Oleh :
Khairiah
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. -Ing. Mitra Djamal
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu benda bila dialiri listrik maka benda tersebut akan memiliki muatan
listrik. Pada setiap titik di sekitar benda yang bermuatan listrik terdapat suatu
medan listrik. Medan listrik di sekitar muatan listrik positif akan menjauhi muatan
tersebut, sedangkan di sekitar muatan listrik negatif arah medan menuju
muatannya. Salah satu instrumentasi untuk menghasilkan medan listrik adalah
kapasitor plat sejajar yang diletakan terpisah secara sejajar. Untuk menghasilkan
suatu medan listrik yang lebih kuat, maka jarak antar plat harus dibuat lebih kecil
daripada luas plat (Wangsness, 1986).
Kemampuan kapasitor dalam menyimpan suatu muatan listrik disebut
kapasitansi. Pada umumnya, nilai kapasitansi sebuah kapasitor ditentukan oleh
bahan dielektrik yang digunakan. Air merupakan salah satu bahan dielektrik yang
apabila diletakan diantara dua plat kapasitor keping sejajar akan mempengaruhi
nilai kapasitansi dari kapasitor tersebut. Penelitian analisis sensor kapasitif
sebelumnya yang telah dilakukan oleh A. Nawawi (2011) menggunakan plat seng
untuk mengukur derajat keasaman menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal
jembatan schering. Alat tersebut terdiri dari sensor kapasitif dan rangkaian
pengkondisi sinyal jembatan schering, sebagai pendeteksi nilai kapasitansi
dielektrik (larutan asam) dengan keluaran berupa tegangan. Namun, alat yang
dihasilkan masih memiliki kelemahan yaitu untuk derajat keasaman yang tinggi,
alat belum berfungsi dengan baik.
Kadar keasaman merupakan salah satu parameter fisika yang harus dipantau
untuk menjaga kualitas suatu air. Untuk itu diperlukan suatu alat ukur untuk
menentukan tingkat keasaman air tersebut. Tingkat keasaman berhubungan erat
dengan konduktivitas dan tekanan osmotik air. Pada kebanyakan peralatan yang
ada saat ini, pengukuran tingkat keasaman dilakukan berdasarkan pada hasil
pengukuran konduktivitas. Pengukuran konduktivitas larutan adalah pengukuran
kemampuan larutan untuk membawa arus listrik. Konduktivitas dari larutan
bergantung pada jumlah ion dan mobilitas ion di dalam larutan. Kekuatan
konduktivitas larutan dinyatakan melalui pergerakan ion-ion di dalam medan
listrik. Jika jumlah ion meningkat, maka aliran arus di dalam larutan juga
meningkat (Kuswandi.B, dkk, 2001).
Dari latar belakang tersebut maka kami merancang dan membuat suatu alat
ukur tingkat keasaman suatu air menggunakan prinsip pengukuran konduktivitas
yang terintegrasi dengan Jembatan Schering sebagai pengkondisi sinyal berbasis
mikrokontroler AT89C51 dan hasil pengukuran kadar keasaman air tersebut
diperoleh melalui interface (antarmuka) port serial dan diproses dengan software
(perangkat lunak) visual basic, sehingga dapat ditampilkan pada komputer.
I.2 Tujuan
1) Merancang dan merealisasikan alat ukur kadar keasaman air menggunakan
sensor plat tembaga.
2) Menguji sensitifitas sensor plat tembaga yang dirancang untuk mengukur
kadar keasaman suatu larutan.
II. TEORI DASAR
II.1
keasaman atau kebasa-an yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
logaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut, ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional. pH diukur dengan menggunakan skala pH antara 0
hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai
nilai pH 7 hingga 14.
