Anda di halaman 1dari 5

1.

Semen Portland
Menurut SNI No. 15-2049 tahun 1994, semen portland adalah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan cara menggiling terak semen Portland yang terdiri atas kalsium silikat
yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau
lebih bentuk kristal senyawa yang biasa adalah gypsum (CaSO4.2H2O) dan boleh
ditambahkan bahan tambahan lain.
Menurut SNI No. 15-2049 tahun 1994, semen Portland diklasifikasikan dalam 5 (lima)
jenis sebagai berikut :

Tipe I (Ordinary Portland Cement)


Ordinary Portland Cement adalah Semen Portland yang dipakai untuk segala macam
kontruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya ketahanan terhadap sulfat,
panas hidrasi, dan sebagainya. Ordinary Portland Cement mempunyai C3S 59,3%, C2S 17%,
C3A 8%, C4AF 11,9% dan komposisi limit sebgai berikut :
Tabel 3.3. Komposisi limit Semen Tipe I
Oksida
Komposisi

CaO

SiO2

Al2O3

Fe2O3

MgO

SO3

62.0

20.5

5.5

3.9

5.3

2.8

% Berat

Tipe II (Moderat Heat Portland Cement)


Moderat Heat Portland Cement dalah Semen Portland yang dipakai untuk segala macam
kontruksi yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang, biasanya
digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai, batasan kandungan sulfat
yang direkomendasikan (sebagai SO3) adalah 0,8 0,17 ppm unti ground water,125 ppm unit
tanah. Moderat Heat Portland Cement mempunyai C3A 8%, C4AF 11,9% dan komposisi limit
sebagai berikut :
Tabel 3.4. Komposisi limit Semen Tipe II

Oksida
Komposisi

CaO

SiO2

Al2O3

Fe2O3

MgO

SO3

66.0

21.5

5.5

3.9

2.7

% Berat

Tipe III (High Early Portland Cement)


High Early Portland Cement dalah Semen Portland yang dipakai untuk keadaankeadaan darurat dan dipakai pada pengecoran untuk keadaan khusus musim dingin, juga
dipakai untuk produksi beton tekan. Semen tipe III ini mempunyai kandungan C3S lebih
tinggi dibanding semen tipe lainnya sehingga lebih cepat mengeras dan lebih cepat mengeras
dan lebih cepat mengeluarkan kalor juga mempunyai pengembangan kekuatan awal tinggi.
High Early Portland Cement mempunyai C3S 35%, C2S 40%, C3A 15%, dan komposisi limit
sebagai berikut :
Tabel 3.5. Komposisi limit Semen Tipe III
Oksida
Komposisi

CaO

SiO2

Al2O3

Fe2O3

MgO

SO3

65

20

0.55

% Berat

Tipe IV (Low Heat Portland Cement)


Low Heat Portland Cement adalah Semen Portland yang dipakai untuk bangunan
dengan panas hidrasi rendah misalnya pada bangunan besar dan tebal, baik sekali untuk
mencegah keretakan. Semen tipe IV ini mempunyai kandungan C3S dan C3A lebih rendah
tetapi belite (C2S ) lebih banyak dibanding OPC. Sehingga beton yang dibuat dari semen ini
mempunyai sifat :
Panas hidrasi rendah, sehingga cocok untuk concerate construction. Kuat tekan awal
rendah, tetapi kuat tekan akhir hampir sama dengan OPC tahan terhadap sulfat. Low Heat
Portland Cement mempunyai C3S 35%, C2S 40%, C3A 7%, dan komposisi limit sebagai
berikut

Tabel 3.6. Komposisi limit Semen Tipe IV


Oksida
Komposisi

CaO

SiO2

Al2O3

Fe2O3

MgO

SO3

63

21

6.5

2.3

% Berat

Tipe V (Sulfate Resistance Portland Cement)


Sulfate Resistance Portland Cement adalah Semen Portland yang mempunyai kekuatan
tinggi terhadap sulfat dan mempunyai kandungan C3A lebih rendah dibandingkan semen tipe
lainnya. Sering digunakan untuk bangunan di daerah dengan kadar sulfat. (sebagai SO3)
tinggi yaitu 0,17 1,67 ppm until ground water,125 1250 ppm unit tanah. Sulfate
Resistance Portland Cement mempunyai C3A 5%, dan komposisi limit sebagai berikut :
Tabel 3.7. Komposisi limit Semen Tipe V
Oksida
Komposisi

CaO

SiO2

Al2O3

Fe2O3

MgO

SO3

65

21

6.5

2.3

% Berat

Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, yang
dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap, yang telah
digunakan sebagai bahan campuran pada beton.
Menurut ACI Committee 226 dijelaskan bahwa, fly-ash mempunyai butiran yang
cukup halus, yaitu lolos ayakan N0. 325 (45 mili mikron) 5-27%, dengan spesific
gravity antara 2,15-2,8 dan berwarna abu-abu kehitaman. Sifat proses pozzolanic
dari fly-ash mirip dengan bahan pozzolan lainnya. Menurut ASTM C.618 (ASTM,
1995:304) abu terbang (fly-ash) didefinisikan sebagai butiran halus residu
pembakaran batubara atau bubuk batubara. Fly-ash dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara antrasit
atau batubara bitomius dan abu terbang kelas C yang dihasilkan dari batubara jenis
lignite atau subbitumes. Abu terbang kelas C kemungkinan mengandung zat kimia
SiO2 sampai dengan dengan 70%.

Semen instan adalah produk semen yang dapat langsung dipakai. Produk semen
instan dapat digunakan antara lain untuk menangani dinding (plester), konstruksi
lantai, maupun produk khusus seperti (perekat keramik dan bahan lapisan kedap air
dll).
Keunggulan

Mudah digunakan dan siap pakai, hanya perlu ditambah air.

Daya rekat tinggi dan plastis saat diaplikasikan.

Kepadatan dan kerapatan sangat tinggi, sehingga dapat menghambat


masuknya air.

Sangat efektif digunakan untuk daerah lembab (trasram) atau dinding


yang terkena resapan air.

Bersifat kedap air sehingga dapat menghambat proses kapilarisasi air


tanah.

Hemat dalam penggunaan bahan.

Waktu pengerjaan lebih cepat, sehingga menghemat biaya.

Mencegah terjadinya retak rambut pada dinding akibat penyusutan.

Hasil lebih kuat dan permukaan dinding lebih halus.

Dapat digunakan untuk pemasangan fondasi batu kali.

Berwarna merah sehingga memudahkan pengawasan aplikasi.

Kapur tohor, atau dikenal pula dengan nama kimia kalsium oksida (CaO), adalah hasil
pembakaran kapur mentah (kalsium karbonat atau CaCO3) pada suhu kurang lebih 90
derajat Celcius.[5] Jika disiram dengan air, maka kapur tohor akan menghasilkan panas
dan berubah menjadi kapur padam (kalsium hidroksida, CaOH)[6]
Saat kapur tohor disiram dengan air, terjadi reaksi sebagai berikut:
CaO (s) + H2O (l)

Ca(OH)2 (aq) (Hr = 63.7 kJ/mol of CaO)

Kapur tohor adalah hasil pembakaran batu kapur alam yang komposisinya sebagian besar
merupakan kalsium karbonat (CaCO3) pada temperature diatas 900 derajat Celsius terjadi
proses calsinasi dengan pelepasan gas CO2 hingga tersisa padatan CaO atau bisa juga disebut
quick lime

CaCO3 (batu kapur) > CaO (kapur tohor) + CO2

Kapur padam adalah hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan membentuk hidrat
CaO + Air ( H2O )

> Ca (OH)2(kapur padam) + panas

1. Kapur tohor adalah Hasil pembakaran batu kapur (dengan komposisi yang
sebagian besar merupakan kalsium karbonat) pada suhu tertentu apabila diberi air
secukupnya dapat dipadamkan (dapat bersenyawa membentu khidrat).
2. Kapur padam adalah Hasil Hidrasi kapur tohor dengan air sehingga terbentu
khidrat yang merupakan pembakaran dari batu kapur atau Lime Stone

Anda mungkin juga menyukai