Anda di halaman 1dari 5

Penyelesaian Masalah

Masalah yang mirip kehidupan nyata dapat menjadi titik mula bagi belajar. Dalam proses
mengatasi tantangan dunia nyata, para siswa bisa mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan yang yang akan mereka butuhkan setelah lulus kelak. Teknik ini disebut
belajar berbasis masalah, dan teknik ini telah berkembang dari pendidikan kedokteran dan
tersebar di pendidikan dari sekolah dasar keperguruan tinggi.
Masalah bisa berkisar isu-isu yang spesifik, atau masalah terstruktur dimana para siswa bisa
memanfaatkan pengetahuan atau keterampilan spesifik untuk mengatasinya, hingga ke situasi
yang kompleks, atau masalah yang kurang terstruktur yang mengahruskan para siswa untuk
menguji banyak unsur atau komponen dalam usaha memulai menyelesaikannya.
Penyelesaian masalah melibatkan penempatan para siswa dalam peran aktif berhadapan
dengan masalah baru yang ditemukan dalam kehidupan nyata.
Contoh kasus:
Masalah ebola
Para siswa disekolah lanjutan masuk kekelas dan medapat memo di atas meja mereka yang
berbunyi: anda adalah seorang dokter PBB yang bermarkas di Brazzavile, Congo. Ketika
anda tiba dikantor pagi ini, sebuah pesan bertanda mendesak ada diatas meja anda dari
seorang kepala suku di desa yang berjarak 100 mil sebelah barat dari klinik anda.
Pesan itu berbunyi : cepatlah datang. Desa ini telah diserang dengan sesuatu yang belum
pernah ada sebelumnya. dua puluh penduduk desa mengalami demam, diare parah, dan
hilang kesadaran. Empat orang telah mati mengenaskan. Enam belas orang sakit lainnya telah
diasingkan sampai anda dating ke sini. Tolong bantulah!

Setelah diberikan masalah tersebut, para siswa mulai dengan pengetahuan terbatas, tetapi
mulai kolaborasi dengan rekan, penelitian dan konsultasi dengan ahli, mereka
mengembangkan, menjelaskan dan mempertahankan solusi atau posisi mengenai masalah
tersebut. Teknik tersebut menggunakan materi yang berpusat pada masalah dan berdasarkan
kenyataan yang sering kali disajikan oleh media (misalnya, kasus tertulis, situasi berbasis
computer, dan sketsa video). Sebagai bagian dari penyelesian masalah, para siswa

mengunjungi pusat media sekolah dan/ atau mengakses database komputer dan para pakar
konten melalui internet.
Jonassen dan Howland, Moore, dan Marra (2003) telah memperluas gagasan ini dengan
mengajukan bahwa teknologi menjadi rekan intelektual bagi para siswa karena teknologi
melibatkan dan mendukung siswa dalam pembelajaran mereka. Para siswa belajar dengan
teknologi yang merupakan lingkungan dalam melibatkan para siswa menggunkan strategi
belajar kognitif dan kemampuan berpikir kritis. Ketika siswa menggunakan teknologi mereka
mengendalikan bagaimana dan kapan teknologi memberikan informasi yang mereka
butuhkan

Banyak paket peranti lunak computer tersedia untuk menciptakan lingkungan belajar seperti
itu dan membantu para siswa dalam menyususn skemata mereka. Paket peranti lunak seperti
factory deluxe menyediakan masalah rancangan pola spesifik yang permulaanya relative
mudah, tetapi tingkat kesulitannya disesuaikan dengan kemajuan yang dicapai siswa.
Brain Genius Deluxe
Aplikasi Android lainnya yang bisa membantu Anda dalam melatih kemampuan matematis
Anda adalah Brain Genius Deluxe. Melalui aplikasi Android ini Anda diharuskan untuk
menyelesaikan 23 game pelatihan otak dan matematika untuk menunjukkan bahwa otak Anda
mempunyai kemampuan yang lebih besar dari yang Anda bayangkan. Mungkin jumlah 23
permainan tersebut terlihat sedikit, namun tunggu hingga Anda memainkannya sendiri.
Karena setiap test dan permainan yang diberikan pada aplikasi Android Brain Genius Deluxe
ini cukup menantang karena Anda harus berpacu dengan waktu yang ditetapkan.
(teknolagi.com)
Gambar Brain Genius Deluxe

program seperti inspiration, sebuah program pemetaan kognitif, memberikan saran bagi para
siswa untuk mengaitkan informasi dengan kehidupan mereka dan mengubah hubunganhubungan tersebut saat mereka terus menelusurinya lebih lanjut.

