Anda di halaman 1dari 5

Skenario

Farel, seorang apoteker penanggung jawab CV Prambanan menegarai bahwa rendahnya


omset karena strategi pemasaran yang kurang tepat. Dia berencana menyusun rencana
marketing baru, begitu juga desaign promosi atau iklan di radio dan koran.
Rencana marketing :
Tahapan dalam merancang dan merumuskan strategi marketing ialah:
a. Konsumen yang dituju (target consumer)
Tahap pertama dalam perumusan strategi pemasaran yakni dengan menentukan konsumen
yang dituju. Usaha-usaha pemasaran akan lebih berhasil jika hanya ditujukan kepada
konsumen tertentu saja, dan bukannya masyarakat secara keseluruhan.
b.Menentukan keinginan konsumen
Strategi pemasaran yang efektif memerlukan suatu pengetahuan tentang keinginan konsumen
yang ditujukan terhadap manfaat barang.Apabila perusahaan telah menentukan siapa yang
menjadi khalayak konsumennya maka tahap berikutnya adalah menentukan atau mengetahui
apa yang menjadi keinginan konsumen dan harapanya terhadap sebuah produk. Strategi
pemasaran akan berhasil dan penjualan produknya akan terangkat apabila dalam
memproduksi produk, perusahaan terlebih dahulu mencari informasi tentang keinginan calon
pembelinya.
c.Bauran pemasaran/ marketing mix
Marketing mix adalah merupakan sekumpulan variabel-variabel tentang produk, harga,
distribusi dan promosi dan merupakan variabel kebijakan dalam bauran pemasaran. Bauran
pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk
karakteristik barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan menjadi 4P (Product, Price,
Promotion dan Place)
1 Produk (Produk)
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan produk merupakan
sebuah kebijakan yang diambil oleh perusahaan di dalam menyediakan barang atau jasa
yangsesuai dengan kebutuhan dan permintaan konsumen.
2 Harga (Price)
Kebijakan harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga,
struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga antara berbagai kelompok

pelanggan. Kebijakan mengenai harga jual harus disesuaikam berdasarkan seberapa besar
konsumen mampu dan bersedia membayar barang atau jasa, hal ini harus disesuaikan juga
dengan besaran daya beli konsumen sasaran produk..
3 Distribusi (Place)
Kebijakan mengenai distribusi ialah menyangkut cara penyampaian produk ke tangan
konsumen. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan mempertimbangkan kapan dan di mana
produk tersebut bisa diperoleh oleh konsumen ketika konsumen membutuhkannya..
4 Promosi (Promotion)
Kebijakan yang diambil perusahaan dalam menyebarkan informasi mengenai produknya
kepada konsumen, bahwa produk tersebut telah tersedia di pasar dan produk tersebut mampu
memberikan manfaat yang memadai serta mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Sifat
promosi selain yang telah disebutkan di atas yaitu untuk memperkenalkan produk kepada
konsumen, juga dimaksudkan untuk merayu calon konsumen agar tergerak untuk melakukan
tindakan pembelian terhadap produk yang ditawarkan

PERIKLANAN OBAT TRADISIONAL


Iklan obat tradisional secara umum harus mengacu pada "Tata Krama dan Tata Cara
Periklanan Indonesia" dan khusus untuk hal-hal yang bersifat teknis, maka penerapannya
harus didasarkan pada pedoman ini:
1. Obat tradisional dapat diiklankan apabila telah mendapat nomor persetujuan pendaftaran
dari Departemen Kesehatan RI.
2. Iklan Obat tradisional dapat dimuat pada media periklanan setelah rancangan
tersebut mendapat persetujuan dari Departemen Kesehatan RI.
3. Iklan Obat tradisional tidak boleh mendorong penggunaan obat tradisional

iklan

tersebut secara berlebihan.


4. Iklan Obat tradisional tidak boleh diperankan oleh tenaga kesehatan atau
seseorang yang berperan sebagai profesi kesehatan dan atau menggunakan
setting yang beratribut profesi kesehatan atau laboratorium.
5. Informasi mengenai produk obat tradisional dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang
ditetapkan dalam pasal 41 ayat (2) Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
sebagai berikut;
a. Obyektif : harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang
ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan
obat tradisonal yang telah disetujui.
b.Lengkap : harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat dan
kegunaan obat tradisional, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus
diperhatikan, misalnya adanya kontra indikasi, efek samping, pantangan dan lainnya.
c. Tidak menyesatkan: informasi obat tradisional harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta
tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan.Disamping
itu, cara penyajian informasi harus baik dan pantas serta tidak boleh menimbulkan persepsi
khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggunaan obat tradisional yang berlebihan dan
tidak benar.
6. Iklan obat tradisional tidak boleh menggunakan kata-kata: super, ultra,
istimewa, top, tokcer, cespleng, manjur dan kata-kata lain yang semakna
yang menyatakan khasiat dan kegunaan berlebihan atau memberi janji bahwa
obat tradisional tersebut pasti menyembuhkan.
7. Iklan obat tradisonal tidak boleh memuat pernyataan kesembuhan dari
seseorang, anjuran atau rekomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan
dan lain sebagainya.
8. Iklan obat tradisional tidak boleh menawarkan hadiah atau memberikan
pernyataan garansi tentang khasiat dan kegunaan obat tradisonal.
9. Iklan obat tradisional tidak boleh menampilkan adegan, gambar, tanda,
tulisan dan atau suara dan lainnya yang dianggap kurang sopan.
10. Iklan obat tradisional todak boleh mencantumkan gambar simplisia yang

tidak terdapat dalam komposisi obat tradisional yang disetujui.


11. Iklan yang berwujud artikel yang menguraikan tentang hasil penelitian harus benar-benar
berkaitan secara langsung dengan bahan baku (simplisia) atau produknya, dan informasi
tersebut harus mengacu pada hasil penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan.
12. Pada setiap awal iklan obat tradisional dicantumkan identitas kata "JAMU" dalam
lingkaran.
13. Pada setiap akhir iklan obat tradisional harus mencantumkan spot peringatan sebagai
berikut:
BACA ATURAN PAKAI
JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER
Kecuali untuk iklan vitamin spot peringatan perhatian sebagai berikut:
-BACA ATURAN PAKAI
14. Ketentuan minimal yang harus dipenuhi untuk peringatan pada butir (13)
sebagai berikut:
a. Untuk media televisi, spot iklan harus dicantumkan dengan tulisan yang jelas terbaca pada
satu gambar teakhir dengan ukuran minimal 30% dari layar kaca dan ditayangkan minimal 3
detik.
b. Untuk media radio, spot iklan harus dibacakan dengan jelas dengan
nada suara tegas, pada akhir iklan.
c. Untuk media cetak, spot iklan dicantumkan dengan ketentuan sebagai
berikut:
- Tulisan harus jelas terbaca dan terlihat menyolok.
- Huruf yang digunakan harus merupakan huruf kapital, hitam dan tebal
(bold letter)
- Ukuran huruf minimal harus sama dengan huruf body copy
- Diberi kotak tepi hitam
15. Iklan obat tradisional khusus untuk media cetak harus mencantumkan
nomor pendaftaran.

16. Dilarang mengiklankan obat tradisional yang dinyatakan berkhasiat untuk


mengobati atau mencegah penyakit kanker, tuberkolosis, poliomelitis, penyakit kelamin,
impotensi, tiphus, kolera, tekanan darah tinggi, diabetes, lever dan penyakit lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai