Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Polimerisasi
Polimerisasi merupakan suatu jenis reaksi kimia dimana monomer-monomer
bereaksi untuk membentuk rantai yang besar.
Dua
jenis
utama
dari
reaksi
polimerisasi
adalah polimerisasi
adisi dan polimerisasi kondensasi. Jenis reaksi yang monomernya mengalami
perubahan reaksi tergantung pada strukturnya. Suatu polimer adisi memiliki atom yang
sama seperti monomer dalam unit ulangnya, sedangkan polimer kondensasi
mengandung atom-atom yang lebih sedikit karena terbentuknya produk sampingan
selama berlangsungnya proses polimerisasi.
1.
Polimer Adisi
Reaksi pembentukan teflon dari monomer-monomernya tetrafluoroetilen,
disebut reaksi adisi. Perhatikan Gambar 1 yang menunjukkan bahwa monomer etilena
mengandung ikatan rangkap dua, sedangkan di dalam polietilena tidak terdapat ikatan
rangkap
dua.

Gambar 1. Monomer etilena mengalami reaksi adisi membentuk polietilena yang


digunakan sebagai tas plastik, pembungkus makanan, dan botol. Pasangan elektron
ekstra dari ikatan rangkap dua pada tiap monomer etilena digunakan untuk membentuk
suatu ikatan baru menjadi monomer yang lain
Menurut jenis reaksi adisi ini, monomer-monomer yang mengandung ikatan
rangkap dua saling bergabung, satu monomer masuk ke monomer yang lain,
membentuk rantai panjang. Produk yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi
mengandung semua atom dari monomer awal. Berdasarkan Gambar 1, yang
dimaksud polimerisasi adisi adalah polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi
disertai dengan pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh adisi dari monomermonomernya
yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini tidak disertai terbentuknya molekulmolekul kecil seperti H2O atau NH3.
Contoh lain dari polimer adisi adalah suatu film plastik yang tipis terbuat dari
monomer etilen dan permen karet dapat dibentuk dari monomer vinil asetat.
Dalam reaksi polimerisasi adisi, umumnya melibatkan reaksi rantai. Mekanisme
polimerisasi adisi dapat dibagi menjadi tiga tahap. Sebagai contoh mekanisme
polimerisasi adisi dari pembentukan polietilena

a) Inisiasi, untuk tahap pertama ini dimulai dari penguraian inisiator dan adisi molekul
monomer pada salah satu radikal bebas yang terbentuk. Bila kita nyatakan radikal
bebas yang terbentuk dari inisiator sebagai R, dan molekul monomer dinyatakan
dengan CH2 = CH2, maka tahap inisiasi dapat digambarkan sebagai berikut:

b) Propagasi, dalam tahap ini terjadi reaksi adisi molekul monomer pada radikal
monomer yang terbentuk dalam tahap inisiasi

Bila proses dilanjutkan, akan terbentuk molekul polimer yang besar, dimana
ikatan rangkap C= C dalam monomer etilena akan berubah menjadi ikatan tunggal C
C
pada
polimer
polietilena

c) Terminasi, dapat terjadi melalui reaksi antara radikal polimer yang sedang tumbuh
dengan radikal mula-mula yang terbentuk dari inisiator (R) CH2 CH2 + R CH2
CH2- R atau antara radikal polimer yang sedang tumbuh dengan radikal polimer
lainnya, sehingga akan membentuk polimer dengan berat molekul tinggi R-(CH2)nCH2 + CH2-(CH2)n-R R-(CH2)n-CH2CH2-(CH2)n-R Beberapa contoh polimer
yang terbentuk dari polimerisasi adisi dan reaksinya antara lain.

Polivinil klorida
n CH2 = CHCl [ - CH2 - CHCl - CH2 - CHCl - ]n Vinil klorida polivinil klorida

Poliakrilonitril
n CH2 = CHCN [ - CH2 - CHCN - ]n

Polistirena

2.

Polimer Kondensasi
Polimer kondensasi terjadi dari reaksi antara gugus fungsi pada monomer yang
sama atau monomer yang berbeda. Dalam polimerisasi kondensasi kadang-kadang
disertai dengan terbentuknya molekul kecil seperti H2O, NH3, atau HCl.
Di dalam jenis reaksi polimerisasi yang kedua ini, monomer-monomer bereaksi
secara adisi untuk membentuk rantai. Namun demikian, setiap ikatan baru yang
dibentuk akan bersamaan dengan dihasilkannya suatu molekul kecil biasanya air
dari atom-atom monomer. Pada reaksi semacam ini, tiap monomer harus mempunyai
dua gugus fungsional sehingga dapat menambahkan pada tiap ujung ke unit lainnya
dari rantai tersebut. Jenis reaksi polimerisasi ini disebut reaksi kondensasi.