Sejarah pengukuran kadar keasaman cairan secara elektris dimulai pada
tahun 1906 ketika Max Cremer. Di dalam studinya tentang hubungan cairan
(interaksi antara zat cair dan zat padat) dan ditemukan ternyata hubungan antara
cairan bisa dipelajari dengan bertiupnya suatu gelembung dari kaca tipis satu
cairan yang di tempatkan di dalam dan di luar. Itu membuat suatu tegangan
elektrik yang bisa diukur. Gagasan ini telah diambil lebih lanjut oleh Fritz Haber
Asam
Netral
Basa
p
H
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
[H+ ] (mol/L)
0
0.1
0.01
0.001
0.0001
0.00001
0.000001
0.0000001
0.00000001
0.000000001
0.0000000001
0.00000000001
0.000000000001
0.0000000000001
0.0000000000000
1
[OH-] (mol/L)
0.0000000000000
1
0.0000000000001
0.000000000001
0.00000000001
0.0000000001
0.000000001
0.00000001
0.0000001
0.000001
0.00001
0.0001
0.001
0.01
0.1
0
Indikator Keasaman
Salah satu indikator keasaman buatan yang saat ini masih digunakan adalah
kertas lakmus. Lakmus adalah suatu kertas dari bahan kimia yang akan berubah
warna jika dicelupkan kedalam larutan asam/basa. Warna yang dihasilkan sangat
dipengaruhi oleh kadar pH dalam larutan yang ada. Semua asam dan basa
mempunyai sifat sifat tertentu, tidak semua asam mempunyai sifat yang sama
demikian juga pada basa. Kita juga sudah mengenal bahwa asam terbagi menjadi
dua yaitu asam lemah dan asam kuat, demikian juga basa, ada basa kuat dan basa
lemah. Kekuatan asam atau basa tergantung dari bagaimana suatu senyawa
diuraikan dalam pembentukan ion-ion jika senyawa tersebut dalam air. Asam atau
basa juga bersifat elektrolit, daya hantar larutan elektrolit bergantung pada
konsentrasi ion-ion dalam larutan. Elektrolit kuat jika dapat terionisasi secara
sempurna sehingga konsentrasi ion relatif besar, elektrolit lemah jika hanya
sebagian kecil saja yang dapat terionisasi, sehingga konsentrasi ion relatif sedikit.
(http://wikipedia.com/kertas-lakmus.html)
II.3
No.
Kertas Lakmus
1
2
Merah
Biru
Dalam Larutan
Asam
Netral
Basa
merah
merah
biru
merah
biru
biru
(1)
E
Z1 Z 3
(2)
dan
I2
E
Z2 Z4
(3)
Z1Z 4 Z 2 Z 3
(4)
atau jika menggunakan admitasi sebagai pengganti impedansi, maka:
Y1Y4 Y2Y3
(5)
Persamaan (4) adalah persamaan umum untuk kesetimbangan arus bolak-balik
dan persamaan (5) digunakan bila terdapat komponen-komponen paralel dalam
lengan-lengan jembatan.
II.4 Rangkaian Jembatan Schering
Rangkaian jembatan schering merupakan salah satu rangkaian jembatan
arus bolak balik yang dipakai secara luas untuk pengukuran kapasitansi. Sebuah
rangkaian jembatan schering ditunjukan pada gambar 4 berikut.
Z x Z 2 Z 3Y1
(6)
Sesuai dengan gambar 5, maka dapat diketahui :
Z x Rx
j
C x
(7)
Z 2 R2
Z3
(8)
j
C3
(9)
Dimana Y1 adalah nilai admitansi dari kombinasi paralel sesuai dengan persamaan
(5), maka dapat diketahui bahwa:
Y1
1
Z1
(10)
dengan,
Z1
1
1 / R1 1 / jXC1
(11)
Z1
1
1
R1 jXC1
(12)
Y1
1
jC1
R1
(13)
Sehingga dengan memasukan persamaan (7), (8), (9), dan (13) kedalam
persamaan umum (12) akan didapatkan:
Rx
j
j
R2
Cs
C
3
jC1
R1
(14)
Rx
RC
jR2
j
2 1
Cs
C3
C 3 R1
(15)
Rx R2
C1
C3
(16)
Cx C 3
R1
R2
(17)
III.
METODE PERANCANGAN
III.1 Alat dan Bahan
a. Alat :
1) Solder dan penyedot timah untuk membuat rangkaian alat.
