Anda di halaman 1dari 4

BERITA ACARA IMUNOLOGI

1. Penanya
a. Deagita Puspitasari
b. M.Anwar SN

: Kenapa autoimun lebih sering menyerang perempuan ?


: Apa yang dimaksud dengan lupus dan bagaimana ciri-ciri seta

pengobatannya ?
c. Luki Septiari

: Bagaimana pengaruh penyakit autoimun pada kehamilan dan

bagaimana pengaruh pada kesuburan ?


d. Nurfitri Budianti
: Bagaimna pengaruh penyakit ginjal pada sistem imun ?
e. Zidny Ilmayaqin
: Penyakit autoimun apa saja yang dapat menyerang perempuan ?
f. Dudi Nurmalik
: Apakah ada obat yang dapat digunakan untuk penyakit autoimun
selain imunosupresan ?
2. Penjawab
a. Rizal Nurfadilah : Fungsi sel di tubuh dipengaruhi oleh hormon yang salah satunya
adalah hormon estrogen yang banyak terdapat pada perempuan. Kondisi ini yang
membuat perempuan rentan. Sedangkan pada usia produktif, kadar hormon estrogen
cenderung sedang berada di puncaknya atau tinggi, sehingga perempuan yang berada di
usia produktif cenderung lebih rentan. Sedangkan pada pria memproduksi hormone
progesterone dimana hormone ini berfungsi sebagai sistem imun sedangkan perempuan
tidak memproduksi sehingga perempuan lebih rentan terkena penyakit autoimun daripada
laki-laki.
b. Dita Fitriani : Lupus adalah penyakit peradangan kronis yang dapat mengenai kulit,
sendi, ginjal, paru, susunan saraf dan alat tubuh lainnya. Gejala tersering adalah bercak
kulit, artritis (radang sendi) sering disertai lemah badan dan demam. Perjalanan penyakit
Lupus beragam dari ringan sampai berat berselang seling kambuh dan baik. Lupus
terutama diderita oleh wanita terutama pada masa subur (wanita 10 kali lebih sering
daripada pria).
Berikut ini gejala yang sering dialami penderita lupus:
Nyeri sendi (95%)
Demam (lebih dari 38 C) 90%
Bengkak Sendi 90%
Lemah Badan 81%
Kemerahan pada kulit 74%
Anemia 71%
Kerusakan ginjal 50%
Nyeri dada sewaktu bernafas (pleuritis) 45%
Malar rash (bercak pada wajah) 42%
Fotosensitif 30%

Rambut rontok 27%


Gangguan pembekuan darah 20%
Fenomena Raynoud 17%
Kejang 15%
Sariawan 12%

Pengobatan lupus : Pengobatan lupus tergantung dari berat-ringannya dan alat tubuh mana yang
terkena. Untuk itu diperlukan pemeriksaan medis secara berkala. Jika terdapat gejala ringan dapat
diberikan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan anti malaria (seperti Chloroquine). Jika
terdapat gejala yang berat dab beresiko mengancam jiwa, maka diberikan Steroid (seperti Prednison,
Metilprednisolon) dan obat imunosupresif (seperti azathioprine, cyclophosphamide, mycophenolate
mofetil dan cyclosporine). Obat-obat tersebut memang berguna untuk mengobati lupus, tetapi
mempunyai beberapa efek samping. Efek samping yang ditimbulkan beragam dari ringan sampai berat
dan terkadang baru dirasakan setelah jangka waktu lama.

