Anda di halaman 1dari 6

Dharma Wijaya

22413012

Tugas 1
1.A

Pemahaman Mandiri Sustainable

Sustainability design (desain berkelanjutan) adalah konsep tentang


keterkaitan lingkungan, ekonomi, dan keadilan sosial yang merupakan
sebuah jalan ke depan untuk menunjukkan tanggung jawab dari generasi
saat ini untuk warisan generasi masa depan kita demi hidup yang lebih
baik bagi keturunan kita .Dapat diartikan juga sebagai suatu upaya
pemenuhan kebutuhan saat ini dengan memikirkan generasi di
masa depan agar dapat terpenuhi pula kebutuhannya .
Sustainability design adalah suatu reaksi umum terhadap krisis
lingkungan global,pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi
manusia, deplesi sumber daya alam, kerusakan ekosistem, dan hilangnya
keanekaragaman hayati sehingga terjadi suatu pemikiran yang
seimbang tentang pembangunan, perkembangan manusia, dan
pemikiran tentang kehidupan yang baik di muka bumi
Sustainability design adalah suatu konsep yang menyatakan
bahwa teknologi masa depan harus berfungsi terutama dalam
pola bioregional dan skala .Mereka harus mempertahankan
keanekaragaman hayati dan integritas lingkungan, memberikan
kontribusi pada kesehatan udara, air, dan tanah, serta menggabungkan
desain dan kontruksi yang mencerminkan kondisi bioregional dan
mengurangi dampak penggunaan pada manusia .Berbagai konsep dalam
arsitektur yang mendukung desain berkelanjutan antara lain dalam
efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisiensi
penggunaan material, penggunaan teknologi dan material baru, serta
manajemen limbah.
Desain berkelanjutan (sustainable design) yang merupakan salah
satu penjabaran dari konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) yang lebih besar menitik beratkan pada konsep filosofi
perancangan obyek fisik, lingkungan binaan, dan layanan untuk mematuhi
prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan ekologi yang berkelanjutan. Pada
dasarnya pembangunan berkelanjutan (sustainable development)
pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini
tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka, sebagai suatu proses perubahan dimana pemanfaatan
sumberdaya, arah investasi, orientasi pembangunan dan perubahan
kelembagaan selalu dalam keseimbangan dan secara sinergis saling

memperkuat potensi masa kini maupun masa mendatang untuk


memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia (Brundtland dalam Budihardjo
& Sujarto, 1999)

Pemahaman Sendiri

Secara pribadi Sustainable bagi saya merupakan suatu usaha atau


kesadaran yang dibuat manusia sendiri ketika menyadari bahwa
kehidupan ini memilikki sebuah siklus yang terus menerus berputar dan
ketika siklus tersebut berhenti atau tidak berlanjut, maka akan terjadi
kekacauan dan kerusakan yang sangat merugikan. Memahami kondisi
bahwa keadaan tidak boleh terpustus dan harus tetap berlanjut
kedepannya demi generasi penerus membuat manusia memunculkan
konsep konsep sustainability .
Konsep keberlanjutan ini sangat erat kaitannya dengan
keseimbangan. Layaknya sebuah konsep klasik orang asia yang
menganggap orang menjadi sakit karena dalam tubuhnya ada sesuatu
yang tidak seimbang (yin dan yang), hal itu pula yang sedang terjadi di
dunia ini. Dalam kacamata desain arsitektur dan interior, orientasi ketidak
setimbangan lebih mengarah pada alam, dan dimana sebuah bangunan
ini berpijak. Ketidak seimbangan antara lingkungan dan manusia yang
sudah terjadi mengakibatkan krisis lingkungan, kerusakan ekosistem dan
dampak buruk lainnya. Kebutuhan manusia yang semakin meningkat
namun tidak demikian pada sumber daya yang tersedia membuat
manusia melakukan eksploitasi yang berakhir dengan becana. Untuk
menghindari hal buruk tersebut maka sangat penting bagi setiap manusia
untuk sadar akan ketergantungan hidup kita dengan alam serta
memahami prinsip sustainable
Arsitektur dan interior wajib menerapkan sustainable desain dalam
proses desainnya. Hal tersebut dilatari dengan kenyataan bahwa yang

kita desain merupakan sebuah tempat tinggal yang dewasa ini tingkat
kebutuhannya semakin banyak sesuai dengan meningkatnya populasi
manusia. Skala yang dibangun juga tidak hanya berhenti pada sebuah
rumah, namun dapat menjadi jauh lebih besar seperti perumahan, mal,
gedung pencakar langit dan lainnya. Hal itulah yang membuat arsitektur
dan interior memlikki peran yang sangat besar dalam menentukan
berhasil atau tidaknya konsep keberlanjutan ini.

