KEBUTUHAN OKSIGEN
I.
digunakan
pengobatan
dengan
mesin
jantung-paru
tetap sehat.
Tissue oksigen saturasi (St O2) dapat diukur dengan spektroskopi
inframerah dekat . Tissue oksigen saturasi memberikan gambaran
pada ujung jari atau daun telinga, menuju fotodetektor pada sisi lain
dari probe (Welch, 2005).
c. Faktor yang mempengaruhi bacaan saturasi
Kozier (2010) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi
bacaan saturasi :
Hemoglobin (Hb)
Jika Hb tersaturasi penuh dengan O2 walaupun nilai Hb rendah
maka akan menunjukkan nilai normalnya. Misalnya pada klien
dengan anemia memungkinkan nilai SpO2 dalam batas normal.
b. Sirkulasi
Oksimetri tidak akan memberikan bacaan yang akurat jika area
yang di bawah sensor mengalami gangguan sirkulasi.
Aktivitas
Menggigil atau pergerakan yang berlebihan pada area sensor dapat
menggangu pembacaan SpO2 yang akurat
(pernapasan
pulmoner)
mengacu
pada
HB.
3. Transportasi Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O
kapiler ke jaringan tubuh dan CO jaringan tubuh ke kaviler.
Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
5
Hipovolema
Suatu kondisi penurunan volume darah sirkulasi yang diakibatkan
kehilangan cairan ekstraseluler yang terjadi pada kondisi, seperti syok
dan dehidrasi berat.
2. Faktor Perkembangan
a
Bayi Prematur
Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi surfaktan yang masih sedikit
karena kemampuan paru dalam mensintesis surfaktan baru berkembang
pada trimester akhir.
Lansia
Proses penuan yang mengakibatkan perubashan pada fungsi normal
pernapasan, Seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus,
kifosis tulang belakang yang menghambat ekspansi paru.
3. Faktor Perilaku
a
Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih ( obesitas ) dapat menghambat ekspansi
paru, sedangkan malnutrisi berat mengakibatkan pelisutan otot
pernapasan yang akan mengurangi kerja otot pernapasan.
Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolic.
Merokok
Merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh
darah perifer.
4. Faktor Lingkungan
a
Suhu
Faktor suhu ( panas & dingin ) dapat berpengaruh terhadap afinitas /
ketuaan ikatan Hb & oksigen
Kegiatan
Pada dataran tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara
sehingga tekanan oksigen juga ikut turun, Akibatnya orang akan
mengalami peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung.
Polusi
Asap dan debu sering kali menyebabkan sakit kepala, pusing dan
berbagai gangguan pernafasan lain. (Wartonah, Tarwoto. 2006)
6. Emfisema
Merupakan
penyakit
pembengkakan
karena
pembuluh
darahnya
kemasukan udara.
7. Pneumonia
Merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus atau bakteri pada
alveolus
II.
yang
menyebabkan
terjadinya
radang
paru-paru.
di atas.
Riwayat penyakit pernapasan
- apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan
lain-lain ?
- bagaimana frekuensi setiap kejadian?
Riwayat kardiovaskuler
- pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal
ventrikel kanan,dll) atau peredaran darah.
Gaya hidup
4
2.1.2
2.1.3
Pemeriksaan penunjang
- EKG
- Echocardiography
- Kateterisasi jantung
- Angiografi\
2.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas
2.2.1 Definisi
Inspirasi dan ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang adekuat
11
Saran Penggunaan
Selalu gunakan diagnosis paing spesifik untuk pasien yang mempunya
batasan karakteristik utama. Resiko cedera tidak boleh digunakan untuk
pasien mempunya batasan karakteristik atau faktor resiko untuk resiko
aspirasi.
Jika etiologi resiko aspirasi adalam gangguan menelan, kedua diagnosis
tersebut dapat digunakan.
