Anda di halaman 1dari 6

MENGENDALIKAN PERANGKAT LISTRIK VIA PLC

( POWER LINE CARRIER )


Azman dan Amrih Priambudi
Jurusan Teknik Elektro
Program Studi D4 Teknik Listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
Abstrak
Pada umumnya dengan menekan tombol masing masing peraatan listrik dirumah
dapat diaktifkan. Mengaktifkan beberapa perangkat listrik di rumah biasanya akan menyita
waktu dan tenaga penghuni rumah. Hal ini dapat diantisipasi dengan sistem komputer yang
dapat mengendalikan masing masing tombol pada satu tempat.
Pada tugas ini dibuat alat yang dapat mengendalikan peraltan listrik rumah tangga
via PLC (Power Line Carrier) dengan komputer sebagai pengendali utama untuk melakukan
kontrol ON/OFF terhadap peralatan listrik yang dilakukan dari jarak jauh. Data dikirim oleh
komputer melewati jaringan listrik, kemudian pada bagian penerima data didistribusikan ke
peralatan listrik sesuai dengan informasi yang diberikan oleh komputer pengendali. Untuk
proses pendistribusian datanya digunakan mikrokontroller. Mikrokontroller merespon datan
yang dikirim oleh komputer untuk melakukan proses pengendalian peralatan listrik.
Kata Kunci : Power Line Carrier, Mikrokontroller.
I.

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
II. Semakin
meningkatnya
penggunaan peralatan listrik untuk
kebutuhan rumah tangga akhir - akhir
ini mengakibatkan penggunaan tombol
atau switch untuk mengendalikan
peralatan listrik tersebut semakin
banyak. Pada umumnya dengan
menekan tombol atau saklar masing
masing peralatan listrik dirumah, dapat
mengaktifkan peralatannya tetapi ini
biasanya akan menyita waktu. Hal ini
dapat diantisipasi dengan remote yang
dapat mengendalikan masing masing
tombol atau saklar pada satu tempat.
III.
IV. Jika
penghuni
rumah
atau
seseorang tidak perlu atau tidak dapta
berjalan menuju tombol atau saklar
tempat untuk mengaktifkan peralatan

listrik, cukup dengan menggunakan pc


atau mikrokontroller untuk mengirim
data atau perintah, maka diperlukan
suatu metode yang dapat mengirim
data melalui suatu media untuk
mengaktifkan peralatan listrik. Oleh
karenanya, melalui tugas ini dirancang
dan dibuat komunikasi data berbasis
ATMEGA16 dan komunikasi dengan
jala jala listrik tegangan ac 220V
untuk pengaktifan peralatan listrik dari
jarak jauh.
V.
V.1. Rumusan Masalah
VI.
Dalam tugas ini hanya akan
menitikberatkan pada bagian unit
pengiriman data, yaitu mengenai
komunikasi
data
menggunakan
modem Power Line Carrier. Pada unit
sentral data dapat dirumuskan

beberapa
permasalahan
sebagai
berikut :
Bagaimana merancang protokol
komunikasi unit pengiriman data
menggunakan
pc
atau
mikrokontroller dan unit penerima
data yang menggunakan jala jala
listrik sebagai media komunikasi
data.
Bagaimana
merancang
dan
membuat software mikrokontroller
ATMEGA16 untuk mengontrol
jalannya komunikasi data.
VII.
VII.1. Tujuan
VIII.
Tugas ini bertujuan untuk
merealisasikan unit sentral data pada
sistem pengaktifan peralatan listrik
rumah tangga yang menggunakan jala
jala listrik sebagai media
komunikasi
data.
Dengan
pengembangan lebih lanjut, alat ini
diharapkan dapat menjadi salah satu
solusi alat yang dapat meningkatkan
kenyamanan
kepada
pengguna
peralatan listrik.
IX.
X. TINJAUAN PUSTAKA
X.1. Sistem PLC
XI.
Saluran
distribusi
daya, selain dapat digunakan untuk
menyalurkan energi listrik, ia dapat
juga digunakan untuk menyalurkan
sinyal informasi baik berupa suara
maupun data. Penggunaan saluran
distribusi daya sebagai media
transmisi
untuk
keperluan
komunikasi dikenal dengan istilah
Power Line Carrier(PLC).
XII.
Pada dasarnya PLC
hanya
menumpangkan
sinyal
informasi dan sinyal pembawa
pada kawat listrik, oleh sebab itu
sistem ini masih bisa berfungsi

