Anda di halaman 1dari 9

HUKUM PERUNDANG-UNDANGAN

TUGAS 12 (PARTISIPASI MASYARAKAT)

KELOMPOK 4

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

FARIZKY ARIF PRAZADA


I WAYAN WIRAKARSA
A. M. PRABU C. B.
ABDUL FATAH
ABRAM YOSSI GINTING
ACHMAD GAMA HARIS
ACHMAD NAZIR T.
ADELIA MONICA B.
ADINDA AKHSANAL V.
ADIS PUSPITA NINGTYAS

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
KATA PENGANTAR

1312011362
1312011363
1412011001
1412011002
1412011003
1412011005
1412011006
1412011007
1412011010
1412011011

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Partisipasi
Masyarakat. Makalah ini kami susun untuk memenuhi kewajiban tugas dalam mata
kuliah Hukum Perundang-Undangan dengan dosen pengajar Ade Arif Firmansyah, S.H.,
M.H.
Di dalam makalah ini dipaparkan mengenai apa yang dimaksud harmonisasi dan
disharmonisasi peraturan perundang undangan dan dampaknya terhadap penerapan
peraturan perundang-undangan itu sendiri. Kami sangat berharap makalah ini dapat
dipahami bagi pembacanya dan berguna bagi pembacanya.Kami juga menyadari secara
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan.
Oleh karena itu, sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan. Untuk itu juga kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Bandar Lampung, Desember 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Bentuk Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pembentukan Peraturan PerundangUndangan..................................................................................................................2
B. Bentuk Pengaturan Mengenai Partisipasi Masyarakat Di Dalam

Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan...............................................................................3
C. Manfaat Dari Adanya Partisipasi Masyarakat Di Dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan................................................................................................4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keikutsertaan masyarakat di dalam makna partisipasi masyarakat sendiri adalah
sebagai suatu wadah dalam memberika kesempatan kepada masyarakat untuk
melakukan berbagai prakarsa dalam mengusulkan dan memberikan masukan untuk
mengatur atau memberikan kepada masyarakat untuk menilai dan memberikan
pendapat atas berbagai kebijakan negara atau pemerintah di dalam peraturan
perundang-undangan.1 Sehingga dari hal tersebut, masyarakat akan lebih berperan
dalam proses pembangungan atau penegakkan hukum melalui mekanisme dari
bawah ke atas, dengan pendekatan yang memperlakukan manusia sebagai subjek
dan bukan sebagai objek pembangunan.
Dari partisipasi masyarakat ini, diharapkan masyarakat dapat memiliki insiatif
sendiri untuk ikut serta dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan
dengan cara mengikuti beberapa kegiatan, seperti debat publik, rapat umum, surat
terbuka di media massa, dan surat yang ditujukan kepada alat kelengkapan yang
bertugas membahas rancangan peraturan perundang-undangan. Masyarakat dalam
berpartisipasi di dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dikhususkan
ke dalam beberapa bagian, yaitu sebelum tahap legislatif, tahap legislatif, dan
sesudah tahap legislatif dimana ketiga bentuk tersebut jelas berbeda di dalam
penerapannya. Sehingga dari pembahasan tersebut, bentuk partisipasi masyarakat
dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan harus disesuaikan
dengan tahap-tahap yang sedang dijalankan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam proses pembentukan peraturan
perundang-undangan?
2. Bagaimana bentuk pengaturan mengenai partisipasi masyarakat di dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan?
3. Apa manfaat dari adanya partisipasi masyarakat di dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan?
BAB II
1 Armen Yasir, Hukum Perundang-Undangan, (Bandar Lampung: PKKPUU Fakultas Hukum
Unila, 2015), hlm. 162.

PEMBAHASAN
A. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Proses Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan
Secara umum, partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat yang tidak
memegang kekuasaan apapun dalam memengaruhi proses pembentukan isi
kebijakan publik dan ikut menentukan pembuatan dan pelaksanaan kebijakan
publik.2 Menurut Adnan Buyung Nasution dalam demokrasi Pancasila, sistem
pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan persetujuan
rakyat. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat mutlak, tetapi
harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. Dalam demokrasi Pancasila,
keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup bangsa
Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada dominasi
mayoritas atau minoritas.3
Konsep partisipasi terkait dengan konsep demokrasi, sebagaimana dikemukakan
oleh Philipus M. Hadjon bahwa sekitar tahun 1960-an muncul suatu konsep
demokrasi yang disebut demokrasi partisipasi.4 Dalam konsep ini rakyat mempunyai
hak untuk ikut memutuskan dalam proses pengambilan keputusan pemerintahan.
Dalam konsep demokrasi, asas keterbukaan atau partisipasi merupakan salah satu
syarat minimum, sebagaimana dikemukakan oleh Burkens dalam buku yang
berjudul Beginselen van de democratische rechsstaat bahwa:5
1. Pada dasarnya setiap orang mempunyai hak yang sama dalam pemilihan yang
bebas dan rahasia;
2. Pada dasarnya setiap orang mempunyai hak untuk dipilih;
3. Setiap orang mempunyai hak-hak politik berupa hak atas kebebasan berpendapat
dan berkumpul;
4. Badan perwakilan rakyat mempengaruhi pengambilan keputusan melalui sarana
(mede) beslissing-recht (hak untuk ikut memutuskan dan atau melalui

2 Armen Yasir, Op.Cit., hlm. 162.


3 Yudi Latif, Pengembangan Karakter Secara Partisipatif, (Jakarta: Adya Bhakti, 2011),
halaman 383.
4 Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia, Surabaya : PT Bina Ilmu,
hlm. 7.

5 Ibid., hlm. 21.

wewenang pengawas; 5. Asas keterbukaan dalam pengambilan keputusan dan


sifat keputusan yang terbuka; 6. Dihormatinya hak-hak kaum minoritas.
Dengan adanya partisipasi masyarakat ini, pembentukan peraturan perundangundangan diharapkan dapat berjalan sesuai dengan ketentuan dan memberikan
kuasa untuk meningkatkan fungsinya masing-masing.6
B. Bentuk Pengaturan Mengenai Partisipasi Masyarakat di dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, terdapat satu pasal yang mengatur
tentang partisipasi masyarakat, yaitu pada Pasal 96 yang menyatakan bahwa:7
(1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/ atau tertulis dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan.
(2) Masukan secara lisan dan/ atau tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan melalui:
a. Rapat dengan pendapat umum; b. Kunjungan kerja; c. Sosialisasi; d.
Seminar, lokakarya, dan/ atau diskusi.
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang perseorangan
atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atau substansi rancangan
peraturan perundang-undangan. Dalam penjelasan ayat ini dinyatakan bahwa
termasuk kelompok orang, antara lain kelompok/ organisasi masyarakat,
kelompok profesi, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat adat.
(4) Untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan secara lisan dan/
atau tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), setiap rancangan peraturan
perundang-undangan harus dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Ketentuan yang diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 diatur juga dalam Pasal 90
Permendagri No. 53 Tahun 2011 untuk pembentukan peraturan daerah, peraturan
kepala daerah dan/ atau peraturan bersama kepala daerah. Dari bunyi pasal 53 UU
Nomor 10 Tahun 2004 dan pasal l39 ayat (1) UU Nomor 32 Tahun 2004, serta
Penjelasannya dapat diketahui bahwa:8
6 Chigozie Nwagbara, Participate in Legislation, Seahi Publications, April-June 2015, page 82.
7 Armen Yasir, Op.Cit., hlm. 166.
8 Ari Yuliarthini Gandhi, Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Peraturan Daerah,
Kertha Partrika, Volume 33 Nomor 1, Januari 2008, Fakultas Hukum Universitas Udayana, hlm.
2.

1. Masyarakat berhak memberikan masukan dalam rangka penyiapan atau


pembahasan rancangan Perda;
2. Masukan masyarakat tersebut dapat dilakukan secara lisan atau tertulis; dan
3. Hak masyarakat tersebut dilaksanakan sesuaidengan Peraturan Tata Tertib
DPRD.
Dari pengaturan tersebut, dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat dalam
penyusunan Perda merupakan hak masyarakat, yang dapat dilakukan baik dalam
tahap penyiapan maupun tahap pembahasan.9
C. Manfaat

Partisipasi

Masyarakat

Di

Dalam

Pembentukan

Peraturan

Perundang-Undangan
Menurut Sad Dian Utomo, manfaat partisipasi masyarakat dalam pembuatan
kebijakan publik, termasuk dalam pembuatan Perda adalah:10
1. Memberikan landasan yang lebih baik untuk pembuatan kebijakan publik.
2. Memastikan adanya implementasi yang lebih efektif karena warga mengetahui
dan terlibat dalam pembuatan kebijakan publik.
3. Meningkatkan kepercayaan warga kepada eksekutif dan legislatif.11
4. Efisiensi sumber daya, sebab dengan keterlibatan masyarakat dalam pembuatan
kebijakan publik dan mengetahui kebijakan publik, maka sumber daya yang
digunakan dalam sosialisasi kebijakan publik dapat dihemat.
Di dalam konteksnya saat ini, keselarasan partisipasi di dalam sistem peraturan
perundang-undangan sangat diperlukan dalam memulai suatu pembentukan
peraturan perundang-undangan yang baru.12 Adanya subordinasi diantara peraturan
perundang-undangan tersebut adalah dengan tujuan agar masing-masing jenis
peraturan perundang-undangan dapat menjalankan fungsi khusus, kewajiban, dan
tanggung jawab di dalam penerapannya.13

9 Bagir Manan, H., Teori dan Politik Konstitusi, (Yogyakarta : FH UII Press, 2003), hlm. 41.
10 Sad Dian Utomo, Partisipasi Masyarakat dalam Pembuatan Kebijakan, dalam Indra J. Piliang,
Dendi Ramdani, dan Agung Pribadi, Otonomi Daerah: Evaluasi dan Proyeksi, (Jakarta : Penerbit Divisi
Kajian Demokrasi Lokal Yayasan Harkat Bangsa, 2003), hlm. 267.

11 Tomy M. Saragih, Konsep Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Peraturan Daerah


Rencana Detail Tata Ruang Dan Kawasan, Jurnalisasi Vol. 17 No. 3 Bulan Juli-September
2011.
12 Jose Angelo Faria, Future Directions of Societys Participation in Law Reform: Stormy Seas
or Prosperous Voyage, Secretary General, Rev. Dr. Univ. 2009, page 5.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Partisipasi masyarakat tidak hanya sebagai suatu cara dalam membangun
kepercayaan baru pada institusi politik formal yang dibentuk oleh negara maupun
pemerintah. Dari partisipasi masyarakat ini, diharapkan masyarakat dapat memiliki
insiatif sendiri untuk ikut serta dalam proses pembentukan peraturan perundangundangan dengan cara mengikuti beberapa kegiatan, seperti debat publik, rapat
umum, surat terbuka di media massa, dan surat yang ditujukan kepada alat
kelengkapan yang bertugas membahas rancangan peraturan perundang-undangan.
Dari partisipasi masyarakat ini juga, tentunya diharapkan masyarakat daoat
mendapatkan dampak positif dari keberlakuan suatu peraturan perundang-undangan,
yang keikutsertaan tersebut tetap merujuk pada bentuk partisipasi masyarakat dalam
proses pembentukan peraturan perundang-undangan harus disesuaikan dengan
tahap-tahap yang sedang dijalankan.

13 Phineas Mojapelo, The Doctrine of The Separation of Powers, Forum, Vol. 026 No. 1, April
2013, page 37.

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku
Dian, Saad Utomo. 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Pembuatan Kebijakan.
Jakarta: Penerbit Divisi Kajian Demokrasi Lokal Yayasan Harkat Bangsa
Hadjon, Philippus. 1987. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia.
Surabaya : PT Bina Ilmu
Latif, Yudi. 2011. Pengembangan Karakter Secara Partisipatif. Jakarta: Adya
Bhakti
Manan. Bagir. 2003. Teori dan Politik Konstitusi. Yogyakarta : FH UII Press
Yasir, Armen. 2015. Hukum Perundang-Undangan. Bandar Lampung: PKKPUU
Fakultas Hukum Unila
B. Jurnal
Ari Yuliarthini Gandhi, Partisipasi Masyarakat dalam Pembentukan Peraturan
Daerah, Kertha Partrika, Volume 33 Nomor 1, Januari 2008, Fakultas Hukum
Universitas Udayana, hlm. 2.
Chigozie Nwagbara, Participate in Legislation, Seahi Publications, April-June 2015,
page 82.
Tomy M. Saragih,

Konsep Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan

Peraturan Daerah Rencana Detail Tata Ruang Dan Kawasan, Jurnalisasi Vol. 17 No. 3
Bulan Juli-September 2011.
Jose Angelo Faria, Future Directions of Societys Participation in Law Reform:
Stormy Seas or Prosperous Voyage, Secretary General, Rev. Dr. Univ. 2009, page 5.
Phineas Mojapelo, The Doctrine of The Separation of Powers, Forum, Vol. 026
No. 1, April 2013, page 37.

Anda mungkin juga menyukai