Anda di halaman 1dari 13

RAN LAB ACT

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS LAB ACT

MIKROBIOLOGI

Resource Person : Julia Hartati, dr.

DI SUSUN OLEH :

GIANISSA SURYA ANDESTI


10100114011
KELAS A
KELOMPOK

DERMATOMUSCULOSKELETAL SYSTEM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2
KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN 1 4
PRAKTIKUM 1

PENDAHULUAN 2 ............................................................................................................................10
PRAKTIKUM 2 ..................................................................................................................................11

LAMPIRAN 14

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Lab Act (mikrobiologi) Dermatomuskuloskeletal.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan ini, dokter, tutor, pembimbing, dosen, dan rekan-rekan kelompok kami atas
kerjasamanya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami sadar dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu
kami dengan kerendahan hati meminta maaf. Kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga laporan
ini dapat menambah pengetahuan luhur demi cita-cita kami dan diterima baik untuk memenuhi
kewajiban akademik kami.

Bandung, 8 Desember 2016

Penyusun

PENDAHULUAN 1

Endospora adalah bentuk kehidupan alternatif yang dihasilkan oleh Bacillus,


Clostridium, dan beberapa genera bakteri termasuk Desulfotomaculum, Sporosarcina,
Sporolactobacillus, Oscillospira, dan Thermoactinomyces. Bacillus adalah aerob obligat yang
tinggal di tanah sementara Clostridium spesies yang wajib Anaerob sering ditemukan sebagai
flora normal dari saluran usus pada hewan. Endospora dibentuk oleh bakteri, pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, missal kekurangan nutrisi dan air, suhu yang sangat
panas atau sangat dinging serta racun. Endospora berupa tubuh berdinding tebal dan sangat
resisten (tahan).
Mekanisme terjadinya sporulasi adalah sebagai berikut:
1)

Pada tahap pertama bakteri membentuk filamen aksial. Pembentukan filamen aksial

tidak berlangsung lama.


2)

Pembentukan septum asimetris, menghasilkan sel induk dan calon sel pra-spora.

Masing-masing sel menerima DNA anakan. Selanjutnya terjadi fagositosis sel praspora oleh
sel induk, sehingga sel praspora menjadi bentukan yang disebut protoplas.
3)

Tahap ketiga adalah perkembangan protoplas yang disebut perkembangan spora-awal

(forespore). Pada perkembangan spora-awal belum terbentuk peptidoglikan, sehingga bentuk


spora-awal tidak beraturan (amorfus).
4)

Pembentukan korteks (peptidoglikan). Spora-awal menyintesis peptidoglikan, sehingga

spora-awal mempunyai bentuk pasti. Pembentukan peptidoglikan oleh spora-awal disebut


juga pembentukan korteks.
4

5)

Pembentukan pembungkus (coat). Spora-awal menyintesis berlapis-lapis pembungkus

spora. Pembungkus spora disintesis baik secara terus-menerus maupun terputus-putus,


sehingga tampak seperti penebalan korteks. Material korteks dan pembungkus spora berbeda.
6)

Pematangan spora. Spora bakteri menyintesis asam dipokolinat dan melakukan

pengambilan kalsium. Dua komponen ini merupakan karakteristik resistensi dan dormansi
endospora.
Tahap terakhir adalah pelepasan spora. Terjadi lisis sel induk, sehingga spora yang telah
matang keluar. Tidak ada aktivitas metabolic yang terjadi sampai spora siap untuk melakukan
germinasi. Proses sporulasi ini biasanya berlangsung sekitar 15 jam.

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI 1
PEWARNAAN BAKTERI TAHAN ASAM
5

I. Tujuan :
1. Mahasiswa memahami tentang endospora.
2. Mahasiswa mampu melakukan pewarnaan endospora maggunakan teknik
schafer-fultonmethod.
3. Mahasiswa mampu memahami setiap tahpan saat melakukan praktikum.
4. Mampu mengidentifikasi endospora
5. Mampu mengetahuhi morfologi endospora.

II.

Persiapan

A. Alat
Alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan lab ini adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Spirtus (bunsen)
4. Korek api
5. Kertas (untuk menutupi objek glass)
6. Ember
7. Hand gloves
8. Penjepit kayu
9. Ose
10. Kompor listrik (pemanas)
11. Bak pewarnaan
12. Jembatan pewarnaan
13. Water bath

B. Bahan
1. Malachit green stain (0.5%)
2. Safranin counterstain (2.5%)
3. Aquades
4. Minyak immersi
5. Biakan bakteri
III.