c. Tian Nugraha : Lupus sendiri tidak mengganggu kesuburan wanita penderitanya, namun
jika salah satu obatnya mengandung siklofosfamid, maka dapat terjadi resiko infertilitas.
Dibanding dengan wanita pada umumnya, penderita lupus mempunyai resiko sedikit
lebih tinggi untuk terjadinya keguguran dan kematian janin dalam kandungan. Namun
demikian, sebagian besar penderita dapat mempunyai anak dengan aman. Perencanaan
kehamilan perlu diatur. Kehamilan diatur pada saat aktivitas lupus yang paling rendah.
Kehamilan pada lupus dapat dijalani dengan aman dan tidka perlu digugurkan kecuali
jika lupusnya berat dan mengenai sistem darah, ginjal atau susunan syaraf pusat. Pada
saat hamil terdapat obat-obat lupus yang perlu dihindari seperti: cyclophosphamide,
cyclosporine dan mofetil mycophenolate. Memang ada risiko terjaid peningkatan
aktivitas penyakit lupus pada awal kehamilan dan saat persalinan tetapi pada umumnya
dapat dikontrol dengan obat-obatan yang aman terhadap janin dalam kandungan. Oleh
karena itu penting untuk memeriksakan diri secara berkala pada dokter kandungan dan
dokter lupus.
d. Rizal Nurfadilah : Tubuh kita mempunyai banyak sekali mekanisme pertahanan yang
terdiri dari berbagai macam sistem imun yaitu organ limfoid (thymus, lien, sumsum
tulang) beserta sistem limfatiknya. Organ tubuh kita yang juga termasuk dalam
mekanisme pertahanan tubuh yaitu jantung, hati, ginjal dan paru-paru. Organ limfoid
seperti thymus sendiri mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan sel T dan penting

bagi para bayi baru lahir, karena tanpa thymus, bayi yang baru lahir akan mempunyai
sistem imun yang buruk. Leukosit (sel darah putih) dihasilkan oleh thymus, lien, dan
sumsum tulang. Sehingga ketika salah satu terganggu misalnya ginjal maka sistem imun
juga akan terganggu.
e. Dita Fitriani :
Multiple sclerosis (MS) merupakan suatu keadaan patologis yang ditandai dengan
hilangnya myelin pada serabut saraf pada beberapa lokasi susunan sistem saraf
manusia. MS adalah suatu penyakit otoimun, yakni suatu kelainan sistem imunitas
manusia dimana sistem pertahanan tubuh menyerang dirinya sendiri, dalam hal ini
adalah selubung myelin. Hilangnya selubung ini mengakibatkan transmisi impuls
pada sel yang terkait melambat. Multiple sclerosis paling sering terjadi pada otak dan

spinal cord, namun dapat terjadi pada sistem saraf lainnya


Sjogren syndrome atau sindrom Sjogren adalah gangguan sistem kekebalan tubuh
yang dapat diidentifikasi dengan dua gejala yang paling umum, yaitu mata kering dan
mulut kering. Sindrom Sjogren seringkali menyertai gangguan sistem kekebalan,
seperti rheumatoid arthritis dan lupus. Pada penderita sindrom Sjogren, mata dan
mulut biasanya paling pertama terpengaruh. Pengaruh sindrom Sjogren pada mata
dan mulut dapat mengakibatkan penurunan produksi air mata dan air liur. Sindrom
Sjogren dapat mempengaruhi kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air mata
dan kelenjar yang berfungsi untuk memproduksi air liur (saliva). Sindrom Sjogren
dapat terjadi pada semua usia, namun kebanyakan didiagnosis pada usia lebih dari 40
tahun. Sindrom Sjogren banyak terjadi pada wanita. Pengobatan sindrom ini biasanya
berfokus pada menghilangkan gejala, yang dapat reda seiring berjalannya waktu.

Arthritis adalah istilah umum yang berarti peradangan pada sendi. Radang sendi
ditandai dengan kemerahan, rasa hangat, bengkak, dan nyeri di dalam sendi.
Rheumatoid arthritis adalah jenis peradangan sendi kronis yang biasanya terjadi pada
sendi di kedua sisi tubuh, seperti tangan, pergelangan tangan, atau lutut. Kesimetrian
ini membantu membedakan rheumatoid arthritis dari jenis arthritis yang lain. Selain
mempengaruhi sendi, rheumatoid arthritis sesekali dapat mempengaruhi kulit, mata,
paru-paru, jantung, darah, atau saraf.

Lupus adalah penyakit peradangan kronis yang dapat mengenai kulit, sendi, ginjal,
paru, susunan saraf dan alat tubuh lainnya. Gejala tersering adalah bercak kulit,
artritis (radang sendi) sering disertai lemah badan dan demam. Perjalanan penyakit
Lupus beragam dari ringan sampai berat berselang seling kambuh dan baik. Lupus
terutama diderita oleh wanita terutama pada masa subur (wanita 10 kali lebih sering
daripada pria).

f. Reki Senja Trinanda : untuk saat ini belum ada obat lain yang dapat diberikan pada
penderita autoimun selain imunosupresan karena obat ini merupakan satu-satunya obat
yang dapat di berika pada penderita.

Anda mungkin juga menyukai