Anda di halaman 1dari 7

Nama : Zakiya

NPM

: 2130510035

Teknik Sipil Semester VII

ARTIKEL SEJARAH BAHASA INDONESIA


Pendahuluan
Bahasa indonesia pada dasarnya berasal dari bahasa melayu, pada zaman dahulu
lebih tepatnya pada zaman kerajaan sriwijaya bahasa melayu banyak digunakan sebagai
bahasa penghubung antar suku di plosok nusantara. Selain itu bahasa melayu juga di
gunakan sebagai bahasa perdagangan antara pedagang dalam nusantara maupun dari luar
nusantara. Bahasa melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan penyebaran
agama islam, serta makin kokoh keberadaan nya karena bahasa melayu mudah diterima
oleh masyarakat nusantara karena bahasa melayu digunakan sebagai penghubung antar
suku, antar pulau, antar pedagang, dan antar kerajaan.
Bahasa melayu mulai dipakai dikawasan Asia Tenggara sejak Abad ke-7. buktibukti yang menyatakan itu adalah dengan ditemukannya prasasti di kedukan bukit
karangka tahun 683 M (palembang), talang tuwo berangka tahun 684 M (palembang), kota
kapur berangka tahun 686 M (bukit barat), Karang Birahi berangka tahun 688 M (Jambi)
prasasti-prasasti itu bertuliskan huruf pranagari berbahasa melayu kuno.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh
karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara
sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa indonesia. Dan baru setelah kemerdekaan Indonesia tepatnya pada
tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara Yuridis. Secara Sosiologis kita bisa
mengatakan bahwa Bahasa Indonesia resmi di akui pada Sumpah Pemuda tanggal 28
Oktober 1928. Hal ini juga sesuai dengan butir ketiga ikrar sumpah pemuda yaitu Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Namun secara
Yuridis Bahasa Indonesia diakui pada tanggal 18 Agustus 1945 atau setelah Kemerdekaan
Indonesia.

Sejarah Bahasa Indonesia


Sebagai negara kepulauan dengan banyak suku dan adat di dalamnya, Indonesia
juga memiliki beragam bahasa yang unik kepada setiap suku. Dari bahasa-bahasa yang
banyak tadi juga masih terbagi-bagi lagi menjadi dialek-dialek yang berbeda. Perbedaan
ini, jika tidak ditanggapi secara serius akan menimbulkan ketidakharmonisan komunikasi
antara satu daerah dengan daerah lainnya, karena itulah muncul bahasa nasional yang
bersamanya juga membawa sejarah bahasa Indonesia yang diperjuangkan mati-matian
pada era kebangkitan bangsa beberapa puluh tahun yang lalu.
Nama Melayu muncul dari nama sebuah kerajaan yang didirikan di Jambi tepatnya
di Batang Hari, bernama kerajaan Malayu. Di kerajaan ini, diketahui bahwa bahasa Melayu
masyarakat Jambi secara keseluruhan menggunakan dialek o, dimana akhir kalimat yang
diakhiri dengan alfabet a akan diubah menjadi o seperti misalnya kemano yang
merupakan dialek o dari kata kemana. Nantinya, dialek Melayu ini akan terus
berkembang dan menjadi semakin banyak ragamnya seiring semakin banyaknya tempat
yang menggunakan dialek ini. Dalam perkembangannya, penggunaan kata Melayu
sendiri akhirnya menjadi jauh lebih luas dibandingkan daerah kerajaan Malayu yang hanya
mencakup sebagian kecil dari pulau Sumatera. Hal ini disebut dalam Kakawin
Negarakertagama sebagai asal-usul mengapa pulau Sumatera memiliki sebutan lain
sebagai Bumi Melayu.
Sejarah bahasa Indonesia baru menjadi resmi ketika pada awal abad ke-20, mulai
ada perpecahan bentuk baku tulisan pada bahasa Melayu. Pada tahun 1901, Indonesia yang
masih menjadi Hindia-Belanda mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan Persekutuan Tanah
Melayu yang nantinya menjadi bagian dari Malaysia mengadopsi ejaan Wilkinson 3 tahun
setelahnya. Commissie Voor de Volkslectuur atau Komisi Bacaan Rakyat (KRB) dibentuk
pemerintah Belanda sebagai bentuk intervensi pada tahun 1908 dan nantinya akan berubah
nama menjadi nama yang dikenal baik sebagai Balai Poestaka. Dengan D.A. Rinkes
sebagai pimpinannya, KRB menjalankan sebuah program pada tahun 1910, yaitu
pembuatan perpustakaan kecil di tiap sekolah pribumi dan fasilitas-fasilitas pemerintah
yang diberi nama program Taman Poestaka.
Akibat program Taman Poestaka yang diluncurkan oleh pemerintah Belanda, terjadi
perkembangan yag pesat dimana 700 perpustakaan telah terbangun pada tahun 1912.

Program ini melahirkan berbagai anak bangsa yang hobi mencari ilmu dan membaca yang
akhirnya menuntun pada terjadinya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda memainkan peran penting dalam sejarah bahasa Indonesia,
terutama penggunaannya sebagai bahasa Nasional. Sumpah Pemuda sendiri sebenarnya
adalah hasil putusan yang diterima dari Kongres Pemuda Kedua pada tanggal 87 dan 28
Oktober 1928. Dalam salah satu isi Sumpah Pemuda tertuliskan bahwa pemuda dan
pemudi Indonesia memutuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pemersatu bangsa. Pada kongres ini juga Muhammad Yamin mengatakan bahwa ada dua
kemungkinan bahasa yang bisa menjadi bahasa persatuan yaitu Jawa dan Melayu, dan
Yamin berpendapat bahwa bahasa Melayu yang akan menjadi bahasa pergaulan.
Terdapat 4 faktor yang menjadikan bahasa Melayu kemudian diangkat menjadi bahasa
Indonesia, antara lain :
1. Bahasa melayu sudah menjadi sebuah lingua franca bagi bangsa Indonesia, bahasa
perdagangan, dan bahasa perhubungan.
2. Sistem bahasa Melayu yang cukup sederhana, sehingga mudah untuk dipelajari
karena bahasa melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.
3. Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku yang lainnya dapat dengan sukarela untuk
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia untuk digunakan sebagai
bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk digunakan sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang sangat luas.
Pers berjasa dalam sejarah bahasa Indonesia untuk memperkenalkan berbagai istilah,
ungkapan, dan kata-kata baru, seperti : hujat, kroni, rekonsiliasi, provokator, konspirasi,
proaktif, arogan, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), dan lain sebagainya.

Kedudukan Bahasa Indonesia


1. Sebagai Bahasa Nasional
Kedudukan bahasa Indonesia ini diperoleh sudah sejak awal kelahirannya, yaitu
pada tanggal 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan juga
bahasa persatuan. Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi bahasa Indonesia
sebagai berikut :
2. Lambang identitas (jati diri).
Lambang kebanggaan bangsa Indonesia. Sebagai alat pemersatu diberbagai
kalangan masyarakat yang memiliki latar belakang etnis serta sosial-budaya, dan
berbagai macam bahasa daerah yang berbeda-beda. Sebagai alat penghubung
antardaerah dan antarbudaya.
3. Sebagai Bahasa Resmi
Kedudukan bahasa Indonesia ini memiliki dasar yuridis konstitusional, yaitu Bab
XV pada pasal 36 UUD 1945. Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
resmi dan memiliki beberapa fungsi bahasa Indonesia sebagai berikut :
a. Bahasa resmi negara.
b. Digunakan sebagai bahasa pengantar resmi dalam lembaga pendidikan.
c. Bahasa resmi dalam perhubungan di tingkat nasional guna kepentingan
pelaksanaan dan perencanaan pembangunan serta pemerintahan.
d. Bahasa resmi dalam pemanfaatan ilmu dan teknologi serta pengembangan
kebudayaan.
Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi
Munculnya bahasa pers atau bahasa Media Massa :
1. Jumlah kata-kata singkatan yang semakin bertambah.
2. Penggunaan istilah atau bahasa asing didalam surat kabar yang semakin banyak.
Perkembangan Bahasa Indonesia
1. Tahun 1908 pemerintah kolonial Belanda membangun badan penerbit buku bacaan
yang kemudian diberi nama yaitu Commissie voor de Volkslectuur atau Taman
Bacaan Rakyat. Pada tahun 1917 diubah menjadi Balai Pustaka. Badan penerbit
tersebut menerbitkan berbagai macam novel, seperti Siti Nurbaya, buku penuntun

bercocok tanam, dan lain sebagainya yang membantu dalam penyebaran bahasa
Melayu.
2. Tanggal 16 Juni 1927 Jahja Datoek Kajo memakai bahasa Indonesia di dalam
pidatonya. Hal ini merupakan pertamakalinya di sidang Volksraad, terdapat
seseorang yang berpidato dengan memakai bahasa Indonesia.
3. Tanggal 28 Oktober 1928 Muhammad Yamin secara resmi mengusulkan supaya
bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa persatuan Indonesia.
4. Tahun 1933 berdiri angkatan sastrawan muda yaitu Pujangga Baru dan dipimpin
oleh Sutan Takdir Alisyahbana.
5. Pada tahun 1936 Sutan Takdir Alisyahbana kemudina menyusun Tatabahasa Baru
Bahasa Indonesia.
6. Tanggal 25-28 Juni 1938 dilaksanakan atau diselenggarakan Kongres Bahasa
Indonesia I di kota Solo. Dari hasil kongres tersebut dapat disimpulkan bahwa
usaha pengembangan dan pembinaan bahasa Indonesia dilakukan secara sadar oleh
budayawan dan cendekiawan Indonesia pada saat itu.
7. Tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganilah UUD 1945, pada pasal 36 menetapkan
bahwa bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa negara.
8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikan tentang penggunaan ejaan Republik sebagai
pengganti dari ejaan Van Ophuijsen yang sebelumnya berlaku.
9. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1954 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia II
di Medan. Kongres Bahasa Indonesia II ini adalah perwujudan mengenai tekad
bangsa Indonesia untuk tetap terus menyempurnakan bahasa Indonesia yang
diangkat menjadi bahasa kebangsaan serta ditetapkan menjadi bahasa negara
Indonesia.
10. Tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia pada masa itu yaitu
Presiden Soeharto meresmikan penggunaan EYD atau Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan dengan melalui pidato kenegaraan di depan sidang DPR dan
dikuatkan dengan adanya Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972.
11. Pada tanggal 31 Agustus 1972 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada masa itu
menetapkan

mengenai

Pedoman

Umum

Ejaan

Bahasa

Indonesia

yang

Disempurnakan serta Pedoman Umum Pembentukan Istilah resmi diberlakukan di


Indonesia (Wawasan Nusantara).
12. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1978 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia
III di Jakarta. Kongres tersebut untuk memperingati hari Sumpah Pemuda ke-50.
Selain telah memperlihatkan kemajuan, perkembangan, dan pertumbuhan bahasa
Indonesia, juga telah berusaha untuk memantapkan kedudukan serta fungsi bahasa
Indonesia itu sendiri.

13. Tanggal 21-26 November 1983 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia IV di


Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia IV ini dilaksanakan untuk memperingati hari
Sumpah Pemuda ke-55. Dalam putusannya itu disebutkan bahwa pengembangan
dan pembinaan bahasa Indonesiab yang harus ditingkatkan sehingga amanat
tercantum dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara, dimana mewajibkan
kepada warga negara Indonesia untuk memakai bahasa Indonesia dengan benar dan
dapat tercapai dengan semaksimal mungkin.
14. Tanggal 28 Oktober - 3 November 1988 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia V
di Jakarta. Kongres Bahasa Indonesia V ini dihadiri oleh sekitar 700s pakar bahasa
Indonesia dari seluruh Indonesia serta terdapat peserta tamu dari berbagai negara
sahabat. Kongres tersebut ditandatangani dengan dipersembahkannya karya dari
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa kepada para pencinta bahasa
Indonesia di Nusantara, yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia.
15. Tanggal 28 Oktober - 2 November 1993 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia
VI di Jakarta. Pesertanya yaitu 770 pakar bahasa dari Indonesia dan terdapat 53
peserta tamu dari mancanegara. Kongres ini mengusulkan supaya Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa untuk lebih ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga
Bahasa Indonesia, dan mengusulkan agar disusun Undang-Undang Bahasa
Indonesia.
16. Tanggal 26-30 Oktober 1998 dilaksanakan Kongres Bahasa Indonesia VII di Hotel
Indonesia,

Jakarta.

Dengan

diselenggarakannya

kongres

tersebut

guna

mengusulkan dibentuknya Badan Pertimbangan Bahasa.

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah


mengukuhkan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai
bahasa nasional. Sekarang ini bahasa Indonesia sudah digunakan oleh masyarakat
Indonesia, baik itu di tingkat pusat ataupun daerah.
Kesimpulan
1. Sumber dari terciptanya bahasa Indonesia adalah bahasa melayu.

2. Secara sosiologis, bahasa Indonesia resmi dipakai sebagai bahasa persatuan sejak
tanggal 28 Oktober 1928. Akan tetapi, secara yuridis Bahasa Indonesia di akui pada
saat setelah kemerdekaan Indonesia yaitu tanggal 18 Agustus 1945.
3. Bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, hal ini karena bahasa melayu
sudah digunakan sebagai lingua franca atau bahasa pergaulan di nusantara serta
bahasa Melayu yang sederhana sehingga mudah untuk dipelajari dan tidak terdapat
tingkatan bahasa.
Itulah sejarah bahasa Indonesia, kedudukan bahasa Indonesia, dan fungsi bahasa
Indonesia. Sejarah bahasa Indonesia adalah sejarah perjuangan bangsa dalam menetapkan
eksistensinya di mata negara-negara lain di dunia. Perjuangan bangsa Indonesia guna
membuat bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bukan merupakan perkara mudah,
mengingat bahwa negara Indonesia sempat dijajah berkali-kali, dan hal tersebut mengubah
cara pengejaan kata demi kata walaupun tidak terlalu signifikan.

Anda mungkin juga menyukai