Prosedur Pewarnaan Spora


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menggunakan steril handsgloves.
3. objek glass dipanaksan diatas bara api dibolak balik.
4. Panaskan oase, agar tidak terkontaminasi bakteri dari lngkunagn. lalu ditunggu
hingga suhu oase tidak panas.
6

5. Diambil biakan bakteri sebanyak 2-3 oase, kemudian smear di atas object glass
kemudian hangatkan

pada bagian bawah objek glass jauh diatas api untuk

memfiksasi dari bakteri.


6. Bakar kembali oase.
7. Letakan objekglas berini bakteri diatas biling water bath lalu tutup menggu nakan
kertas, teteskan melachit green 0,5%. Jaga agar permukaan kertas tidak mengering.
Jika mengering teteskan kembali melachite green. Diamkan hingga 5 menit.
8. Diangkat objek glass menggunakan penjepit kayu.
9. Dialakukan Dekolorisasi dengan menggunakan aquades yang mengalir, selama 30
detik.
10. Counter stain menggunakan safranin dengan cara diteteskan diatas objek glass, lalu
diamkan 2 menit,
11. kemudian dibilas dengan aquades yang mengalir. 30 detik.
12. Dikeringkan di udara, kemudian di tepuk-tepuk menggunakan tissue agar kering
merata (tidak boleh di gosok).
13. Amati endossopra.
14. Diteteskan oil immersi sebanyak 1 tetes.
15. Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran mulai dari 4x (objektif) hingga
100x (objektif).

IV.

HASIL
Objek glass yang telah diwarnai di amati di bawah mikroskop dengan pembesaran
100 x. Terlihat Adanya bakteri berwarna kemrahan dengan endospora berwarna
kehijauan.

PENDAULUAN II

Bakteri tahan asam adalah bakteri yang pada pengecatan Ziehl-Neelsen (ZN) tetap
mengikat warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak mampu
mengikat warna kedua. Bakteri tersebut ketika diamati dibawah mikroskop tampak berwarna
8

merah dengan warna dasar biru muda. Terdapat lebih dari 50 spesies Mycobacterium, antara
lain banyak yang merupakan saprofit.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri tahan asam, berbentuk batang dan bersifat
aerob obligat yang tumbuh lambat dengan waktu generasi 12 jam atau lebih. Mycobacterium
tuberculosis menyebabkan tuberculosis dan merupakan patogen yang berbahaya bagi
manusia. Mycobacterium leprae menyebabkan lepra. Mycobacterium avium-intracellulare
(kompleks M. avian) dan mikobakteria apitik lain yang sering menginfeksi pasien AIDS,
adalah patogen ortunistik pada orang-orang dengan fungsi imun yang terganggu lainnya, dan
kadang-kadang menyebabkan penyakit pada pasien dengan sistem imun yang normal.

PRAKTIKUM II
INTERPRETASI HASIL PEWARNAAN BTA (BAKTERI TAHAN ASAM)
I.

II.

Tujuan :
1. Melihat morfologi dan sifat bakteri tahan asam.
2. Menghitung jumlah bakteri tahan asam pada perlapang pandang.
3. Memgetahui jumlah bakteri tersebut.
4. Diagnosis pada pasien tersebut.
Prinsip Kerja:
9

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang
sukar ditembus. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan maka lapisan lilin dan
lemak itu dapat ditembus carbol fuchsin. Pada waktu pencucian, lapisan lilin dan
lemak yang terbuka akan merapat kembali. Pada pencucian dengan asam alkohol
warna fuchsin tidak dilepas. Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam akan luntur dan
mengambil warna biru dari methylen blue. Nanti akan muncul bakteri dari setiap
lapang pandang.
III.

PROSEDUR
1.
2.
3.
4.

IV.

Disiapkan preparat bakteri tahan asam. Mycobacterium tubercoulosis.


Dinyalakan mikroskop dan menggunakan minyak emersi.
Dilihat mulai dar pembesaran kecil hingga ke pembesaaran 100x objektif.
Di hitung setiap lapang pandang, berapa jumlah bakteri yang terdapat dari

setiap lapang pandangnya.


5. Menghitung dapat dilakukan secara horizontal atau vertikal.
6. Di plot kedalam tabel yang sudah disediakan.
7. Lalu interpretasikan hasilnya.
HASIL
Interpretasi
ABF NOT FOUND IN 100 HPF = NEGATIF
1- 9 ABF /100 HPF = REPORT THE NUMBER OF BACTERIA
10-99 ABF/ 100 HPF = +1
1-10 ABF/1 HPF = + 2
>10 ABF/1HPF = +3
Pada hasil penghitungan yang saya lakukan pada praktikum kali ini, mendapatkan
hasil : lapang pandang pertama terdapat 15, lapang pandang kedua terdapat 24.
Maka hasilnya ditemukan >10 ABF/1 HPF = + 3

10

LAMPIRAN

11

12

13

Anda mungkin juga menyukai