Anda di halaman 1dari 113

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


Konsumsi gas alam semakin lama semakin meningkat, baik untuk bahan
baku industri terutama untuk industri pupuk maupun untuk kebutuhan energi
rumah tangga.
Kebutuhan industri pupuk akan gas alam menjadikan produksi pupuk
sangat tergantung akan pasokan gas alam yang masuk ke dalam industri tersebut.
Begitu juga dengan kebutuhan gas alam dalam bentuk LPG yang saat ini telah
menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dengan semakin besarnya desakan kebutuhan di dalam negeri untuk dapat
memanfaakan gas alam semaksimal mungkin, maka berbagai kebijakan baru telah
dikeluarkan mengenai pemanfaatan gas alam.
Untuk memenuhi kebutuhan LPG pada masyarakat luas, maka mulai
didirikan pabrik pengolahan gas alam, salah satunya adalah PT Surya Esa
Perkasa Tbk. yang didirikan pada tanggal 9 Mei 2006. Berdirinya PT Surya Esa
Perkasa Tbk. diharapkan mampu memenuhi kebutuhan energi dan bahan baku
industri. PT Surya Esa Perkasa Tbk. merupakan perusahaan yang dirancang untuk
memproduksi LPG mix dan condensate dengan cara memisahkan propane, butane
dan condensate dari gas alam yang berasal dari jalur transmisi gas
Pertamina. PT Surya Esa Perkasa

berlokasi di Jl. Raya Palembang-Indralaya

Km. 17 Simpang Y Palembang, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,


Sumatera Selatan, Indonesia.

Adapun kronologi perubahan legalitas perusahaan adalah sebagai berikut:


Akta Pendirian Perusahaan
Nama Notaris

: Hasbullah A. Rasyid, SH, MKn, di Jakarta

Nomor/ Tanggal

: No. 7/ Tanggal 24 Maret 2006

Pengesahan DepHukHam

: C-13339 HT.01. 01. TH. 2006/Tanggal 9/5/2006

Akta Perubahan Terakhir


Nama Notaris

: Buntario Tigris, SH, SE, M. H, di Jakarta

Nomor/ Tanggal

: No. 103/ Tanggal 17 November 2006

Pengesahan DepHukHam

:W7-0284 HT.01.01.TH.2006/Tanggal 25/11/2006

Pada bulan Oktober 2006 PT SEP mulai melakukan pembangunan kilang


LPG yang selesai pada bulan September 2007 dan mulai beroperasi secara
komersial dengan kapasitas desain 110 TPD untuk LPG dan 227 BPD untuk
condensate.
Pada bulan Mei 2013 dilakukan ekspansi kilang LPG dengan
penandatangan kesepakatan penyediaan peralatan dengan Enerflex Ltd. Kanada.
Perseroan menyelesaikan pemasangan seluruh perlengkapan dalam rangka
ekspansi kilang LPG yang pada saat yang bersamaan kilang LPG existing tetap
beroperasi.
Proyek ekspansi kilang LPG telah berhasil diselesaikan dengan baik dan
mulai start up pada 30 November 2014. Pelaksanaan commissioning dan start-up
plant dibagi menjadi dua tahap dimana tahap pertama dilakukan pada periode 26
Oktober 2014 sampai dengan 29 Oktober 2014 dan tahap kedua dilakukan periode
25 November 2014 sampai dengan 30 November 2014. Proyek ekspansi ini
meningkatkan kapasitas produksi kilang LPG lebih dari 50%.
Di dalam ekspansi ini perseroan telah penambahan teknologi turbo
expander dimana sebelumnya hanya menggunakan teknologi refrigeration + JT
valve. Teknologi ini menghasilkan penurunan suhu operasi secara signifikan dari
-45 oF fahrenheit menjadi -95 oF sehingga meningkatkan recovery LPG dari 58%
ke 95%.

Proyek ekspansi kilang LPG ini telah menghasilkan beberapa pencapaian


yang sangat membanggakan yaitu:
1. Sukses dilaksanakan tanpa ada kecelakaaan kerja (zero accident)
2. Tidak ada trip plant (zero down time) selama pekerjaan konstruksi
3. Commissioning dapat diselesaikan dengan

waktu 10 hari yang merupakan

waktu tercepat selama tim Enerflex menangani proyek di seluruh dunia


4. Berhasil mengurangi 20 hari down time pada saat commissioning
5. Produksi LPG sudah mencapai lebih dari target 190 TPD (ton per hari) setelah 5
hari start up kilang
6. Berhasil diselesaikan sesuai target yaitu 18 bulan
7. Recovery LPG setelah ekspansi mencapai 95% melebihi design 93%
8. Manajemen project, procurement dan konstruksi ditangani langsung oleh tim
internal perseroan.
PT Surya Esa Perkasa Tbk. merupakan perusahaan yang bergerak dalam
pengolahan gas alam, khususnya dalam produksi LPG, propane, dan condensate.
PT Surya Esa Perkasa Tbk memiliki kantor pusat di daerah Jakarta tepatnya, DBS
Bank Tower 18th Floor Ciputra World 1 Jakarta di Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5,
Jakarta 12940, Indonesia.
Adapun Profil PT Surya Esa Perkasa Tbk. adalah sebagai berikut:
Process Licencor

: Presson Enerflex CANADA

Year Built

: 2006 2007

Start Up

: Juli 2007

Main Contactor

: PT Rekayasa Industri

Feed Gas Source

: Lembak/ Cambai Gas Pipeline, Pertamina

Lean Gas Return

: Pertamina Pipeline (ke PUSRI dan PLN)

Suatu perusahaan pengolahan sumber daya alam diwajibkan memiliki


surat izin pengolahan dari pemerintah. Hal ini diberlakukan untuk menghindari
penyalahgunaan dari sumber daya alam itu sendiri dan sebagai bukti bahwa suatu
perusahaan tersebut layak untuk mengolah sumber daya alam yang ada.

Adapun surat-surat izin atau persetujuan yang dimiliki PT Surya Esa


Perkasa Tbk. antara lain adalah sebagai berikut:
1. Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing
a. Nomor

: 167/V/PMA/2006

b. NKP

: 5141-31-19711

2. Surat Persetujuan Perluasan Penanaman Modal


a. Nomor

: 361/II/PMA/2006

b. NKP

: 2320/5141-16/31-19711

3. Angka Pengenal Importir Terbatas


a. Nomor

: 630/APIT/2006/PMA

b. Tanggal

: 23 November 2006

4. Ijin Usaha Pengolahan Gas Bumi


a. Nomor

: 1768 K/10/MEM/2008

b. Tanggal

: 2 Juni 2008

1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik


PT Surya Esa Perkasa Tbk. berlokasi di Jl. Raya Palembang Indralaya
Km. 17 Simpang Y Palembang, Kecamatan Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir,
Sumatera Selatan, Indonesia. Peta lokasi serta gambar plant lay-out dari PT Surya
Esa Perkasa Tbk. dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2 pada lampiran
1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat untuk menggambarkan tentang tugas
dan tanggung jawab setiap personil.
Pabrik PT Surya Esa Perkasa. Tbk. memiliki struktur organisasi yang
terdiri dari beberapa bagian yang dipimpin oleh seorang plant manager, sebagai
bagian terpenting di dalam pabrik. Setiap bagian memiliki tugas masing-masing
yang bekerja sama secara harmonis demi kemajuan perusahaan. Berikut adalah
tugas beberapa bagian di dalam perusahaan:

1.3.1 Plant Manager


Tugas dari seorang plant manager adalah memimpin, mengontrol dan
mengawasi keseluruhan dari operasi yang berjalan di pabrik dan juga bertanggung
jawab untuk semua kegiatan di pabrik. Dalam melakukan suatu proses operasi
baik di pabrik maupun diluar lingkungan pabrik harus berdasarkan izin dari plant
manager. Seorang plant manager membawahi dari berbagai departemen, antara
lain production departement, HSE department, maintenance department, HRD
dan GA department, dll. Plant manager memiliki seorang sekretaris yang bertugas
untuk membantu plant manager untuk mengurusi bagian administrasi (pimpinan).
1.3.2 Sekretaris Plant Manager
1. Tugas Utama
a. Mengetik, membuat surat, mencatat surat masuk dan keluar, filling arsip-arsip
yang berhubungan dengan pimpinan (administrasi).
b. Menginput daily report, monthly report yang dikirim oleh masing-masing
divisi.
c. Menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan, menerima tamu.
d. Mencatat janji untuk pimpinan.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja sekretaris,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya serta melaksanakan dan
mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara efisien dan ekonomis
sesuai dengan kepentingan perusahaan dan melaksanakan perintah-perintah
khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan.
1.3.3 Head Maintenance Engineering
Head maintenance engineering bertanggung jawab untuk untuk masalah
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan-peralatan yang dipergunakan
perusahaan dalam proses kegiatannya. Peralatan-peralatan tersebut bekerja
berdasarkan prinsip mekanik, elektrik dan instrumentasi. Di Plant terdapat banyak
jenis peralatan yang harus selalu dilakukan perawatan secara rutin. Oleh karena

itu, dibutuhkan perawatan dan perbaikan agar proses kegiatan perusahaan dapat
berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun secara rinci tugas utama dan tugas
umum dari head engineering and maintenance, adalah:
1. Tugas Utama
Menjaga semua fasilitas pabrik agar tetap berfungsi secara baik dan efisien
dan memberdayakan semua man power yang ada menuju kualitas dan disiplin
kerja yang baik dalam lingkup pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan
penerangan dan sarana elektrikal, perawatan plumbing instalasi air bersih dan
kotor.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja head
engeneering and maintenance dan menjaga kerahasian lingkup pekerjaan serta
melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara
efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan dan perintah-perintah
khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan.
1.3.4 Project Engineering
1. Tugas Utama
Mendesign dan engineering project instrument dan system control dan
memonitoring trouble shooting field instrument dan back up DCS serta menyuplai
data kepada departemen lain serta membuat dan menjadwalkan kalibrasi untuk
semua peralatan instrumen.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada head engeneering and maintenance atas
lingkup kerja project engineer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaanya serta melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan
dikerjakan secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.
1.3.5 General Maintenance Supervisor
1. Tugas Utama

Merencanakan pelaksanaan kerja maintenance peralatan mechanical,


rotating, equipment, electrical, instrument yang mencakup man power, tools,
material dan sumber daya lain dalam rangka pemeliharaan LPG plant dan
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan melaksanakan tindakan koreksi
berdasarkan permasalahan yang berpotensi terjadinya komplain dan proaktif
terhadap permasalahan yang berpotensi shut down kilang.
2. Tugas Umum
Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan
serta bertanggung jawab atas lingkup kerja maintenance supervisor dan menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya. Menggunakan dan merawat semua
peralatan dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.
1.3.6 General Maintenance Officer
1. Tugas Utama
Memberdayakan semua man power yang ada pada depertemen general
maintenance menuju kualitas kerja dan disiplin kerja yang baik dalam lingkup
pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan penerangan dan sarana
elektrikal, perawatan plumbing instalasi air bersih dan kotor.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja general
maintenance officer serta menjaga kerahasian atas lingkup pekerjaannya
1.3.7 Plant Superintendent
1. Tugas Utama
Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja serta berperan aktif dalam proses continous
improvement dalam bidang K3.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas ruang lingkup kerjanya
serta mengawasi kinerja departemen atau unit yang dikepalainya.

1.3.8 Process Engineer


1. Tugas Utama
Membuat dan mengembangkan process design basis serta

melakukan

studi proses optimisasi dan pemilihan proses yang tepat dalam penentuan dan
perhitungan equipment.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada seluruh lingkup kerja process engineering dan
menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.
1.3.9 Laboratory Supervisor
1. Tugas Utama
Mengkoordinasikan

bawahan, menentukan

tugas

dan

mengontrol

pelaksanaan analisa sample bahan baku, produk stream, produk jadi yang
dihasilkan mencakup aspek kualitas dan keamanan (quality & safety) serta
mengatur kegiatan dan mengontrol proses analisa sample final product berkaitan
dengan loading sample.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab atas lingkup kerja laboratory supervisor serta menjaga
kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
1.3.10 Health, Safety and Environment Supervisor
1. Tugas Utama
Mengkoordinasi dan mensupervisi HSE officer, safetyandfire watch dan
mengeluarkan work permit untuk seluruh pekerjaan (hot work,confine space, high
elevation and heavy lifting).
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant superintendent atas lingkup kerja HSE
supervisor dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya. Menggunakan
dan merawat semua peralatan dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan
baik dan siap pakai.
1.3.11 Security dan Comdev Supervisor

1. Tugas Utama
a. Internal
Mewujudkan suasana aman dan tertib di lingkungan kerja PT Surya Esa
Perkasa Tbk agar dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan.
b. Eksternal
Memelihara hubungan kerjasama, koordinasi yang harmonis dalam bentuk
kunjungan silaturahmi dan pemberian kontribusi dengan aparat pemerintah
setempat (RT/RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Perangkat pemerintah lainnya
yang terkait), aparat militer (Babinsa, Danramil, Dandim, Danrem, Pangdam) dan
aparat kepolisian (Kapolsek, Kapolres, Kapolda), Tokoh masyarakat (Kepala
Dusun, Pemuka Adat, Pemuka Agama, Tokoh pemuda, Karang Taruna, Ormas/
LSM).
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja chief security
& comdev supv. dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
1.3.12 Plant Comercial Head
1. Tugas Utama
Mengontrol pekerjaan purchasing dan warehousing serta memonitoring
schedule loading produk (LPG dan condensate) dan koordinasi schedule offtaker
LPG dan condensate Palembang.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja commercial
supervisor dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.
1.3.13 HRD & GA Supervisor
1. Tugas Utama
Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan yang menyangkut ketenaga
kerjaan, hak dan kewajiban, baik bagi perusahaan maupun karyawan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta perhitungan
pembayaran upah, lembur atau over time karyawan sesuai dengan kebijakan

10

perhitungan upah dan ketetapan pemerintah untuk perhitungan kelebihan jam


kerja atau overtime.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja HRD & GA
supervisor

serta

menjaga

kerahasiaan

atas

lingkup

pekerjaannya

dan

melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan


perusahaan.
1.3.14 IT Tech Drafter Supervisor
1. Tugas Utama
Membantu dalam pemeliharaan terhadap infrastruktur IT (hardware and
equipment), setting, installing, and troubleshooting line dan Ext connection PABX
(telepon) serta embantu setting, installing, maintenance PC (hardware dan
software).
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja IT - Drafter,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya dan melaksanakan perintahperintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan perusahaan
1.3.15 Finance Cost Control Officer
1. Tugas Utama
Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran plant dan status anggaran
tersebut dalam pelaksanaannya serta melaksanakan proses pengadaan material
atau barang sesuai dengan prosedur dan lingkup kerjanya, proses pembayaran
tunai maupun transfer, reunbersment, biaya lainnya sesuai prosedur payment yang
sudah dibuat.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja finance cost
control officer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup kerjanya dan memahami,
mengerti, mengikuti serta melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

11

1.3.16 Adm. Warehouse


1. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada logistik officer atas

lingkup kerja adm.

warehouse dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya. Memahami,


mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.
1.3.17 Adm. Production Officer
1. Tugas Utama
Memimpin, mengatur, dan melaksanakan kegiatan tata usaha serta
administrasi kilang LPG sehingga diperoleh sistem kearsipan dan dokumentasi
yang rapi, teratur dan mampu telusur serta melaksanakan pekerjaan lainnya sesuai
perintah atasan yang mempunyai relevansi dengan kegiatan administrasi dan tata
usaha kilang.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada supervisor production atas lingkup kerja adm.
production officer dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.
Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang
ada dan melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk
kepentingan perusahaan.
1.3.18 Logistic Officer
1. Tugas Utama
Memberikan laporan kegiatan logistik kepada commercial supervisor
untuk material purchase request process serta mengontrol keluar masuk material
di warehouse serta approval untuk material Receive Report, Material Issued Slip,
material borow, material return.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada commercial supervisor atas

lingkup kerja

logistic officer dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya. Memahami,


mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan. Melaksanakan dan
mengatur pekerjaan-pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara efisien dan

12

ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan serta menjaga dan merawat


semua peralatan dan fasilitas perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap
pakai.
1.3.19 Instrument and Control Engineering Supervisor
1. Tugas Utama
Mendesain

engineering

project

instrument

dan

control

system,

memonitoring dan trouble shooting field instrument, serta back up DCS.


Membantu dan memberi support bagian process engineer untuk membuat PID
dan menyuplai data kepada departemen lain serta membuat dan menjadwalkan
kalibrasi untuk semua peralatan instrumen.
2. Tugas Umum
Bertanggung jawab kepada maintenance supervisor atas lingkup kerjanya
dan menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya. Memahami, mengikuti dan
melaksanakan peraturan perusahaan yang ada dengan melaksanakan dan mengatur
pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan secara efesien dan ekonomis sesuai
dengan kepentingan perusahaan.
1.4 Manajemen Perusahaan
1.4.1 Kepegawaian
Pegawai merupakan aset utama perusahaan dalam menjalankan sistem
dalam perusahaan. Tanpa adanya pegawai maka perusahaan tidak akan berjalan.
Kepegawaian di dalam perusahaan dikendalikan oleh HRD dan GA. Semua aspek
dari kepegawaian diatur dan dikendalikan oleh elemen tersebut.
1.4.2 Fasilitas Karyawan
Karena Pegawai merupakan aset paling berharga bagi perusahaan, maka
perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Kesejahteraan
tersebut oleh Perusahaan dituangkan dalam memberikan fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan oleh pegawai.

13

Adapun fasilitas yang diberikan oleh PT Surya Esa Perkasa Tbk antara
lain:
1. Fasilitas kesehatan
2. Fasilitas transportasi
3. Fasilitas asuransi/ jaminan sosial tenaga kerja, dan lainlain.
1.4.3 Peraturan Pekerjaan
Sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 pasal 108 yang menyatakan bahwa
setiap perusahaan yang memiliki tenaga kerja 10 orang atau lebih maka
perusahaan wajib membuat peraturan pekerjaan.
Adapun hal hal yang menyangkut dengan peraturan pekerjaan yaitu:
1. Peraturan berlaku selama dua tahun
2. Membuat hak dan kewajiban masing-masing
3. Memuat syarat kerja
4. Memuat tata tertib
5. Memuat jangka waktu masa berlaku
6. Dikeluarkan oleh perusahaan.
1.5 Pemasaran Produk
PT Surya Esa Perkasa Tbk. menghasilkan produk berupa LPG mix,
condensate, dan propane. Target penjualan produk lebih diutamakan pada produk
LPG. Sedangkan untuk produk propane hanya didistribusikan jika ada pesanan
dari perusahaan yang bersangkutan ataupun bisa digunakan untuk operasional di
dalam pabrik PT Surya Esa Perkasa Tbk. Itu sendiri. Produk LPG yang diproduksi
oleh PT. Surya Esa Perkasa memiliki spesifikasi yang ditunjukan oleh Tabel 1.
Tabel 1. Spesifikasi Produk LPG PT Surya Esa Perkasa. Tbk.
pesifikasi
C2
C3/C4
C5+
Reid Vapour Pressure (RVP)
No Free-Water

LPG Mix

Keterangan

0,8 (%v)
97,0 (%v)
2,0 (%v)
< 145 (psig)
-

Maksimum
Minimum
Maksimum
Maksimum
-

(Sumber: Laboratorium LPG Plant PT Surya Esa Perkasa. Tbk.

14

Tabel 2. Spesifikasi Produk LPG menurut Dirjen Migas


Spesifikasi
C2
C3/C4
C5+
No Free-Water
Etil atau Butil Merkaptan
Tekanan Uap pada 100 oF

Detil
0,8 ( %v )
97,0 ( %v )
2,0 ( %v )
50 ( ml/1000 AG )
145 ( psig )

Keterangan
Maksimum
Minimum
Maksimum
Minimum
Maksimum

( Sumber: www. migas.esdm.go.id, 2009 )

Adapun pemasaran atau pendistribusian produk yang tersedia di pabrik ini


dengan rincian sebagai berikut:
1. LPG
Produk LPG ini didistribusikan secara penuh kepada PT Pertamina
Persero. Pada dasarnya untuk pendistribusian LPG ini tidak sembarang dilakukan
karena harus memenuhi syarat ataupun standar yang diberikan oleh Dirjen Migas.
Kontrak kerja ini terjadi pada PT Surya Esa Perkasa Tbk. dan PT
Pertamina Persero. PT Pertamina akan menyerahkan proses pengangkutan LPG
dari PT Surya Esa Perkasa Tbk. pada SPPBE (Stasiun Pengakutan Pengisian Bulk
Elpiji).
Untuk pendistribusian LPG dibutuhkan Surat Perintah Angkut (SPA)
sebagai syarat pengangkutan LPG dari PT SEP Tbk. yang mana surat ini
dikeluarkan oleh kantor pusat (Head Office) PT Surya Esa Perkasa Tbk.
2. Condensate
Produk condensate dari PT Surya Esa Perkasa Tbk. ini dikembalikan lagi
ke Pertamina. Pendistribusian produk dari PT Surya Esa Perkasa Tbk. hanya
dipasarkan di dalam negeri karena produksi LPG di Indonesia masih mengimpor
dari negara lain. Hal ini mengakibatkan negara kita tidak mungkin untuk dapat
mengekspor LPG tersebut. Rata - rata kapasitas LPG dan condensate yang
didistribusikan perbulan yaitu sebesar 3.000 ton LPG dan 10.500 barrel untuk
produk condensate.

15

BAB II
URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku


Bahan baku untuk produksi propane, LPG dan condensate di PT Surya
Esa Perkasa Tbk. adalah gas alam yang berasal dari jalur pipa transmisi gas
Pertamina yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen gas alam yang
menjadi bahan baku pengolahan di PT Surya Esa Perkasa Tbk. ditunjukkan oleh
Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Feed Gas
Komponen (Dry Basis)

Mole %-High CO2

Mole%-Low CO2

N2

0.4

0.4

CO2

8.99

5.6

CH4

78.2

81.59

C2H6

6.14

6.14

C3H8

3.79

3.79

I-C4H10

0.64

0.64

n-C4H10

0.79

0.79

I-C5H12

0.28

0.28

n-C5H12

0.19

0.19

C6H14

0.22

0.22

C7H16

0.23

0.23

C8H18

0.13

0.13

H2O

Total

100

100

Sumber: Dokumen Process Description di PT Surya Esa Perkasa.

Plant yang ada di perusahaan ini dirancang untuk memproses 66


MMSCFD gas umpan untuk menghasilkan produk propane, LPG mix dan
condensate (C5+). Lean gas (gas ringan) sisa dari pemisahan LPG akan dialirkan
kembali ke Pertamina.

16

Adapun sifat fisika dan kimia gas alam adalah sebagai berikut:
a. Memiliki rumus molekul : CnH2n+2
b. Bereaksi dengan Oksigen membentuk CO2 dan Uap air H2O
c. Merupakan campuran hidrokarbon yang terdiri dari 60-90 Hidrokarbon ringan
dan Hidrokarbon berat serta gas pengotor dan gas inert.
d. Tidak berwarna, tidak berbau dan rasanya hambar
2.2 Deskripsi Proses
Secara garis besar LPG Plant di PT Surya Esa Perkasa Tbk. dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut:
1. Feed Gas Inlet
2. Dehydration (Mole Sieve System)
3. Compression System
4. LPG Recovery System
5. Fraksinasi
6. Refrigerant System
7. Hot Oil System
8. Flare and Disposal System
9. Storage and Loading System
10. Control and ESD System
2.2.1 Feed Gas
Feed gas dari PT Surya Esa Perkasa Tbk. berasal dari pipa transmisi
pertamina dengan kondisi 105oF dan tekanan 460 Psig dialirkan melalui flow
control valve dengan flow sebesar 66 MMSCFD. Selanjutnya gas umpan ini
masuk kedalam scrubber (V-004) untuk dilakukan proses pemisahan fraksi berat
(liquid yang tidak terlarut dalam gas) dengan gas itu sendiri. Proses pemisahan
antara gas dan liquid dilakukan dengan cara menabrakkan feed gas ke dinding
scrubber sehingga air dan fraksi berat yang terikut pada feed gas akan turun
karena adanya gaya gravitasi.

17

Didalam scrubber terdapat

demister-demister yang fungsinya untuk

memisahkan partikel-partikel halus agar tidak terikut masuk ke dalam compressor


dan sekaligus dapat menahan liquid yang belum terpisah ketika ditabrakan ke
dinding scrubber, sehingga cairan akan kembali ke bawah. Pada bagian bawah
scrubber terdapat tempat penampungan cairan yang akan terpisah dari feed gas
yang kemudian akan dialirkan ke sump tank secara otomatis yang diatur oleh level
controller valve.
2.2.2 Dehydration (Mole Sieve)
Gas yang keluar dari scrubber (V-004) dilewatkan pada inlet filter (F-710).
Disini partikel-partikel atau kotoran yang masih terbawa pada gas umpan akan
disaring yang mana diikuti juga dengan penurunan tekanan dari tekanan awal
yang ada. Setelah itu gas kemudian dialirkan dan masuk dalam mole sieve unit.
Mole sieve unit terdiri dari 2 tower yaitu tower untuk proses adsorbsi dan tower
untuk proses regenerasi. Kedua proses tower ini berjalan secara bergantian yang
mana ketika tower adsorbsi hampir mencapai jenuh maka tower yang satunya
akan siap di gunakan dalam proses.
Adsorbsi dehidrasi ini sendiri merupakan teknologi proses gas yang
menggunakan suatu vessel/tower yang diisi dengan molecular sieve (adsorben)
untuk menghilangkan kandungan air pada gas dari 137.382 lb/MMSCFD menjadi
0.004 lb/MMSCFD (<0.1 ppmv). Adsorbennya sendiri mempunyai pori-pori 1/8''
yang memungkinkan molekul-molekul air yang lewat akan terserap ke pori-pori
adsorben. Banyaknya pori-pori dan rongga internal memberikan adsorben luas
permukaan yang besar dan kemampuan untuk menahan air dalam jumlah besar.
Pada proses adsorbsi, aliran proses awalnya akan masuk melalui bagian
atas salah satu tower mole sieve unit (misal tower A). Gas yang masuk tersebut
akan melewati adsorben yang ada. Adsorben ini akan menyerap molekul-molekul
air yang terkandung di dalam gas sehingga nantinya gas hasil keluaran dari proses
adsorbsi ini benar-benar gas kering. Konsentrasi gas kering keluaran mole sieve
tersebut diharapkan mengandung air sebesar <0.1 ppm dan kemudian akan

18

menuju dust filter (F730A/B) untuk menghilangkan partikel debu yang terbawa
dari mole sieve. Gas kering keluaran dust filter kemudian dibagi menjadi 2 aliran
yaitu menuju feed gas scrubber (V-810) dan menuju regeneration gas compresor
(C-740). Aliran yang menuju regeneration gas compressor (C-740) ini merupakan
proses awal

dalam meregenerasi mole sieve yang hampir jenuh oleh air. Dari

compressor (C-740) gas akan dinaikkan tekanannya dari 396 psig hingga 435 psig
kemudian gas dialirkan menuju regeneration gas heater (H-750) untuk dinaikkan
temperaturnya dari 105oF menjadi 510oF. Gas panas ini akan mengalir menuju
tower yang akan diregenerasi (misal tower mole sieve B) dimana adsorben akan
dipanaskan sehingga air yang terkandung akan menguap dan keluar bersamaan
dengan gasnya. Kemudian gas dan uap air ini akan menuju regeneration gas
cooler (E760) untuk didinginkan dari 500oF ke 120oF sehingga

uap airnya

sebagian akan berubah fase menjadi fase cair. Lalu kedua fase ini akan dipisahkan
di regeneration gas separator (V-770) dimana dengan bantuan gaya gravitasi
cairan akan menuju ke bawah menuju closed drain dan gas akan naik keatas
bergabung dengan feed gas yang telah keluar dari feed gas scrubber. Setelah
proses pemanasan selesai, gas yang akan meregenerasi adsorben pada mole sieve
dilewatkan kembali ke dalam mole sieve tanpa melewati gas heater terlebih
dahulu. Hal ini karena gas tersebut berfungsi untuk pendinginan adsorben didalam
mole sieve. Proses adsorbsi sendiri memerlukan waktu 12 jam dan proses
regenerasi memerlukan waktu +24 jam (Heating 7,96 jam, Cooling 5,95 jam dan
Standby 9,9 jam).
2.2.3 Compression System
Gas kering dari mole sieve akan dialirkan menuju scrubber (V-810) dan
kemudian dinaikkan tekanan dari 410 psig ke 773 psig menggunakan feed gas
compressor (C-820A/B). Feed gas after cooler (E-830) akan mendinginkan
discharge compressor dari 214,7oF ke 120oF. Selanjutnya gas yang telah dinaikkan
tekanannya akan mengalir menuju disharge coalescing filter (F-840) untuk
memisahkan lube oil yang terbawa dari compressor. Di sini gas akan masuk dari

19

bawah dan dengan bantuan gravitasi oli akan turun. Gas yang naik akan disaring
oleh filter sehingga partikel-partikel oli yang terikut aliran gas akan tersaring dan
lama-lama akan menjadi partikel yang besar dan akan turun kebawah dengan
bantuan gravitasi. Gas yang telah disaring kemudian menuju cold box/gas chiller
(E-210) sedangkan oli tadi akan dibuang ke closed drain dengan bantuan LCV840.
2.2.4 Chiling/ Cold Box (LPG Recovery Unit)
Gas dari F-840 akan didinginkan oleh cold box (E-210) dari 119oF ke -26oF
dan akan dialirkan ke Low temperatur Separator (V-250). Di sini terdapat 2 fase
dimana fase cairan diharapkan mengandung kadar methane yang rendah
sedangkan fase gasnya diharapkan hanya mengandung methane dan ethane. Fase
cair kemudian akan turun dengan bantuan level control valve menuju cold box
untuk selanjutnya dipanaskan oleh feed de-ethanizer heater (E-930).
Lalu gas keluaran dari LTS V-250 akan keluar lewat atas menuju expander
suction scrubber (V-950) dimana gas yang berubah menjadi cairan, terlebih
dahulu harus dipisahkan disini sebelum masuk kedalam proses ekspansi. Cairan
yang terbentuk kemudian akan dikeluarkan menuju coldbox untuk selanjutnya
akan dipanaskan di feedde-ethanizer heater (E-930).
Gas yang keluar dari scrubber akan menuju expander. Disini gas bisa
diekspansi dengan JT-valve (PCV-910) atau dengan Turbo Expander (C-910).
Turbo Expander digunakan untuk mengoptimalkan LPG recovery karena suhu
outlet yang dihasilkan sebesar -73,46oF sehingga fase propane yang berubah fase
dari gas menjadi liquid lebih banyak jika ditinjau dari titik didihnya dibandingkan
menggunakan mode JT-valve (PCV-910). Outlet dari expander akan mengalir
menuju absorber tower. Disini fase liquid akan terpisah dari gas dan akan
dikeluarkan lewat bawah. Absorber pump akan memompa fase liquid kedeethanizer tower (V-500) sedangkan fase gas yang juga mempunyai temperatur
yang rendah dimanfaatkan untuk mendinginkan aliran yang ada di reflux

20

condenser (E-990) dan gas chiller (E-210) untuk selanjutnya akan dialirkan ke
booster compressor (C-970) untuk dinaikkan tekanannya.
Sebelum masuk ke booster compressor (C-970) sebagian gas akan
dialirkan menuju fuel gas filter (V-003) melewati bypass valve untuk selanjutmya
digunakan

sebagai

keperluan

bahan

bakar

proses

pada

plant.

Discharge dari booster compressor (C-970) akan didinginkan oleh booster


compressor after cooler (E-980). Lalu dinaikkan lagi tekanannya oleh sales gas
compressor (C-101 A/B). Discharge gas didinginkan oleh sales gas compressor
after cooler (E-101 A/B). Output ini mempunyai tekanan yang tinggi dan liquid
tidak terikut ke dalam gasnya. Liquid dan fraksi yang lebih berat di dalam aliran
tersebut akan disaring di coalescing filter separator (V-200) sehingga sales gas
yang mengalir ke Pertamina diharapkan mempunyai kadar methane yang tinggi
dengan impurities sekecil mungkin.
2.2.5 Fractionation System
Fractionation system yang ada di PT Surya Esa Perkasa, Tbk. terdiri dari
3 buah kolom yang merupakan unit-unit utama dari LPG plant yang berfungsi
menghasilkan produk dengan cara distilasi. Kolom-kolom tersebut adalah deethanizer column, de-propanizer column, dan de-butanizer column.
Kolom de-ethanizer berfungsi untuk memisahkan komponen C2 dari feed
yang banyak mengandung propane, butane dan condensate dengan cara destilasi
atau berdasarkan perbedaan titik didih. Kolom de-ethanizer dibagi menjadi 3
bagian atau section, yang paling atas disebut rectification section, yang bagian
bawah disebut stripping section, sedangkan dasar kolom disebut heating dan
product withdrawal section. Inlet utama dari de-ethanizer berasal dari kolom
absorber dan feed heater (E-990). Aliran dari kolom absorber dipompa menuju
bagian atas de-ethanizer tower dan aliran dari de-ethanizer feed heater akan
masuk lewat samping atas kolom. Kemudian cairan tersebut akan kontak dengan
uap hasil pemanasan hidrokarbon cair oleh reboiler (E-900) di dalam kolom.
Disini diharapkan ethane dan fraksi yang lebih ringan akan ke atas sedangkan

21

fraksi yang lebih berat (cair) akan turun kebawah melewati tray-tray untuk
selanjutnya menuju reboiler dengan bantuan tray-tray dan sebuah chimney tray.
Fraksi yang ringan (gas) akan menuju reflux condenser untuk di dinginkan untuk
kemudian diabsorpsi kembali untuk menyerap fraksi berat (propane butane dan
condensate) yang mungkin masih terdapat didalam gas untuk kemudian dialirkan
kembai di de-ethanizer tower. Di reboiler ini sebagian liquid akan diuapkan
kembali dengan cara dipanaskan dengan temperatur 229oF.
Selanjutnya liquid yang tidak menguap akan dialirkan menuju depropanizer tower (V-525). Kolom de-propanizer ini berfungsi untuk memisahkan
komponen C3 (propane) dari C4+ yang kaya kandungan butane dan condensate
dengan cara distilasi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Tekanan dan
temperatur operasi pada

kolom de-propanizer sebesar 270 psig dan 241F.

Umpan yang kaya kandungan C3+ masuk di bagian atas sebagai campuran dua
fase.
Umpan yang berbentuk cairan akan mengalir ke bawah kolom melewati
serangkaian tray menuju dasar kolom dimana sebagian dari cairan ini masuk
kedalam reboiler (E-530) untuk diuapkan dengan menggunakan hot oil yang
mengalir di tube reboiler dengan temperatur reboiler 241F. Uap panas ini
kemudian dimasukkan kembali ke dalam kolom de-propanizer dan menuju ke atas
melalui serangkaian tray lagi untuk memanasi cairan yang turun ke bawah melalui
tray yang sama. Uap propane kemudian dikondensasi melalui condenser (E-535)
dari 151oF ke 142oF dan selanjutnya ditampung dalam reflux drum (V-540).
Kemudian propane ini sebagian akan dipompa menuju de-propanizer sebagai
reflux dan sebagian lagi akan menuju after cooler (E-550) untuk selanjutnya
dicampur dengan butane sebagi LPG mix yang akan disimpan di LPG Storage (V009).
Sementara itu cairan hidrokarbon yang tidak menguap akan menuju ke
kolom de-butanizer (V-560) yang selanjutnya akan dikontakkan dengan uap panas
hidrokarbon dari hasil pemanasan cairan hidrokarbon di reboiler (E-565). Untuk

22

memisahkan butane dan condensate tersebut, set point suhu dan tekanan reboiler
diatur sebesar 300,7oF dan 121 psig. Uap yang kaya kandungan butane hasil
pemanasan dari reboiler ini selanjutnya dimasukkan kembali kedalam kolom debutanizer dan mengalir keatas melalui sejumlah tray menuju butanizer condenser
(E-570). Butane yang terkondensasi kemudian ditampung dalam reflux drum (V575).
Sebagian butane dipompakan ke puncak kolom sebagai cairan reflux dan
sebagiannya lagi dialirkan ke cooler (E-590) sebelum di blending dengan propane
menjadi LPG mix dengan komposisi sekitar 60% mol C3 dan 38% mol C4.
Selanjutnya dialirkan ke dalam tanki LPG (V-008) pada temperatur 100 F dengan
tekanan operasi tanki 130 Psig. Condensate yang telah stabil selanjutnya mengalir
dan keluar melalui level control menuju condensate cooler (E-580) untuk
didinginkan mencapai suhu 120 oF sebelum dialirkan ke dalam tanki condensate
(V-009) pada kondisi atmosferik.
2.2.6 Refrigeration System
Refrigration system merupakan unit sistem pendingin pada plant LPG
yang

menggunakan

propane

sebagai

pendingin. Refrigeration

package

menggunakan propane sebagai refrigerant (98% mol C3). Propane disimpan di


propane accumulator (V-400) pada suhu 98 OF dan tekanan 174 psig. Kemudian
sebelum dialirkan ke economizer (V-330) propane dialirkan ke filter (F-420)
untuk menyaring kotoran/impurities dan juga oli yang masih terikut pada
propane. Propane lalu dialirkan ke economizer dengan tekanan dan temperatur
operasi economizer sebesar 50 Psig dan 30 oF. Di economizer, fase uapnya akan
dialirkan menuju ke compressor (C-310 A/B) sebagai second suction sedangkan
fase cairnya akan menuju propane expansion tank. Di propane expansion tank
sebagain cairan akan langsung menguap menuju ke propane suction scrubber dan
sebagian lagi mengalir menuju cold box. Di cold box, panas dari proses akan
diserap oleh propane yang kemudian menyebabkan propane berubah fase dari cair
menjadi gas.

