Anda di halaman 1dari 5

Ambisi seorang Robin

-robinAku sudah memasuki tahun keempatku di kampus, tidak terasa mahasiswa


angkatan 2014 akan memasuki kampusku dipertengahan tahun ini. Pertengahan
tahun ini, aku disibukkan dengan kegiatanku sebagai Ketua panitia pagelaran
budaya Lampung di kampusku. Aku bersama Hari dan Amanda membentuk
kepanitiaan untuk mengadakan kepanitiaan terakhir kami di kampus. Hubunganku
dengan Amanda, sempat canggung setelah apa yang terjadi diantara kami, namun
kepanitiaan ini membuat kami kembali dekat sebagai teman dan partner kerja.
Sesungguhnya, acara ini akan diadakan pada semester genap di awal tahun 2014.
Namun, dari pemilihan 3 calon ketua, Amanda, Hari, dan Anto yang diadakan pada
akhir tahun 2013, tidak berhasil terpilih ketua acara pagelaran tersebut. Sehingga
acara tersebut harus ditunda karena belum adanya ketua. UKL pun memilih ketua
Badan Pengurus terlebih dahulu untuk meneruskan kepengurusan yang baru. Untuk
tahun ini, ketua Badan Pengurus UKL akan dipilih dari angkatan 2011.
Pada pemilihan kali ini, aku dan Tio pun maju sebagai rival dalam pertarungan
menuju kursi UKL satu. Perjuangan selama sebulan untuk pemilihan ini dibantu
dengan 3 orang yang tergabung dalam tim penyuksesanku. Mereka adalah Anto
angkatan 2011, Lia angkatan 2012, dan Fatta angkatan 2013. Kami berempat
melakukan perumusan strategi dan visi misi yang akan dibawa olehku dalam
setahun kedepan. Masa-masa pemilihan berjalan cukup lama, persainganku dengan
Tio akan diputuskan dengan suara dari anggota baru UKL pada tahun itu, angkatan
2013.

Posisiku

yang

selama

masa

orientasi

terkenal

galak,

sesungguhnya

memberikan kekurangan tersendiri. Angkatan baru, cenderung lebih dekat dengan


Tio yang selama masa orientasi, bertugas sebagai pelatih tari dan mentor.
Setelah menjalani 3 kali unjuk dengar, aku pun harus puas dengan hasil yang
terjadi. Tio berhasil mengungguliku dalam hal perolehan suara, aku kalah dengan
selisih 25 suara. Aku pun mengakui kekalahanku dan memberikan selamat ke Tio,
yang berhasil menjadi ketua UKL selanjutnya, meneruskan kak Udin yang menjabat
sebelumnya. Selamat Tio, semoga UKL bisa menjadi lebih baik lagi di masa
kepemimpinanmu!

~~~~~~~~~~~~~~
Dengan hasil seperti itu, aku cukup merasa sedih dan terpukul. Aku yang sudah
banyak menghabiskan waktuku di UKL, ternyata gagal atas kesempatanku yang
ingin berkontribusi lebih. Kesedihanku pun perlahan sirna, ketika saat itu aku dekat
dengan Rina Pujakesuma. Seolah tahu akan kesedihanku, kak Momo pun mengatur
pertemuan kami berdua setelah aku gagal menjadi ketua UKL. Kesedihanku
perlahan hilang ketika menghabiskan waktuku bersama Rina. Aku pun yang sempat
jauh dari Rina semenjak dia berpacaran, mengetahui bahwa dia sudah putus saat
itu. Kesempatan ini tidak aku lewatkan, dengan mencoba mendekati Rina dengan
serius.
Walaupun hanya dekat beberapa hari, aku sangat gembira saat bersamanya. Dia
mengalihkan kesedihanku dengan sifat ceria yang membuatku jatuh hati padanya.
Walaupun aku sadar dengan sepenuh hati, dia belum tentu suka juga terhadapku.
Tapi pengalih perhatian itu berhasil, kekecewaanku pun berangsur hilang. Aku lebih
fokus untuk dekat dengan Rina dibandingkan memikirkan UKL. Karena pada
dasarnya, setiap manusia butuh motivasi dari luar untuk melakukan sesuatu. Ketika
target yang ada gagal terwujud, sudah sepantasnya aku sebagai seorang manusia,
mengalihkan fokusku ke hal lain, dalam hal ini, Rina Pujakesuma. Karena gagal
menjadi ketua UKL bukanlah sebuah akhir, tapi justru awal perjalananku melakukan
hal yang lebih besar.
~~~~~~~~~~~~
Setelah gagal bersaing dengan Tio saat pemilihan Ketua UKL pada bulan Januari,
aku sempat menghilang dari UKL yang sudah menjadi rumah keduaku di Bandung.
Aku memutuskan untuk menempatkan diriku di oposisi, dan memilih untuk
menghilang dari UKL. Aku bersama Winni merasa UKL sekarang sudah terlalu kaku
untuk kami. Kepemimpinan Badan Pengurus yang sebelumnya, dirasa Winni
memiliki banyak kekurangan dalam hal komunikasi dan kedekatan, sehingga Winni
juga sudah tidak merasakan kenyamanan di UKL. Masa itu, aku dan Winni banyak
menghabiskan waktu bersama, untuk sekedar berbincang dan membahas hal-hal
yang akan kami rindukan setelah kami jauh dari UKL.

