Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer
secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program
komputer untuk memperoleh informasi dari database tersebut. Perangkat
lunak yang digunakan untuk mengolah dan mengambil kueri (query) basis
data disebut sistem manajemen basis data.
Pemrosesan basis data sebagai perangkat andalan sangat diperlukan oleh
berbagai institusi dan perusahaan. Dalam pengembangan sistem informasi
diperlukan basis data sebagai media penyimpanan data. Kehadiran basis
data dapat meningkatkan Daya saing perusahaan tersebut. Basis
data dapat mempercepat upaya pelayanan kepada pelanggan, menghasilkan
informasi dengan cepat dan tepat sehingga membantu pengambilan
keputusan untuk segera memutuskan suatu masalah berdasarkan informasi
yang ada. Banyak aplikasi yang dibuat dengan berlandaskan pada basis data
antara lain semua transaksi perbankan, aplikasi pemesanan dan
penjadwalan penerbangan, proses regristasi dan pencatatan data mahasiswa
pada perguruan tinggi, aplikasi pemrosesan penjualan, pembelian dan
pencatatan data barang pada perusahaan dagang, pencatatan data pegawai
beerta akrifitasnya termasuk operasi penggajian pada suatu perusahaan,
dan sebagainya. Beberapa informasi pada perusahaan retail seperti jumlah
penjualan, mencari jumlah stok penjualan, mencari jumlah stok yang
tersedia, barang apa yang paling lakudijual pada bulan ini, dan berapa laba
bersih perusahaan dapat diketahui dengan mudah dengan basis data. Pada
perpustakaan, adanya aplikasi pencarian data buku berdasarkan judul,
pengarang atau kriteria lain dapat mudah dilakukan dengan basis data.
Pencarian data peminjam yang terlambat mengembalikan juga mudah
dilakukan sehingga bisa dibuat aplikasi pembuatan surat berdasarkan
informasi yang tersedia.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Basis Data
Basis data merupakan sumber informasi yang dapat dipakai bersama. Setiap
pemakai membutuhkan pandangan yang berbeda terhadap data yang
disimpan di dalam basis data. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
terdapat arsitektur komersial DBMS yang didasarkan pada perluasan

arsitektur yang disebut sebagai arsitektur ANSI-SPARC. Basis data adalah


tempat kumpulan data. Menurut C.J. Date (1990), terdapat tujuh keuntungan
dengan menggunakan pendekatan basis data, yaitu
* Redundansi dapat dikurangkan (redundancy can be reduced).
* Ketidakkonsistenan dapat dihindari (inconsistency can be avoided (to
some extent)).
* Data dapat dibagikan (the data can be shared).
* Standar-standar dapat diselenggarakan (standards can be enforced).
* Pembatasan keamanan dapat diterapkan (security restrictions can be
applied).
* Integritas dapat dipertahankan (integrity can be maintained).
* Keperluan yang bertentangan dapat diseimbangkan (conflicting
requirements can be balanced).
Basis data memiliki arsitektur :
* Arsitektur:
Struktur, artinya komponen-komponen apa yang ada dalam suatu sistem dan
fungsi masing-masing komponen tersebut, serta bagaimana inter-relasi dan
interaksi antar komponen dalam sistem tersebut.
* Arsitektur Sistem Software:
Spesifikasi dari arsitektur sistem software, menyebutkan bermacam-macam
modul beserta interface dan inter-relasi antar data dan alur kontrol dalam
suatu sistem:
* Programming-in-the-small:
Pengembangan individual modul
* Programming-in-the-large: Pengintegrasian modul-modul menjadi suatu
sistem yang komplit.
* Secara garis besar, basis data memiliki susunan atau arsitektur sebagai
berikut:

DBMS (Data Base Management System): bagian dari perangkat lunak


yang bertanggungjawab dalam create, read, update, delete record atau
mengelola basis data

DDL (Data Definition Language): yang dipakai oleh DBMS untuk secara
fisik menetapkan jenis record, field dan struktur hubungannya

DML (Data Manipulation Language): dipakai untuk membuat, membaca


dan meng-update record dalam basis data, dan melakukan navigasi antara
record-record yang berbeda

