Anda di halaman 1dari 9

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat limpahan rahmat, hidayah dan
taufik-Nya lah sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Salam serta shalawat tak lupa pula kita
kirimkan kepada Baginda Rasulullah, Muhammad saw. yang telah membawa kita dari gelapnya
zaman jahiliyah menuju ke zaman yang terang benderang. Dalam makalah ini kami membahas
tentang orbital atom.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pertama mata kuliah umum Kimia Dasar
kami yang telah diberikan oleh dosen pembimbing kami. Kami menyadari dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kami mengharap koreksi dan evaluasi
terhadap makalah ini untuk perbaikan pada masa mendatang.

Makassar, Februari 2016


Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi matematika orbital dapat digunakan untuk menghitung probabilitas penemuan elektron
dalam sebuah atom pada daerah spesifik mana pun di sekeliling inti atom. Dari fungsi inilah kita
dapat menggambarkan sebuah grafik tiga dimensi yang menunjukkan kebermungkinan lokasi
elektron. Oleh karena itu, istilah orbital atom dapat pula secara langsung merujuk pada daerah
tertentu pada sekitar atom yang ditentukan oleh fungsi matematis kebermungkinan penemuan
elektron. Secara spesifik, orbital atom menyatakan keadaan-keadaan kuantum yang mungkin
dari suatu elektron dalam sekumpulan elektron di sekeliling atom.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan orbital atom ?
2. Bagaimana bentuk dan orientasi orbital ?
C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan orbital atom
2. Memahami bagaimana bentuk dan orientasi orbital

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Orbital atom


Orbital

atom

adalah

sebuah

fungsi

matematika

yang

menggambarkan perilaku sebuah elektron ataupun sepasang elektron


bak-gelombang dalam sebuah atom. Fungsi ini dapat digunakan untuk
menghitung probabilitas penemuan elektron dalam sebuah atom pada
daerah spesifik mana pun di sekeliling inti atom. Dari fungsi inilah kita
dapat menggambarkan sebuah grafik tiga dimensi yang menunjukkan
kebermungkinan lokasi elektron. Oleh karena itu, istilah orbital atom
dapat pula secara langsung merujuk pada daerah tertentu pada sekitar
atom yang ditentukan oleh fungsi matematis kebermungkinan penemuan
elektron.

Secara spesifik, orbital atom menyatakan keadaan-keadaan

kuantum yang mungkin dari suatu elektron dalam sekumpulan elektron di


sekeliling atom.
Walaupun beranalogi dengan planet mengelilingi Matahari, elektron
tidak dapat digambarkan sebagai partikel padat, sehingga orbital atom
pula tidak akan menyerupai lintasan revolusi planet. Analogi yang lebih
akurat adalah membandingkan orbital atom dengan atmosfer (elektron)
yang berada di sekeliling planet kecil (inti atom). Orbital atom dengan
persis menggambarkan bentuk geometri atmosfer ini hanya ketika
terdapat satu elektron yang ada dalam atom. Ketika elektron yang lebih
banyak ditambahkan pada atom tersebut, elektron tambahan tersebut
cenderung akan mengisi volume ruang di sekeliling inti atom secara
merata sehingga kumpulan elektron (kadang-kadang disebut "awan
elektron". tersebut umumnya cenderung membentuk daerah probabilitas
penemuan elektron yang berbentuk bola.

Orbital atom dan orbital molekul elektron. Orbital-orbital pada gambar di atas disusun
seiring dengan meningkatnya energi. Perhatikan bahwa orbit atom adalah fungsi dari
tiga variabel (dua variabel sudut, dan satu variabel jari-jari r). Penggambaran di atas
adalah sesuai dengan komponen sudut orbital, namun tidaklah sepenuhnya dapat
mewakili keseluruhan bentuk orbital yang ada.

B. Bentuk dan Orientasi Orbital


Gagasan bahwa elektron dapat berevolusi di sekeliling ini atom
dengan momentum sudut yang pasti diargumenkan dengan penuh
keyakinan oleh Niels Bohr pada tahun 1913,

dan fisikawan Jepang

Hantaro Nagaoka pun telah mempublikasi hipotesis perilaku orbit


elektron seawal tahun 1904. Namun adalah penyelesaian persamaan
Schrdinger pada tahun 1926 untuk gelombang elektron pada atom yang
memberikan fungsi matematis orbital atom modern.
Oleh karena berbeda dengan "orbit" mekanika klasik, istilah "orbit"
elektron pada atom digantikan dengan istilah orbital, yang diciptakan
oleh kimiawan Robert Mulliken pada tahun 1932. Orbital atom umumnya
dideskripsikan

