Anda di halaman 1dari 10

uukurniawati

A fine WordPress.com site

Cari

Menu utama
Langsung ke konten utama

Beranda

BERMAIN POSISI (dalam gerak dan lagu)

BERMAIN POSISI dalam gerak dan lagu

EKSPERMEN SAINS DENGAN KREASI WARNA BAHAN ALAM


MELALUI JUMPUTAN

Laporan KKM UMC di desa Cempaka kecamatan Talun kabupeten Cirebon

oktober

Pentingnya pendidikan anak usia dini

PERMAINAN ANGKA

RENCANA KEGIATAN HARIAN

Navigasi tulisan
Sebelumnya Selanjutnya

KONSEP DASAR
PEMBELAJARAN TEMATIK
Ditulis pada Mei 17, 2013
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated
curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai
usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan
perkembangannya ( Beans, 1993 ; udin saud dkk, 2006 ). Jacob (1993) memandang
pembelajaran tematik sebagai suatu pendekatan kurikulum interdisipliner (integrated
curriculum approach). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran pembelajaran suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar
dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan
anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan social keluarga.
Definisi lain tentang pendekatan tematik adalah pendekatan holistic, yang mengkombinasikan
aspek epistemology, social, psikologi, dan pendekatan pedagogic untuk mendidik anak, yaitu
menghubungkan antara otak dan raga, antara pribadi dan pribadi, antara individu dan
komunitas, dan antara domain-domain pengetahuan ( Udin Saud dkk, 2006 )
Wolfinger ( 1994:133 ) mengemukakan dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan
yang sangat erat, yaitu integrated curriculum (kurikulum tematik) dan intregated learning
(pembelajaran tematik). Kurikulum tematik adalah kurikulum yang menggabungkan
sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, ketrampilan, dan sikap.
Perbedaan yang mendasar dari konsepsi kurikulum tematik dan pembelajaran tematik terletak
pada perencanaan dan pelaksanaannya. Idealnya, pembelajaran tematikseharusnya bertolak
pada kurikulum tematik, tetapi kenyataan menunjukan bahwa banyak kurikulum
yangmemisahkan mata pelajaran yang satu dengan lainnya (separated subject curriculum)
menuntut pembelajran yang sifatnya tamatik (integrated learning).
Pembelajaran tematik sebagai suatu konsep dapat diartikan sebagai pendekatan pembelajaran
yang melibatkan beberapa mata pelajaranuntuk memberikanpangalaman yang bermakna bagi
siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, siswa akan memahami
konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada praktik
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Pembelajaran ini
berangakat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/ hafalan (drill) sebagai dasar
pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori belajarini dimotori oleh para
tokoh psikologi Gestalt, (termasuk teori Piaget) yang menekankan bahwa pembelajaran itu
haruslah bermakna dan menekankan juga pentingnya program pembelajaran yang
berorientasi pada kebutuhan perkembangan anak.

B. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TEMATIK


Beberapa karakteristik yang perlu anda pahami dari pembelajaran tematik, coba perhatikan
uraian dibawah ini:
1. pembelajaran tematik berpusat pada siswa ( student centered ). Hal ini sesuai dengan
pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Peran guru lebih banyak sebagai fasilitator yaitu memberika kemudahan-kemudahan kepada
siswa untuk melakukan aktivitasbelajar.
2. Pembelajaran tematik dapatmemberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct
experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yangnyata
(konkrit) sebagai dasar untuk mamahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas.
Bahkan dalam pewlaksanaan di keles-kelas awal madrasah ibtidaiyah (MI), focus
pembelajaran diarahkan kepada pambahsan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan siswa.
4. Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pembelajaran tematik bersikap luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar
dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa
dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. Dengan
demikian, siswa diberikan kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
C. LANDASAN PEMBELAJARAN TEMATIK
Pembelajaran pada hakekatnya menempati posisi / kedudukan yang sangat strategis dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan sangat menjadi penentu terhadap
keberhasilan pendidikan. Dengan posisi yang pentingitu, msks proses pembelajaran tidak bias
dilakukan secara sembarangan, dibutuhkan berbagai landasan atau dasar yang kokoh dan
kuat. Landasan-landasan tersebut pada hakekatnya adalah factor-faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan oleh para guru pada waktu merencanakan, melaksanakan,
dan menilai proses dan hasil pembelajaran.
Landasan-landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pembelajaran tematik
meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan praktis.
a. Landasan filosofis
Landasan filosofis dimaksudkan pentingnya aspek filsafat dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik, bahkan landasan filsafat ini menjadi landasan utama yang melandasi aspek-aspek
lainnya. Perumusan tujuan / kompetensi dan isi / materi pembelajaran tematik pada dasarnya
bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis.secara filosofis, kemunculan
pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat sebagai berikut :
1. Aliran progresivisme beranggapan bahwa pembelajaran pada umumnya perlu sekali
ditekankan pada :
a. Pembentukan kreatifitas
b. Pemberian sejumlah kegiatan
c. Suasana yang alamiah(natural)
d. Memperhatiakn pengalaman siswa
Dengan kata lain proses pembelajaran itu bersifat mekanistis(Ellis 1993). Aliran ini juga
memandang bahwa dalam proses belajar, siswa sering dihadapkan pada persoalan-persoalan
yang harus mendapatkan pemecahan atau bersifat problem solving.
2. Aliran kontruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (directexperiences) sebagai

kunci dalam pembelajaran. Bagi kontruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu
saja dari seorang guru kepada siswa, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masingmasing siswa. Siswa harus mengkontruksi pengetahuan sendiri. Pengetahuan bukan sesuatu
yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak
lepas dari subyek yang sedang belajar, penegtahuan lebih dianggap sebagai proses
pembentukan (kontruksi) yang terus menerus, terus berkembang dan berubah.
3. Aliran humanisme melihat siswa dari segi:
a. Keunikan / kekhasanya
b. Potensinya
c. Motivasi yang dimilikinya
Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran yaitu :
~ Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual.
~ Pengakuan adanya siswa yang lambat (slow learner) dan siswa yang cepat.
~ Penyikapan yang unik terhadap siswa baik yang menyangkut factor personal / individual
maupun yang menyangkut factor lingkungan social / kemasyarakatan.
b. Landasan Psikologis
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, oleh sebab itu dalam
melaksanakan pembelajaran tematik harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam
menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan. Siswa adalahindividu yang
berada dalam proses perkembangan, seperti perkembangan fisik / jasmani, intelektual, social,
emosional, dan moral. Tugas utama guru adalah mengoptimalkan perkembangan siswa
tersebut.
Pandangan-pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran tematik dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitas sendiei. Dengan kata lain,
pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan pengalaman
oaring lain atau guru yang di transfer melalui berbagai bentuk media.
2. Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan
hubungan antara gagasan-gagasan yang ada. Pembelajaran tematik memungkinkan siswa
untuk menemukan pola dan hubungan tersebut dari berbagai disiplain ilmu.
3. Pada dasarnya seoarang siswa adalah seorang individu dengan berbagai kemampuan yang
dimilikinya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang. Dengan demikian, peran guru
bukanlah satu-satunyapihak yang paling menentukan, tetapi lebih bertindak sebagaii tut wuri
handayani.
4. Kesseluruhan perkembangan anak adalah tematik dan anak melihat sekitar dirinya dan
sekitarnya secara utuh (holistic).
c. Landasan praktis
Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajran
tematik secara aplikatif dalam kelas. Sehubungan dengan hal ini maka dalam pelaksanaanya
pembelajaran tematik juga dilandasi landasan praktis sebagai berikut :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang
dimuat dalam kurikulum.
2. Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal
seharusnya saling terkait.
3. Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang ini cenderung lebih bersifat
lintas mata pelajaran (interdisipliner) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai
mata pelajaran untuk memecahkannya.
4. Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran
yang dirancang secara tematik sehingga siswa akan mampu berpikirteoritis dan pada saat
yang sama msmpu berpikir praktis.

D. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN TEMATIK


Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik
diantaranya :
1. dalam proses penggalian tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Tema hendaknya tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan mata pelajaran.
b. Tema harus bermakna, maksudnya tema yang dipilih intuk dikaji harus memberikan bekal
bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
c. Tema harus disesuaikan dengan perkembangan siswa.
d. Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebgian minat siswa.
e. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam
rentang waktu belajar.
f. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan kurikulum yang berlaku serta harapan
masyarakat.
g. Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
2. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Guru hendaknya bersikap otoriter single actor yang mendominasi aktivitas dalam proses
pembelajaran.
b. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasama kelompok.
c. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
3. Dalam proses penilaian pembelajaran tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri (self evaluation)
disamping bentuk penilaian lain.
b. Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai perolehan yang telah dicapai berdasarkan
criteria keberhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi yang telah disepakati.
E. KEUNGGULAN DAN KELEMAHANPEMBELAJARAN TEMATIK
Pembeljaran tematik memiliki keunggulan antara lain :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar akan selalu relevan dan tingkat perkembangan siswa.
2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik sesuai dengan
dan berolak dari minat dan kebutuhan anak.
3. Seluruh kegiatan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih
lama.
4. Pembelajaran tematik dapat menumbuhkembangkan ketrampilan berpikirsiswa.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering
ditemui siswa dalam lingkunganya.
6. Menumbuhkembangkan ketrampilan social siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi,
dan respek terhadap gagasan orang lain.
Kelemahan pembelajaran tematik menurut udin Saud dkk (2006) kelemahan-kelemahannya
sebagai berikut :
1. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru yang
memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan metodologik
yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas
dan mengembangkan materi. Tanpa adanya kemampuan diatas, pelaksanaan pembelajaran
tematik sulit diwujudkan.
2. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk

mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relative
baik baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut karena model
pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik(memjiwai),
kemampuan asosiatif(menghubung-hubungkan) dan kamampuan eksploratif dan elaboratif
(menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak dimiliki siswa, maka maka pelaksanaan
model tersebut sulit diterapkan
3. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan
bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna seperti yang dapat
menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan wawasan dan pengetahuan
yang diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi maka akan sulit
menerapkan model pembelajaran tersebut.
4. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang
terbuka untuk pengembangannya.
5. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan
system penilaian dan pengukuran (objek, indicator, dan prosedur)yang terpadu.
6. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran, pembelajaran tematik cenderung
mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran.
F. MANFAAT PEMBELAJARAN TEMATIK
1. Dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan karena
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan
2. Siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih
berperan sebagai sarana atau alat dari pada tujuan akhir itu sendiri.
3. pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf kecakapan berfikir siswa.
4. kemungkinan pembelajaran yang terpisah-pisah sedikit sekali terjadi, karena siswa
dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih tematik.
5. pembelajran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga dapat
mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran (transfer of learning).
6. Dengan pemanduan pembelajaran antar mata pelajaran diharapkan penguasan matri
pembelajaran akan semakin meningkat.
7. pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk pendekatan
menyeluruh pembelajaran terhadap ilmu pengetahuan.
8. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dan diperbaiki.
9. Pembelajaran tematik membantu menciptakan struktur kognitif.
10. melalui pembelajaran tematik terjadi kerjasama yang lebuh meningakatantara para guru,
para siswa, guru-siswa dan siswa-orang/nara sumber lain;belajar menjadi lebih
menyenangkan, belajar dalam situasi lebih nyata dan dalam konteks yang bermakna.
BAB III
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATI
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap
kebermaknaan belajar bagi siswa. Pengalaman belajar yang menunjukan keterkaitan unsureunsur konseptual menjadikan pembelajaran lebih efektif.
Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan nyata
hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran tematik(terpadu) (William dalam Udin
Saud, 2006).
Ditinjau dari cara memadukan konsep, keterampilan, topic dan unit tematisnya,
Forgaty(1991) mengemukakan bahwa ada sepuluh cara atau modeldalam merencanakan
pembelajaran tematik :