Metadata: the data about the data such as record and field
definitions, synonyms, data relationships, validation rules, help messages,

and so forth
* Jadi, Distributed DBMS adalah Large Scale Software System.
* Struktur Ideal (Standard): Segala bentuk sistem mengacu atau
merupakan turunan dari Reference Architecture ini.
* Untuk menciptakan Reference Architecture ini diperlukan standardisasi.
* Contoh: ISO/OSI Model yang merupakan reference architecture dari Wide
Area Computer Networks
* Reference Model (Arsitektur Sistem) dapat dinyatakan berdasarkan 3
pendekatan yang berbeda:
1. Berdasarkan Komponen:
Inter-relasi antar komponen yang masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda-beda.
2.
Berdasarkan Fungsi:
Penyediaan fungsi-fungsi/fasilitas-fasilitas yang dapat memenuhi kebutuhan
user yang berbeda-beda. Strukturnya kebanyakan berbentuk hirarkhi, sesuai
klasifikasi user, contohnya ISO/OSI model.
3.
Berdasarkan Data:
Karena data merupakan sumber daya utama yang di-manage oleh DBMS,
maka pendekatan ini menjadi pilihan yang tepat untuk melangkah lebih jauh
ke proses standardisasi. Penyediaan beberapa tipe data dan arsitektur
sistem ditekankan pada penyediaan fungsi berdasarkan klasifikasinya yang
dapat menggunakan tipe-tipe data pada masing-masing klasifikasi
Arsitektur sistem yang berbasis organisasi data. Menurut ANSI/SPARC,
arsitektur basis data terbagi atas tiga level yaitu :
Tingkat eksternal (external level)
Tingkat eksternal merupakan cara pandang pemakai terhadap basis data.
Pada tingkat ini menggambarkan bagian basis data yang relevan bagi
seorang pemakai tertentu. Tingkat eksternal terdiri dari sejumlah cara
pandang yang berbeda dari sebuah basis data. Masing-masing pemakai
merepresentasikan dalam bentuk yang sudah dikenalnya. Cara pandang
secara eksternal hanya terbatas pada entitas, atribut, dan hubungan antar
entitas (relationship) yang diperlukan saja.
Tingkat konseptual (conceptual level)
Tingkat konseptual merupakan kumpulan cara pandang terhadap basis data.
Pada tingkat ini menggambarkan data yang disimpan dalam basis data dan
hubungan antara datanya. Hal-hal yang digambarkan dalam tingkat
konseptual adalah:
- semua entitas beerta atribut dan hubungannya
- batasan data

- informasi semantic tentang data


- keamanan dan integritas informasi
Semua cara pandang pada tingkat eksternal berupa data yang dibutuhakan
oleh pemakai harus sudah tercakup didalam tingkat konseptual atau dapat
diturunkan dari data yang ada. Deskripsi data dari entitas pada tingkat ini
hanya terdiri dari jenis data dan besarnya atribut tanpa memperhatiakn
besarnya penyimpana dalam ukuran byte.
Tingkat Internal (Internal level)
Tingkat internal merupakan perwujudan basis data dalam computer. Pada
tingakat ini menggambarkan bagaimana basis data disimpan secara fisik
didalam peralatan strorage yang berkaitan erat dengan tempat
penyimpanan/physical storage.
Tingkat internal memperhatikan hal-hal berikut ini:
- Alokasi ruang penyimpana data dan indeks
- Deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk
data elemen)
- Penempatan record
- Penempatan data dan teknik enscryption.
4.
-

Three Views of Data:


External View
tingkat pemakai individu
Struktur data yang terlihat oleh user.
Internal View
representasi tingkat bawah keseluruhan basis data.
Struktur data dalam sistem atau mesin.
Berhubungan erat dengan organisasi data secara fisik.

5.

Lokasi dan mekanisme akses ke data


Conceptual View :
- representasi keseluruhan isi informasi basis data.
- Yang menjembatani, definisi abstrak dari database. Representasi data
dan relasi antar data tanpa memperhatikan kebutuhan setiap aplikasi atau
keterbatasan media penyimpanan.
B. Arsitektur DBMS
Arsitektur data menjadi sebuah sumber bisnis pada sebuah lingkungan basis
data. Sistem informasi dibangun disekitar sumber ini untuk membuat

