22413012
Tugas 1
1.A
Pemahaman Sendiri
kita desain merupakan sebuah tempat tinggal yang dewasa ini tingkat
kebutuhannya semakin banyak sesuai dengan meningkatnya populasi
manusia. Skala yang dibangun juga tidak hanya berhenti pada sebuah
rumah, namun dapat menjadi jauh lebih besar seperti perumahan, mal,
gedung pencakar langit dan lainnya. Hal itulah yang membuat arsitektur
dan interior memlikki peran yang sangat besar dalam menentukan
berhasil atau tidaknya konsep keberlanjutan ini.
1.B
Profil
Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI
Pak Jimmy Priatman lahir di Surabaya,
Indonesia, pada tahun 1953. Ia
menerima gelar Bachelor of Architecture
pada tahun 1981 di Universitas Kristen
Petra, Surabaya, Indonesia.
Setelah studi arsitektur selama tiga belas tahun, ia meneruskan program
pascasarjana di Illinois Institute of Technology, Jurusan Arsitektur, Chicago,
Amerika Serikat, di mana ia belajar desain gedung pencakar langit
warisan New Bauhaus yang didirikan oleh Mies van der Rohe, Father of
Modern Architecture. Pada tahun 1996 ia menerima gelar Master of
Architecture dengan tesis berjudul: " Energy Efficient Mixed-Use
Skyscraper - THE CITYFRONT TOWER - at Chicago", yang merupakan
sebuah desain dengan Prof .David Sharpe, Prof.Myron Goldsmith,
Prof.M.Elnimeiri, Prof.Bihler. Dia juga menerima Sertifikat Pengembangan
dan Manajemen Real Estat di Massachusetts Institute of Technology,
Cambridge, Boston, 1996.
Sebagai pendiri Archimetric, dia saat ini menjabat sebagai Direktur Desain
dan Perencanaan serta arsitek utama. Dia terlibat dalam sebagian besar
proyek-proyek perusahaan dan bertanggung jawab untuk komisi
perusahaan. Tiga dari karya-karyanya, Graha Pangeran, Grha Wonokoyo,
dan Stadion Kudus menerima ASEAN Choice Energi pada tahun 2002,
2006, dan 2009 masing-masing bangunan menjadi karya arsitektur paling
hemat energi di Indonesia dan ASEAN. Mr Priatman juga merupakan
Idealis
Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI
Dalam hal sustainable design ini Ir. Jimmy Priatman, M.Arch., IAI lebih
menekankan pada permasalahan energy .Hal tersebut dilatarbelakangi
dengan banyakny analisa analisa yang yang semuanya mengungkapkan
bahwa kita sedang memasukki masa kritis penyediaan energy.
Bangunan tinggi sebagai pengguna energy potential.
Konsumsi BBM merupakan salah satu problem lingkungan yang terbesar.
Mulai dari pengeoran / penambangan pada lahan yang sensitive secara
ekologis, polusi udara dari pembangkit listrik, sampai pada perusakan
atmosfer akibat dari kebutuhan energy yang sulit dikendalikan. Umumya
kita berpikir bahwa transportasi dan industry merupakan musuh
lingkungan, namun sebenarnya bangunan juga pemakai energy potensial.
Lebih dari 50% energy di dunia tepakai di sector bangunan dan 40% dari
bahan baku yang digunakan dalam kontruksi bangunan setiap tahnnya
(energy yang dibutuhkan dari bahan mentah hingga produk siap pakai).
Konservasi lingkungan , energy dan perancang bangunan.
Dari perspektif green architecture yang dimaksut dengan lingkungan
disini diartikan sebagai lingkungan global yang meliputi air, udara, sumber
daya alam, dan energy. Terdapat dua paradigm yang perlu kita evluasi
dalam konteks relasi antara perancang lingkunan dan energy
Pradigma 1:
Energi tidak ada sangkut pautnya dengan mekanikal dan elektrika.
Grha Wonokoyo
PT. Tirto Dewi
Sejahtera
Jl. Taman
Bungkul 1 -7,
Surabaya
PT. Archi-Metric
Ir Jimmy
Priatman. M.
Arch., IAI
1854 m2
7121 m2 (11
lantai)
Ekonomi
Pemilik grha ini melibatkan kontraktor dan arsitek lokal dalam
pembangunannya, serta sebagian besar komponen dan material
menggunakan produk lokal.
Efisiensi bangunan ditunjukkan melalui tingkat hunian yang tinggi yaitu
mencapai 85%, dengan jam operasional 8 jam sehari.
Efisiensi berinteraksi juga dipertimbangkan dengan mengalokasikan satu
lantai untuk satu divisi.
Fleksibilitas ruang ditunjukkan antara lain dengan plafon dengan tinggi
lebih dari 3 m, dan tiap lantainya tidak menggunakan partisi permanen
sehingga dapat dibongkar dan dengan mudah dialihfungsikan untuk
kebutuhan yang lain.
Lingkungan
Mematikan AC secara otomatis pada jam istirahat dan pada jam 16.00
Pemanfaatan potensi cahaya matahari sebagai penerangan alami pada
jam jam kerja, lampu hanya dinyalakan saat kondisi cuaca ekstrem,
misalnya mendung.
Dari sisi penghematan air, dilakukan efisiensi system plumbing yang
dipusatkan dalam satu area core plumbing.
Dampak yang signifikan dari penghematan energi ini adalah running cost
bias ditekan sampai 40% jika dibandingkan bangunan bangunan lain
yang berskala hampir sama.
Kesimpulan dari bangunan ini:
Nilai akhir SCAT yang dicapai masuk dalam kategori good, bahkan
mendekati sempurna, dengan nilai 4,0. Rata rata untuk tiap poin juga
baik, yaitu 4,7 untuk sosial, 4,4 untuk ekonomi, dan 3,0 untuk lingkungan
Keberlanjutan jelas menjadi pemikiran yang benar benar terealisasikan
pada bangunan ini.