Anda di halaman 1dari 8

15 BAHAN ALAMI YANG DAPAT

DIMANFAATKAN SEBAGAI PESTISIDA


ORGANIK
Sobat Kebun | January 8, 2016 | Hama & Penyakit | No Comments

Pestisida Organik
Sumber: homelife.com.au
Hama serta penyakit tanaman memang gemar sekali menyerang kebun dan pekarangan. Baik itu
berupa serangga, ulat, jamur, maupun nematoda dalam tanah. Serangga, terutama belalang
merupakan momok yang paling mengganggu para petani di Indonesia, termasuk kitapara petani
urban. Bagaimana tidak? Tanaman yang telah tumbuh dan berbuah, tiba-tiba bisa rusak gara-gara
hama. Cara membuat pestisida organik
Penyemprotan menggunakan pestisida kimia mungkin bisa sangat membantu untuk mengusir
bahkan membunuh serangga di kebun kita. Namun, pemakaian secara berlebihan justru akan
berdampak buruk bagi lingkungan, dan kesehatan. Oleh karenanya, Sobatkebun kali ini akan
membahas bahan-bahan apa saja yang bisa dijadikan sebagai pestisida organik yang ramah
lingkungan. Mari kita langsung simak tips-tips berikut ini.

1. DAUN DAN BIJI MIMBA


Mimba, atau lebih dikenal dengan sebutan Neem oleh masyarakat dunia, adalah salah satu
tanaman yang ampuh paling untuk mengusir serta membasmi serangga. Tanaman yang memiliki
nama latin Azadirachta indica ini dimanfaatkan daun serta bijinya untuk diekstrak menjadi neem
oil atau ekstrak mimba.
Baca Juga: 7 Jenis Pestisida serta Fungsinya Bagi Tanaman
Ekstrak mimba ini dapat mengusir semut, ulat, telur ngengat, tungau, kepinding, serta belalang.
Selain itu, ekstrak mimba juga bermanfaat untuk mengontrol jamur yang menempel di tanaman.
Cara menggunakannya cukup tumbuk daun maupun biji mimba, rendam dalam air selama semalam,
saring dan masukkan kedalam sprayer, ekstrak mimba siap digunakan.

2. LARUTAN GARAM
Sebenarnya, garam yang ampuh untuk dijadikan sebagai pestisida organik adalah kristal garam
Himalaya yang digadang-gadang sebagai garam tradisional dengan proses pengolahan organik.
Namun, tak ada salahnya untuk mencoba melarutkan garam dapur dalam 1 liter air hangat,
kemudian semprotkan pada tanaman yang terserang hama tungau. Pernah melihat iklan pasta gigi
yang mengandung garam serta daun sirih? Nah! Garam juga mengandung senyawa yang bisa
membunuh kuman serta bakteri.

3. SABUN CUCI PIRING


Gunakan sabun pencuci piring yang mengandung ekstrak lemon maupun ekstrak jeruk nipis.
Caranya cukup mudah, cukup campurkan 3 sendok makan sabun cuci piring kedalam sprayer
berukuran 1 liter. Bisa juga ditambahkan perasan lemon maupun jeruk untuk mempercepat
khasiatnya. Bahan-bahan ini sangat efektif untuk mengusir semut, bekicot, maupun kecoak.

4. KULIT BAWANG MERAH


Sebenarnya bisa juga menggunakan campuran bawang merah dan bawang putih yang ditumbuk.
Namun untuk lebih menghemat, kumpulkan saja kulit bawang merah dan bawang putih. Setelah
dirasa cukup banyak, rendam dengan air selama kira-kira 3 hari dalam wadah tertutup, sampai
larutan berwarna kecokelatan.
Kemudian saring dan semprotkan larutan pada tanaman untuk mengusir ulat dan seranggaserangga kecil. Perlu diperhatikan, ketika membuka wadah tertutup harus hati-hati, karena gas yang
terperangkap di dalam botol bisa menyebabkan suara letupan. Kandungan dalam kulit bawang ini
juga bermanfaat untuk menyuburkan tanaman, serta mempercepat pembentukan akar.