2) Multimeter untuk melakukan pengukuran tegangan, arus, dan
hambatan.
3) Papan PCB (Printed Circuit Board) sebagai tempat jalur komponen.
4) pH meter digital tipe SevenCompact, untuk uji alat.
b. Bahan :
Bahan (sampel) yang digunakan untuk pengujian alat ukur ini adalah
larutan asam asetat (asam cuka) dengan 10 konsentrasi yang berbeda
yaitu, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50%.
c. Komponen untuk jembatan schering sebagai rangkaian pengkondisi
sinyal
1) Resistor (R1 = 10 k, R2 = Potensio max 500 k, R3 = 1 k).
2) Kapasitor (C1 = 10nf, C2 = 100 nf )
3) Sensor kapasitansi plat tembaga(Cu) menggunakan papan PCB polos
dengan luas permukaan (8 x 8) cm2.
4) Papan PCB sebagai papan rangkaian yang digunakan untuk
membuat alat.
5) Trafo (Transformator) CT 2A sebagai penurun tegangan (Step down)
AC 220 V.
d. Komponen untuk rangkaian Penyearah pada rangkaian pengkondisi
sinyal (jembatan schering).
1) Dioda penyearah bridge 6 V, 2A dari tegangan AC, menjadi DC.
2) Elco (Elektrolit Condensator) 470 F ,16 Vdigunakan sebagai
penstabil tegangan.
3) Dioda Zener
e. Komponen untuk rangkaian interface (antar muka) dan display
1) Satu set rangkaian ADC AVR dengan menggunakan mikrokontroller
ATMega8535
2) Satu set display digital dengan dimensi 16 x 2.
III.2 Rancangan Alat
Rancangan alat yang dibuat terdiri beberapa blok rangkaian yaitu sensor
diperoleh nilai tegangan (Vd) yang terbaca pada display sebagai nilai tegangan
pada bahan (asam cuka) yang terpolarisasi.
penyearah dipilih pada port A yaitu kaki a 0 dan gnd (ground), sedangkan display
digital keluaran dipilih pada port C.
IV.2
Pengambilan Data
Suhu
(oC)
Pengolahan Data
berikut ini :
Tabel 4. Hasil pengukuran pH larutan asam
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Konsentras
i Asam (%)
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
1
pH
2,97
2,66
2,56
2,50
2,45
2,41
2,36
2,33
2,31
2,29
Suhu
(oC)
26,4
26,5
26,6
26,6
26,7
26,7
26,8
26,8
26,9
26,9
Pengukuran ke 2
Suhu
pH
(oC)
2,84
26,6
2,68
26,7
2,60
26,7
2,54
26,8
2,48
26,8
2,44
26,8
2,41
26,8
2,37
26,9
2,35
26,9
2,33
27,0
Rata-rata
3
pH
2,84
2,68
2,59
2,52
2,47
2,42
2,39
2,36
2,34
2,32
Suhu
(oC)
26,8
26,9
26,9
27,0
27,0
27,1
27,1
27,1
27,1
27,2
pH
2,88
2,67
2,58
2,52
2,47
2,42
2,39
2,35
2,33
2,31
Suhu
(oC)
26,6
26,7
26,73
26,8
26,83
26,87
26,9
26,93
26,97
27,03
Konsentrasi
Larutan (%)
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Pengukuran
1
2,267 V
3,325 V
3,352 V
3,743 V
3,782 V
3,490 V
3,333 V
3,333 V
3,391 V
3,304 V
Pengukuran
2
2,130 V
3,401 V
3,401 V
3,470 V
3,714 V
3,421 V
3,391 V
4,291 V
4,809 V
4,760 V
Pengukuran
3
2,142 V
3,382 V
3,391 V
3,626 V
3,714 V
3,372 V
4,780 V
4,799 V
4,304 V
4,421 V
RataRata
2,18
3,369
3,381
3,613
3,737
3,428
3,835
4,141
4,168
4,162
Dari tabel di atas jika dibuat suatu kurva hubungan antara konsentrasi
larutan asam dengan tegangan keluaran rata-rata adalah sebagai berikut :
4.5
4
3.5
3
2.5
Tegangan Keluaran (V)
2
1.5
1
0.5
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Konsentrasi Larutan (%)
2
1.5
1
0.5
0
5
10
15
20
25
pH
2,88
2,67
2,58
2,52
2,47
Tegangan (V)
2,18
3,369
3,381
3,613
3,737
3
2.8
pH
2.6
2.4
2.2
2.1800000000000002
3.613
Tegangan (V)
Gambar 12. Kurva hubungan antara pH larutan dengan tegangan.