1.B

Eksplorasi Pelaku Sustainable Architecture

Profil
Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI
Pak Jimmy Priatman lahir di Surabaya,
Indonesia, pada tahun 1953. Ia
menerima gelar Bachelor of Architecture
pada tahun 1981 di Universitas Kristen
Petra, Surabaya, Indonesia.
Setelah studi arsitektur selama tiga belas tahun, ia meneruskan program
pascasarjana di Illinois Institute of Technology, Jurusan Arsitektur, Chicago,
Amerika Serikat, di mana ia belajar desain gedung pencakar langit
warisan New Bauhaus yang didirikan oleh Mies van der Rohe, Father of
Modern Architecture. Pada tahun 1996 ia menerima gelar Master of
Architecture dengan tesis berjudul: " Energy Efficient Mixed-Use
Skyscraper - THE CITYFRONT TOWER - at Chicago", yang merupakan
sebuah desain dengan Prof .David Sharpe, Prof.Myron Goldsmith,
Prof.M.Elnimeiri, Prof.Bihler. Dia juga menerima Sertifikat Pengembangan
dan Manajemen Real Estat di Massachusetts Institute of Technology,
Cambridge, Boston, 1996.
Sebagai pendiri Archimetric, dia saat ini menjabat sebagai Direktur Desain
dan Perencanaan serta arsitek utama. Dia terlibat dalam sebagian besar
proyek-proyek perusahaan dan bertanggung jawab untuk komisi
perusahaan. Tiga dari karya-karyanya, Graha Pangeran, Grha Wonokoyo,
dan Stadion Kudus menerima ASEAN Choice Energi pada tahun 2002,
2006, dan 2009 masing-masing bangunan menjadi karya arsitektur paling
hemat energi di Indonesia dan ASEAN. Mr Priatman juga merupakan

penerima penghargaan Kalyanakretya Utama pada tahun 2002 dari


Presiden Republik Indonesia dan Kementerian Riset dan Teknologi untuk
dedikasinya dalam teknologi arsitektur terapan.
Sebagai seorang arsitek berlatih, Mr. Priatman adalah anggota profesional
dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), anggota asosiasi dari American Institute
of Architects (AIA), dan anggota American Heating Refrigerating and Air
conditioning Engineers (ASHRAE ). Mr Priatman juga bagian dari Green
Associate LEED. Karyanya dipublikasikan secara luas di majalah arsitektur
dan publikasi.
Sebagai seorang akademisi, Mr. Priatman adalah Ketua Pusat Bangunan
Studi Energi dan dosen di Fakultas Arsitektur dan Program Pascasarjana
Manajemen Konstruksi, baik di almamaternya, Universitas Kristen Petra,
Surabaya, Indonesia. Ia telah menulis banyak esai yang diterbitkan dalam
jurnal ilmiah arsitektur.

Idealis
Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI
Dalam hal sustainable design ini Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI lebih
menekankan pada permasalahan energy .Hal tersebut dilatarbelakangi
dengan banyakny analisa analisa yang yang semuanya mengungkapkan
bahwa kita sedang memasukki masa kritis penyediaan energy.
Bangunan tinggi sebagai pengguna energy potential.
Konsumsi BBM merupakan salah satu problem lingkungan yang terbesar.
Mulai dari pengeoran / penambangan pada lahan yang sensitive secara
ekologis, polusi udara dari pembangkit listrik, sampai pada perusakan
atmosfer akibat dari kebutuhan energy yang sulit dikendalikan. Umumya
kita berpikir bahwa transportasi dan industry merupakan musuh
lingkungan, namun sebenarnya bangunan juga pemakai energy potensial.
Lebih dari 50% energy di dunia tepakai di sector bangunan dan 40% dari
bahan baku yang digunakan dalam kontruksi bangunan setiap tahnnya
(energy yang dibutuhkan dari bahan mentah hingga produk siap pakai).
Konservasi lingkungan , energy dan perancang bangunan.
Dari perspektif green architecture yang dimaksut dengan lingkungan
disini diartikan sebagai lingkungan global yang meliputi air, udara, sumber
daya alam, dan energy. Terdapat dua paradigm yang perlu kita evluasi
dalam konteks relasi antara perancang lingkunan dan energy
Pradigma 1:
Energi tidak ada sangkut pautnya dengan mekanikal dan elektrika.