sebagai

fungsi

gelombang

"bak

hidrogen"

dengan

bilangan kuantum n, l, m yang berkorespondensi dengan energi,


momentum sudut, dan arah momentum sudut pasangan elektron secara
berurutan. Tiap-tiap orbital (ditentukan oleh sehimpunan bilangan
kuantum yang berbeda) yang secara maksimal hanya dapat menampung
dua elektron ini memiliki nama klasik s,p,d, dan f. Nama-nama ini berasal
dari karakteristik yang terpantau pada garis spektroskopi masing-masing,

yakni sharp, principal, diffuse, dan fundamental. Nama orbital setelah


orbital f dinamakan secara alfabetis mulai dari g.
1. Orbital S
Orbital yang paling sederhana untuk dipaparkan adalah orbital 1s.

Gambar menunjukkan bahwa rapatan muatan maksimum adalah pada


titik-titik di sekitar (dekat) inti. Rapatan berkurang secara eksponen
dengan bertambahnya jarak dari inti. Pola bercak-bercak (gambar) secara
jelas menunjukkan bahwa rapatan muatan meluas secara simetris ke
semua arah dengan jarak antar bercak yang berangsur meningkat.
Misalnya anda memiliki sebuah atom hidrogen tunggal dan pada suatu
saat tertentu diplot posisi elektron satu. Segera setelah itu, Anda
melakukan hal yang sama, dan menemukan bahwa itu adalah dalam posisi
baru. Anda tidak tahu bagaimana tiba dari tempat pertama ke kedua.
Dalam teori atom modern, jari-jari atom didefinisikan sebagai jarak dari
inti hingga daerah dengan peluang terbesar menemukan elektron pada
orbital terluar.

Bentuk dan orientasi orbital 2s diberikan pada gambar. Sama dengan


orbital 1s, rapatan muatan terbesar adalah pada titik-titik sekitar inti. di
sebelah kiri adalah orbital 2s ini mirip dengan orbital 1s kecuali daerah
dimana ada kesempatan terbesar untuk menemukan elektron lebih jauh
dari nukleus -. Ini adalah orbital di tingkat energi kedua. Jika kita
perhatikan dengan teliti, ada suatu daerah dengan kepadatan elektron yang
lebih besar (dimana titik-titik menjadi padat) disekitar nukleus. 2s (juga
3s, 4s, dsb) elektron menghabiskan waktu mereka lebih dekat ke inti. Efek
dari ini yaitu untuk sedikit mengurangi energi elektron dalam orbital s.
Semakin dekat inti elektron mendapatkan,
semakin rendah energi mereka.

2. Orbital p
Rapatan muatan elektron orbital 2p adalah nol pada inti,
meningkat hingga mencapai maksimum di kedua sisi, kemudian
menurun mendekati nol seiring dengan bertambahnya jarak dari inti.
Setiap subkulit p (

= 1) terdiri dari tiga orbital yang setara sesuai

dengan tiga harga m untuk

= 1, yaitu -1, 0, dan +1. Masing-

masing diberi nama px, py, dan pz sesuai dengan orientasinya dalam
ruang. Kontur yang disederhanakan dari ketiga orbital 2p diberikan
pada gambar.

Orbital px, py, pz


3. Orbital d dan f
Orbital dengan bilangan azimuth l = 2, yaitu orbital d, mulai
terdapat pada kulit ketiga (n = 3). Setiap subkulit d terdiri atas lima
orbital sesuai dengan lima harga m untuk l = 2, yaitu m = 2, 1, 0,
+1, dan +2. Kelima orbital d itu diberi nama sesuai dengan
orientasinya, sebagai x2x2 d , dxy, dxz, dyz, dan z d 2 . Kontur dari
kelima orbital 3d diberikan pada gambar berikut. Walaupun orbital z d
2 mempunyai bentuk yang berbeda dari empat orbital d lainnya, tetapi
energi dari kelima orbital itu setara.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Saya dapat menyimpulkan bahwa orbital atom adalah sebuah fungsi


matematika yang menggambarkan perilaku sebuah elektron ataupun
sepasang elektron bak-gelombang dalam sebuah atom. Fungsi ini
dapat digunakan untuk menghitung probabilitas penemuan elektron
dalam sebuah atom pada daerah spesifik mana pun di sekeliling inti
atom. Bentuk dan orientasi orbital terbagi atas orbital S, orbital P,
orbital D, dan orbital F.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI.....

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Orbital.....
B. Bentuk dan orientasi orbital......
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan..

Anda mungkin juga menyukai