Dari kurva di atas dapat kita lihat bahwa hubungan antara tegangan
dengan nilai pH larutan berbanding terbalik. Dengan mengambil suatu
garis trendline dari kurva di atas maka kita akan dapatkan persamaan
kurva tersebut sebagai berikut :
3
2.9
2.8
2.7
2.6
2.5
2.4
2.3
2.2
pH
Tegangan (V)
Gambar 13. Garis Trendline dan persamaan yang dihasilkan kurva
Dari garis trendline tersebut didiperoleh persamaan antara tegangan dan
pH larutan asam yaitu :
y = 0,025 x2 0,247 x + 3,09
dimana :
y : pH larutan
x : tegangan keluaran
Dari persamaan inilah yang akan menjadi dasar untuk pemograman di
komputer untuk hasil tampilan pada display.
6. Setelah persamaan didapatkan, maka diukur kembali larutan dengan
langsung menampilkan nilai pH, maka diperoleh perbandingan hasil
pengukuran dengan alat yang telah dibuat dan dengan pH meter di
laboratorium sebagai referensi.
Tabel 7. Pengukuran pH larutan dengan alat yang dirancang
No
.
1
2
3
4
Konsentras
i Asam (%)
5
10
15
20
pH
laruta
n
asam
2,88
2,67
2,58
2,52
Pengukura
n1
Pengukura
n2
Pengukura
n3
Rata
-rata
Erro
r (%)
5
VI.
25
2,47
KESIMPULAN
1. Telah direalisasikan alat pengukur kadar keasaman larutan dengan
menggunakan sensor kapasitif.
2. Diperoleh hubungan antara nilai pH dengan tegangan keluaran pada
jembatan schering adalah berbanding terbalik, yang berarti bahwa
semakin tinggi kadar keasaman larutan, maka semakin tinggi pula
tegangan keluaran yang dihasilkan.
3. Sensor kapasitif plat tembaga yang dibuat hanya mampu mengukur
kadar keasaman larutan sampai konsentrasi 25 %.
VII.
REFERENSI
LAMPIRAN
1. Listing Program utama dengan menggunakan bahasa C pada software
CodeVision AVR :
while (1)
{
x=(unsigned int)(((float)read_adc(0)*10)/1.023);
y= 0.25*x*x + 0.247*x + 3.09;
lcd_clear();
if (x >= 1000)
{a=x/1000;
b=x%1000;}
else
{a=0;
b=x;}
lcd_gotoxy(0,0);
sprintf(LCDString,"Volt: %d,%d V",a,b);
//(unsigned int)(((float)read_adc(0)*10)/1.023));
if (y >= 10000)
{c=y/10000;
d=y%10000;}
else
{c=0;
d=y;}
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_puts(LCDString);
lcd_gotoxy(0,1);
sprintf(LCDString,"PH : %d,%d",c,d);
lcd_puts(LCDString);
if (x<=1000)
{delay_ms(100);}
if (x>1000)
{delay_ms(500);}
if (x>1500)
{delay_ms(1000);}
if (x>2000)
{delay_ms(2000);}
if (x>2500)
{delay_ms(3000);}
if (x>3000)
{delay_ms(4000);}
if (x>3500)
{delay_ms(5000);}
if (x>4000)
{delay_ms(6000);}
if (x>4500)
{delay_ms(7000);}
if (x>5000)
{delay_ms(8000);}
2. Dokumentasi