programmer komputer atau pengguna akhir dapat mengakses data secara


fleksibel. Arsitektur data bisnis mendefinisikan bagaimana bisnis tersebut
akan berkembang dan menggunakan file maupun database untuk
menyimpan semua data dalam organisasi, teknologi file dan database untuk
digunakan, dan setup struktur administrasi untuk mengelola sumber data.
Database arsitektur mengacu pada teknologi database yang menckup
database engine, database utility, alat CASE database untuk analisa dan
desain, dan alat pengembangan aplikasi database.
Arsitektur Basis Data dibangun menggunakan format paket bahasa yaitu
DDL, dan DML. DDL (Data Definition Language), yang merupakan satu paket
bahasa DBMS yang berguna untuk melakukan spesifikasi terhadap skema
basis data. Contoh perintah
DDL misalnya, Create Table, Create Index, Alter table, drop view, Drop index.
DML (Data Manipulation Language), yang merupakan satu paket DBMS
yang memperbolehkan pemakai untuk mengakses atau memanipulasi data
sebagaimana yang telah diorganisasikan sebelumnya dalam model data
yang tepat. Dengan DML kita akan dapat :
o Mengambil informasi yang tersimpan dalam basis data.
o Menyisipkan informasi baru dalam basis data.
o Menghapus informasi dari tabel.
C. Tipe File
Tipe-tipe file yang digunakan dalam DBMS dibedakan menjadi :
File Induk (master File)
- file induk acuan (reference master file) : file induk yang recordnya relatif
statis, jarang berubah nilainya. Misalnya file daftar gaji, file mata pelajaran.
- file induk dinamik (dynamic master file): file induk yang nilai dari recordrecordnya sering berubah atau sering dimutakhirkan (update) sebagai hasil
dari suatu transaksi. Misalnya file induk data barang, yang setiap saat harus
di up-date bila terjadi transaksi.
File Transaksi (transaction file)
File ini bisa disebut file input; digunakan untuk merekam data hasil dari
transaksi yang terjadi. Misalnya file penjualan yang berisi data hasil transaksi
penjualan.
File Laporan (Report file)
File ini bisa disebut output file, yaitu file yang berisi informasi yang akan
ditampilkan.
File Sejarah (history file)
File ini bisa disebut file arsip (archival file), merupakan file yang berisi data
masa lalu yang sudah tidak aktif lagi, tetapi masih disimpan sebagai arsip.

File Pelindung (backup file)


File ini merupakan salinan dari file-file yang masih aktif di dalam database
pada suatu saat tertentu. File ini digunakan sebagai pelindung atau
cadangan bila file database yang aktif mengalami kerusakan atau hilang.
D. Teknik Merancang Model Basis Data
Dalam DBMS terdapat beberapa model basis data yang digunakan yang
menyatakan hubungan antara record-record yang ada dalam basis data yaitu
:
- Flat file (Tabular) : data terletak didalam tabel tunggal
- Hirarchical : mengunakan pola Induk-anak (parent-child)
- Network : disebut juga DBTG (database task group) or CODASYL
(converence on data system language)
- Relational : terdiri dari tabel-tabel termonalisasi dengan field-field kunci
sebagai penghubung relational antar table
Sebetulnya terdapat teknik yang lebih baru dari model relasional yaitu:
- DBMS Deduktif
- DBMS Pakar
- DBMS Semantik
- DBMS berorientasi objek
- DBMS relasional universal.
Namun teknik tersebut masih relatif jarang digunakan saat ini. Sedangkan
teknik relasional telah didukung dan merupakan standart dari bahasa SQL.
Pendekatan paling umum dan banyak digunakan dalam melakukan
perancangan model konseptual adalah dengan menggunakan model data
relational, yang memiliki dua buah teknik, yaitu :
- Teknik Normalisasi
- Teknik Entity Relationship Diagram (ERD)
E. PERBEDAAN ARSITEKTUR BASIS DATA DAN SISTEM BASIS DATA
Arsitektur basis data lebih ke fokus ke bagaimana data itu disimpan dalam
media penyimpanan( misal hardisk), masalah indexing, kecepatan akses,
sequential atau tersebar. pokonya yang berhubungan dengan bagaimana
data disimpan dalam media fisik. Sedangkan sistem basis data lebih
cendjerung bagaimana menggabungkan hal-hal yang berhubungan dengan
manajemen data tersebut. misalnya aja bahasa interfacingnya apa aja( sql,
pl/sql), gimana caranya multiple query, aksesnya apa aja( stand alone,
jaringan) jadi
basis data > gimana caranya simpan datanya
sistem basis data-> terdiri dari basis data, sql, user interfacenya gimana,