Dalam polimerisasi kondensasi, suatu atom hidrogen dari satu ujung monomer
bergabung dengan gugus-OH dari ujung monomer yang lainnya untuk membentuk air.
Reaksi kondensasi yang digunakan untuk membuat satu jenis nilon ditunjukkan
pada Gambar 3.
Gambar 3. Kondensasi terhadap dua monomer yang berbeda yaitu 1,6
diaminoheksana dan asam adipat yang umum digunakan untuk membuat jenis nylon.
Nylon diberi nama menurut jumlah atom karbon pada setiap unit monomer. Dalam
gambar ini, ada enam atom karbon di setiap monomer, maka jenis nylon ini disebut
nylon 66.
POLIETILEN
1
Polietilen adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer, dalam
bahasa komersial lebih dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut bersifat
termoplastik. Jika polietilen diradiasi, maka bahan tersebut akan mengalami perubahan
strukturnya, yang pada umumnya akan terjadi perubahan sifat-sifat fisisnya. Perubahan
sifat- sifat fisis yang paling menonjol, adalah terjadinya pembentukan ikat silang.
Sejalan dengan pembentukan ikat silang, beberapa informasi yang dapat diperoleh,
yaitu :
1.
Harga Derajat kristalinitas, yang diuji dengan difraksi sinar-x.
2.
Kekuatan tarik, diuji dengan peralatan mesin instron-500.

3.

Titik leleh, diuji dengan alat DSC-40.


Pengaruh radiasi terhadap pembentukan ikat silang, lebih ditekankan pada
permasalahan yang berkaitan dengan struktur molekul, kekuatan tarik dan titik leleh.

a.

Jenis dan cara produksi


Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh dengan
member hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam atau
asetilen. Polimerisasi etilen ditunjukkan pada reaksi di bawah.

Yang digolongkan menjadi polietilen tekanan tinggi, tekanan medium dan tekanan
rendah oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing masing menjadi polietilen
masa jenis rendah (LDPE) dengan massa jenis 0,910 0,926, polietilen massa jenis
medium (MDPE) dengan massa jenis 0,941 0,965, menurut massa jenisnya, karena
sifat sifatnya erat hubungannya dengan massa jenisnya (kristalinitas). Termasuk
polipropilen yang semua disebut polyolefin. Sebagai tambahan, semuanya adalah
polietilen dengan berat molekul rendah (1.000 12.000), polietilen dengan berat
molekul sangat tinggi (1 4 juta) demikian juga polietilen yang dikopolimerkan,
polietilen yang diikat silangkan dan polietilen dibusakan.
Berikut adalah penjelasan mengenai berbagai jenis polietilen yang
diklasifikasikan berdasarkan kepadatan dan percabangan molekulnya.
1)
Polietilena bermassa molekul sangat tinggi (Ultra high molecular weight
polyethylene) (UHMWPE)
UHMWPE adalah polietilena dengan massa molekul sangat tinggi, hingga jutaan.
Biasanya berkisar antara 3.1 hingga 5.67 juta. Tingginya massa molekul membuat
plastik ini sangat kuat, namun mengakibatkan pembentukan rantai panjang
menjadistruktur kristal tidak efisien dan memiliki kepadatan lebih rendah dari pada
HDPE. UHMWPE bisa dibuat dengan teknologi katalis, dan katalis Ziegler adalah yang
paling umum. Karena ketahanannya terhadap penyobekan dan pemotongan serta
bahan kimia, jenis plastik ini memiliki aplikasi yang luas. UHMWPE digunakan sebagai
onderdil mesin pembawa kaleng dan botol, bagian yang bergerak dari mesin pemutar,
roda gigi, penyambung, pelindung sisi luar, bahan anti peluru, dan sebagai implan
pengganti bagian pinggang dan lutut dalam operasi.
2)
Polietilena berdensitas tinggi (High density polyethylene) (HDPE)
HDPE dicirikan dengan densitas yang melebihi atau sama dengan 0.941 g/cm 3.
HDPE memiliki derajat rendah dalam percabangannya dan memiliki kekuatan antar
molekul yang sangat tinggi dan kekuatan tensil. HDPE bisa diproduksi dengan katalis
kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. HDPE digunakan
sebagai bahan pembuat botol susu, botol/kemasan deterjen, kemasan margarin, pipa
air, dan tempat sampah.
3)
Polietilena cross-linked (Cross-linked polyethylene) (PEX atau XLPE)

4)

5)

6)

7)

b.

