia II
di Medan. Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad
bangsa Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang
diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara
Indonesia.
10. Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dengan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR dan
dikuatkan dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
11. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu
menetapkan
mengenai
Pedoman
Umum
Ejaan
Bahasa
Indonesia
yang
Jakarta.
Dengan
diselenggarakannya
kongres
tersebut
guna
2. Secara sosiologis, bahasa Indonesia resmi dipakai sebagai bahasa persatuan sejak
tanggal 28 Oktober 1928. Akan tetapi, secara yuridis Bahasa Indonesia di akui pada
saat setelah kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, hal ini karena bahasa melayu
sudah digunakan sebagai lingua franca atau bahasa pergaulan di nusantara serta
bahasa Melayu yang sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan tidak terdapat
tingkatan bahasa.
Itulah sejarah bahasa Indonesia, kedudukan bahasa Indonesia, dan fungsi bahasa
Indonesia. Sejarah bahasa Indonesia adalah sejarah perjuangan bangsa dalam menetapkan
eksistensinya di mata negara-negara lain di dunia. Perjuangan bangsa Indonesia guna
membuat bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bukan merupakan perkara mudah,
mengingat bahwa negara Indonesia sempat dijajah berkali-kali, dan hal tersebut mengubah
cara pengejaan kata demi kata walaupun tidak terlalu signifikan.