1. Penanya
a. Deagita Puspitasari
b. M.Anwar SN
pengobatannya ?
c. Luki Septiari
Pengobatan lupus : Pengobatan lupus tergantung dari berat-ringannya dan alat tubuh mana yang
terkena. Untuk itu diperlukan pemeriksaan medis secara berkala. Jika terdapat gejala ringan dapat
diberikan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan anti malaria (seperti Chloroquine). Jika
terdapat gejala yang berat dab beresiko mengancam jiwa, maka diberikan Steroid (seperti Prednison,
Metilprednisolon) dan obat imunosupresif (seperti azathioprine, cyclophosphamide, mycophenolate
mofetil dan cyclosporine). Obat-obat tersebut memang berguna untuk mengobati lupus, tetapi
mempunyai beberapa efek samping. Efek samping yang ditimbulkan beragam dari ringan sampai berat
dan terkadang baru dirasakan setelah jangka waktu lama.
c. Tian Nugraha : Lupus sendiri tidak mengganggu kesuburan wanita penderitanya, namun
jika salah satu obatnya mengandung siklofosfamid, maka dapat terjadi resiko infertilitas.
Dibanding dengan wanita pada umumnya, penderita lupus mempunyai resiko sedikit
lebih tinggi untuk terjadinya keguguran dan kematian janin dalam kandungan. Namun
demikian, sebagian besar penderita dapat mempunyai anak dengan aman. Perencanaan
kehamilan perlu diatur. Kehamilan diatur pada saat aktivitas lupus yang paling rendah.
Kehamilan pada lupus dapat dijalani dengan aman dan tidka perlu digugurkan kecuali
jika lupusnya berat dan mengenai sistem darah, ginjal atau susunan syaraf pusat. Pada
saat hamil terdapat obat-obat lupus yang perlu dihindari seperti: cyclophosphamide,
cyclosporine dan mofetil mycophenolate. Memang ada risiko terjaid peningkatan
aktivitas penyakit lupus pada awal kehamilan dan saat persalinan tetapi pada umumnya
dapat dikontrol dengan obat-obatan yang aman terhadap janin dalam kandungan. Oleh
karena itu penting untuk memeriksakan diri secara berkala pada dokter kandungan dan
dokter lupus.
d. Rizal Nurfadilah : Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang
terdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum
tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam
mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Organ limfoid
seperti thymus sendiri mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting
bagi para bayi baru lahir, karena tanpa thymus, bayi yang baru lahir akan mempunyai
sistem imun yang buruk. Leukosit (sel darah putih) dihasilkan oleh thymus, lien, dan
sumsum tulang. Sehingga ketika salah satu terganggu misalnya ginjal maka sistem imun
juga akan terganggu.
e. Dita Fitriani :
Multiple sclerosis (MS) merupakan suatu keadaan patologis yang ditandai dengan
hilangnya myelin pada serabut saraf pada beberapa lokasi susunan sistem saraf
manusia. MS adalah suatu penyakit otoimun, yakni suatu kelainan sistem imunitas
manusia dimana sistem pertahanan tubuh menyerang dirinya sendiri, dalam hal ini
adalah selubung myelin. Hilangnya selubung ini mengakibatkan transmisi impuls
pada sel yang terkait melambat. Multiple sclerosis paling sering terjadi pada otak dan
Arthritis adalah istilah umum yang berarti peradangan pada sendi. Radang sendi
ditandai dengan kemerahan, rasa hangat, bengkak, dan nyeri di dalam sendi.
Rheumatoid arthritis adalah jenis peradangan sendi kronis yang biasanya terjadi pada
sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. Kesimetrian
ini membantu membedakan rheumatoid arthritis dari jenis arthritis yang lain. Selain
mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis sesekali dapat mempengaruhi kulit, mata,
paru-paru, jantung, darah, atau saraf.
Lupus adalah penyakit peradangan kronis yang dapat mengenai kulit, sendi, ginjal,
paru, susunan saraf dan alat tubuh lainnya. Gejala tersering adalah bercak kulit,
artritis (radang sendi) sering disertai lemah badan dan demam. Perjalanan penyakit
Lupus beragam dari ringan sampai berat berselang seling kambuh dan baik. Lupus
terutama diderita oleh wanita terutama pada masa subur (wanita 10 kali lebih sering
daripada pria).
f. Reki Senja Trinanda : untuk saat ini belum ada obat lain yang dapat diberikan pada
penderita autoimun selain imunosupresan karena obat ini merupakan satu-satunya obat
yang dapat di berika pada penderita.