5. MINYAK KAYU PUTIH


Jangan menggunakan minyak kayu putih yang dijual di toko-toko dalam bentuk botolan, karena
harganya mahal. Sebaiknya, belilah minyak kayu putih langsung dari para penyuling dalam bentuk
wadah literan. Atau jika tidak memungkinkan, bisa saja gunakan larutan ektrak daun kayu putih.
Ektsrak kayu putih ini bisa digunakan untuk mengsusir serangga seperti nyamuk dan lalat buah.

6. DAUN SIRSAK
Tak hanya ampuh untuk melawan sel kanker, daun sirsak juga bermanfaat untuk mengusir hama
pada tanaman. Menurut data yang Sobatkebun kutip dari Kementerian Pertanian, daun sirsak
mengandung bahan aktif bernama annonain dan resin. Daun sirsak ini efektif untuk mengendalikan
hama trips, dan jika dicampur dengan tembakau, maka bisa bermanfaat untuk mengendalikan hama
belalang dan ulat.
Caranya cukup tumbuk 100 lembar daun sirsak, dan campurkan dengan 5 liter air. Kemudian
tambahkan dengan 15 gram detergen. Setelahnya, diamkan semalaman dan saring menggunakan
kain, lalu setelahnya, encerkan setiap liter larutan tersebut dengan menggunakan 10 liter air.
Semprotkan pada tanaman yang terkena hama trips.

7. DAUN
ROKOK

TEMBAKAU

KERING

ATAU

Puntung rokok untuk pestisida organik

PUNTUNG

Seperti kita tahu, bahwa tembakau mengandung racun bernama nikotin yang sangat berbahaya
bagi manusia. Namun, nikotin juga merupakan racun yang ampuh untuk mengusir hama pada
tanaman.
Cukup sediakan tembakau kering yang biasa dijual kiloan di pasar-pasar tradisional, ambil sebesar
satu genggaman, dan rendam dalam 2 liter air, kemudian diamkan selama satu malam. Lalu
setelahnya, saring air tembakau dan masukkan kedalam sprayer. Jika kesulitan menemukan
tembakau keringatau ingin lebih berhemat, kumpulkan saja sisa filter-filter rokok yang telah
terpakai dan rendam dalam air. Kemudian saring dan gunakan air rendaman filter rokok tersebut ke
tanaman.

8. UMBI GADUNG
Siapa tak suka gadung? Gadung biasanya dibuat sebagai camilan ringan berbentuk seperti keripik,
dengan bagian dalam berwarna putih. Umbi gadung mentah sebenarnya sangat beracun dan bisa
menyebabkan gatal-gatal pada kulit. Tentu para pembaca pernah mendengar istilah mabuk
gadung bukan? Mabuk gadung adalah kondisi dimana tubuh terasa seperti mabuk, dengan gejala
kepala pusing. Gejala ini disebabkan karena pencucian gadung yang kurang bersih, sehingga
kandungan alkohol, fenol, saponin, dan diosgenin masih menempel dan menyebabkan gejala
keracunan.
Karena gadung mengandung bahan aktif seperti tersebut diatas, maka gadung juga bisa
dimanfaatkan sebagai pestisida dan insektisida organik. Caranya cukup mudah, hanya dengan
menumbuk gadung mentah dan mencampurnya dengan air. Namun tetap harus hati-hati, getah dan
cairan dalam gadung mentah bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit.

9. SERAI
Untuk mencegah perkembangbiakan hama serangga di kebun, tanamlah serai secara menyebar di
kebun Anda. Serai juga bisa dimanfaatkan dengan cara menumbuk pangkal maupun daunnya,
merendamnya dengan air untuk kemudian disemprotkan. Serai mengandung minyak atsiri, dan
bersifat hangat sehingga dapat mengusir ulat pada tanaman kubis, nyamuk, tungau, serta aphids.

10. BUNGA KRISAN


Bunga krisan, atau orang barat biasa menyebutnya dengan chrysanthemum, selain dapat
dimanfaatkan sebagai minuman juga bisa digunakan untuk mengusir hama pada tanaman.
Kandungan dalam bunga krisan adalah pyrethrum yang bermanfaat untuk menyerang sistem saraf
serangga, sehingga membuat mereka kesulitan untuk bergerak. Cara menggungakannya adalah
dengan merebus 100 gram bunga kering kedalam 1 liter air selama 10 menit, kemudian biarkan
hingga dingin, dan masukkan kedalam botol semprot. Larutan ini dapat disimpan hingga 2 bulan.
Untuk hasil yang lebih maksimal, dapat juga ditambahkan larutan mimba.