23

Propane lalu akan menuju propane suction scrubber. Disini fase liquid
propane yang terbentuk dari fase gasnya akan dipisahkan sebelum masuk ke
compressor (C-310 A/B). Di compressor ini, tekanan gas yang dihasilkan sebesar
180 psig dengan suhu 155oF sehingga vapor yang dihasilkan superheated atau
uap kering yang akan masuk ke V-320 A/B. Di V-320 ini lube oil terpisahkan dan
dipompakan kembali ke engine sedangkan uap propane dialirkan dan didinginkan
di fan cooler (E-410 A/B/C), hingga propane terkondensasi kembali untuk
selanjutnya disimpan di Tangki accumulator (V-400).
2.2.7 Hot Oil System
Sistem hot oil menggunakan lube oil mobiletherm 603 sebagai oil untuk
pemanasan pada reboiler fraksinasi. Heater yang digunakan adalah hot oil
heater (H-600) dan Hot Oil Medium Heater (H-670).
Hot Oil Heater merupakan dual furnace atau tungku tipe konveksi
(pemanas tak langsung) yang berfungsi untuk memanaskan hot oil dengan bahan
bakar lean gas pada saat operasi normal. Hot oil kemudian akan dipompa oleh
pompa (P-630 A/B) untuk memanaskan reboiler de-Butanizer (E-565) dan
reboiler de-ethanizer (E-900) yang kemudian selanjutnya akan mengalir kembali
ke hot oil heater (H-600) untuk dipanaskan kembali.
Hot medium heater (H-670) merupakan pemanas yang berfungsi
memanaskan oil dengan fuel gas untuk selanjutnya hot oil tersebut akan dialirkan
menuju de-ethanizer feed heater E-930 dan de-propanizer reboiler (E-530) untuk
selanjutnya dikembalikan lagi ke hot medium heater atau ke heat medium
expansion vessel (V640).
Expansion tank didesign memiliki ruang yang cukup untuk meyimpan
sementara hot oil dan juga memberikan ruang untuk expansi hot oil akibat
pemanasan. Untuk mengganti sebagian hot oil yang hilang selama pemakaian
maka disediakan connection untuk hot oil make-up yang dilengkapi dengan
pompa feeding dan stroge tank. Hot oil system dilengkapi dengan control panel
tersendiri berbasis PLC yang terpasang secara terpisah dan di design khusus untuk

24

menjalankan unit tersebut. Namun demikian disediakan output common alarm


yang terkoneksi ke plant main control room.
2.2.8 Flare & Disposal System
Dalam melakukan proses flaring, LPG plant Lembak simpang Y
menggunakan flare stack yang ada pada plant dan juga menggunakan flare stack
milik Pertamina yang memang sudah ter-installed di dekat plant area. LPG plant
Lembak, simpang Y hanya menyediakan koneksi dari flare header ke existing
flare stack milik PT Pertamina. Disposal system untuk buangan yang berbentuk
cairan tetap disediakan sebagai alat buangan proses sebelum dilepas ke
lingkungan.
Gas buangan yang berasal dari venting atau gas blowdown pada saat
emergency akan di alirkan ke flare system milik Pertamina untuk dibakar terlebih
dahulu sebelum dilepas ke atmosphere.
Terdapat 2 buah disposal system untuk menampung buangan cairan, yaitu
closed drain system yang berfungsi menampung sisa cairan yang masih banyak
mengandung condensate seperti cairan dari filter dan separator. Untuk cairan yang
banyak mengandung air dan buangan yang tidak bertekanan, dialirkan ke oil
catcher yang terbuat dari penampungan bak terbuka yang dilengkapi dengan
weird untuk memisahkan sisa-sisa condensate dan air. Condensate yang telah
dipisahkan kemudian dipompakan kembali ke closed drain system, sementara
airnya dialirkan ke balong sebelum di buang ke lingkungan.
2.2.9 Storage and Loading System
LPG tank Lembak, simpang Y dilengkapi dengan 6 buah LPG tank
berbentuk vessel horizontal dengan kapasitas per tank 150 tons. Tank ini
dilengkapi dengan water cooling system yang berfungsi untuk mendinginkan tank
apabila suhu cairan didalam tanki melebihi titik aman temperature penyimpanan.
System loading LPG produk dilakukan dengan loading truck menggunakan
weighing bridge station.

25

LPG dialirkan dari tangki penyimpan dengan LPG pump yang masingmasing berkapasitas 174,354 Gpm. Plant ini juga dilengkapi dengan 1 buah LPG
offspec tank berkapasitas 150 ton yang berfungsi untuk menampung hasil LPG
yang tidak memenuhi spesifikasi sebelum di recycle kembali ke proses plant
dengan menggunakan LPG off spec pump.
Terdapat 1 buah condensate tank untuk menampung produk condensate
dengan kapasitas 125 tons. Loading propane dan condensate produk dilakukan
dengan dispenser menggunakan filling station. Condensate dialirkan dari tanki
penyimpan dengan 2 buah propane pump yang masing-masing berkapasitas 22
Gpm, dan 2 buah condensate pump yang masing-masing berkapasitas 22 Gpm.
2.2.10. Control and ESD System
Untuk mengendalikan plant dan mengatasi keadaan bahaya, LPG plant
Lembak, simpang Y dilengkapi dengan Control dan ESD system yang berfungsi
untuk mengontrol parameter proses dan sebagai emergency shutdown system.
Menurut penempatannya (topography) system kontrol ini dibagi menjadi 2 bagian
yaitu system control yang diletakkan di dalam control room dan local control
panel untuk unit-unit tertentu.
Semua parameter proses dikendalikan dari control room. Panel-panel yang
terdapat di dalamnya sebagai berikut:
1. Main control panel & ESD system (PLC system)
2. Gas chromatograph panel (Status)
3. MCC panel
4. Propane refrigerant panel
5. Hot oil panel
PLC yang berada di control room menangkap sinyal atau info yang dikirim
dari

local

panel

atau

site

yaitu

dari

transmitter, control

valve, SOV

BDV/SDV/DV), dan dew point. Terdapat 3 system di site yang tidak terhubung

26

dengan DCS system, yaitu loading system, gas chromatography system dan
metering lean gas system.
Pengontrolan loading system dilakukan langsung di lapangan, sedangkan
status dari metering lean gas di display di control room melalui flow computer
yang dilengkapi dengan printer sendiri. Data dari local panel gas chromatography
juga di display di PC3 yang berada di control room. PC3 juga dilengkapi dengan
printer. Sistem yang berada di lapangan selain instrument yang juga terhubung
PLC adalah refrigeration system dan hot oil packages.
Man Machine Interface (MMI) dari PLC system dilakukan di dua buah
computer (PC1 dan PC2), serta terhubung ke dua buah printer. PC1 berfungsi
sebagai

programming

dan

station, artinya

semua

penambahan

ataupun

pemprograman PLC system hanya bisa dilakukan melalui PC1. PC2 berfungsi
sebagai station dan dapat digunakan untuk merubah set-point dari instrument. Di
control room juga terdapat MCC yang berfungsi sebagai control terhadap semua
equipment motor. Khusus untuk motor-motor yang bekerja di main proses, MCC
mengirim sinyal Run atau Stop Permit Status ke DCS system.
2.3 Produk
Gas alam yang dialirkan dari sumur gas dari Pertamina akan diolah dan
dipisahkan dari unsur-unsur kimia pengotor atau impurities. Dengan adanya
bahan-bahan pengotor maka akan mengakibatkan berkurangnya kualitas dari
produk dan mengganggu pengoperasian pada proses pengolahan gas alam.
Adapun produkproduk yang dihasilkan oleh PT Surya Esa Perkasa Tbk adalah
sebagai berikut:
1. propane
2. LPG
3. condensate
Dari ketiga produk di atas yang dihasilkan, produk utama dari PT Surya
Esa Perkasa Tbk adalah LPG sedangkan produk yang lain adalah produk
sampingan.

27

2.3.1 Pengertian LPG


LPG (Liquified Petroleum Gas) adalah campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi
propane (C3H8) dan butane (C4H10). LPG juga mengandung hidrokarbon ringan
lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan juga mengandung komponen
berat seperti pentana (C5H12) dan lainlain. Dalam kondisi atmosfer, LPG akan
berbentuk gas dan volume LPG dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam
bentuk gas untuk berat yang sama. LPG lalu dipasarkan dalam bentuk cair dalam
tabungtabung logam bertekanan tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85%
dari kapasitasnya.
Menurut spesifikasinya, LPG dibagi menjadi tiga jenis yaitu LPG
campuran, LPG propane dan LPG butane. Spesifikasi masingmasing LPG
tercantum dalam keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor 25K/
36/ DDJM/ 1990. LPG yang dipasarkan untuk masyarakat adalah LPG campuran.
2.3.2 Sifat Sifat Produk
2.3.2.1 Sifat Sifat LPG
a. Mudah terbakar (dalam keadaan cair maupun gas).
b. Menghasilkan pembakaran yang sempurna.
c. Bebas kandungan air.
d. Tidak beracun dan tidak berwarna.
e. Tidak berbau (karena demi keselamatan dalam penggunaannya, LPG
ditambah sedikit merkaptan yang baunya sangat menyengat untuk
mendeteksi terjadinya kebocoran).
f. Gas dikirimkan sebagai gas bertekanan didalam tanki atau silinder.
g. Cairan dapat menguap dengan cepat ketika dilepas ke udara.
h. Lebih berat dari udara sehingga lebih cenderung menempati daerah yang
rendah.

28

2.3.2.2 Sifat Sifat propane


a. Mudah terbakar.
b. Berfase gas.
c. Memiliki RVP (Reid Vapour Pressure) lebih tinggi dibandingkan dengan
LPG.
2.3.2.3 Sifat Sifat condensate
a. Berwarna bening atau tidak berwarna.
b. Mudah menguap dan memiliki RVP 1012 psi.
c. Memiliki spesific grafity (SG) 0.67500.6800.
d. Bebas kandungan air.
2.4 Utilitas
Utilitas merupakan sekumpulan unit proses dalam suatu industri kimia
yang berfungsi untuk menunjang proses utama pabrik. Unit-unit yang merupakan
utilitas antara lain :
1. Unit penyediaan dan pengolahan air (Water System)
2. Unit pembangkit steam (Steam Generation System)
3. Unit penyedia udara instrument (Instrument Air System)
4. Unit pembangkit dan pendistribusian tenaga listrik
5. Unit Penyediaan Dowtherm A.
Adapun utilitas yang terdapat pada Plant PT Surya Esa Perkasa Tbk.
adalah sebagai berikut:
2.4.1 Penyediaan Air
PT Surya Esa Perkasa Tbk. juga dilengkapi dengan unit penjernihan air
yaitu water plant. Unit ini mengolah air yang berasal dari sumur bor menjadi air
bersih. Air sumur bor yang memiliki banyak impurities harus dilakukan proses
penjernihan. Impurities tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebagai
berikut:

29

1. Impurities yang tidak larut (suspended solid) yaitu partikel partikel atau
kotoran yang masih dapat dilihat secara kasat mata seperti partikelpartikel yang menyebabkan air keruh.
2. Impurities yang terlarut (dissolved solid) seperti kalsium bikarbonat,
garam-garam silika, dan lain-lain.
Pada dasarnya kedua impurities di atas harus dihilangkan agar diperoleh air
dengan kualitas yang bagus. Namun, plant PT SEP hanya menghilangkan
kandungan air suspended solid karena air yang digunakan hanya untuk menyuplai
keperluan kantor, pendingin untuk fin fan cooler dan fire hydrant.
Pada awalnya air diambil dari sumur bor dengan menggunakan pompa deep
well pump yang kemudian ditampung dibak settling untuk mengendapkan
suspended solid yang ada sebelum dialirkan ke proses selanjutnya. Dari bak
penampung air dialirkan ke sand filter guna menghilangkan impurities solid
seperti pasir, tanah, dan lain-lain. Filtrasi ini adalah suatu proses untuk
menghilangkan zatzat yang tidak larut di dalam air secara mekanis. Air lalu
mengalir ke bagian bawah gravity filter melalui media penyaring mengandung
lapisan pasir silika, partikel-partikel yang

besar akan tertinggal dan melekat

di permukaan media, sedangkan air jernih berkumpul di bagian bawah dan


mengalir menuju tower. Zatzat padat yang tidak terlarut bila telah banyak akan
menghambat proses penyaringan sehingga perlu dicuci. Proses pencucian disebut
back wash. Back wash dilakukan bila perbedaan tekanan masuk dan keluar filter
telah kurang dari 0.5 kg/cm2 dengan memakai air jernih dialirkan dari bawah
menuju ke atas sehingga kotoran terbuang keluar. Dari sand filter air ditransfer ke
bak penampungan kemudian dialirkan ke aerator dengan menggunakan bantuan
transfer pump dan kemudian ke filter pump. Sebelum air dialirkan untuk
keperluan plant dan kantor, air terlebih dahulu dimasukan ke karbon filter guna
menyaring impurities yang mungkin masih terkandung.
2.4.2 Kebutuhan Listrik

30

Untuk memenuhi kebutuhan listrik di PT Surya Esa Perkasa terdapat 4 buah


Genset sebagai berikut:
a. 3 buah Genset dengan kapasitas masing-masing GEG 1 & 2 yaitu 900 KVA
dan GEG 3 dengan kapasitas 450 KVA yang digerakkan oleh mesin
berbahan bakar gas.
b. 1 buah Diesel berkapasitas 250 KVA yaitu DEG digerakkan oleh mesin
berbahan bakar diesel (emergency genset)
Secara normal hanya satu genset yang beroperasi untuk mensuplay semua
kebutuhan electric power plant. Satu unit berstatus stand-by. Semetara itu diesel
genset hanya untuk case emergency.
Ketiga genset dihubungkan dengan Switchgear, yang terdiri dari 3 buah
generator control panel dan 1 buah panel distribusi (feeder panel). Generator
control panel mengatur sequence load KVA untuk starting/stop genset. Feeder
panel berfungsi mengatur distribusi kebutuhan listrik ke MCC dan lainnya.
UPS (un-interupted Power Supply) yang mampu menyuplai DC power
20KVA digunakan sebagai system power back-up untuk tetap mensuplai power
jika terjadi pemadaman arus listrik secara tiba-tiba. UPS ini dirancang untuk
mampu melindungi semua operasi-operasi kritikal seperti DCS Panel selama 2
jam secra terus menerus.
2.4.3 Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan PT Surya Esa Perkasa Tbk. ini adalah gas metana
dan etana hasil samping dari LPG process. Setelah melalui beberapa proses seperti
penyaringan, dehidrasi, pendinginan, pemanasan, dan pemisahan, gas metana

dan

etana tersebut digunakan sebagai bahan bakar.


Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat memuaskan sebab hanya
memerlukan sedikit handling dan sistem burner yang digunakan sangat sederhana dan
hampir bebas perawatan karena hampir semua peralatan pembakaran gas tidak
menggunakan kandungan panas dari uap air, maka perhatian terhadap nilai kalor
kotor (GCV) menjadi kurang. Bahan bakar harus dibandingkan nilai kalor netto
(NCV).

31

2.4.4 Instrument Air System


Instrument air system berguna untuk menyuplai seluruh keperluan udara untuk
alat-alat instrumen. Dalam sistem ini terdapat dua buah air compressor yang berguna
untuk mengkompres udara. Compressor ini digerakkan melalui tenaga listrik yang
berasal dari generator. Compressor juga dilengkapi dengan air dryer yang berfungsi
untuk

menyaring

kandungan

air

yang

terdapat

di

udara

dengan

cara

mengkondensasikannya. Udara kering yang keluar dari air dryer kemudian

ditampung didalam tabung penampung/receiver sebelum dialirkan kebagian


instrument yang membutuhkan seperti control valve. Udara kering tersebut
disalurkan dengan tekanan sekitar 125 psig.
2.4.5 Fire Safety System
Kebakaran merupakan keadaan darurat yang harus ditangani dengan cepat
dan benar. Untuk itu, LPG Plant PT Surya Esa Perkasa Tbk. dilengkapi dengan
fire water system yang didesain untuk melindungi plant jika terjadi kebakaran
besar ditangki LPG dan disemua area plant. Fire water system terdiri dari tiga
sistem, yaitu:
2.4.5.1 Fire water pump station
Fire water pump station mempunyai satu buah diesel engine fire water
pump yang berkapasitas 1.250 gpm dengan tekanan discharge 150 psig
(maximum). Pompa ini dilengkapi dengan diesel tank yang memiliki kapasitas
bahan bakar solar untuk mensuplai engine secara terus menerus selama 4 jam.
Pompa ini bekerja/running secara otomatis (stater active) jika pressure di main
ring berkurang pada tekanan tertentu.
2.4.5.2 Fire water pond
Water Pond/Balong dibangun dengan kapasitas air yang cukup untuk
mengatasi bahaya kebakaran, dimensi Balong 95 m x 50 m dan mempunyai
kedalaman 4 meter. Balong tersebut memiliki kapasitas penampung air normal
13.300 m3.