1. Model penggalan ( fragmented ) memisah-misahkan disiplin ilmu atas mata pelajaran-mata


pelajaran, seperti matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan sebagainya.
2. Model keterhubungan (Connected) dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelaaajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
3. Model sarang (Nested) merupakan pemaduan bentuk penguasaan konsep ketrampilan
melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
4. Model urutan / rangkaian (Sequenced) merupakan model pemaduan topic-topik antar mata
pelajaran yang berbeda secara pararel.
5. Model bagian (Shared) merupakan pemaduan pembelajaran akibat
adanyaoverlappingkonsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
6. Model jarring laba-laba (Webbed) model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai
pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran.
7. Model galur (Thereaded) merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan.
8. Model ketematikan (Integrated) merupakan pemaduan sejumlah topic dari mata pelajaran
yang berbeda, tetapi esensinyasama dalam sebuah topic tertentu.
9. Model celupan (Immerrsed) model ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring
dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan pemakaiannya.
10. Model jaringan (Networked) merupakan model pemaduan pembelajaran yang
mengandalkan kemungkinan, pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun
tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakanstudy lapangandalam situasi,
kondisi maupun konteks yang berbeda-beda.
BAB IV
KESIMPULAN
Model pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang menunjukan kaitan
unsure-unsur konseptual baik didalam maupun antar mata pelajaran, untuk memberi peluang
bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan untuk memberikan pengalaman yang bermakna
bagi anak.
Pembelajaran tematik sebagai pendekatan baru merupakan seperangkat wawasan dan aktifitas
berpikir dalam merancang butur-butir pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema,
topic maupun pemahaman dan ketrampilan yang diperoleh siswa sebagai pembelajaran secara
utuh dan padu. Atau dengan pengertian lain pembelajaran tematik adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menghubungkan, merakit atau menghubungkan sejumlah konsep dari
berbagai mata pelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian untuk
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan siswa secara stimulan.

Share this:

Twitter

Facebook7

Terkait
Jenis Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini

Perkembangan kognitif melalui permainandalam "perkembangan kognitif"


contoh RPPH RA Al-Wasiat
Entri ini ditulis dalam Uncategorized oleh uukurniawati. Buat penanda ke permalink.

13 thoughts on KONSEP DASAR


PEMBELAJARAN TEMATIK

1.

tarolik.spd pada Oktober 6, 2013 pukul 01:49 berkata:


terimakasih atas tulisannya, bisa menambah wawasan tentang pembelajaran
.
Balas

2.

mengasah keterampilan bahasa indonesia pada Desember 31, 2013 pukul


11:03 berkata:
Reblogged this on MENGASAH KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA.
Balas

3.

Pengertian Konsep pembelajaran pada Mei 11, 2014 pukul 15:29 berkata:
numpang copas ya gan.. artikel ini akan saya jadikan sebuah bahan tugas terima kasih
Balas

uukurniawati pada Juni 23, 2014 pukul 21:31 berkata:


sama-sama
Balas

uukurniawati pada Agustus 9, 2014 pukul 06:31 berkata:

oke, semoga ada manfaatnya


Balas

4.

ajid pada Juni 22, 2014 pukul 05:43 berkata:


trrimakassih,
Balas

5. Ping balik: Model Soal Evaluasi Pembelajaran Tematik K-13, boleh Terpisah atau
Gabungan? | Blognya bang fajar

6.

Ahmad Rw pada Oktober 6, 2014 pukul 16:44 berkata:


jadi lebih mengerti setelah saya membaca artikel ini, kebetulan anak saya baru kelas
satu sd. tq
Balas

7.

novia pada Oktober 12, 2014 pukul 17:47 berkata:


referensinya buku apa ya ini
Balas

uukurniawati pada November 27, 2014 pukul 03:45 berkata:

metode pembelajaran
Balas

8.

Fr Yoseph Bille, CMM pada Oktober 30, 2014 pukul 09:25 berkata:
Terima kasih
Balas

9. Ping balik: KONSEP DASAR PEMBELAJARAN TEMATIK | sintadewi250892


10. Ping balik: PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK DI KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR | krmcustomwordpresscom

Tinggalkan Balasan

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Anda mungkin juga menyukai