meskipun tidak ada tegangan listrik


yang mengalir asalkan kabelnya
tidak terputus. Pada sistem ini
tegangan listrik diblokir oleh
rangkaian kopling tetapi yang
diloloskan adalah sinyal-sinyal
yang dikehendaki saja. Selanjutnya
sinyal-sinyal
tersebut
akan
dipisahkan antara sinyal informasi
dengan sinyal pembawanya.
XIII.
Keuntungan sistem
PLC dibandingkan dengan sistem
komunikasi lainnya adalah tidak
diperlukannya pembangunan media
transmisi
lagi
karena
memanfaatkan jaringan kawat
distribusi daya yang sudah ada.
Selain itu sistem distribusi daya
mencakup daerah yang sangat luas
dan merupakan salah satu bagian
terpenting dari kehidupan modern
sehingga menyimpan potensi lain
yang dapat terus dikembangkan.
XIV.
XIV.1. Mikrokontroller
XV.
Mikrokontroler
adalah sebuah sistem komputer
fungsional dalam sebuah chip. Di
dalamnya terkandung sebuah inti
prosesor,memori (sejumlah kecil
RAM, memori program, atau
keduanya),dan perlengkapan input
output.
Mikrokontroler
ini
mempunyai masukan dan keluaran
serta kendali dengan program yang
bisa ditulis dan dihapus, cara kerja
mikrokontroler
sebenarnya
membaca dan menulis data.
XVI.
Mikrokontroler
yang digunakan pada rangkaian ini
adalah
mikrokontroler
tipe
ATMEGA16 yang merupakan
keluarga dari AVR. Komponen ini
merupakan sebuah chip tunggal

yang berfungsi sebagai unit


penerima dari unit master dan
pengontrol relay driver. Pemilihan
mikrokontroler jenis ini karena
mudah diperoleh di pasaran.
XVII.
2.3 Relay
XVIII. Dalam
dunia
elektronika, relay dikenal sebagai
komponen
yang
dapat
mengimplementasikan
logika
switching. Relay yang paling
sederhana
ialah
relay
elektromekanis yang memberikan
pergerakan
mekanis
saat
mendapatkan energi listrik. Secara
sederhana, relay elektromekanis
yang memberikan pergerakan
mekanis ini didefinisikan sebagai
alat yang mengguakan gaya
elektromagnetik untuk menutup
atau membuka kontak saklar dan
saklar yang digerakkan(secara
mekanis) oleh daya/energi listrik.
Relay memiliki sebuah kumparan
tengah rendah yang dililitkan
pada sebuah inti, terdapat sebuah
armatur besi yang akan tertarik
menuju inti apabila arus mengalir
melewati kumparan. Armatur ini
terpasang pada sbuah tuas pegas.
Ketika armatur tertarik menuju
inti, kontak jalur bersama akan
merubah posisinya dari kontak
normal tertutup ke kontak normal
terbuka.
XIX.
XX. METODELOGI PENILITIAN
1. Bahan dan Peralatan
XXI.
Bahan dan peralatan yang
digunakan dalam project ini meliputi
PC sebagai pengontrol utama, modem
PLC dengan IC tipe LM1893,
mikrokontroller
ATMEGA8515,

menggunakan kaki RTS pada serial RS232, sebagai input enable untuk sisi
master PLC.
2. Prosedur Penelitian
XXII.
Prosedur penelitian yang
dilakukan
dalam
membuat
pengendalian perangkat listrik via PLC
adalah melukukan studi literatur
melalui pencarian materi materi yang
berhubungan dengan pengendalian
perangkat listrik dan power line carrier
melalui buku buku, jurnal dan
internet. Kemudian penulis merancang
komunikasi antara PC dan Mikroktroler.
Selanjutnya
merancang
program
aplikasi pengendalian perangkat listrik
via PLC. Prosedur terkhir adalah
melakukan pengujian sistem dan
evaluasi perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software).
XXIII.
XXIV. PERANCANGAN
DAN
PEMBUATAN ALAT
XXIV.1. Gambaran Umum
XXV.
Gambaran
umum
dari
sistem pengontrol peralatan listrik
yang dibuat akan terjadi komunikasi
dua arah antara master & slave PLC.
Komunikasi yang terjadi terdiri dari
komunikasi
untuk
memberikan
perintah dari PC dan master PLC
kemudian diteruskan ke slave PLC.
Kemudian informasi bahwa perintah
telah diterima, akan dikembalikan
untuk dikirim oleh slave PLC untuk
ditampilkan pada PC. Komunikasi
terjadi melalui jala-jala listrik
sehingga diperlukan suatu modem
power line carrier (PLC).

XXVI.