hak akses
F. Arsitektur DBMS Multi User
Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem multi user adalah teleprocessing, dimana
satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal seperti pada
gambar di bawah ini.
Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama.
Terminal untuk pemakai berjenis dumb, yang tidak dapat berfungsi sendiri
dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal
tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada
sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan
DBMS.
Dengan cara yang sama, pesan dikembalikan ke terminal pemakai. Arsitektur
ini menempatkan beban yang besar pada komputer pusat yang tidak hanya
menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah
pekerjaan pada terminal seperti format data untuk tampilan di monitor.
File-Serve
Proses didistribusikan ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network).
File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS.
Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing workstation
tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan
Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang
digunakan secara bersamaan.
Kerugian arsitektur file-server adalah :
- Terdapat lalulintas jaringan yang besar
- Masing-masing workstation membutuhkan copy DBMS
- Kontrol terhadap concurrency, recovery dan integrity menjadi lebih
kompleks
Client Server
Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di atas maka
dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara
komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.
Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang membutuhkan
sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada
kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama.
Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan
client pada sisi yang lain.
Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai
workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client menerima
permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis data

dalam SQL atau bahasa yang lain.


Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk
response untuk pemakai akhir. Server menerima dan memproses permintaan
basis data kemudian mengembalikan hasil ke client.
Ada beberapa keuntungan jenis arsitektur ini adalah :
Memungkinkan akses basis data yang besar
Menaikkan kinerja
Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian
CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini
mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis data.
Biaya untuk hardware dapat dikurangi
Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang
cukup untuk menyimpan dan mengatur basis data
Biaya komunikasi berkurang
Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan
hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan,
menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
Meningkatkan kekonsistenan
Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu
didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program
mengerjakan pemeriksaan sendiri
Map ke arsitektur open-system dengan sangat alami

Berikut ini adalah ringkasan fungsi client-serve


Client Server
Mengatur user interface Menerima dan memproses basis data yang
diminta dari client
Menerima dan memeriksa sintaks input dari pemakai Memeriksa autorisasi
Memproses aplikasi Menjamin tidak terjadi pelanggaran terhadap integrity
constraint
Generate permintaan basis data dan memindahkannya ke server
Melakukan query/pemrosesan update dan memindahkan response ke client
Memberikan response balik kepada pemakai Memelihara data dictionary
Menyediakan akses basis data secara bersamaan
Menyediakan kontrol recovery

Data Dictionary
Data dictionary adalah tempat penyimpanan informasi yang
menggambarkan data dalam basis data. Data dictionary biasa disebut juga
dengan metadata atau data mengenai data. Modul pengontrol otorisasi
menggunakan data dictionary untuk memeriksa apakah seorang pemakai
perlu mempunyai wewenang.
Untuk mengerjakan pemeriksaan tersebut data dictionary menyimpan :
nama-nama pemakai yang mempunyai wewenang untuk menggunakan
DBMS
nama-nama data item yang ada dalam basis data
data item yang dapat diakses oleh pemakai dan jenis akses yang
diijinkan, misalnya: insert, update, delete atau read
Sedangkan untuk memeriksa integritas data, data dictionary menyimpan :
nama-nama data item dalam basis data
jenis dan ukuran data item
batasan untuk masing-masing data item
Sistem data dictionary dapat dibedakan atas sistem aktif dan pasif. Sistem
aktif selalu konsisten dengan struktur basis data karena secara otomatis
dikerjakan oleh sistem.

BAB III
KESIMPULAN
Basis data atau juga disebut database artinya berbasiskan pada data, tetapi
secara konseptual, database diartikan sebuah koleksi atau kumpulan datadata yang saling berhubungan (relation), disusun menurut aturan tertentu
secara logis, sehingga menghasilkan informasi. Untuk mengelola dan
memanggil query basis data agar dapat disajikan dalam berbagai bentuk
yang diinginkan dibutuhkan perangkat lunak yang disebut Sistem
Manajemen Basis Data atau juga disebut Database Management System
(DBMS). Penggabungan Database Management System (DBMS) dengan Basis
Data akan membentuk satu kesatuan yang disebut Sistem Basis Data.
Arsitektur data menjadi sebuah sumber bisnis pada sebuah lingkungan basis
data. Sistem informasi dibangun disekitar sumber ini untuk membuat
programmer komputer atau pengguna akhir dapat mengakses data secara
fleksibel.


BAB IV
Penutup
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai