Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan dengan terjadinya

akumulasi suatu spesies pada batas permukaan padatan-fluida. Adsorpsi dapat


terjadi karena gaya tarik menarik secara elektrostatis maupun gaya tarik menarik
yang diperbesar dengan ikatan koordinasi hidrogen atau ikatan Van der Waals.
Adsorpsi secara fisika (physorption) terjadi jika adsorbat dan permukaan adsorben
berikatan hanya dengan ikatan Van der Waals. Molekul adsorbat terikat lemah dan
panas adsorpsinya rendah (Sembodo, 2005).
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi
adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida (cairan maupun gas) terikat
pada suatu padatan dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan padatan tersebut. Berbeda dengan absorpsi dimana fluida terserap oleh
fluida lainnya dengan membentuk suatu larutan. Adsorpsi secara umum adalah
proses penggumpalan substansi terlarut (soluble) yang ada dalam larutan, oleh
permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika
antara substansi dengan penyerapnya (Wibawa, 2008).
Adsorpsi secara kimiawi (chemisorption) terjadi jika molekul adsorbat
terikat dengan suatu reaksi kimia dengan permukaan adsorben. Karena adanya
ikatan kimia yang terputus dan terbentuk selama proses, maka panas adsorpsinya
hampir sama dengan panas reaksi kimia. Hubungan antara jumlah adsorbat yang
terjerap dengan konsentrasi adsorbat dalam larutan pada keadaan kesetimbangan
dan suhu tetap dapat dinyatakan dengan isoterm adsorpsi (Sembodo, 2005).
Isoterm adsorpsi adalah hubungan antara jumlah substansi yang diserap
oleh adsorben pada kesetimbangan pada suhu konstan. Dan juga isoterm adsorpsi
biasanya digambarkan dalam bentuk kurva berupa plot distribusi kesetimbangan
adsorbat antara fase padat dengan fase gas atau cair pada suhu konstan (Novian,
dkk., 2014). Isoterm adsorpsi adalah hubungan kesetimbangan antara konsentrasi
dalam fase fluida dan konsentrasi di dalam partikel adsorben pada suhu tertentu.
Ada beberapa isoterm adsorpsi yang diketahui seperti model isoterm Langmuir,

2
Freundlich dan juga model isoterm Brunauer, Emmet, dan Teller (BET) (Asyhar,
2014).
Dewasa ini proses penjernihan air menggunakan karbon aktif sebagai
pengadsorpsi atau adsorben pada kotoran yang terdapat dalam air penyebab keruh
dan warna pada air sumur atau air sungai yang disebut juga dengan proses
koagulasi-flokulasi. Selain itu untuk mengurangi keringat pada ketiak digunakan
deodoran. Prinsip kerjanya yaitu dengan mengadsorpsi keringat yang keluar dari
dalam tubuh pada bagian ketiak secara berlebihan. Berbagai adsorben anorganik
maupun organik dapat dijadikan sebagai adsorpsi seperti aluminium, bauksit,
magnesia, magnesium silikat, kalsium hidroksida, silikat gel, dan timah diatom
(Suriadi, dkk., 2013).
Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum isoterm adsorpsi dengan
menggunakan karbon aktif sebagai sampel untuk mengetahui bagaimana proses
penentuan isoterm adsorpsi itu sendiri, terutama menurut Freundlich.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang terdapat di dalam percobaan ini adalah :
1. Bagaimana penentuan persamaan isoterm menurut Freundlich pada proses
adsorpsi asam oleh karbon aktif ?
2. Apa saja macam-macam isoterm adsorpsi?
3. Bagaimana penerapan konsep mol pada percobaan isoterm adsorpsi?
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Memahami penentuan persamaan isoterm menurut Freundlich pada proses
adsorpsi asam oleh karbon aktif.
2. Memahami macam-macam isoterm adsorpsi.
3. Memahami penerapan konsep mol pada percobaan isoterm adsorpsi.

3
1.4 Manfaat Percobaan
Adapun manfaat percobaan ini adalah :
1. Praktikan dapat memahami penentuan persamaan isoterm menurut
Freundlich pada proses adsorpsi asam oleh karbon aktif.
2. Praktikan dapat memahami macam-macam isoterm adsorpsi.
3. Praktikan dapat memahami penerapan konsep mol pada percobaan isoterm
adsorpsi.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Percobaan isoterm adsorpsi ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fisika,
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, dalam
kondisi ruangan :
Tekanan udara : 760 mmHg
Suhu ruangan : 30 oC
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah aquadest (H2O), asam
asetat (CH3COOH), asam oksalat (COOH)2 , indikator phenolpthalein (C20H14O6),
karbon aktif, dan natrium hidroksida (NaOH). Alat-alat yang digunakan adalah
beaker glass, buret, corong gelas, erlenmeyer, gelas ukur, kertas saring Whatman,
neraca digital, pipet tetes, serta statif dan klem.

Anda mungkin juga menyukai