Gambar 2.1 Blok diagram


unit sentral data

XXVI.1. Prinsip
Kerja
Unit
Sentral Data
XXVII.
Proses kerja unit
sentral data dimulai dari PC
mengontrol master PLC agar dalam
keadaan receive data dengan enable
menggunakan kaki RTS serial 232.
Kemudian PC mengirimkan data ke
PLC yang berisi kode perintah dan
alamat tujuan (nomor ID unit beban
listrik). Jika kode perintah sama
dengan data identitas dari salah satu
unit
beban
listrik,
berarti
mikrokontroller pada unit slave PLC
akan mengolah data dan menyalakan
salah satu unit beban listrik sesuai
dengan nomor ID tujuan yang
diberikan unit master.
XXVIII.
XXIX.
Jika kode perintah
tidak ada yang cocok, maka
mikrokontroller tidak akan memberi
reaksi, dan data akan diabaikan. Jika
data telah diterima dengan benar dan
menyalakan salah satu unit beban
listrik, maka mikrokontroler segera
menyiapkan informasi dari keadaan
unit beban listrik, apakah dalam posisi
ON atau OFF untuk dikirim kembali
ke unit master. Format data dari
informasi mikrokontroller hampir

sama dengan format data kode


perintah dari unit master, yang
berbeda hanya type datanya apakah
mode transmit atau reply.
XXX.
XXXI.
Setelah
data
informasi diterima oleh unit master,
maka akan memberi reaksi untuk
menyalakan atau mematikan indikator
led pada tampilan delphi di PC. Proses
selesai, dan proses akan berulang
setiap penekanan tombol click button
(perintah ON dan OFF beban listrik)
pada tampilan delphi.
XXXII.
XXXII.1.

Perancangan Hardware
XXXII.1.1. Rangkaian Zero Crossing
XXXIII.
Rangkaian
zero
crossing detector berfungsi agar bisa
menentukan waktu tunda dengan tepat
untuk mendapatkan hasil pengaturan
daya yang akurat, mikrokontroler
harus mengetahui saat titik nol (zero
crossing) dari tegangan jala-jala
listrik.
Zero
Crossing
adalah
rangkaian yang digunakan untuk
mendeteksi perpotongan gelombang
sinus AC 220 Volt saat melewati titik
tegangan nol. Seberangan titik nol
yang dideteksi adalah peralihan dari
positif menuju negatif dan peralihan
dari
negatif
menuju
positif.
Seberangan tersebut yang menjadi
acuan
yang
digunakan
untuk
pemberian waktu tunda untuk
pemicuan gate pada triac. Berikut
adalah gambar rangkaian zero

crossing detector yang ditunjukan


oleh gambar 5 di bawah ini :
XXXIV.

XXXV. Gambar rangkaian zero crossing


XXXVI.

XXXVI.1.1. Rangkaian Relai


XXXVII. Driver relai digunakan
untuk mengendalikan lampu AC 220
volt. Driver relai bekerja dari kendali
pin mikrokontroler AVR. Jika kondisi
pin berlogika satu, maka relai akan
hidup dan lampu menyala. Jika pin
berlogika nol maka relai mati dan
lampu mati.
XXXVIII.
XXXIX.
XL.
XLI.

Gambar rangkaian relai

Perancangan Software
XLII. Pengatur komunikasi data
pada alat ini dikendalikan oleh
perangkat lunak dari PC dan
mikrokontroler
ATMEGA16.
Perangkat lunak ini tersusun dari
instruksi-intruksi yang membentuk
sebuah listing program (source code).
XLIII.
XLIV. Program dibuat secara
terstruktur dalam beberapa subrutin
yang secara khusus menangani fungsi
tertentu agar memudahkan dalam
XLI.1.

pembuatan dan pencarian kesalahan


serta pengujian program sehingga
dapat bekerja dengan baik. Perangkat
lunak
mikrokontroler
dibuat
menggunakan Code Vision AVR.
Bahasa pemrograman yang digunakan
adalah
bahasa
C.
Sedangkan
perangkat lunak PC menggunakan
bahasa pemrograman Borland Delphi
7.
XLV.
XLVI. Perangkat
lunak
PC
ditujukan untuk mengirim data ke
mikrokontroller agar dapat mengontrol
beban dalam kondisi on atau off.
Perancangan
perangkat
lunak
mikrokontroler
ditujukan
untuk
memberi balasan (reply) untuk
kiriman data yang diberikan oleh PC.
XLVII.
XLVIII. HASIL PERCOBAAN DAN
ANALISA
XLIX.
L.
LI.
LII.
LIII. KESIMPULAN
LIV.
LV.
LVI.
LVII.
LVIII.
LIX. DAFTAR PUSTAKA
1. H. Wicaksono, Automasi I, Teknik
Elektro Universitas Kristen Petra, 2012.
2. Trivanto, Ferry, Unit Sentral Data
Sebagai Media Pengontrol Peralatan
Listrik Berbasis ATMEGA8515 Dan
Power
Line
Carrier.
Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya ITS
2011.
LX.

LXI.
LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV. NI
N
M
O
LXIX.LXX. 421
1
13 024
LXXIV.
LXXV.421
2
13 013
LXXIX.
LXXX.

PENILAIAN ANGGOTA

LXVI. NAMA
LXXI. Azman
LXXVI.
Priambudi

Amrih

LXVII.
NILAI

LXVIII.

LXXII.
LXXIII.
B
LXXVII.
LXXVIII.
B

BAGIAN
Hardware
Software

Anda mungkin juga menyukai