APBN
1.
Fungsi
Komponen-komponen APBN
Pendapatan
Anggara Aktual
n
1964 200
263
1965 671
923
Pengeluaran
Defisit
Anggaran Aktual Anggaran
688
965
681
2.526
398
1.603
%
dari
pendapatan
141
174
perdagangan luar negeri sekitar Rp. 28,5 triliun. Untuk tahun 2010 sesuai
rencana APBN (RAPBN) yang disahkan oleh DPR ketika MENKU masih
dijabat oleh Sri Mulyani pada Mei 2010, penerimaan pajak ditetapkan
sekitar hampir Rp. 729,2 triliun, yang terdiri dari pajak dalam negeri
sebesar Rp. 702 triliun dan ekspor dan impor sebanyak Rp. 27 triliun. Jika
dilihat dari perkembangan trennya selama 2004 hingga 2010, rasio
pendapatan pajak terhadap total penerimaan negara cenderung
meningkat dari hampir 70% tahun 2004 menjadi 75% berdasarkan RAPBNP 2010 (7.1). Namun, jika dilihat dari rasio terhadap PDB, hingga saat ini
Indonesai masih termasuk negara kecil jika dilihat dari rasio pajaknya,
yakni jumlah penerimaan pajak sebagai persentase dari PDB (7.2).
Sedangkan penerimaan dalam negeri dari non pajak 2005 tercatat sekitar
Rp. 146,9 triliun dan tahun 2009 realisasinya mencapai hampir Rp. 259
triliun. Untuk tahun 2010 ditetapkan jumlah pemasukan pemerintah dari
non pajak hampir Rp. 181 triiliun. Penerimaan hibah dari luar negeri relatif
tidak terlalu besar perubahannya, yang rata-rata pertahun selama periode
yang diteliti berkisar Rp. 1 triliun hingga Rp. 1,5 triliun.
3.
B.
Kebijakan Fiskal
1.
2.
Analisis Empiris
C.
1.
Sejak krisis ULN di dunia pada awal 1980-an, masalah ULN yang dialami
oleh banyak NB tidak semakin baik. Banyak NB semakin terjerumus ke
dalam krisis ULN sampai negara-negara pengutang besar terpaksa
melakukan program-program penyesuaian struktural terhadap ekonomi
mereka atas desakan dari bank Dunia dan IMF, sebagai syarat utama
untuk mendapatkan pinjaman baru atau pengurangan terhadap pinjaman
lama. Bahkan Indonesia telah beberapa kali nyaris terjerumus ke krisis
ULN yang serius sejak era Orde Lama hingga krisis keuangan Asia.
Tingginya ULN dari banyak negara disebabkan oleh tiga jenis defisit :