PEX adalah polietilena dengan kepadatan menengah hingga tinggi yang memiliki
sambungan cross-link pada struktur polimernya. Sifat ketahanan terhadap temperatur
tingi meningkat seperti juga ketahanan terhadap bahan kimia.
Polietilena berdensitas menengah (Medium density polyethylene) (MDPE)
MDPE dicirikan dengan densitas antara 0.9260.940 g/cm 3. MDPE bisa diproduksi
dengan katalis kromium/silika, katalis Ziegler-Natta, atau katalis metallocene. MDPE
memiliki ketahanan yang baik terhadap tekanan dan kejatuhan. MDPE biasa digunakan
pada pipa gas.
Polietilena berdensitas rendah (Low density polyethylene) (LDPE)
LDPE dicirikan dengan densitas 0.9100.940 g/cm 3. LDPE memiliki derajat tinggi
terhadap percabangan rantai panjang dan pendek, yang berarti tidak akan berubah
menjadi struktur kristal. Ini juga mengindikasikan bahwa LDPE memiliki kekuatan antar
molekul yang rendah. Ini mengakibatkan LDPE memiliki kekuatan tensil yang rendah.
LDPE diproduksi dengan polimerisasi radikal bebas.
Polietilena linier berdensitas rendah (Linear low density polyethylene) (LLDPE)
LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.9150.925 g/cm 3. LLDPE adalah polimer
linier dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang cukup signifikan.
Umumnya dibuat dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin (1butena, 1-heksena, 1-oktena, dan sebagainya). LLDPE memiliki kekuatan tensil
yanglebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap tekanan.
Polietilena berdensitas sangat rendah (Very low density polyethylene) (VLDPE)
VLDPE dcirikan dengan densitas 0.8800.915 g/cm 3. VLDPE adalah polimer linier
dengan tingkat percabangan rantai pendek yang sangat tinggi. Umumnya dibuat
dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai pendek alfa-olefin.

Sifat Sifat
Secara kimia polietilen merupakan parafin yang mempunyai berat molekul tinggi.
Karena itu sifat sifatnya serupa dengan sifat parafin. Terbakar kalau dinyalakan dan
menjadi cair, menjadi rata kalau dijatuhkan di atas air.
(1) Hubungan dengan massa jenis
Dengan cara polimerisasi etilen yang berbeda didapat struktur molekul yang
berbeda pula. Pada polietilen massa jenis rendah, molekul molekulnya tidak
mengkristal secara baik tetapi mempunyai banyak cabang. Di pihak lain, polietilen
tekanan rendah kurang bercabang dan merupakan rantai lurus, karena itu massa
jenisnya lebih besar sebab mengkristal secara baik sehingga mempunyai kristalinitas
tinggi. Karena kristal yang terbentuk baik itu mempunyai gaya antar molekul kuat, maka
bahan ini memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan titik lunak yang tinggi pula.
Tabel di bawah menunjukkan hubungan antara massa jenis dan sifat sifat lain