11. RIMPANG JERINGAU


Rimpang
jeringau
mengandung
bahan
aktif arosone, kalomenol, kalomen, kalameone, metileugenol yang jika dikombinasi dengan bahan
aktif daun sirsak akan efektif mengendalikan hama wereng. Sedangkan tembakau mengandung
bahan aktif nikotin yang jika dikombinasi dengan bahan aktif yang terkandung dalam daun sirsak
akan efektf mengendalikan hama ulat dan belalang.

12. DAUN BABADOTAN

Menurut Kementerian Pertanian, Babadotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tanaman yang
sering dianggap sebagai tumbuhan pengganggu oleh para petani. Di Sumatera, tumbuhan satu ini
dikenal dengan nama daun tombak, dan di Madura dikenal dengan sebutan wedusan. Tanaman ini
dapat tumbuh hingga ketinggian 30-80 cm.
Daun babadotan mengandung senyawa aktif bernama precocene I dan precocene II. Selain itu, juga
mengandung minyak atsiri, saponin, flavanoid, dan polifenol. Senyawa precocene I dan precocene
II dikenal sebagai anti hormon juvenil, yaitu hormon yang digunakan serangga untuk metamorfosis
dan reproduksi, sehingga dapat mengganggu dan membunuh aktivitas sel.

13. SRIKAYA
Bagian yang bisa dimanfaatkan sebagai pestisida organik adalah biji srikaya, buah mentah, dan
daun srikaya. Menurut beberapa penelitian, Srikaya (A. squamosa) mengandung senyawa kimia
annonain yang terdiri atas squamosin dan asimisin yang bersifat racun terhadap serangga. Selain
itu, biji srikaya juga mengandung asitogenin yang berfungsi sebagai zat penghambat makan dan
kontak racun perut terhadap serangga.

14. CABAI
Ada dua macam cara untuk menggunakan cabai sebagai pengusir hama pada tanaman. Yang
pertama, dengan cara memblender campuran cabai, bawang putih, dan air, untuk kemudian
disemprotkan pada tanaman. Kemudian cara yang kedua adalah menaburkan bubuk cabai pada
tanah disekitar tanaman. Cabai dipercaya mampu mengusir hama ulat, serta semut yang seringkali
mengganggu tanaman di pekarangan. Namun tetap berhati-hati, agar tidak sampai terkena mata
maupun kulit, mengingat rasa terbakar yang bakal ditumbulkannya.

15. ALKOHOL
Penggunaan alkohol sebagai pengusir hama memang bukan rahasia umum lagi. Meski bukan
merupakan bahan alami, namun alkohol dapat dengan mudah larut, dan tak banyak meninggalkan
residu pada tanaman. Namun perlu diketahui, bahwa alkohol dapat merusak lapisan pada beberapa
tanaman. Oleh karenanya untuk menghindari efek buruk alkohol, sebaiknya campurlah dengan
menggunakan air secukupnya. Oya, alkohol yang Sobatkebun maksud disini, adalah alkohol yang
digunakan untuk obat luar, yang biasanya berkadar 40%, 70%, sampai 90%.
Jadi, itulah beberapa daun serta bahan-bahan alami yang bisa digunakan sebagai pestisida organik,
maupun insektisida organik. Bahan-bahan ini memang tidak serta merta dapat langsung membunuh
serangga pengganggu seperti yang dilakukan oleh pestisida kimia. Penggunaan pestisida organik
membutuhkan waktu dan kesabaran agar hasilnya bisa terlihat. Semprotkanlah cairan tersebut
setiap dua atau tiga hari sekali, sampai hama dalam tanaman benar-benar hilang. Bukankah setiap
kesabaran yang kita lakukan pasti akan berbuah manis?