32

2.4.5.3 Fire water main ring and accesorries


Main ring terbuat dari pipa berdiameter 8 inch

yang dibangun

mengelilingi plant yang juga dilengkapi dengan 10 hydrant masing-masing 85


gpm (125 Psig). Selain itu, pada tangki produk (propane, LPG, dan
Condensate tank) juga dilengkapi dengan water spray system yang berguna untuk
mendinginkan tangki pada saat kebakaran atau jika suhu didalam tangki naik dan
terjadi penguapan yang signifikan.

33

BAB III
TUGAS KHUSUS

3.1 Judul
Pengaruh ambient temperature terhadap nilai heat duty pada sales gas
compressor aftercooler (E101-B).
3.2 Latar Belakang
Plant yang ada di PT Surya Esa Perkasa Tbk. dirancang untuk memproses
66 MMSCFD gas umpan untuk menghasilkan produk propane, LPG Mix dan
condensate (C5+). Lean gas (gas ringan) sisa dari pemisahan LPG akan dialirkan
kembali ke Pertamina. Untuk mengalirkan lean gas ini dibutuhkan kompressor
udara yang salah satunya adalah sales gas compressor (C101-B). Sebelum
dialirkan ke pipa Pertamina, discharge dari kompressor ini harus di dinginkan
terlebih dahulu dengan sales gas compressor aftercooler (E101-B).
Sales gas compressor aftercooler (E101-B)digunakan untuk pendinginan
discharge dari kompressor udara (C101-B). Media pendingin untuk sales gas
compressor aftercooler

(E101-B) adalah udara yang disirkulasikan dengan

bantuan sebuah fan. Dalam proses perpindahan panas yang terjadi di sales gas
compressor aftercooler (E101-B) ada banyak faktor yang mempengaruhi nilai
heat duty dari proses tersebut, salah satunya adalah ambient temperature karena
udara sekitar adalah media yang digunakan sebagai media pendingin discharge
dari kompressor udara (C101-B).
3.3 Tujuan
Mengetahui dan mempelajari pengaruh ambient temperature terhadap
nilai heat duty pada sales gas compressor aftercooler (E101-B).

34

3.4 Manfaat
a. Mengaplikasin keilmuwan terutama dalam bidang teknik kimia dan dapat
melihat secara nyata hubungan dari teori dengan praktek.
b. Data yang sudah diolah dapat dijadikan sebagai data pembanding pabrik
sebagai bentuk monitoring pabrik terhadap alat aftercooler (E-101B).
c. Dengan Mengetahui dan mempelajari pengaruh ambient temperature
terhadap nilai heat duty pada aftercooler (E101-B) maka dapat dilakukan
modifikasi pengendalian pada aftercooler (E101-B) apabila diperlukan.
3.5 Perumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan dari tugas khusus, maka dilakukan perumusan
masalah dengan membuat point-point pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana mengkonversi nilai Laju alir dari MMSCFD ke Kg/hr ?
b. Bagaimana menghitung nilai Cprata-rata masing-masing komponen?
c. Berapa nilai beda suhu masuk dan keluar pada stream proses?
d. Berapa nilai heat duty pada setiap waktu pengambilan data?
e. Berapa nilai ambient temperature pada setiap pengambilan data?
3.6 Tinjauan Pustaka
Heat exchanger adalah sebuah perangkat perpindahan panas yang menukar
panas antara dua atau lebih fluida proses. Sebuah heat exchanger digunakan untuk
memindahkan energi panas internal antara dua atau lebih fluida yang ada pada
temperatur yang berbeda. Dalam kebanyakan heat exchanger, fluida dipisahkan di
heat-transfer surface dan idealnya mereka tidak bercampur. Sebuah alat heat
exchanger memiliki aplikasi industri yang luas.
Sebuah alat heat exchanger harus memenuhi berbagai persyaratan. Dalam
hal kinerja, perpindahan panas di desain maksimum dengan ukuran alat yang
minimum. Selain itu, daya tahan penukar panas harus sangat tinggi, biaya
produksi performanya rendah, dan memperhatikan lingkungan sekitar. Air cooled
heat exchanger mempunyai keunggulan tersebut karena menggunakan media

35

udara sebagai fluida pendingin. Hal ini berarti bahwa peralatan yang memerlukan
pendinginan tidak memerlukan media air dan masalah yang terkait dengan
pengolahan dan pembuangan air yang telah menjadi lebih mahal dengan peraturan
pemerintah serta masalah lingkungan dapat diminimalisir.
Air cooled heat exchanger digunakan untuk mentransfer panas dari sebuah
aliran fluida proses ke udara ambient tanpa masalah lingkungan, atau tanpa biaya
yang besar. Hal ini dimungkinkan oleh berbagai macam bahan berbasis aluminium
dan bentuk produk yang diproduksi dengan berbagai pilihan desain yang terus
mengalami perbaikan dengan biaya yang rendah. Aluminium, di berbagai
bentuknya

menawarkan kemungkinan yang jelas untuk mencapai tujuan air

cooled heat exchanger tersebut.


Air cooled heat exchanger digunakan untuk meningkatkan efisiensi plant
atau sebagai green solution dibandingkan dengan cooling tower dan shell and
tube heat exchanger. Fluida proses berada di tubes. Udara yang berfungsi sebagai
pendingin, dialirkan tegak lurus melewati tubes untuk menghilangkan panas. Pada
air cooled heat exchanger, biasanya udara ambient

mengalir secara vertikal

melewati bagian tubes yang horizontal dengan cara forced draft atau induced draft
oleh kipas. Untuk aplikasi proses kondensasi, serangkaian tube bisa disusun
miring atau vertikal. Demikian pula untuk air cooled heat exchanger yang cukup
kecil, aliran udara bisa mengalir secara horizontal melewati serangkaian tube.
Dalam rangka meningkatkan karakteristik perpindahan panas dari air
cooled heat exchanger, tubes dilengkapi dengan external fins. Fins ini bisa
mengakibatkan peningkatan heat transfer surface yang besar.
Pemilihan air cooled heat exchanger yang harus digunakan pada dasarnya
harus memperhatikan masalah ekonomi termasuk biaya atau modal pertama biaya,
biaya operasional dan pemeliharaan, kebutuhan ruang, dan kerugian dari
pendinginan dengan udara.
Keuntungan dan kerugian dari air cooled heat exchanger panas secara
umum ditunjukkan pada Tabel 4.

36

Tabel 4. Kerugian dan Keuntungan Air Cooled Heat Exchanger


Air Cooled Heat Exchangers
Keuntungan

Kerugian

Pilihan yang tepat untuk lokasi dimana Biaya pembelian awal yang tinggi
air pendingin langka atau mahal
Cocok untuk pendinginan aliran proses Butuh ruangan yang relatif besar
yang bersuhu tinggi
Biaya maintenance dan operasi relatif
rendah

Temperatur yang keluar dari aliran


proses cukup tinggi (10-20 oF di atas
temperatur ambient)

Sumber: H&C Heat Transfer Solutions Inc.:http://www.hcheattransfer.com/selection.html

Pada umumnya semua aliran proses pada air cooled heat exchanger berada
di dalam tubes. Untuk mengimbangi sifat perpindahan panas yang buruk dari
udara yang mengalir di bagian luar tubes dan untuk mengurangi dimensi
keseluruhan dari penukar panas maka external fins ditambahkan diluar
tubes. Konsep utama penambahan tubes ini adalah untuk meningkatkan luas
permuakaan bagian luar tubes.
Air cooled heat exchanger dapat dibangun dalam beberapa konfigurasi,
biasanya dikendalikan oleh power yang tersedia, instalasi dan permintaan
customer. Jenis yang paling umum dari air cooled heat exchanger adalah
tubes horisontal dengan kipas horizontal dan aliran udara mengalir vertikal. Tipe
ini biasanya digerakkan oleh drive motor listrik yang melekat pada kipas melalui
v-belt. Model ini juga bisa digerakkan oleh motor hidrolik. Aplikasi normal untuk
model ini di pabrik atau kilang di mana tenaga listrik tersedia, dan di mana
pendingin dipasang jauh dari peralatan lainnya untuk memungkinkan aliran udara
yang memadai di sekitar pendingin udara. Tipe air cooled heat exchanger bisa
memiliki konfigurasi induced draft atau forced draft tergantung pada
aplikasi, instalasi dan perhitungan keuntungan dan kerugian untuk kedua tipe.
a. Forced draft air cooled heat exchanger
Forced draft merupakan tipe air cooled heat exchanger yang paling
ekonomis dan paling umum diranceng. Tipe ini menggunakan kipas aksial untuk

37

memaksa udara melewati serangkaian fin tube. Kipas diposisikan di bawah


serangkaian tubes sehingga bagian tidak menampakan bagian mekaniknya.
b. Induced draft air cooled heat exchanger
Yang kedua yang paling ekonomis dan paling umum digunakan adalah tipe
induced draft. Desain ini menggunakan kipas aksial untuk menarik udara di
serangkaian fin tube. Kipas diposisikan di atas serangkaian tube sehingga
menawarkan kontrol yang lebih besar dari fluida proses dan perlindungan
rangkaian tube karena struktur tambahan, tingkat kebisingan lebih rendah dari tipe
yang lain. Pada tipe ini tubes lebih mudah untuk diganti karena tidak ada
diperlukan pembongkaran struktur.
Aplikasi untuk air cooled heat exchanger mencakup berbagai industri dan
produk, namun umumnya digunakan untuk mendinginkan fluida gas atau cair saat
suhu yang keluar dibutuhkan lebih besar dari suhu udara ambient sekitar. Aplikasi
dari air cooled heat exchanger ada pada berbagai :
-Refineries
-Gas compressor packages
-Fasilitas transmisi gas
-Pendingin mesin
-Kondensasi gas (propana, pendingin, dll)
-Kondensor uap
Hubungan prinsip dasar perpindahan panas yang ada untuk shell dan tube
heat

exchanger

juga

berlaku

untuk

desain

sebuah

air

cooled

heat

exchanger. Namun, ada lebih banyak parameter yang harus dipertimbangkan


dalam desain air cooled heat exchanger. Karena air cooled heat exchanger
dipengaruhi

perubahan

kondisi

iklim, masalah

kontrol

pendingin

udara

menjadi relevan. Sebuah keputusan harus dibuat seperti apa suhu udara ambien
yang sebenarnya akan digunakan untuk desain. Beberapa faktor penting dalam
desain air cooled heat exchanger antara lain adalah diameter tabung, panjang
tubes, tinggi fin, jumlah baris tubes, horse power, dan plot area.

38

Aftercooler merupakan salah satu jenis alat penukar panas yang berfungsi
untuk mendinginkan discharge dari kompressor udara. Media yang digunakan
untuk perpindahan panas adalah air atau udara. Aftercooler mengurangi sejumlah
uap air di sistem kompresor udara dengan cara mengkondensasikan uap air
menjadi cair. Aftercooler yang dikombinasikan dengan separator akan menjadikan
pengurangan moisture di dalam sistem kompresor akan semakin baik.
Di dalam

sistem distribusi dan manufaktur, liquid water akan

menyebabkan kerusakan yang signifikan pada peralatan.


Aftercooler dibutuhkan untuk memastikan fungsi dari separangkat
pneumatic yang merupakan bagian dari sistem manufaktur. Aftercooler bisa
digunakan menggunakan mekanisme berpendingin udara (air-cooled) atau
berpendingin air (water-cooled).
Sebuah water-cooled pipe line aftercooler yang umumnya digunakan
adalah shell and tube heat exchanger. Aftercooler ini terdiri dari sebuah shell
dengan sekumpulan tubes terpasang didalamnya.Umumnya udara tekan akan
mengalir melalui tubes dalam satu arah dan air akan mengalir dengan arah yang
berlawanan pada bagian shell.
Air-cooled aftercooler menggunakan udara untuk mendinginkan udara
panas hasil kompresi. Udara yang dikompresi tersebut kemudian masuk ke
aftercooler dan melewati finned tubes atau corrugated alumunium sheets pada
aftercooler while udara ambient dipaksa melewati cooler dengan bantuan motordriven fan. Udara ambient akan menyerap panas dari discharge dari kompressor.
Panas yang dapat diserap oleh udara ambient ini dapat diesbut sebagai
heat duty. Heat Duty adalah sejumlah energi panas yang ditransfer dari fluida
panas ke fluida dingin. Untuk menghitung heat duty diperlukan pengetahuan
tentang fase aliran fluida panas setelah melewati proses kontak dengan fluida
dingin. Jika fluida panas tidak mengalami perubahan fasa maka digunakan
persamaan sebagai berikut:
Q= m x Cp x dt

39

dimana,
Q = Heat Duty
m = Laju alir massa
Cp = Specific heat
dt = Selisih antara suhu masuk dan suhu keluar
Jika fluida panas mengalami perubahan fasa maka digunakan persamaan
sebagai berikut:
Q=mx
dimana,
Q = Heat Duty
m = Laju alir massa
= Latent heat
3.7 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengerjakan tugas khusus ini dilakukan pengumpulan data dengan
menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.
3.7.1 Metode Observasi
Metode observasi ini, merupakan satu metode pengumpulan data, dengan
cara pengamatan dan pencatatan secara sistematis, mengenai fenomena yang
diselidiki (Suharsimi Arikunto, 1990, hal.133). Dengan menggunakan metode ini
penulis akan mendapatkan gambaran dari pengamatan secara langsung tentang
bagaimana aftercooler (E-101B) bekerja dan variabel apa saja yang berubah di
dalam setiap kali melakukan observasi. Adapun data yang ingin diperoleh melalui
metode ini adalah sebagai berikut:
1. Cara kerja after cooler (E-101B).
2. Data temperatur suction dan discharge compressor (C-101B)
3. Data ambient temperature pada inlet aftercooler (E-101B)
3.7.2 Metode Interview
Metode interview ini, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berdasarkan tujuan dari

40

penelitian (Dedy Mulyana, hal 180). Metode ini digunakan oleh penulis dengan
tidak berstruktur agar narasumber lebih luwes dan terbuka dalam menjawab
pertanyaan yang terkait dengan tugas khusus. Narasumber yang diinterview
adalah sebagai berikut:
1. Operator pabrik, terkait dengan cara kerja plant secara umum.
2. Pembimbing pabrik, terkait cara kerja alat-alat plant secara lebih detail.
3. Para dosen, terkait dengan tugas khusus
3.7.3 Metode Dokumentasi
Pengumpulan data dicari melalui informasi pada dokumen, arsip-arsip,
buku-buku catatan terkait dengan data yang dibutuhkan. Metode ini dilakukan
untuk melengkapi data yang dibutuhkan seperti data komposisi sales gas.
3.8 Pemecahan Masalah
3.8.1 Menghitung Heat Duty Sales Gas Compressor Aftercooler (E-101B)
Untuk mendapatkan nilai heat duty sales gas compressor aftercooler (E101B) pada setiap pengambilan data dilakukan beberapa perhitungan:
a. Menghitung flow aktual sales gas dengan hanya mempertimbangkan nilai
recycle menggunakan persamaan:
Flow sales gas dari E-101 B= (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
b Menghitung molar flow dalam keaadaan STP standard ISO dengan rumus:
Volume molar =

RT
P

c. Mengkonversi nilai laju alir sales gas dari MMSCFD ke kg/hr dalam keadaan
standard dengan rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr 23.881m3
d. Menghitung nilai Cp dengan menggunakan rumus:
Cp = a+bT+cT2+dT3,
T = Suhu aliran fluida keluar aftercooler+Suhu aliran fluida masuk aftercooler
2
Nilai a,b,c, dan d adalah konstanta yang ada pada lampiran.

41

e. Menghitung dt dengan cara mengurangkan suhu aliran masuk after cooler


dengan suhu yang keluar.
f. Menghitung nilai heat duty yang merupakan panas sensibel berdasarkan
data- data yang telah di dapat di atas dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Q = m x Cp x dt
sumber: International Journal of Latest Trends in Engineering and Technology (IJLTET)

g. Mengulangi semua langkah untuk pada waktu yang berbeda


3.8.2 Mengukur ambient temperature dengan menggunakan higrometer
Untuk mendapatkan nilai ambient temperature dilakukan langkah-langkah
berikut:
a. Memutar alat higrometer berulang-ulang selama kurang lebih 1 menit di depan
suction dari alat aftercooler.
b. Melihat indikator temperatur pada alat yang menunjukkan nilai ambient
temperature.
c. Mengulangi semua langkah pada waktu yang berbeda.
3.9 Pembahasan
Setelah melakukan kerja praktek di PT Surya Esa Perkasa Tbk.,
mahasiswa mengambil tugas khusus dengan judul Pengaruh ambient
temperature terhadap nilai heat duty pada sales gas compressor aftercooler B (E101 B). Pengambilan data dilakukan selama 4 hari berturut-turut dari tanggal 25
September 2016 sampai dengan 28 September 2016 dan dimulai 2 jam sekali dari
jam 10, jam 12 dan jam 2.
Pada awalnya, mahasiswa mengambil data nilai laju alir massa pada
control room pada waktu yang telah ditentukan. Kemudian dihitung laju alir
massa tiap komponen pada tiap pengambilan data seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 5.

42

Tabel 5. Laju Alir Massa Setiap Komponen dan Waktu


Komposisi

25 Agustus
Jam 10 Jam 12

Jam 2

Laju Alir Massa (Kg/hr)


26 Agustus
27 Agustus
Jam 10 Jam 12 Jam 2
Jam 10 Jam 12 Jam 2

28 Agustus
Jam 10 Jam 12 Jam 2

C1

22762.970 22428.744 22823.162 25100.963 22091.351 22697.233 22530.912 21855.334 21574.172 23817.126 23967.607 23076.603

C2

3539.667 3456.520 3557.483

3649.539 3207.081 3282.803

3147.69 3120.964 3431.279

3820.286 3697.051 3337.739

C3

148.037 145.860

148.037

152.392

178.515 139.329 141.506

165.453 156.746 139.329

148.037 137.152

i 4

8.609

8.609

8.609

11.479

8.609

8.609

8.609

8.609

8.609

11.479

11.479

8.609

8.609

8.609

8.609

11.479

8.609

8.609

8.609

8.609

8.609

11.479

11.479

8.609

189.093

199.158

192.243 183.944

186.71

n 4

N2

188.094 195.009

CO2

5808.621 5736.909 5769.505

5406.602 4706.873 4950.257

168.731 164.582

239.266 244.799 188.094

4750.334 4693.835 5497.871

6710.445 6921.233 5032.834

Kemudian mengambil data temperatur inlet stream process ke sales gas


compressor aftercooler dan outlet stream process. Lalu dilakukan perhitungan Cp
setiap komponen dengan menggunakan konstanta pada tabel di lampiran dengan
nilai suhu diambil dari nilai rata-rata suhu masuk dan keluar stream
process. Adapun hasil perhitungan Cp ditunjukkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Nilai Cp Setiap Komponen dan Waktu
Komposisi

Kapasitas Panas (Kcal/kmol K)


26 Agustus
27 Agustus

25 Agustus

28 Agustus

Jam 10 Jam 12

Jam 2

Jam 10 Jam 12 Jam 2

Jam 10 Jam 12 Jam 2

Jam 10 Jam 12 Jam 2

C1

8.930

8.967

8.948

8.948

8.941

C2

13.618 13.672 13.708

13.6663 13.681 13.672

13.666 13.681 13.743

13.645 13.663 13.663

C3

19.312 19.396 19.452

19.382

19.41

19.396

19.382

19.41 19.508

19.354 19.382 19.382

C
i 4

25.480 25.588 25.660

25.57

25.606 25.588

25.57

25.606 25.732

25.534

C
n 4

25.512 25.614 25.682

25.597 25.631 25.614

25.597 25.631 25.75

25.563 25.597 25.597

N2

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

6.968

CO2

9.210

9.227

9.238

9.224

9.23

9.227

9.224

9.23

9.249

9.219

9.224

9.224

8.952

8.956

8.952

8.956

8.982

8.948

25.57

8.948

25.57

Lalu dilakukan perhitungan selisih antara suhu inlet stream process dan
outlet stream process. Setelah itu dilakukan perhitungan nilai heat duty. Hasil

43

perhitungan selisih suhu dan nilai heat duty ditunjukkan berturut-turut pada Tabel
7 dan Tabel 8.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Beda Suhu Setiap Waktu
Parameter

25 Agustus
Jam 10 Jam 12 Jam 2

Beda Suhu (K)


26 Agustus
27 Agustus
Jam 10 Jam 12 Jam 2 Jam 10 Jam 12 Jam 2

28 Agustus
Jam 10 Jam 12 Jam 2

Suhu Fluida Masuk (K)

334.261 337.038 339.261 335.927 337.038 338.705

Suhu Fluida Keluar (K)

327.038 327.594 327.594 328.15 328.150 325.927 326.483 326.483 327.594 327.038 327.038 327.038

Beda Suhu

7.223

9.444 11.667

7.777

8.888 12.778

337.594 338.705 341.483 335.927 337.038 337.038

11.111 12.222 13.889

8.889 10.000 10.000

Tabel 8. Hasil perhitungan Heat Duty

Tanggal
25 agustus
26 agustus
27 agustus
28 agustus

Jam 10
0.447
0.521
0.666
0.583

Jam 12
0.577
0.525
0.713
0.659

Jam 2
0.727
0.775
0.821
0.617

Data heat duty setiap pengambilan data tersebut dapat digambarkan dengan
sebuah grafik yang ditunjukkan pada Gambar 3.

44

Heat Duty

25 aug
26 aug
27 aug
28 aug

Jam 10

Jam 12

Jam 2

Waktu

Gambar 3. Nilai Heat Duty Setiap Waktu Pengambilan Data


Dari grafik tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai heat duty relatif
meningkat dari jam 10 ke jam 2. Hal ini dikatakan relatif karena nilai heat duty
pada tanggal 26 Agustus 2016 meningkat sedikit sekali dari jam 10 ke jam 12
dan nilai heat duty pada tanggal 28 Agustus 2016 malah menurun dari jam 12 ke
jam 2. Hal tersebut dapat dijelaskan karena pada tanggal 28 Agustus 2016 jam 2
siang sebelum mengambil data pengamatan terjadi hujan terlebih dahulu. Dengan
adanya hujan, inlet fluida gas

proses yang melewati sales gas compressor

aftercooler (E-101B) mempunyai suhu yang lebih rendah dari pada hari yang lain
pada jam yang sama sehingga memperkecil nilai beda suhu (Differential
temperature). Hal ini menyebabkan nilai heat duty yang dihitung menggunakan
rumus Q=M x Cp x dt akan semakin kecil. Kemudian hubungan nilai heat duty
yang didapat dengan ambient temperature pada setiap pengambilan data dapat
digambarkan secara grafik pada Gambar 4.

45

Ambient Temperature (K)

Ambient Temperature
(25 Agustus)
Ambient Temperature
(26 Agusuts)
Ambient Temperature
(27 Agustus)
Heat Duty
Ambient Temperature
(28 Agusuts)

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

Heat Duty (MMBtu)

Gambar 4. Hubungan antara Ambient Temperature dan Heat Duty


Secara teoritis nilai heat duty akan berbanding terbalik dengan nilai
ambient temperature jika faktor lain seperti laju alir massa, temperatur inlet
stream process dan cp berbanding lurus dengan heat duty atau konstan. Hal ini
dapat dijelaskan karena semakin meningkatnya ambient temperature maka
kemampuan penyerapan panas oleh udara ambient untuk menuju kesetimbangan
akan semakin kecil.
Jika dilihat pada grafik, nilai ambient temperature seolah tidak
mempengaruhi nilai heat duty karena pada grafik terlihat berapapun nilai ambient
temperature yang diukur maka nilai heat duty tetap akan meningkat. Hal ini dapat
dijelaskan dengan mengobservasi proses yang terjadi dan melihat perhitungan
yang telah dibuat. Dari observasi dan perhitungan dapat dijelaskan penyebab
utama ketidak sesuaian hubungan ambient temperature secara teori dan praktek
pada Gambar 4 adalah karena adanya pengendalian temperatur output aliran
proses yang melewati alat sales gas compressor aftercooler (E-101B) dimana
nilai outputnya adalah cenderung menunjuk angka 129oF. Hal ini berarti pada
kondisi ambient temperature yang bervariasi pada setiap pengambilan data akan

46

tetap cenderung

menghasilkan temperatur output stream process sebesar

129oF. Temperatur output yang cenderung sama diduga disebabkan oleh


pengaturan nilai set point dari pada output stream process sehingga semakin
tinggi nilai temperatur inlet stream process akan menyebabkan laju alir massa
udara ambient ke dalam proses untuk menyerap panas akan semakin tinggi. Hal
ini akan menyebabkan nilai beda temperatur proses semakin tinggi sehingga nilai
heat duty akan meningkat.
3.10 Kesimpulan dan Saran
3.10.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa ambient temperature
akan mempengaruhi nilai laju alir massa udara ambient yang masuk ke sales gas
compressor aftercooler (E-101B) sehingga akan meningkatkan beda suhu antara
suhu inlet dan outlet stream process dan meningkatkan nilai heat duty.
3.10.2 Saran
Untuk mengurangi konsumsi listrik pada sales gas compressor aftercooler
(E-101B) disarankan untuk selalu melakukan perawatan rutin pada fins yang
terdapat pada alat sehingga perpindahan panas yang terjadi lebih besar dengan
tingkat laju alir massa udara ambient yang lebih kecil.

47

-101 B) pada saat kerja praktek, maka diperoleh data sebagai berikut:

48

49

Tabel 5.1 Data Aktual Sales Gas After Cooler E-101 B


Parameter
Suhu fluida gas in (o F)
Suhu fluida gas out (o F)
Laju alir gas (MMSCFD)
Tekanan fluida gas in (Psi)
Beda tekan (Psid)
Suhu udara kering (o F)
Suhu udara basah (o F)
Recycle bypass gas:
E-101 A
E-101 B

Tanggal
25-08-16 26-08-16 27-08-16 28-08-16

Rata-rata

146.67
129.67
65.19
538.33
19.33
94.33
78.50

147.33
129.67
64.35
531.67
18.67
91.33
79.67

151.00
128.67
64.87
550.67
17.83
92.33
80.00

148.33
129.33
64.80
540.22
18.61
92.67
80.00

98.89
86.22
43.20
360.15
12.41
61.78
53.03

91.33
100.00

89.33
98.67

100.00
100.00

93.56
99.56

93.56
66.37

Sumber: Pembacaan indikator di alat, monitor control room, log sheet dan Hygrometer
di PTSurya Esa Perkasa

Tabel 5.2 Data Komposisi Rata-RataSales Gas After Cooler E-101 B

50

Komposisi

%Vol
25-08-16 26-08-16 27-08-16 28-08-16

Rata-rata

CH4

84.537

85.977

85.590

83.587

84.92

C2H6

6.997

6.653

6.717

7.017

6.85

C3H8

0.200

0.197

0.217

0.203

0.20

I-C4H10

0.010

0.010

0.010

0.010

0.01

N-C4H10

0.010

0.010

0.010

0.010

0.01

N2

0.407

0.407

0.387

0.477

0.42

CO2

7.843
100.003

6.753
100.007

Total

7.070 8.697
100.000 100.000

7.59
100.003

Sumber: Laboratorium PTSurya Esa Perkasa, Tbk. 2016

Rata-Rata
Jam 12

Parameter

Jam 10

Suhu fluida gas in ( o F)


Suhu fluida gas out (o F)
Laju alir gas (MMSCFD)
Tekanan fluida gas in (Psi)
Beda tekan (Psid)
Suhu udara kering ( o F)
Suhu udara basah ( o F)
Recycle bypass gas:
E-101 A
E-101 B

145.00
129.25
64.69
537.50
19.13
90.88
79.38

147.75
129.50
64.86
538.75
18.75
95.38
80.00

150.75
129.00
64.98
539.75
18.63
93.63
79.38

86.50
99.00

93.75
100.00

91.75
100.00

Jam 2

51

LAMPIRAN
PERHITUNGAN

1. Menghitung flow actual yang melewati E-101 B


a. (25 Agustus 2016)
Jam 10
Flow sales gas total= 65.63 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =93 %
b. E-101 B =100 %

52

Recycle bypass total =(93+100)%=193%


Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/193) x 65.63 MMSCFD
= 34.005 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang melewati
E-101 B pada jam 10= Flow Sales gas dari E-101 B = 34.005 MMSCFD

Jam 12
Flow sales gas total= 65.33 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =95 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total =(95+100)%=195%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/195) x 65.33 MMSCFD
= 33.502 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang melewati
E-101 B pada jam 12= Flow Sales gas dari E-101 B = 33.502 MMSCFD

Jam 2
Flow sales gas total= 64.60 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =86 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total =(86+100)%=186%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/186) x 64.60 MMSCFD
= 35.161 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang melewati
E-101 B pada jam 2= Flow Sales gas dari E-101 B = 35.161 MMSCFD

53

Flow aktual E-101 B rata-rata = (34.005+33.502+35.161) MMSCFD


3
=34.222 MMSCFD

b. 26 Agustus 2016)
Jam 10
Flow sales gas total= 62.02 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =72 %
b. E-101 B =96 %
Recycle bypass total = (72+96)%=168 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (96/168) x 62.02 MMSCFD
= 35.440 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 96% maka, flow actual yang
melewati E-101 B adalah sebagai berikut:
=((100 % - Recy. bypass E-101 B)xFlow sales gas E101 B)+Flow sales gas E-101 B

=((100% - 96 %) x 35.440 MMSCFD ) + 35.440 MMSCFD


=1.418 MMSCFD + 35.440 =36.858 MMSCFD
Jadi, flow actual pada E-101 B sebesar 36.858 MMSCFD

Jam 12
Flow sales gas total= 64.86 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 64.86 MMSCFD
= 32.430 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.430 MMSCFD

54

Jam 2
Flow sales gas total= 66.18 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =96 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (96+100)%=196 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (96/196) x 66.18 MMSCFD
= 32.415 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.415 MMSCFD

Flow aktual E-101 B rata-rata = (36.858+32.430+32.415) MMSCFD


3
=33.901 MMSCFD

c. 27 Agustus 2016)
Jam 10
Flow sales gas total= 65.95 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 62.02 MMSCFD
= 31.01 MMSCFD

55

Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka flow actual yang
melewati E-101 B = flow sales gas dari E-101 B
Jadi, flow actual pada E-101 B sebesar 31,01 MMSCFD
Jam 12
Flow sales gas total= 64.10 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 64.10 MMSCFD
= 32.05 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.05 MMSCFD

Jam 2
Flow sales gas total= 64.55 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =100 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (100+100)%=200 %
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (100/200) x 64.55 MMSCFD
= 32.275 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.275 MMSCFD

Flow aktual E-101 B rata-rata = (31.01+32.05+32.275) MMSCFD


3
=31.778 MMSCFD
d. 28 Agustus 2016)

56

Jam 10
Flow sales gas total= 65.14 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =81 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (81+100)%=181%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (81/181)x 65.14 MMSCFD
= 32,57 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 32.57 MMSCFD

Jam 12
Flow sales gas total= 65.15 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =80 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (80+100)%=180%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (80/180)x 65.15 MMSCFD
= 28.955 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 28.955 MMSCFD

Jam 2
Flow sales gas total= 64.58 MMSCFD
Recycle bypass :
a. E-101 A =85 %
b. E-101 B =100 %
Recycle bypass total = (85+100)%=185%
Flow sales gas dari E-101 B = (Recycle bypass E-101B) x Flow Sales gas total
Recycle bypass total
= (85/185)x 64.58 MMSCFD

57

= 29.671 MMSCFD
Karena recycle bypass pada E-101 B 100% maka, flow actual yang
melewati E-101 B = Flow sales gas dari E-101 B = 29.671 MMSCFD

Flow aktual E-101 B rata-rata = (32.57+28.955+29.671) MMSCFD


3
=33.901 MMSCFD
2. Menghitung Molar Volume Pada Kondisi Standar

Suhu dan Tekanan Standar yang digunakan


T= 15 C =288.15 k
P= 14.696 psi=100.325 KPa
(sumber: International Stndard Organization )
Volume molar =
=

RT
P
8.3145L Kpa x 288.15 K
K mol
100.325 KPa

= 23.881 L/mol
= 23.881 m3/kmol

3. Menghitung Massa Sales Gas Kondisi Standar


25 Agustus 2016 Jam 10
Flow aktual gas yang melewati E-101 B =34.005 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas
BM
(Kg/kmol)

Komposisi

% Vol

CH4

84.520

16.04

C2H6

7.010

30.07

C3H8

0.200

44.09

I-C4H10

0.010

58.12

N-C4H10

0.010

58.12

N2

0.400

28.01

CO2

7.860
100.010

44.01

Total

Flow
(MMSCFD)

28.741
2.384
0.068
0.003
0.003
0.136
2.673
34.008

58

Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr
23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
28.741 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 28.741 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 22762.970 kg/hr
Ethane
2.384 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.384 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 3539.667 kg/hr
Propane
0.068 MMSCFD =

massa
x
23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.068 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 148.037 kg/hr
Iso Butane
0.003 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

59

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Normal Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.136 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.136 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 188.094 kg/hr
Karbondioksida
2.673 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.673 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 5808.621 kg/hr

Total massa

=32464.607 kg/hr

25 Agustus 2016 Jam 12


Flow aktual gas yang melewati E-101 B =33.502 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas
Komposisi

% Vol

BM
(Kg/kmol)

Flow
(MMSCFD)

CH4

84.530

16.04

28.319

C2H6

6.950

30.07

2.328

C3H8

0.200

44.09

0.067

I-C4H10

0.010

58.12

0.003

N-C4H10

0.010

58.12

0.003

N2

0.420

28.01

0.141

CO2
Total

7.880
100.000

44.01

2.640
33.502

60

Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr
23.881 m3
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
28.319 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 28.319 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 22428.744 kg/hr
Ethane
2.328 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.328 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 3456.520 kg/hr
Propane
0.067 MMSCFD =

massa
x
23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.067MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 145.860 kg/hr
Iso Butane
0.003 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

61

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Normal Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.141 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.141 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 195.009 kg/hr
Karbondioksida
2.640 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.640 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 5736.909 kg/hr

Total massa

=31980.262 kg/hr

25 Agustus 2016 Jam 2


Flow aktual gas yang melewati E-101 B =34.222 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas
Komposisi

% Vol

BM
(Kg/kmol)

Flow
(MMSCFD)

28.938
2.406
0.068
0.003
0.003
0.137
2.666

CH4

84.560

16.04

C2H6

7.030

30.07

C3H8

0.200

44.09

I-C4H10

0.010

58.12

N-C4H10

0.010

58.12

N2

0.400

28.01

CO2
Total

7.790
100.000

44.01

34.222

62

Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr
3
23.881 m
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
28.938 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 28.938 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 22918.995 kg/hr
Ethane
2.406 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.406 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 3572.331 kg/hr
Propane
0.068 MMSCFD =

massa
x
23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.068MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 148.037 kg/hr
Iso Butane

63

massa x 23.881 m3/kgmol


58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Normal Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.137 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.137 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 189.477 kg/hr
Karbondioksida
2.666 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.666 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 5793.406 kg/hr

Total massa

= 32639.46813 kg/hr

26 Agustus 2016 Jam 10


Flow aktual gas yang melewati E-101 B = 36.858 MMSCFD

64

Tabel Komposisi Sales Gas


Komposisi

% Vol

BM
(Kg/kmol)

Flow
(MMSCFD)

CH4

85.990

16.04

C2H6

6.670

30.07

31.694
2.458
0.070
0.004
0.004
0.144
2.488

C3H8

0.190

44.09

I-C4H10

0.010

58.12

N-C4H10

0.010

58.12

N2

0.390

28.01

CO2

6.750
100.010

44.01

Total

Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr
3
23.881 m
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
31.694 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 31.694 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 25101.756 kg/hr
Ethane
2.458 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.458 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 3649.539 kg/hr
Propane
0.070 MMSCFD =

massa
x
23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.070 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3

65

= 152.392 kg/hr
Iso Butane
0.004 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.004 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=11.479 kg/hr

Normal Butane
0.004 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=11.479 kg/hr

N2
0.144 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.144 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 199.158 kg/hr
Karbondioksida
2.488 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.488 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 5406.602 kg/hr

Total massa

=34532.405 kg/hr

26 Agustus 2016 Jam 12


Flow aktual gas yang melewati E-101 B = 32.430 MMSCFD

66

Tabel Komposisi Sales Gas


Komposisi

% Vol

BM
(Kg/kmol)

Flow
(MMSCFD)

CH4

86.010

16.04

27.893

C2H6

6.660

30.07

2.160

C3H8

0.210

44.09

0.068

I-C4H10

0.010

58.12

0.003

N-C4H10

0.010

58.12

0.003

N2

0.430

28.01

0.139

CO2

6.680
100.010

44.01

2.166

Total

Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr
3
23.881 m
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
27.893 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 27.893 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 22091.351 kg/hr
Ethane
2.160 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.160 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 3207.081 kg/hr
Propane
0.068 MMSCFD =

massa
x
23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.068 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3

67

= 148.037 kg/hr
Iso Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Normal Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.139 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.139 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 192.243 kg/hr
Karbondioksida
2.166 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.166 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 4706.873 kg/hr

Total massa

=30362.804 kg/hr

68

26 Agustus 2016 Jam 2


Flow aktual gas yang melewati E-101 B = 33.901 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas
Komposisi

% Vol

BM
(Kg/kmol)

Flow
(MMSCFD)

CH4

85.930

16.04

29.131

C2H6

6.630

30.07

2.248

C3H8

0.190

44.09

0.064

I-C4H10

0.010

58.12

0.003

N-C4H10

0.010

58.12

0.003

N2

0.400

28.01

0.136

CO2

6.830
100.000

44.01

2.315

Total

Rumus:
massa = MMSCF x 1000000 x Berat Molekul(Kg)x0.0283 m3 x day x 1 kmol
day
MM
kmol
1 ft3
24 hr
3
23.881 m
1 ft = 0.3048 m
1ft3=0.0283 m3
Massa Komponen sales gas
Methane
29.131 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


16.04 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 29.131 MMSCF x 1000000 x 16.04 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 23071.851 kg/hr
Ethane
2.248 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


30.07 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.248 MMSCF x 1000000 x 30.07 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 3337.739 kg/hr

69

Propane
massa
x
23.881 m3/kgmol
44.09 kg/kmol x 1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.064 MMSCFD =

massa = 0.064 MMSCF x1000000 x 44.09kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 139.329 kg/hr
Iso Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

Normal Butane
massa x 23.881 m3/kgmol
58.12 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

0.003 MMSCFD =

massa = 0.003 MMSCF x 1000000 x 58.12kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
=8.609 kg/hr

N2
0.136 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


28.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 0.136 MMSCF x 1000000 x 28.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 188.094 kg/hr
Karbondioksida
2.315 MMSCFD =

massa x 23.881 m3/kgmol


44.01 kg/kmol x1000000 x 0.0283 m3/kgmol

massa = 2.315 MMSCF x 1000000 x 44.01 kg x 0.0283 m3 x day x 1 kmol


day
MM
kmol
ft3
24 hr 23.881 m3
= 5030.661 kg/hr

70

Total massa

= 31784.893 kg/hr

Massa Komponen sales gas (26Agustus 2016)


Flow actual gas yang melewati E-101 B =34.1826 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas
BM
(Kg/kmol)

Flow
(MMSCFD)

Komposisi

% Vol

CH4

85.977

16.04

C2H6

6.653

30.07

C3H8

0.197

44.09

I-C4H10

0.010

58.12

N-C4H10
N2

0.010

58.12

0.407

28.01

CO2

6.753
100.007

44.01

Total

29.389
2.274
0.067
0.003
0.003
0.139
2.308
34.185

Methane
29.389 MMSCFD =

massa x 23.726 m3/kmol


16.04 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

= 29.389 MMSCFD x 1000 x 16.04 kg/kmol x 0.0283 m3

massa

23.726 m3/kmol
=562.277 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 23428.2458 kg/hr
Ethane
2.274 MMSCFD =

massa x 23.726 m3/kmol


30.07 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.067MMSCFD x 1000 x 30.07 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=81.5616 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 3398.4 kg/hr

Propane

71

0.068 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


44.09 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.068 MMSCFD x 1000 x 44.09 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=3.523 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 146.791 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

n-Butane
0.003 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

Nitrogen
0.139 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


28.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.139 MMSCFD x 1000 x 28.01 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=4.643 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 193.498 kg/hr

Karbon dioksida
2.308 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol

72

44.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3


= 2.672 MMSCFD x 1000 x 44.01 kg/kmol x 0.0283 m3

massa

23.726 m3/kmol
=121.157 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 5048.208 kg/hr

Total massa

=32232.4728 kg/hr

- Massa Komponen Sales Gas 27 Agustus 2016


Flow actual gas yang melewati E-101 B =32.435 MMSCFD
Tabel Komposisi Sales Gas
BM
(Kg/kmol)

Komposisi

% Vol

CH4

85.590

16.04

C2H6

6.717

30.07

C3H8

0.217

44.09

I-C4H10

0.010

58.12

N-C4H10

0.010

58.12

N2

0.387

28.01

CO2

7.070
100.001

44.01

Total

Flow
(MMSCFD)

27.761
2.179
0.070
0.003
0.003
0.126
2.293
32.435

Methane
27.761 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


16.04 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 27.761 MMSCFD x 1000 x 16.04 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=531.1307 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 22130.447 kg/hr

Ethane
2.178

MMSCFD =

massa x 23.726 m3/kmol


30.07 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 2.178 MMSCFD x 1000 x 30.07 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol

73

= 78.118 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr


= 3254.93 kg/hr
Propane
0.0703 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


44.09 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.0703 MMSCFD x 1000 x 44.09 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=3.697 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 154.044 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

n-Butane
0.003 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

Nitrogen
0.125 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


28.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.125 MMSCFD x 1000 x 28.01 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=4.176 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 174.009 kg/hr

Karbon dioksida
2.293 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol

74

44.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3


massa

= 2.293 MMSCFD x 1000 x 44.01 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=120.369 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 5015.406 kg/hr

Total massa

=30746.166 kg/hr

- Massa Komponen Sales Gas 28 Agustus 2016


Flow actual gas yang melewati E-101 B =33.846 MMSCFD
BM
(Kg/kmol)

Komposisi

% Vol

CH4

83.587

16.04

C2H6

7.017

30.07

C3H8

0.203

44.09

I-C4H10

0.010

58.12

N-C4H10

0.010

58.12

N2

0.477

28.01

CO2
Total

8.697
100.001

44.01

Flow
(MMSCFD)

28.291
2.375
0.069
0.003
0.003
0.161
2.944

Tabel
Komposisi
Sales Gas

33.846

Methane
28.291 MMSCFD =

massa x 23.726 m3/kmol


16.04 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 28.291 MMSCFD x 1000 x 16.04 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=541.251 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 22552.154 kg/hr

Ethane
2.374

MMSCFD =

massa x 23.726 m3/kmol


30.07 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 2.374 MMSCFD x 1000 x 30.07 kg/kmol x 0.0283 m3

75

23.726 m3/kmol
= 85.1483 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 3547.846 kg/hr
Propane
0.069 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


44.09 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.069 MMSCFD x 1000 x 44.09 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=3.628 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 150.538 kg/hr

Iso Butane
0.003 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

n-Butane
0.003 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


58.12 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.003 MMSCFD x 1000 x 58.12 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=0.207 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 8.665 kg/hr

Nitrogen
0.161 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol


28.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3

massa

= 0.161 MMSCFD x 1000 x 28.01 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=5.3789 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 224.124 kg/hr

Karbon dioksida

76

2.943 MMSCFD

massa x 23.726 m3/kmol

44.01 kg/kmol x 1000 x 0.0283 m3


massa

= 2.943 MMSCFD x 1000 x 44.01 kg/kmol x 0.0283 m3


23.726 m3/kmol
=154.491 ton/day x 1000 kg/ton x 1 day/24 hr
= 6437.1303 kg/hr

Total massa

=32929.1223 kg/hr

Karena tidak ada perubahan komposisi pada alat after cooler E-101 B , maka total
massa feed gas masuk = total massa feed gas keluar

Perhitu
1. Perhitungan Kapasitas Panas (CP)
Tabel Konstanta Kapasitas Panas
Komposisi
C1
C2
C3
C
i 4
C
n 4
N2

a
4.598
1.292
-1.009
-0.332
2.266
7.44

b
0.01245
0.04254
0.07315
0.09189
0.07913
-0.00324

c
0.00000286
-1.66E-005
-3.79E-005
-4.41E-005
-2.65E-005
0.0000064

d
-2.70E-009
2.08E-009
7.67E-009
6.92E-009
-6.74E-010
-2.79E-009

CO2

4.728

0.01754

-1.34E-005

4.09E-009

Sumber : Thomas K. Sherwood, Lampiran A,p.614


Menghitung Cp Sales Gas yang melewati after cooler E-101 B (25 Agustus 2016)
Tin = 336.8537
CP= a+bT+cT2+dT3

Methane

= 4.598+0.01245(336.8537)+0.00000286(336.85372)+
(-2.70E-009(336.85373)
=9.013 Kcal/kmol K

Ethane

= 1.292+0.04254(336.8537)+(-1.66E-005)(336.85372)+
(2.08E-009(336.85373)
=13.818 Kcal/kmol K

77

Propane

= -1.009+0.07315(336.8537)+(-3.79E-005)(336.85372)+
(7.67E-009(336.85373)
=19.615 Kcal/kmol K

Isobutane

= -0.332+0.09189(336.8537)+(-4.41E-005(336.85372)+
(6.92E-009(336.85373)
=25.882 Kcal/kmol K

Normal Butane= 2.266+0.07913(336.8537)+(-2.65E-005)(336.85372)+


(-6.74E-009(336.85373)
=25.881 Kcal/kmol K
N2

= 7.44+(-0.00324(336.8537)+(0.0000064)(336.85372)+
(-2.79E-009(336.85373)
= 6.968 Kcal/kmol K

CO2

= 4.728+(0.01754(336.8537)+(-1.34E-005)(336.85372)+
(4.09E-009(336.85373)
= 9.272 Kcal/kmol K

Dengan menggunakan rumus yang sama maka didapatkan nilai Cp hariannya seperti yang
ditulis di dalam tabel berikut:
Tabel Kapasitas Panas Hasil Perhitungan
Komposisi
C1
C2
C3
C
i 4
C
n 4
N2
CO2

25 Agustus
9.013
13.818
19.624
25.882
25.892
6.968
9.272

Kapasitas Panas (Kcal/kmol K)


26 Agustus 27 Agustus 28 Agustus
9.018
9.018
9.011
13.830
13.830
13.812
19.643
19.643
19.615
25.906
25.906
25.870
25.915
25.915
25.881
6.968
6.968
6.968
9.276
9.276
9.270

Perhitungan Heat Duty


Untuk menghitung heat dutynya digunakan persamaan berikut:
Q=m x Cp x dt
Perhitungan Heat Duty 25 Agustus 2016
Q methane = 20141.486 kg/hr x 9.013 kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/16.04Kmol

78

= 121850.156 Kcal/hr
Q ethane = 3562.791 kg/hr x 13.818kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/30.07Kmol
= 15460.762Kcal/hr
Q propane= 149.004 kg/hr x 19.624kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/44.09Kmol
= 627.672Kcal/hr
Q Isobutane= 8.665 kg/hr x 25.882kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/58.12Kmol
= 41.390Kcal/hr
Q Isobutane= 8.665 kg/hr x 25.892kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/58.12Kmol
= 41.406Kcal/hr
Q N2

= 193.498 kg/hr x 6.968kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/28.01Kmol


= 453.170Kcal/hr

Q CO2

= 5844.380 kg/hr x 9.272kcal/kmol K x 9.444 K x 1kg/44.01Kmol


= 11630.268Kcal/hr

Total Q

=(121850.156 +15460.762+627.672+41.390+ 41.406+453.170+


11630.268)Kcal/hr
=150104.824 Kcal/hr x 3.966 Btu/1 Kcal x 1 Mmbtu/1000000 Btu
= 0.595 Mmbtu

Dengan menghitung dengan rumus yang sama didapatkan nilai Heat duty harian
selanjutnya seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini:

Tanggal
25 Agustus
26 Agustus
27 Agustus
28 Agustus

Heat duty (Mmbtu)


0.595
0.612
0.744
0.603

79

Perhitungan
1. Perhitungan Kapasitas Panas (CP)
Tabel Konstanta Kapasitas Panas
Komposisi
C1
C2
C3
C
i 4
C
n 4
N2

a
4.598
1.292
-1.009
-0.332
2.266
7.44

b
0.01245
0.04254
0.07315
0.09189
0.07913
-0.00324

c
0.00000286
-1.66E-005
-3.79E-005
-4.41E-005
-2.65E-005
0.0000064

d
-2.70E-009
2.08E-009
7.67E-009
6.92E-009
-6.74E-010
-2.79E-009

CO2

4.728

0.01754

-1.34E-005

4.09E-009

Sumber : Thomas K. Sherwood, Lampiran A,p.614


Menghitung Cp Sales Gas yang melewati after cooler E-101 B (rata-rata jam 10)
Tin = 335.928
CP= a+bT+cT2+dT3

Methane

= 4.598+0.01245( 335.928)+0.00000286( 335.9282)+


(-2.70E-009( 335.9283)
=9.001 Kcal/kmol K

80

Ethane

= 1.292+0.04254( 335.928)+(-1.66E-005)( 335.9282)+


(2.08E-009( 335.9283)
=13.788 Kcal/kmol K

Propane

= -1.009+0.07315( 335.928)+(-3.79E-005)( 335.9282)+


(7.67E-009( 335.9283)
=19.578 Kcal/kmol K

Isobutane

= -0.332+0.09189( 335.928)+(-4.41E-005( 335.9282)+


(6.92E-009( 335.9283)
=25.882 Kcal/kmol K

Normal Butane= 2.266+0.07913( 335.928)+(-2.65E-005)( 335.9282)+


(-6.74E-009( 335.9283)
=25.835 Kcal/kmol K
N2

= 7.44+(-0.00324( 335.928)+(0.0000064)( 335.9282)+


(-2.79E-009( 335.9283)
= 6.968 Kcal/kmol K

CO2

= 4.728+(0.01754( 335.928)+(-1.34E-005)( 335.9282)+


(4.09E-009( 335.9283)
= 9.263 Kcal/kmol K

Dengan menggunakan rumus yang sama maka didapatkan nilai Cp rata-rata jam 10, 12 dan
jam 2 nya seperti yang ditulis di dalam tabel berikut:
Tabel Kapasitas Panas Hasil Perhitungan
Komposisi

Kapasitas panas rata-rata (Kcal/molK)


Jam 10
Jam 12
Jam 2

C1

9.001

9.021

9.044

C2

13.788

13.837

13.890

C3

19.578

19.655

19.738

C
i 4

25.822

25.921

26.028

C
n 4

25.835

25.929

26.030

N2

6.968

6.968

6.968

CO2

9.263

9.278

9.295

81

STRUKTUR ORGANISASI

2.1.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan alat untuk menggambarkan tentang tugas
dan tanggung jawab setiap personil. PT Surya Esa Perkasa Tbk memiliki struktur
organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang dipimpin oleh seorang plant
manager, sebagai bagian terpenting dan penanggung jawab utama kegiatan di
pabrik. Dalam pelaksanakannya plant manager dibantu oleh para supervisor yang
memimpin beberapa divisi atau section.
Setiap bagian memiliki tugas masing-masing, yang bekerja sama secara
harmonis demi kemajuan perusahaan. Adapun gambar struktur organisasi PT
Surya Esa PerkasaTbk dapat dilihat pada lampiran 6.
2.1.1. Plant Manager
Tugas dari seorang plant manager adalah memimpin, mengontrol dan
mengawasi keseluruhan dari operasi yang berjalan dipabrik dan juga bertanggung
jawab untuk semua kegiatan dipabrik. Dalam melakukan suatu proses operasi baik
dipabrik maupun diluar lingkungan pabrik harus berdasarkan izin dari plant
manager. Seorang plant manager membawahi dari berbagai departemen, antara
lain production departement, HRD and GA Department, HSE Department,
Maintenance Department, dll. Plant manager memiliki seorang sekretaris yang
bertugas untuk membantu plant manager untuk mengurusi bagian administrasi
(pimpinan).
2.1.1.1. Sekretaris Plant Manager
Tugas Utama

82

a.

Mengetik, membuat surat, mencatat surat masuk dan keluar, filling arsiparsip yang berhubungan dengan pimpinan (administrasi)

b.

Menginput daily report, monthly report yang dikirim oleh masing-masing


divisi

c.

Menginput data operasi ke proses parameter serta mendistribusikan

d.

Menerima dan menjawab telepon serta mencatat pesan, menerima tamu

e.

Mencatat janji untuk pimpinan

f.

Menangani urusan keuangan untuk keperluan perjalanan dinas, dll

g.

Mencatat dokumen masuk dan dokumen keluar, serta merapikan dokumen


(document control).

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja sekretaris,


serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya

b.

Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan


yang ada

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai

e.

Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk


kepentingan perusahaan

2.1.1.2. Head Engineer and Maintenance


Head engineering and maintenance bertanggung jawab untuk untuk
masalah pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan peralatan-peralatan yang
dipergunakan perusahaan dalam proses kegiatannya. Peralatan-peralatan tersebut
bekerja berdasarkan prinsip mekanik, elektrik dan instrumentasi. Dilapangan
terdapat banyak jenis peralatan yang harus selalu dilakukan perawatan secara
rutin. Oleh karena itu, dibutuhkan perawatan dan perbaikan agar proses kegiatan

83

perusahaan dapat berlangsung dengan baik dan lancar. Adapun secara rinci tugas
utama dan tugas umum dari head engineering and maintenance, adalah:
Tugas Utama
a.

Memberi support kepada depertemen lain dengan melengkapi fasilitasfasilitas yang kurang dan diperlukan untuk kenyamanan berkerja.

b.

Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana yang ada untuk


menunjang produktifitas dengan menciptakan lingkungan yang sehat.

c.

Menjaga semua fasilitas pabrik agar tetap berfungsi secara baik dan
efisien.

d.

Memberdayakan semua man power yang ada menuju kualitas kerja dan
disiplin kerja yang baik dalam lingkup pekerjaan officer boy, perawatan
umum, perawatan penerangan dan sarana elektrikal, perawatan plumbing
instalasi air bersih dan kotor.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja head


engeneering and maintenance dan menjaga kerahasian lingkup pekerjaan.

b.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

c.

Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk


kepentingan perusahaan.

1.

Project Engineering

Tugas Utama
a.

Design dan engineering project instrument dan control system.

b.

Monitoring dan trouble shooting field instrument.

c.

Monitoring, trouble shooting, dan back up DCS.

d.

Membuatjadwal proyek yang berhubungan dengan departemen instrumen

e.

Menyiapkan garansi client yang berhubungan dengan instrumen.

f.

Membantu dan support bagian process engineer untuk membuat PID.

g.

Menyuplai data kepada departemen lain.

84

h.

Membuat dan menjadwalkan kalibrasi untuk semua peralatan instrumen.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada head engeneering and maintenance atas


lingkup kerja project engeneer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup
pekerjaanya.

b.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

2.

Engineering Supervisor

Tugas Utama
a.

Design dan engineering project instrument dan control system

b.

Monitoring dan trouble shooting field instrument

c.

Monitoring, trouble shooting dan back up DCS

d.

Membuat jadwal proyek yang berhubungan dengan departemen instrument

e.

Menyiapkan garansi perusahaan client yang berhubungan dengan


instrument

f.

Membantu bagian process engineer untuk membuat PID

g.

Menyuplai data kepada departemen lain

h.

Membuat dan schedule kalibrasi untuk semua peralatan instrument.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada maint. supv. atas lingkup kerja sr. inst.
&control. eng, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya

b.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan


perusahaan.

85

3.

Maintenance Supervisor

Tugas Utama
a.

Merencanakan pelaksanaan kerja maintenance peralatan mechanical,


rotating, equipment, electrical, instrument yang mencakup man power,
tools, material dan sumber daya lain dalam rangka pemeliharaan LPG
plant

b.

Mengorganisir dan mengarahkan seluruh sumber daya untuk pelaksanaan


pekerjaan pemeliharaan peralatan mechanical, rotating, equipment,
electrical dan instrument yang mencakup TA, O/H, preventive dan
predictive maintenance agar terlaksana sesuai rencana biaya optimum,
kualitas sesuai standard, dan mencegah terjadinya machinery breakdown.

c.

Mengontrol pelaksanaan kegiatan perbaikan peralatan mechanical,


rotating, equipment, electrical dan instrument termasuk meneliti izin kerja
kelengkapan keselamatan kerja dan monitoring progress kegiatan
pemeliharaan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

d.

Mengadakan komunikasi dengan original equipment manufacture (OEM),


khususnya dengan OEM peralatan berteknologi tinggi, guna mempercepat
solusi permasalahan teknis peralatan kilang.

e.

Mengadakan komunikasi dengan workshop specific didalam negeri dalam


upaya substitusi atau fabrikasi spare part komponen dan perbaikan used
part guna mereduksi biaya pemeliharaan.

f.

Memberdayakan sumber daya manusia sesuai dengan displinnya untuk


meningkatkan knowledge, skill dan produktifitas agar dapat mengurangi
ketergantungan pada service engineer dalam perbaikan peralatan kilang.

g.

Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan melaksanakan tindakan koreksi


berdasarkan permasalahan yang berpotensi terjadinya komplain dan
proaktif terhadap permasalahan yang berpotensi shut down kilang.

86

h.

Membina hubungan baik dengan bagian internal perusahaan, dalam rangka


memperoleh dukungan penyediaan sumber daya (manpower, tools dan
material).

i.

Menyiapkan usulan anggaran maintenance peralatan plant dan mengontrol


realisasi biaya pemeliharaan peralatan maintenance dengan berpedoman
pada biaya pemeliharaan yang optimum.

j.

Menjamin terjadinya history record perbaikan peralatan RE sebagai dasar


untuk perencanaan kegiatan maintenance dan tindakan koreksi terhadap
ketidaksesuaian yang pernah terjadi.

Tugas Umum
a.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan.

b.

Bertanggung jawab atas lingkup kerja supv. maintenance serta menjaga


kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.

c.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

d.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

e.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

4.

General Maintenance Officer

Tugas Utama
a.

Memberdayakan semua man power yang ada pada depertemen


generalmaintenance menuju kualitas kerja dan disiplin kerja yang baik
dalam lingkup pekerjaan officer boy, perawatan umum, perawatan
penerangan dan sarana elektrikal, perawatan plumbing instalasi air bersih
dan kotor.

b.

Menjaga semua fasilitas pabrik secara general agar tetap berfungsi secara
baik dan efisien.

c.

Memberi support kepada depertemen lain dengan melengkapi fasilitasfasilitas yang kurang dan diperlukan untuk kenyamanan berkerja.

87

d.

Melakukan perawatan berkala semua fasilitas sarana yang ada untuk


menunjang produktifitas dengan menciptakan lingkungan yang sehat.

e.

Membuat raport aktivitas harian (daily report).

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja general


maintenance officer serta menjaga kerahasian atas lingkup pekerjaannya

b.

Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan


yang ada.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap dipakai.

e.

Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk


kepentingan perusahaan.

2.1.1.3.

Plant Superintendent

Tugas Utama
a.

Memastikan bahwa semua kegiatan perusahaan memperhatikan aspek


keselamatan dan kesehatan kerja.

b.

Meningkatkan kompetensi anggota tim melalui pelatihan dan mentoring.

c.

Mengawasi kegiatan operasi harian untuk memastikan kegiatan produksi


sesuai dengan rencana dan jadwal yang telah ditentukan.

d.

Memonitor kinerja untuk memastikan tercapainya target produksi yang


telah ditentukan.

e.

Memastikan bahwa kegiatan produksi dilaksanakan sesuai dengan standar


dan prosedur keselamatan kerja.

f.

Berperan aktif dalam proses continous improvement dalam bidang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas ruang lingkup kerjanya

88

b.

Mengawasi kinerja departemen atau unit yang dikepalainya.

1.

Process Engineer

Tugas Utama
a.

Membantu client mengembangkan basic process.

b.

Membuat schedule proyek yang berhubungan dengan departemen proses.

c.

Membantu dalam aktivitas perizinan.

d.

Membuat scope kerja licensor atau subcontractor, memilih licensorn atau


subcontractor, mengadakan evaluasi dan meeting dengan licensor serta
memimpin subcontractor.

e.

Menetapkan process design kriteria.

f.

Membuat dan mengembangkan process design basis.

g.

Melakukan studi proses optimisasi dan pemilihan proses yang tepat.

h.

Menyiapkan heat material balance.

i.

Membuat dan menyiapkan process flow diagram.

j.

Membuat dan menyiapkan PID.

k.

Membuat PID Utility dan distribution system.

l.

Penentuan dan perhitungan equipment.

m.

Menentukan dan menyiapkan chemical atau catalyst.

n.

Melakukan hydraulic calculation.

o.

Menyiapkan HVAC Process atau design data.

p.

Membuat deskripsi proses.

q.

Menyiapkan FEED book.

r.

HAZOP study.

s.

Menyuplai data kepada instrument.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada sr. process eng. atas lingkup kerja process eng.,
serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaanya.

b.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

89

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan


perusahaan.

2.

Production Supervisor

Tugas Utama
a.

Membuat

rencana

pengolahan

Feed

gas

dan

produksi

LPG,

Propane,Condensate harian/ bulanan sesuai target yang ditetapkan.


b.

Membuat Rencana Anggaran Belanja operasi baik bulanan maupun


tahunan.

c.

Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta mengawasi kegiatan


start-up plant.

d.

Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta mengawasi kegiatan


penyetopan plant baik normal shutdown maupun emergency shutdown.

e.

Mengkoordinasikan, memimpin, mengatur serta mengawasi kegiatan


pengoperasian kilang LPG sehingga mencapai target yang ditetapkan serta
bebas dari kecelakaan kerja.

f.

Melakukan pengelolaan dan pembinaan sumber daya manusiadi kilang.

g.

Membuat dan memeriksa laporan harian (daily report), laporan bulanan


dan tahunan dan laporan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan.

h.

Menyiapkan dan membuat rencana kerja harian ( daily order ).

Tugas Umum
a.

Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan yang ada.

b.

Bertanggug jawab atas lingkup kerja Prod Supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

90

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan.

3.

Laboratory Supervisor

Tugas Utama
a.

Mengkoordinasikan

bawahan,

menentukan

tugas

dan

mengontrol

pelaksanaan penganalisaan sample bahan baku, produk stream, produk jadi


yang dihasilkan mencakup aspek kualitas dan keamanan (quality & safety).
b.

Merencanakan, membuat budget untuk kebutuhan pembelian material dan


peralatan test laboratorium.

c.

Mengajukan permintaan bahan kimia atau material lain untuk keperluan


operasi rutin ke bagian logistic.

d.

Mengkoordinir dan bertanggung jawab atas kelancaran operasional


laboratorium.

e.

Menilai prestasi bawahan untuk penilaian akhir tahun dan pengembangan


karir.

f.

Mengatur kegiatan dan mengontrol penganalisaan sample final product


berkaitan dengan loading sample.

g.

Menandatangani test report atau certificate of analysis dari final product.

h.

Melakukan hubungan ke pihak ketiga untuk permintaan bantuan analisa


yang berkaitan dengan peralatan yang belum dimiliki.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab atas lingkup kerja lab. supv. serta menjaga kerahasiaan
atas lingkup pekerjaannya.

b.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

91

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan


perusahaan.

4.

Health, Safety and Environment Supervisor

Tugas Utama
a.

Mengkoordinasi dan mensupervisi HSE officer, safetyandfire watch.

b.

Pendelegasian tugas dan tanggungjawab ke HSE officer, safety and fire


watch.

c.

Membantu manajemen membuat perkiraan pekerjaan yang beresiko tinggi.

d.

Merencanakan in house dan out side training bidang HSE.

e.

Pelatihan personil inti untuk aplikasi HSE system.

f.

Merencanakan audit HSE.

g.

Pengawasan dipatuhinya seluruh aturan dan prosedur HSE di seluruh areal


kerja.

h.

Menyusun emergency plan dan emergency escape.

i.

Membentuk emergency response dan evacuation tim.

j.

Dalam keadaan darurat bertindak sebagai pimpinan emergency response


dan evacuation tim.

k.

Monitoring kesehatan dan pencemaran lingkungan.

l.

Mengeluarkan work permit untuk seluruh pekerjaan (hot work,confine


space, high elevation and heavy lifting).

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada prod. supt atas lingkup kerja HSE supv serta
menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

b.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan untuk kepentingan perusahaan.

92

2.1.1.4.

Security dan Comonity Development Supervisor

Tugas Umum
1. Internal
a.

Mewujudkan suasana dan tertib di lingkungan kerja PT Surya Esa Perkasa


Tbk agar dapat mendukung kelancaran operasional perusahaan.

b.

Menumbuhkan kesadaran security minded bagi seluruh karyawan dalam


upaya cegah dini dari segala kemungkinan yang dapat mengganggu
kelancaran operasional perusahaan.

c.

Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas security yang dilaksanakan oleh


perusahaan jasa security, termasuk personil bantuan dari POLRI dan TNI.

d.

Pengawasan dan pengamanan pejabat VIP P.T SEP.

e.

Pengawasan terhadap seluruh karyawan agar dipatuhinya peraturan yang


berlaku dilingkungan PT SEP.

f.

Menumbuhkan rasa bangga dalam diri karyawan yang bekerja dan


mengabdi di PT SEP.

2. Eksternal
a.

Menyusun program comonity development sesuai dengan situasi daerah


dan kondisi sosial masyarakat disekitar PT SEP ikut merasakan manfaat
keberadaan perusahaan di lingkungan mereka.

b.

Memelihara hubungan kerjasama, koordinasi yang harmonis dalam bentuk


kunjungan silaturahmi dan pemberian kontribusi dengan aparat pemerintah
setempat (RT/RW, Kepala Desa, Camat, Bupati, Perangkat pemerintah
lainnya yang terkait), aparat militer (Babinsa, Danramil, Dandim, Danrem,
Pangdam) dan aparat kepolisian (Kapolsek, Kapolres, Kapolda), 4) Tokoh
masyarakat (Kepala Dusun, Pemuka Adat, Pemuka Agama, Tokoh
pemuda, Karang Taruna, Ormas/ LSM).

Tugas Umum

93

a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja chief security
& comdev supv. Serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

b.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

c.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk


kepentingan perusahaan.

2.1.1.5.

Plant Comercial Head

Tugas Utama
a.

Mengontrol pekerjaan purchasing dan warehousing.

b.

Monitoring schedule loading produk (LPG dan condensate) dan koordinasi


schedule offteker LPG dan condensate Palembang.

c.

Review billing dari pertagas.

d.

Komunikasi dengan vendor untuk proses warranty.

e.

Kontrol pengawasan proses pembayaran payment sheet.

f.

Koordinasi dengan depertemen lainnya.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja commercial


Supv. serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

b.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk


kepentingan perusahaan.

2.1.1.6. HRD& GA Supervisor

94

Tugas Utama
a.

Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan yang menyangkut ketenaga


kerjaan, hak dan kewajiban, baik bagi perusahaan maupun karyawan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

b.

Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja


(Jamsostek) yang wajib dibayarkan oleh Perusahaan kepada karyawan
melalui Kantor Jomsostek setempat dan perhitungan atas iuran yang
dibayarkan.

c.

Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan Perhitungan pembayaran upah,


lembur atau over time karyawan sesuai dengan kebijakan perhitungan upah
dan ketetapan pemerintah untuk perhitungan kelebihan jam kerja atau
overtime.

d.

Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan tingkat kehadiran karyawan, baik


tidak masuk kerja dikarenakan sakit maupun izin tertentu yang telah
ditetapkan.

e.

Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan legalitas perusahaan, baik yang


sudah berjalan maupun perizinan yang harus dipenuhi sesuai dengan
ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan dari pemerintah.

f.

Kontrol atau pengawasan atas pekerjaan jaminan fasilitas kesehatan untuk


karyawan maupun atas keluarga karyawan (kerjasama dengan pihak RS).

g.

Koordinasi dengan departemen lainnya menyangkut hubungan kerja dan


rencana kegiatan lainnya yang berhubungan dengan ketenagakerjaan
(mutasi, promosi, orientasi, dll) serta melaporkannya ke atasan.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja HRD & GA.
supv. serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

b.

Memahami, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan yang ada.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efesien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

95

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan


perusahaan.

2.1.1.7.

IT Tech Drafter Supervisor

Tugas Utama
a.

Bertanggung jawab untuk membuat gambar yang telah dirancang oleh


engineer dengan menggunakan program computer.

b.

Memperbaiki gambar yang sudah ada jika terjadi atau penambahan sesuai
data aktual yang ada dengan menggunakan program computer.

c.

Menjaga dan merawat dokumen agar tidak menyebarluaskannya kepada


instansi yang tidak berkepentingan.

d.

Menjaga dan merawat dokumen agar tidak terjadi kerusakan pada


dokumen.

e.

Membantu untuk membuat DCS report (laporan distributed control


system) control room secara harian.

f.

Membantu dalam pemeliharaan terhadap infrastruktur IT (hardware and


equipment).

g.

Membantu setting, installing, and troubleshooting line dan Ext connection


PABX (telepon).

h.

Membantu trobleshooting LAN connection (jaringan internet dan email


perusahaan).

i.

Membantu setting, installing, maintenance PC (hardware dan software).

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager, atas lingkup kerja IT - Drafter,


serta menjaga kerahasiaan atas lingkup pekerjaannya.

b.

Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan


yang ada.

96

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan-pekerjaan yang sedang dan akan


dikerjakan secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan
perusahaan.

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


peruahaan agar tetap dalam keadaan baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah-perintah khusus dari atasan langsung untuk


kepentingan perusahaan.

2.1.1.8. Finance Cost Control Officer


Tugas Utama
a.

Bertanggung jawab atas penyusunan anggaran plant.

b.

Bertanggung jawab atas status anggaran tersebut dalam pelaksanaannya.

c.

Melaksanakan proses pengadaan materiala atau barang sesuai dengan


prosedur dan lingkup kerjanya.

d.

Melaksanakan proses pembayaran tunai maupun transfer, berupa invoice,


reunbersment, biaya lainnya sesuai prosedur payment yang sudah dibuat.

e.

Bertanggung jawab atas cash flow site plant atau kondisi keuangan plant.

f.

Bertanggung jawab dalam hal pembuatan laporan kemanejemenan plant


dan HO.

g.

Melaksanakan pendistribusian data material request dan actual transaksi


ke setiap departemen untuk dasar pengisian form budget dan actual
berdasarkan rencana kerja, sebagai bahan evaluasi setiap bulan.

h.

Bertanggung jawab atas lingkup kerja accounting dan kasir.

Tugas Umum
a.

Bertanggung jawab kepada plant manager atas lingkup kerja finance cost
control officer, serta menjaga kerahasiaan atas lingkup kerjanya.

b.

Memahami, mengerti, mengikuti dan melaksanakan peraturan perusahaan


yang ada.

c.

Melaksanakan dan mengatur pekerjaan yang sedang dan akan dikerjakan


secara efisien dan ekonomis sesuai dengan kepentingan perusahaan.

97

d.

Menjaga, menggunakan dan merawat semua peralatan dan fasilitas


perusahaan agar tetap baik dan siap pakai.

e.

Melaksanakan perintah khusus dari atasan langsung untuk kepentingan


perusahaan.

2.2. Manajemen Perusahaan


PT Surya Esa Perkasa Tbk adalah perusahaan yang berdiri sendiri yang
dikepalai oleh seorang plant manager. Plant manager adalah bagian terpenting di
dalam perusahaan karena fungsinya adalah sebagai pengambil keputusan dan
kebijakan. Semua kebijakan ada di tangan seorang plant manager. Plant manager
membawahi langsung seorang plant supertendent dimana tugas utama dari
seorang plant supertendent adalah menjaga kilang agar tetap berjalan baik dan
menghasikan produkproduk yang sesuai dengan yang diharapkan. Selain
membawahi langsung plant supertendent, plant manager juga membawahi
bagianbagian penting diperusahaan yaitu chief security dan comdev supv,
comercial supv, HRD dan GA supv, financeandcost control, dan general
maintenance.
Seorang plant supertendent dibantu oleh staffstaff

yang bergerak di

bidang masingmasing. Staffstaff tersebut adalah maint supv, production supv,


lab supv dan HSE supv, tugas dari keempat elemen yang ada adalah menjaga,
merawat, mengolah dan menganalisa semua proses dan hasil dari kilang tersebut.
2.2.1. Kepegawaian
Pegawai merupakan aset utama perusahaan dalam menjalankan sistem
dalam perusahaan. Tanpa adanya pegawai maka perusahaan tidak akan berjalan.
Kepegawaian di dalam perusahaan dikendalikan oleh HRD dan GA. Semua aspek
dari kepegawaian diatur dan dikendalikan oleh elemen tersebut.
2.2.2. Fasilitas Karyawan
Karena Pegawai merupakan aset paling berharga bagi perusahaan, maka
perusahaan harus memperhatikan kesejahteraan pegawainya. Kesejahteraan
tersebut oleh Perusahaan dituangkan dalam memberikan fasilitas fasilitas yang

98

dibutuhkan oleh pegawai. Adapun fasilitas yang diberikan oleh PT Surya Esa
Perkasa Tbk antara lain:
4.