Inspiration salah satu

software yang dapat digunakan untuk membuat konsep atau diagram.


Contoh software ispiration

(Sumber : https://sites.google.com)
Program lainnya seperti eZedia , memungkinkan para siswa mempelajari file data yang
dikaitkan dalam cara-cara yang bermakna.
Para pembelajar mengemban lebih banyak tanggung jawab atas belajar mereka saat mereka
ditempatkan dalam peran orang lain yang menghadapi sebuah masalah kehidupan nyata.
guru tidak menyajikan konten, tetapi menyajikan masalah yang membuat para siswa
mempelajari konten sambil menyelesaikan masalah. Melalu pertanyaan guru mendorong dan
menerapkan model pemikiran kritis dan pembentukan penalaran praktis. Guru juga
memasilitasi proses kelompok dan mengawasi belajar individ sambil menjadi pemandu yang
tidak menonjol.
Hasilnya adalah kemampuan menganalisis, penyusunan masalah, penyelesaian masalah dan
berpikir kritis yang lebih berkembang. Pengetahuan kontn dipelajari sehingga siswa dapat
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Hasil-hasil lainnya
meliputi kemampuan belajar kolaboratif dan keterampilan kelompok yang begitu penting
dalam dunia kerja saat ini.

Keuntungan
Keterlibatan. Para siswa secara aktif terlibat dalam pengalaman belajar dunia nyata.
Konteks untuk belajar. Hubungan antara pengetahuan dan keterampilan menjadi jelas.
Tingkat kerumitan. Tingkat kerumitan masalah bisa dikendalikan, dapat
memperkenalkan lebih banyak isu atau tingkatan untuk masalah tersebut seiring
berjalannya waktu.
Keterbatasan
Sulit untuk diciptakan. Menciptakan masalah yang berkualitas untuk pembelajaran
bisa menyulitkan.
Kesesuaian usia. Usia dan tingkat pengalaman para siswa mungkin membutuhkan
lebih banyak kontrol dari guru.
Makan waktu. Menggunakan teknik penyelesaian masalah sebagai strategi pengajaran
bisa sangat makan waktu di dalam ruang kelas.
Membutuhkan menanya ulang. Guru harus menyisihkan waktu tambahan untuk
menanya ulang para siswa tentang apa yang telah mereka pelajari ketika telah
selesai dengan solusi masalah.

Integrasi
Terdapat sejumlah untuk memperkenalkan masalah di ruang kelas. Masalah bisa dirancang
bagi seluruh area konten, mulai dari matematika dan ilmu pengetahuan hingga ilmu sosial
dan sastra.
Masalah terstruktur mudah dibuat. Bisa menggunakan teknologi dan media yang ada untuk
memperkaya masalah yang akan disajikan. Masalah terstruktur-baik para siswa memiliki
pemahaman yang jelas mengenai apa yang mungkin menjadi respon yang tepat. Sebaga
misal, soal cerita matematika sering kali merupakan aplikasi terstrukur dari kemampuan
perhitungan matematika yang telah dikuasai siswa. Masalah yang kurang terstruktur, atau
masalah dengan banyak variabel atau isu-isu tidak terkendali, jauh lebih sulit untuk dibuat.
Dengan adanya masalah yang kurang terstruktur, terdapat lebih dari satu cara untuk
mengatasinya. Sebagai misal, beberapa masalah sains, seperti isu ekologi di masyarakat, bisa
bergantung pada beberapa pendekatan yang berbeda untuk mengatasi satu masalah dasar.
Meskipun pasti terdapat solusi, cara di mana para siswa menghasilkan solusi akan beragam.

Anda mungkin juga menyukai