Tio, sebagai ketua Badan Pengurus yang baru, harus membentuk Timnya untuk
memimpin UKL dalam satu tahun kedepan. Setiap tahunnya, Wakil ketua dipilih dari
calon ketua yang kalah dalam pemilihan. Sehingga, tahun ini Tio berusaha
merekrutku untuk menjadi wakil ketua mendampinginya di kepengurusan kali ini.
rob, mau jadi wakil ketua gak? ajak Tio
gue gak tertarik, yo. Jawabku
lo tahu sendiri, pas unjuk dengar gue bilang, kalo gue kalah, gue gak mau masuk
BP ujarku
udahlah, bantu-bantu dong disini, UKL butuh lo Rob! ucap Tio
makasih tawarannya, yo. Tapi gue gak tertarik buat masuk BP balasku dengan
menggelengkan kepala
Tio terlihat kecewa dengan penolakan yang kuberikan, meskipun tidak sekecewa
saat dia ditolak wanita. Tapi aku bisa melihat kekecewaan muncul dari wajahnya. Tio
merupakan sosok yang memiliki banyak ide dan ahli sebagai penggagas, dia butuh
seorang wakil yang ahli dalam kemampuan lapangan, hal itu yang Tio lihat ada
pada diriku yang cukup ahli dalam kemampuan lapangan.
Pada akhirnya, Tio memilih Anto sebagai wakilnya. Anto sempat bicara denganku
mengenai keinginanku untuk menjadi wakil ketua.
Rob, beneran gak lo aja yang jadi wakil? Tanya Anto
enggak, gue gak mau masuk BP ujarku dengan wajah yang tegas
gue ditawarin Anto jadi wakil nih, gimana? tanyanya lagi
ya gapapa, bro. sikat aja kesempatannya ujarku
Aku mendukung penuh keputusan Anto untuk menjadi wakil ketua, Anto yang
merupakan sahabat karibku sejak tingkat satu, bukanlah tipe orang yang ingin
menyibukkan dirinya dengan kepemimpinan. Sehingga ketika dia mau menjadi
wakil ketua, aku sebagai sahabatnya mendukung penuh keputusannya.

Waktu pun berlalu dengan cepat, Tio akhirnya berhasil mengumpulkan orang-orang
yang akan masuk kedalam tim luar biasanya untuk memimpin UKL selama setahun
kedepan. Hingga tiba saatnya pelantikan Badan Pengurus Tio yang bertepatan
dengan malam keakraban UKL pada akhir Februari 2014. Pada pelantikan ini, Tio
akan

mengenalkan

para

Kepala

departemen

dan

ketua

divisi

yang

akan

bekerjasama memimpin UKL selama setahun kedepan. Sehari sebelum acara,


angkatan 2011 mengadakan malam keakraban angkatan terlebih dahulu di area
yang sama, Villa Istana Bunga.
Di malam keakraban ini, aku bersama dengan teman-teman anggota UKL 2011,
bersenang-senang sekaligus mengingat masa-masa indah yang lalu. Kami bermain
beberapa permainan, memasak, bernyanyi, hingga tertawa bersama. Semua hal
dari mengenang keseruan masa lalu, hingga pembicaraan serius tentang pribadi
masing-masing. Ikatan kami sesama 2011, begitu terasa malam itu. Begitu banyak
canda tawa, sekaligus rasa takut. Rasa takut akan kerinduan yang sebentar lagi
datang, rindu akan perjumpaan yang akan semakin jarang dilakukan ketika kami
sebentar lagi akan memasuki tahun keempat kami di kampus tercinta.
Kegiatan selama 2 hari 1 malam itu, berakhir dengan keluh kesah kami tentang satu
sama lain. 3 tahun bersama, tidak membuat kami dekat dengan masing-masing
individu di angkatan. Perasaan itu muncul ketika diakhir acara sebelum kami
berpisah, kami mengutarakan perasaan terhadap masing-masing individu. Mulai
dari harapan, pesan, dan impresi kepada pribadi-pribadi di angkatan. Kedekatan
kami sudahlah seperti keluarga, sehingga ketika yang lain memiliki mimpi besar,
saat itulah kami akan berusaha untuk membantu mewujudkannya.
Setelah acara selesai, Tio mengajak yang lain untuk ikut serta pada acara malam
keakraban UKL yang diadakan pada sore itu. Selain itu, dia mengajak angkatan
kami untuk membantunya membangun UKL di masa kepengurusannya kali ini. Hal
lain yang dia sampaikan adalah mimpinya untuk mengadakan acara pagelaran
budaya untuk kali kedua, setelah dua tahun lalu acara tersebut diadakan dan belum
berhasil di laksanakan kembali.
Momen ini lah yang membuatku berfikir, apakah aku harus kembali ke UKL untuk
membantu Tio mengadakan acara pagelaran? Ketertarikan ini hanya sekedar
pemikiran liarku, karena aku rasa ini adalah ranah Amanda dan Hari sebagai calon

ketua sebelumnya untuk mengadakan acara ini. Amanda dan Hari tidak bergeming
dengan tawaran terbuka Tio kali ini. Menurutku itu adalah hal yang wajar, Amanda
sudah disibukkan dengan kegiatannya di jurusan, dan Hari akan menjadi badan
pengurus di Himpunan jurusannya. Sehingga kegiatan UKL ini menurut kami, sudah
sepantasnya diemban oleh angkatan 2012, sebagai penerus UKL.
~~~~~~~~~~~~~~~~
Kepemimpinan Tio pun dimulai setelah peresmian badan pengurusnya, yaitu saat
malam keakraban UKL yang diadakan tepat setelah acara angkatan kami.

Anda mungkin juga menyukai