Fasilitas kesehatan

5.

Fasilitas transportasi

6.

Fasilitas asuransi/ jaminan sosial tenaga kerja, dan lainlain.

2.2.3. Peraturan Pekerjaan


Sesuai dengan UU No.13 tahun 2003 pasal 108 yang menyatakan bahwa
setiap perusahaan yang memiliki tenaga kerja 10 orang atau lebih maka
perusahaan wajib membuat peraturan pekerjaan.
Adapun hal hal yang menyangkut dengan peraturan pekerjaan yaitu :
1.

Peraturan berlaku selama dua tahun

2.

Membuat hak dan kewajiban masing masing

3.

Memuat syarat kerja

4.

Memuat tata tertib

5.

Memuat jangka waktu masa berlaku

6.

Dikeluarkan oleh perusahaan.

2.2.4. Waktu Kerja


Pada dasarnya waktu kerja di PT Surya Esa Perkasa Tbk terdiri dari waktu
kerja non-shiff dan waktu kerja shiff.
1.

Waktu kerja non-shiff diperusahaan adalah enam hari dalam seminggu yaitu
senin sampai sabtu, dan hari minggu libur. Dimana jam kerja yang berlaku
adalah sebagai berikut:

2.

hari Senin-Jumat

: jam 08.00-16.00

hari Sabtu

: jam 08.00-13.00

Istirahat

:12.00-13.00

Hari kerja dan jam kerja shiff


shiff pagi
shiff malam

: jam 08.00-20.00
: jam 20.00-08.00

99

BAB III
ORIENTASI DI
PT Surya Esa Perkasa Tbk

3.1. Bahan Baku Pengolahan LPG


3.1.1. Gas alam
Gas alam atau natural gas sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas
rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana

100

(CH4). Dimana dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi, dan juga
tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui
pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil,
maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat
pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
3.1.2. Komposisi Kimia Gas Alam
Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan
molekul hidrokarbon rantai terpendek dan paling ringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C 2H6),
propane (C3H8) dan butane (C4H10), serta gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global
ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang
sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi
dengan ozon, memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca
dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber
metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak
(mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta
ton per tahun secara berturut-turut).
Kondisi feed gas pada pengolahan LPG di PT Surya Esa Perkasa Tbk
terdiri dari senyawa nitrogen, air, karbondioksida, dan senyawa hidrokarbon
berupa metana, etana, propane, butane, isobutane, pentana, isopentana, dan
heksana yang dialirkan ke terminal pengukuran untuk dianalisa sehingga didapat
gambaran tentang perlakuan dan kondisi operasi yang akan ditentukan oleh proses
pengolahan.
Tabel 3.1. Sifat Fisik Hidrokarbon Penyusun Gas Alam
Komponen

Berat
Molekul

Titik Didih
(0F)

SPGR

CH4

16,0400

-258,7000

0,3000

Panas
Pembakaran
(Btu/ft3)
911

101

C2H5

30,0700

-127,5000

0,3600

1631

C3H8

44,0900

-43,7000

0,5100

2353

-C4H10

58,1200

10,9000

0,5600

3094

-C4H10

58,1200

31,1000

0,5800

3101

-C5H12

17,1500

82,1000

0,6200

3698

-C5H12

17,1500

96,9000

0,6300

3709

C6+

86,1700

155,7000

0,6600

4404

n
i

Sumber : Perrys Chemical Engineering Hands Book, 1996


Dari hasil pengolahan feed gas dengan komposisi di atas, diharapkan dapat
menghasilkan LPG dengan komposisi yang memenuhi persyaratan spesifikasi
produk yaitu etana (C2) 0,8 %, propane (C3) + butane (C4) 97,0 %, dan iso-pentana
(iC5+) dan n-pentana (n-C5) 2,0 %. C1 dan C2 yang merupakan lean gas (gas
kering) sisa hasil dari proses fraksinasi akan dikembalikan ke Pertamina.
Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air
dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam
jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.
Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama
dari gas yang harus dipisahkan. Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang
signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas
asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan
tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir,
biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi
bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya
tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan
tercekiknya pernafasan karena dapat mengurangi kandungan oksigen di udara
pada level yang dapat membahayakan.
Komposisi feed gas pada pengolahan LPG di PT Surya Esa Perkasa Tbk
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Komposisi Feed gas pada PT Surya Esa Perkasa Tbk

102

Senyawa
Kimia

Persentase
Komposisi

CO2
N2

5.40%
0.00%

H2S

0.0000%

C1

82.4100%

C2

6.3000%

C3
i-C4

3.9300%
0.6200%

n-C4

0.7500%

i-C5

0.2900%

n-C5

0.2000%

C6

0.0400%

C7

0.0000%

0.0600%

H2

Sumber : Lembak Gas Operating


Manual
Gas alam dapat berbahaya
karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan

menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung
mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup,
seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah
meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat
menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah
antara 5% hingga 15%. Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan,
umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan
konsentrasi yang diluar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.

3.1.3. Manfaat dan Kegunaan Gas Alam


Hingga saat ini energi minyak bumi masih mendominasi dunia bahan
bakar. Hal ini terlihat pada hampir setiap sektor kehidupan, apakah itu
transportasi, rumah tangga maupun industri, berkaitan erat dengan penggunaan

103

BBM yang sangat besar sebagai bahan bakar utama. Gas alam termasuk ke dalam
sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Akan tetapi sebenarnya sumber
daya dari pertambangan bukan tidak dapat diperbarui, tetapi membutuhkan waktu
yang sangat lama yang tidak sesuai dengan jangkauan umur manusia, yaitu bisa
mencapai jutaan tahun, sehingga katagorinya masuk kedalam sumber daya yang
tidak dapat diperbarui (non renewable resources).
Gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh
bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil disebut biogas.
Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah,
serta penampungan kotoran manusia dan hewan, ini yang membedakan antara gas
bumi dan gas rawa. Gas alam yang didapat dari dalam sumur di bawah bumi,
biasanya bergabung dengan minyak bumi. Gas ini disebut sebagai associated gas.
Ada juga sumur yang khusus menghasilkan gas, sehingga gas yang dihasilkan
disebut gas non associated. Gas alam yang menjadi feed gas pada pengolahan
LPG di PT Surya Esa Perkasa Tbk adalah gas alam non associated yang berasal
dari sumur Lembak. Sehingga gas yang dibawa ke atas permukaan bumi akan
langsung dilakukan pemisahan untuk menghilangkan impurities seperti air, gasgas lain, pasir dan senyawa lainnya.
Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling
penting, tetapi juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia.
Produk dari gas bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon dan LPG.
Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka proses pemulihan hasil gas
makin ditingkatkan.
Gas alam dewasa ini telah menjadi sumber energi alternatif yang banyak
digunakan oleh masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk
perumahan, komersial maupun industri. Dari tahun ke tahun penggunaan gas alam
selalu meningkat. Hal ini karena banyaknya keuntungan yang didapat dari
penggunaan gas alam dibanding dengan sumber energi lain. Energi yang
dihasilkan gas alam lebih efisien. Tidak seperti halnya dengan minyak bumi dan

104

batubara, penggunaannya jauh lebih bersih dan sangat ramah lingkungan sehingga
tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan. Disamping itu, gas alam juga
mempunyai beberapa keunggulan lain, seperti tidak berwarna, tidak berbau, tidak
korosif dan tidak beracun. Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas
tiga kelompok yaitu :
1) Gas Alam Sebagai Bahan Bakar
Antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas atau Uap,
bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan
bermotor (BBG/NGV), sebagai gas kota untuk kebutuhan rumah tangga, hotel,
restoran dan sebagainya.
Gas alam terkompresi (compressed natural gas, CNG) adalah bahan bakar
alternatif selain bensin atau solar. Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai
bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih bersih bila dibandingkan
dengan dua bahan bakar minyak karena emisi gas buangnya yang ramah
lingkungan. CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH 4) yang
diekstrak dari gas alam.
Liquified Petroleum Gas (LPG) adalah campuran dari berbagai unsur
hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan
menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya didominasi
propane (C3H8) dan butane (C4H10). Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan
lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C2H6) dan pentana (C5H12). Sifat elpiji
terutama adalah sebagai berikut:
a)

Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar.

b)

Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat.

c)

Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tanki atau


silinder.

d)

Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.

e)

Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati
daerah yang rendah.

105

Penggunaan LPG di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat


dapur terutama kompor gas. Selain sebagai bahan bakar alat dapur, LPG juga
cukup banyak digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, walaupun
mesin kendaraannya harus dimodifikasi terlebih dahulu.
Salah satu resiko penggunaan LPG adalah terjadinya kebocoran pada
tabung atau instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran.
Pada awalnya, LPG tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila
terjadi kebocoran pada tabung gas. Karena itu dilakukan menambahkan gas
mercaptan, yang baunya khas dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna
untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran pada tabung gas.
2) Gas Alam Sebagai Bahan Baku
Antara lain bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, metanol, bahan baku
plastik LDPE (Low Density Polyethylene), LLDPE (Linear Low Density
Polyethylene), HDPE (High Density Polyethylen), PE (Poly Ethylene), PVC (Poly
Vinyl Chloride), C3 dan C4-nya untuk LPG, CO2-nya untuk soft drink, dry ice
pengawet makanan, hujan buatan, industri besi tuang, pengelasan dan bahan
pemadam api ringan.
1) Gas Alam Sebagai Komoditas Energi Untuk Ekspor
Gas alam yang paling besar digunakan untuk komoditas ekspor di dunia
yaitu LNG (Liquified Natural Gas) atau gas alam cair. Gas alam cair Liquefied
Natural Gas (LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan
ketidakmurnian dan hidrokarbon berat dan kemudian dikondensasi menjadi cairan
pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160C. Transportasi
LNG menggunakan kendaraan yang dirancang khusus dan diletakkan dalam tanki
yang juga dirancang khusus.
LNG memiliki isi sekitar 1/640 dari gas alam pada suhu dan tekanan
standar, membuatnya lebih hemat untuk ditransportasi jarak jauh dimana jalur
pipa tidak ada. Ketika memindahkan gas alam dengan jalur pipa yang tidak
memungkinkan atau tidak ekonomis, maka dapat ditransportasi oleh kendaraan

106

LNG. Saat ini teknologi manusia juga telah mampu menggunakan gas alam untuk
air conditioner (AC), seperti yang digunakan di bandara Bangkok, Thailand dan
beberapa bangunan gedung perguruan tinggi di Australia.

LAMPIRAN
BAB IV
SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

4.1 Spesifikasi Alat Utama


4.1.1. Scrubber (V-004)
Type

: Vessel

Size

: 80 0D x 12-8 T/T

Fungsi

: Pemisahan zat padat pengotor dan Liquid phase yang

terbawa dalam feed gas


Capacity

: Design

: 60 MMSCFD

Pressure

: Operasi

: 420 Psig

Suhu

: Design

: 125 o F

107

Operasi

: 105 o F

4.1.2. Inlet Filter (F-710)


Material

: Carbon steel

Size

: 42 ID x 114 S/S

Fungsi

: Penyaringan zat padat pengotor dan fase lquid yang masih

terbawa dalam feed gas


Pressure
Suhu

: Design

: 550 Psig

Operasi

: 418 Psig

: Design
Operasi

: 176 / - 20 o F
: 107 o F

4.1.3. Mole Sieve Tower (V-720A/V-720B)


Pressure

: Design
Operasi

: 550 Psig
: 413 Psig (Adsorption)
425 Psig (Regeneration)

Size

: 114 ID x 28 S/S

Fungsi

: Absorpsi Air (H2O) yang ada di feed gas

Material

: Carbon Steel

Insulation

: 4

Suhu

: Design
Operasi

: 600/-20 o F
: 107 o F (Adsorption)
500 o F (Regeneration)

4.1.4. Dust Filter (F-730A/B)


Material

: Carbon Steel

Size

: 30 OD x 75 S/S

Fungsi

: untuk menyaring partikel debu dan pengotor

Tekanan

: Design

: 550 Psig

108

Operasi
Suhu

: Design
Operasi

: 404 Psig
: 200/-20 oF
: 107 oF

4.1.5. Low Temperature Separator (V-250)


Type

: Vesssel

Posisi

: Horizontal

Fungsi

: Memisahkan C1 & C2 dengan temperatur rendah

Tekanan

: Design

: 675 Psig

Operasi

: 620 Psig

Suhu

: Design

: -40 oF

Operasi

: -47 oF

4.1.6. De-Ethanizer Colom (V-500)


Type

: Vessel

Posisi

: Vertikal

Size

: 54/36/24 x 84 0 5/8 S/FOF

Jumlah Tray : 30
Jenis Tray

: Sulzer Valve Trays

Fungsi

: Memisahkan Ethane dan fraksi ringan yang terkandung di


NGL

Suhu
Tekanan

: Design

: 400 F

Operasi

: 228 F

: Design

: 550 Psig

Operasi

: 474 Psig

4.1.7. De-Propanizer Colom (V-525)


Type

: Vessel

109

Posisi

: Vertikal

Size

: 36 OD x 69- 2 s/s

Jumlah Tray : 28
Jenis Tray

: Sulzer Valve Tray

Fungsi

: Memurnikan Propane

Suhu

: Design

: 400 F

Operasi

: 239 F

Tekanan

: Design

: 400 Psig

Operasi

: 288 Psig

4.1.8. De-Butanizer Colom (V-560)


Type

: Vessel

Posisi

: Vertikal

Size

: 30 OD x 50 0 s/s

Jumlah Tray : 20
Jenis Tray

: Sulzer Valve Trays

Fungsi

: Memurnikan Butane

Suhu

: Design

: 300 F

Operasi

: 266 F

Tekanan

: Design

: 200 Psig

Operasi

: 145 Psig

4.1.9. Regeneration Gas Cooler (E-760 )


Fungsi

: Menurunkan temperatur dari keluaran Mole Sieve pada


saat

Proses regenerasi

Temperature : Design

: 600 / -20 o F

Operasi

: 500 / 120 o F

Pressure
Duty

: Design

: 565 Psig

Operasi

: 425 Psig

: 8.86 MMbtu/hr

110

4.1.10 Regeneration Gas Separator ( V-770 )


Fungsi

: Memisahkan partikel air yang masih terkandung setelah


dari regenerasi Gas cooler

Material

: Stainless Steel

Temperature : Design
Operasi
Pressure
Size

: 600 / -20 o F
: 120 o F

: Design

: 550 Psig

Operasi

: 425 Psig

: 30 OD x 96 S/S

4.1.11 Feed gas Compresor ( C-820 A/B )


Fungsi

: Untuk menaikkan tekanan feed gas

Temperature : Operasi

: 120 o F

Pressure

: 763 Psig

: Operasi

4.1.12 Discharge Coalescer ( F-840 )


Fungsi

: Memisahkan oli yang masih terikut dari feed gas

Material

: Carbon Steel

Temperature : Design
Operasi
Pressure
Size

: 176 / -20 o F
: 120 o F

: Design

: 875 Psig

Operasi

: 757 Psig

: 30 OD x 116 S/S

4.1.13 Gas Chiller / Cold Box ( E-210 )


Fungsi

: sebagai alat untuk terjadinya perpindahan panas antara


fluida panas dan Dingin

Type

: Plate Fin Exchanger

Material

: Brazed Alumunium

Temperature : Design A, B, C, D

: 176 / -20 o F, 150/ -320 o F, 150 o F/-

111

320 o F, 150 o F/ -320 oF


Pressure

: Design A, B, C, D

: 875 Psig, 875 psig, 300 psig, 875


psig

Duty

: 1.805e+07 Btu/hr

Size ( chart ) : 36 x 44 x 192


4.1.14 Expander Suction Scrubber ( V-950 )
Fungsi

: Memisahkan partikel air yang masih terkandung pada feed


gas yang merupakan top bottom dari LTS

Material

: 316LSS

Temperature : Design
Operasi
Pressure
Size

: 150 / -155 o F
: -27o F

: Design

: 875 Psig

Operasi

: 725 Psig

: 42 ID x 8-2 S/S

4.1.15 Turbo Expander ( C-910 )


Fungsi

: Menurunkan tekanan dan disertai dengan pemanfaatan


kembali gas Untuk memutar kompresor

Temperature : Design

: -200 / 150 o F

Operasi

: -27o F/-73 o F

Pressure

: Design
Operasi

: 875 Psig
: 725/ 398 Psig

4.1.16 Booster Compresor ( C-970 )


Fungsi

: Menaikkan tekanan pada gas untuk diteruskan ke Booster


Compresor After Cooler

Temperature : Design

: -20 / 200 o F

112

Operasi
Pressure

: Design
Operasi

: 113o F/145o F
: 550 Psig
: 376 / 456 Psig

4.1.17 Regeneration Gas Heater (H-750)


Fungsi

: Untuk memanaskan feed gas untuk proses regenerasi mole


sieve tower

Tekanan

: Operasi

: 397 Psig

Suhu

: Operasi

: 107 oF

4.1.18 Absorber Tower ( V-940 )


Fungsi

: Memisahkan fraksi C1 dari fraksi lainnya

Material

: 316LSS

Temperature : Design
Operasi
Pressure
Size

: -200 / 150 o F
: -89

: Design

: 550 Psig

Operasi

: 391 Psig

: 80 ID x 37-0 S/S

4.1.19 Absorber Pump ( P-960 A/ B )


Fungsi

: Memompakan fluida kede-ethanizer

Typpe

: Centrifugal Canned Motor

Temperature : Design
Operasi
Pressure

: Design
Operasi

Capacity

: 34.5 m3/ HR

: -200 / 150 o F
: -82

: 50 BARG
: 522 psig

113

Anda mungkin juga menyukai