Besarnya energy dalam bangunan ditentukan oleh sistem tata udara


(50-60%) dan sistem tata cahaya (30-40%) yang pada dasarnya
merupakan konsekuensi dari desain bangunan
Paradigma 2:
Untuk mencapi bangunan yang hemat energi tidak realistis ketika
bangunan diharuskan menggunakan penghawaan alami saja. Tidak
semua kondisi mendukung ketika menggunakan penghawaan alami.
Di kota besar banyak kendala seperti kelembapan yang tinggi,
temperature,kontaminasi udara yang membuat sistem pendinginan
menjadi logis.

Menuju desain bangunan tinggi yang sadar energi


Hal utama yang diperlukan untuk visi ini adalah ketersediaan untuk
menerima kompromi kompromi untuk memberi jalan bagi upaya
penghematan energy. Hal ini jangan dipandang sebagai penghalang
kreativitas namun seharusnya menjadi potensi untuk memacu inovasi
desain yang baru.

Contoh Sustainable Architecture


Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI
Nama Proyek
Owner
Lokasi
Architect Firm
Principle
Architect
Site area
Building area

Grha Wonokoyo
PT. Tirto Dewi
Sejahtera
Jl. Taman
Bungkul 1 -7,
Surabaya
PT. Archi-Metric
Ir Jimmy
Priatman. M.
Arch., IAI
1854 m2
7121 m2 (11
lantai)

Merupakan gedung perkantoran dengan mengutamakan hemat energy.


Bentukan dan komposisi yang terjadi merupakan hasil perpaduan dengan
perhitungan OTTV (termal) serta respon terhadap cahaya matahari dalam sun
path diagram.
Sosial
Hampir mencakup semua kriteria yang ada, kenyamanan pengguna benar
benar diperhatikan dengan menciptakan bukaan bukaan yang tinggi (3,75
m) sehingga hanya 1 m area lantai kantor yang tidak terkena cahaya
matahari. Pencahayaan alami terbukti meningkatkan tingkat produktivitas
kerja. Selain itu, lokasi bangunan berada di daerah strategis sehingga
memudahkan pencapaian ke gedung ini dengan transportasi publik.

Ekonomi
Pemilik grha ini melibatkan kontraktor dan arsitek lokal dalam
pembangunannya, serta sebagian besar komponen dan material
menggunakan produk lokal.
Efisiensi bangunan ditunjukkan melalui tingkat hunian yang tinggi yaitu
mencapai 85%, dengan jam operasional 8 jam sehari.
Efisiensi berinteraksi juga dipertimbangkan dengan mengalokasikan satu
lantai untuk satu divisi.
Fleksibilitas ruang ditunjukkan antara lain dengan plafon dengan tinggi
lebih dari 3 m, dan tiap lantainya tidak menggunakan partisi permanen
sehingga dapat dibongkar dan dengan mudah dialihfungsikan untuk
kebutuhan yang lain.
Lingkungan
Mematikan AC secara otomatis pada jam istirahat dan pada jam 16.00
Pemanfaatan potensi cahaya matahari sebagai penerangan alami pada
jam jam kerja, lampu hanya dinyalakan saat kondisi cuaca ekstrem,
misalnya mendung.
Dari sisi penghematan air, dilakukan efisiensi system plumbing yang
dipusatkan dalam satu area core plumbing.
Dampak yang signifikan dari penghematan energi ini adalah running cost
bias ditekan sampai 40% jika dibandingkan bangunan bangunan lain
yang berskala hampir sama.
Kesimpulan dari bangunan ini:
Nilai akhir SCAT yang dicapai masuk dalam kategori good, bahkan
mendekati sempurna, dengan nilai 4,0. Rata rata untuk tiap poin juga
baik, yaitu 4,7 untuk sosial, 4,4 untuk ekonomi, dan 3,0 untuk lingkungan
Keberlanjutan jelas menjadi pemikiran yang benar benar terealisasikan
pada bangunan ini.

Anda mungkin juga menyukai