klik untuk mrmperbesar gambar

(2) Hubungan dengan berat molekul


Sifatnya cukup berubah oleh perubahan massa jenis. Kalau massa jenis
(kristalinitas) sama, sifat sifat mekanik dan mampu olahnya berbeda menurut ukuran
molekul. Karena berat molekul kecil, kecairannya pada waktu cair lebih baik, sedangkan
ketahanan akan zat pelarut dan kekuatannya menurun. Polietilen pada suhu tetap
190C diekstruksi melalui lubang dengan diameter 2,1 mm dan panjang 8 mm,
memberikan 2161 g selama 10 menit. Jumlah yang terekstruksikan dalam gram adalah
indeks cair.
(3) Sifat sifat listrik
Polietilen merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat sifat listrik
yang baik. Terutama sangat baik dalam sifat khas frekuensi tinggi, banyak dipakai
sebagai bahan isolasi untuk radar, TV dan berbagai alt komunikasi. Akan mempunyai
sifat lebih baik lagi jika massa jenisnya lebih tinggi.
(4) Sifat sifat kimia
Polietilen adalah bahan polimer yang sifat sifat kimianya cukup stabil tahan
berbagai bahan kimia kecuali halida dan oksida kuat. Polietilen larut dalam hidrokarbon
aromatik dan larutan hidrokarbon yang terklorinasi di atas suhu 70C, tetapi tidak ada
pelarut yang dapat melarutkan polietilen secara sempurna pada suhu biasa. Karena
bersifat non polar, polietilen tidak mudah diolah dengan merekat dan mencap. Perlu
perlakuan tambahan tertentu seperti oksidasi pada permukaan atau pengubahan
struktur permukaannya oleh sinar elektron yang kuat. Kalau dipanaskan tanpa
berhubungan dengan oksigen, hanya mencair sampai 300C, kemudian terurai karena
termal jika melampaui suhu tersebut. Tetapi jika dipanaskan dengan disertai adanya
oksigen akan teroksidasi walaupun baru 50C. Karena polietilen lemah terhadap sinar
UV, bahan anti oksida seperti turunan naftilamin atau bahan pengabsorb UV seperti
serbuk karbon, bensofenon, ester asam salisil, dicampurkan untuk memperbaiki
ketahanan UV, perlu menjadi perhatian karena polietilen akan retak di bawah pengaruh
tegangan apabila berhubungan dengan berbagai surfaktan, minyak mineral, alkali,
alcohol, dsb.
(5) Permeabilitas gas

Film polietilen sangat sukar ditembus air, tetapi mempunyai permeabilitas cukup
tinggi terhadap CO2, pelarut organic, parfum, dsb. Polietilen massa jenis tinggi kurang
permeabel daripada polietilen dengan massa jenis rendah.
c.
Polietilen Keperluan Khusus
(1) Polietilen berat molekul rendah (1.000 12.000)
Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas pada suhu sampai bahan
dengan titik cair 100C tergantung pada massa jenis dan berat molekulnya.
Dipergunakan untuk memperbaiki mampu cetak dengan mencampur atau dipakai untuk
membuat kertas tahan air, kain tanpa tenunan, pelapis, dan seterusnya dengan jalan
pelapisan. Dipakai juga untuk membebaskan cetakan, permolisan, dsb.
(2) Polietilen berat molekul sangat tinggi (1 4 juta)
Bahan ini sukar untuk diolah karena kecairannya yang buruk, walaupun agak
lunak dengan meningkatnya suhu. Tetapi bahan ini mempunyai ketahanan impak yang
baik, ketahanan abrasi sangat baik, mempunyai sifat mekanik yang baik dan pemelaran
yang kecil pada suhu sekitar 100C.
(3) Polietilen berikatan silang
Jika secara antar molekul diikat silangkan oleh penyinaran sinar radioaktif,
energy tinggi seperti dengan sinar elektron, sinar beta, sinar gama, dan seterusnya,
kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik dan titik lunaknya
meningkat (250C).
(4) Polietilen busa
Jika polietilen diikat silangkan dan dibusakan, massa jenisnya bervariasi dari
daerah yang cukup lebar. Maka bahan ini dapat dipergunakan untuk isolasi dan bahan
akustik. Bahan busa rendah dipakai sebagai pengganti bahan kayu.
d.

Mampu Olah
Polietilen mudah diolah, maka dari itu sering dicetak dengan penekanan, injeksi,
ekstruksi peniupan dan dengan hampa udara. Perlu diperhatikan bahwa penyusutannya
tinggi.

e.

Penggunaan
Pada suhu rendah bersifat fleksibel tahan impak dan tahan bahan kimia. Karena itu
dipakai untuk berbagai keperluan termasuk untuk permbuatan berbagai wadah, alat
dapur, berbagai barang kecil, botol botol, tempat minyak tanah, film, pipa, isolator
kabel listrik, serat, kantong tempat sampah dan sebagainya.

f.

Masalah lingkungan
Penggunaan polietilena yang sangat luas menjadi masalah lingkungan yang amat
serius. Polietilena dikategorikan sebagai sampah yang sulit didegradasi oleh alam,
membutuhkan waktu ratusan tahun bagi alam untuk mendegradasinya secara efisien.
Pada bulan Mei tahun 2008, Daniel Burd, remaja Kanada berusia 16 tahun,
memenangkan Canada-Wide
Science
Fair di Ottawa setelah
menemukanSphingomonas, tipe bakteri yang mampu mendegradasi polietilena.
Bersama bakteriPseudomonas, bakteri itu mampu mendegradasi lebih cepat.

Anda mungkin juga menyukai