Mengenal Pestisida Organik atau Bio-pestisida dan Cara


Pembuatannya
Posted by Dito Aprianto at 10:40 AM Labels: Pertanian

Pestisida alami adalah pestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami, dan mudah didapat. pestisida ini berguna
untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tanpa mengganggu kelestarian lingkungan. sebagai catatan,
pestisida alami ini hanya digunakan bila diperlukan. jangan menyemprotkan pestisida alami ini bila tidak terdapat
hama pada tanaman kita. biarkan tanaman itu sendiri menangkal hama secara alami. salah satu contoh pestisida
alami dari ekstrak tanaman bahan yang digunakan : daun legum / kacang-kacangan yang masih mudah dan Biostarter.
Cara pembuatan Bio-pestisida :
1.

Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan Bio-starter.

2.

Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam.

3.

Setelah 5 hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida. dosis pemakaian adalah 5 ml/ L air.
Beberapa jenis tanaman lain dan manfaatnya sebagai Bio-pestisida alami, dapat anda lihat uraian di bawah ini.
1. Kaliandra

Kandungan : Zat tanin ( getahnya )

Fungsi : insektisida

Bagian yang digunakan : daun dan kulit batang

Sasaran hama/penyakit : Walang

Sifat racun : racun perut


2. Babadotan leutik

Kandungan : minyak terbang

Fungsi : Insektisida

Bagian yang digunakan : cabang dan daun

Organisme hama sasaran : kumbang hama gudang

Sifat racun : anti feedant


3. Bawang Merah. Fungsi :

Insektisida, bagian yang digunakan : daun, umbi. sasaran hama/penyakit : Aedes triseriatus

Fungisida, bagian yang digunakan : daun, umbi. sasaran hama/penyakit : layu leher akar, bercak daun
kering.

Bakterisida, bagian yang digunakan : daun, umbi. sasaran hama/penyakit : bakteri bintil akar.

4. Bawang Putih. Fungsi :


o

Insektisida, bagian yang digunakan : daun, umbi. sasaran hama/penyakit : Aedes triseriatus

Fungisida, bagian yang digunakan : daun, umbi. sasaran hama/penyakit : layu pucuk/petek, bercak kering.

Bakterisida, bagian yang digunakan : daun, umbi. sasaran hama/penyakit : bakteri bintil akar.
5. Lidah Buaya

Fungsi : Fungisida

Bagian yang digunakan : daun ( juice/gel )

Sasaran hama/penyakit : layu leher akar


6. Laos
Fungsi :

Bakterisida, bagian yang digunakan : umbi / rimpang, sasaran hama/penyakit : bakteri bintil akar.

Fungisida, bahan yang digunakan : umbi/rimpang, sasaran hama/penyakit : layu leher akar.
7. Sirsak

Kandungan : buah yang mentah, biji, daun, dan akar : mengandung senyawa annonain, biji mengandung
minyak 42-45%

Fungsi : Insektisida

Bagian yang digunakan : daun, biji, akar

Sasaran hama/penyakit : kutu daun, ulat perusak daun, ulat grayak, dan hama gudang.
8. Sirkaya

Kandungan biji : 42-45% lemak, annonain, dan resin.

Fungsi : Insektisida

Bagian yang digunakan : daun, biji, dan akar

Sasaran hama/penyakit : kutu daun, kupu-kupu ulat sutra, ulat grayak, ulat batang/ penggerek batang.
9. Pinang

Fungsi : Nematisida

Bagian yang digunakan : daun dan biji

Sasaran hama/penyakit : bintil akar

Sifat racun : Narkotika


10. Jukut Lokot Mala

Fungsi : Insektisida

Bagian yang digunakan : daun dan biji

Sasaran hama/penyakit : belalang dan kupu-kupu

Sifat racun : Antifeedant


11. Belimbing Wuluh

Fungsi : Insektisida

Bagian yang digunakan : daun

Sasaran hama/penyakit : bercak coklat

Sifat racun : anti jamur


Demikianlah uraian singkat tentang mengenal Bio-pestisida dan cara pembuatannya. semoga artikel ini bermanfaat
bagi kita semua, terutama para petani yang bisa menggunakan cara ini agar dapat menghemat biaya.

Anda mungkin juga menyukai