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola napas
II.3.1 Tujuan Kriteria Hasil
Menujukkan pola pernafasan efektif, yang dibuktikan oleh satatus
pernafasan: status ventilasi dan pernafasan yang tidak terganggu:
kepatenan jalan nafas; dan tidak ada penyimpangan tanda vital dari
rentang normal
Menunjukkan status pernafasan: ventilasi tidak terganggu, yang
dibuktikan oleh indicator gangguan sebagai berikut *(sebutkan 1-5:
gangguan ekstrem, berat sedang, ringan, tidak ada gangguan):
Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas
Ekspansi dada simetris
12
Aktivitas Keperawatan
Pengkajian
Pantau adanya pucat sianosis
Pantau efek obat pada status pernafasan
Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di sangkar iga
Kaji kebutuhan inserasi jalan nafas
Observasi da ndokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien
di dalam ruangan
Instruksikan kepada pasien dan keluarga bahwa mereka harus
protocol
Berikan terapi nebulizer ultrasonic dan udara atau oksigen yang
jadwal
Aktivitas lain
Hubungkan and dokumentasikan semua data hasil
pengkajian(misalnya,sensori, suara nafas, pola pernafasan, nilai GDA,
Contoh Lain
Pasien akan:
Batuk efektif
Mengeluarkana sekret secara efektif
Mempunyai jalan nafas yang paten
Pada pemeriksaan auskultasi, memiliki suara nafas yang jernih
Mempunyai irama fan frekuensi pernafasan dalam rentang normal
Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
Mampu mendeskrifsikan rencana untuk perawatan dirumah
Intervensi Keperawatan Dan Rasional
Manajemen Jalan Napas: memfasilitasi kepatenan jalan udara
Pengisapan Jalan Nafas: mengeluarkan sekret dari jalan nafas dan
memasukkan sebuah kateter pengisap ke dalam jalan nafas oral atau
trakea
Kewaspadaan Aspirasi: mencegah atau memilnimalkan faktor resiko
pada pasien yang beresiko mengalami aspirasi
Manajemen Asma: mengidintifikasi, menangani, dan mencegah reaksi
inflamasi/ konstriksi di dalam jalan nafas
Peningkatan Batuk: menigkatkan inhalasi dalam pada pasien yang
memiliki riwayat keturunan mengalami tekanan intratoraksik dan
kompresi parenkim paru yang mendasari untuk pengerahan tenaga dalam
menghembuskan udara
Aktifitas keperawatan
Pengkajian
Kaji dokumentasi hal-hal berikut
Kefektifan pemberian oksigen dan terapi lain
Keefektifan obat resep
15
pendukung (misalnya
berhenti merokok
Instruksikan kepada pasien tentang batuk dan teknik nafas dalam
batuk
Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum,
Aktifitas kolaborasi
peralatan pendukung
Berikan udara/oksigen yang telah dihumidikasi(dilembabkan) sesuai
Aktifitas kolaborasi
16
sekali
Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur, untuk
al.,2003;Drakulovic et al.,1999)
Pengisapan nasofaring atau orofaring untuk mengeluarkan sekret
setiap
Lakukan pengisapan endotrakea atau nasotrakea, jika perlu.
(Hiperoksigenasi dengan amu bag sebelum dan setelah pengisapan
17
jantung,
Aktivitas keperawatan
Pengkajian
Kaji suara paru; frekuensi napas, kedalaman, dan usaha napas; dan
produksi sputum sebagai indicator keefektifan penggunaan alat
penunjang
Pantau saturasi O2 dengan oksimeter
Pantau hasil gas darah(misalnya, kadar PaO2 yang rendah, dan
konfusi)
18
Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan
adanya bunyi tambahan
Pantau status pernafasan dan oksigenasi, sesuai dengan kebutuhan
Pengaturan hemodinamikan (NIC)
Auskultasi bunyi jantung
Pantau dan dokumentasikan frekuensi, irama, dan denyut jantung pantau
adanya edemaperifer, distensi vena jugularis, dan bunyi jantung S3 dan S4
Pantau fungdi alat pacu jantung, jika sesuai
Penyuluhan untuk pasien/keluarga
Jelaskan penggunaan alat bantu yang diperlukan (oksigen,pengisap,
tindakanan lainya
Informasikan kepada pasien dan keluarga alas an pemberian oksigen
Aktivitas Kolaboratif
kecemasan
Lakukan hieiene oral secara teratur
Lakukan tindakan untuk menurunkan konsumsi oksigen (misalnya
keefektifan
pola
pernafasan
dengan
mengkaji
kepatenan
jalan
nafas
dengan
melakukan
obat
Auskultasi suara paru sebelum dan setelah pemberian makan
Pantau tanda-tanda aspirasi selama proses pemberian makan
Verifikasi penempatan slang enteral sebelum pemberian makan dan
obat
Evaluasi tingkat kenyamanan keluarga tentang pemberian makan,
menelan
Instruksikan pada keluarga tentang penggunaan pengisap untuk
mengeluarkan secret
Tinjau bersama pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala aspirasi
serta pencegahannya
Bantu keluarga untuk membuat rencana kedaruratan bila pasien
mengalami aspirasi dirumah
Aktivitas kolaboratif
Laporkan segala perubahan pada warna secret paru yang menyerupai
perawatan dirumah
Kewaspadaan aspirasi (NIC): sarankan konsultasi pada ahli patologi
pengisap secret
Untuk bayi dan anak-anak
Pilih mainan yang sesuai dengan usia tanpa bagian-bagian mainan yang
kecil dan dapat dibongkar pasang, jangan berikan balon kepada anak
Untuk lansia
Individu lansia yang rapuh mugkin memerlukan penatalaksanaan kasus
untuk mempertahankan hidup yang mandiri, lakukan perujukan sesuai
III.
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth.2002. Keperawatan Medikal Bedah. Vol:1. Jakarta:
EGC
NANDA. 2011. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Harahap. 2005. Oksigenasi Dalam Suatu Asuhan Keperawatan. Jurnal
Keperwatan Rufaidah Sumatera Utara Volume 1
22
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori
& Aplikasi dalam praktek. Jakarta: EGC.
Willkinson. Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan.Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran Kozier. Fundamental of Nursing
Tarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses
keperawatan edisi 3. Salemba:Medika.
Carperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan edisi 8, EGC:
Jakarta
Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba
Medika: Jakarta
Buku Ajar Biologi, Hal : 21, Penerbit : Citra Pustaka, Penulis : Ikhsan
Hanafi, S.Pd.
Banjarmasin,
Preseptor Akademik
November 2016
Preceptor Klinik
()
(...)
23