5 Bab 1,2,3 Dan 4 Dear
5 Bab 1,2,3 Dan 4 Dear
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetik adalah sediaan yang diaplikasikan secara topikal dengan tujuan
untuk memperbaiki penampilan. Prinsip dasar manfaat kosmetik adalah untuk
menghilangkan kotoran kulit, mempercantik pewarnaan kulit sesuai yang
diinginkan, mempertahankan komposisi cairan kulit, melindungi dari paparan
sinar ultraviolet, dan memperlambat timbulnya kerutan. Setiap komponen yang
ada di dalam kosmetik akan mengadakan ikatan kimiawi terhadap sesama bahan
kandungannya. Ikatan kimia yang terjadi dapat berupa ikatan ion (ikatan antara
dua ikatan yang berbeda) dan ikatan kovalen (ikatan dengan muatan yang sama).
Penggunaan suatu jenis produk kosmetik, kalau tidak hati-hati, kekuatan ikatan
kimia ini akan berpengaruh pada kondisi kulit. Bahkan boleh jadi memiliki
manisfestasi negatif terutama bagi seseorang yang sangat sensitif terhadap
kandungan bahan di dalam kosmetik tersebut (Jaelani, 2009).
Oleh karena itu, tidak berlebihan jika ketika akan menggunakan kosmetik
perlu diteliti terlebih dahulu kandungan bahan aktifnya. Mengingat tidak jarang
perlengkapan kosmetik seperti bedak, pewarna alis, pewarna bibir, pewarna krim
dan sediaan kosmetik lainnya terbuat dari bahan kimia yang memiliki sifat
karsinogenik (Jaelani, 2009).
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan tahun 1976 yang merujuk pada
aturan Federal Food and Cosmetic Act tahun 1958, kosmetik adalah bahan atau
campuran bahan yang digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan,
disemprotkan, digunakan pada tubuh untuk memelihara kebersihan, memelihara,
menambah daya tarik, dan mengubah rupa, tetapi tidak termasuk golongan obat
juga tidak mengganggu kesehatan kulit dan kesehatan tubuh.
Kulit adalah organ terbesar dari tubuh manusia yang menutupi otot dan
organ bagian dalam. Fungsi terpenting dari kulit adalah untuk melindungi tubuh
dari trauma dan melindungi dari infeksi bakteri, virus, dan jamur. Selain itu kulit
dapat berfungsi sebagai penerima rangsang sentuhan, tekanan, tusukan, serta nyeri
(Price & Wilson, 1986).
Ada berbagai macam bentuk sediaan kosmetik untuk kulit yang beredar
dipasaran diantaranya adalah kosmetik dalam bentuk sediaan krim. Menurut
Farmakope Ed. III, krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi
yang mengandung air tidak kurang dari 60%, dan dimasukkan untuk pemakaian
luar. Sedangkan yang dimaksud dengan krim pelembab adalah krim dengan
kandungan minyak yang rendah untuk memperlambat kekeringan kulit. Pelembab
harus digunakan pada pagi dan malam hari jika kulit cenderung kering (Aceng
dan Rina, 2012). Penggunaan pelembab untuk kulit memiliki sejumlah manfaat
penting seperti menjaga kelembaban, keremajaan, elastisitas kulit, menghaluskan
kulit serta membuat kulita tampak berseri (Lely, 2013). Menurut Wasitaatmadja
(1997), krim tangan atau badan (hand and body cream) juga dipakai untuk
melembutkan dan menghaluskan kulit.
Ada berbagai jenis sayur dan buah yang dapat digunakan untuk perawatan
kulit diantaranya wortel, mentimun, lobak, labu kuning, kacang polong, serta
sayuran berwarna hijau gelap (Lely, 2013). Lobak merupakan sayuran yang dapat
digunakan untuk merawat kulit karena mengandung berbagai zat yang dapat
meremajakan kulit. Satu umbi lobak berukuran besar mengandung beberapa
mineral penting seperti kalsium, fosfor, zat besi, sodium, magnesium, dan juga
potasium, sedangkan beberapa vitamin yang terkandung di dalamnya antara lain
2
vitamin A dan Vitamin C (Jaelani, 2009). Menurut USDA National Nutrient Data
Base, lobak mengandung 25% vitamin C, 9% Vitamin E, 1% vitamin K, zat besi
4%, magnesium 2,5%, , kalsium 2,5%, sodium 2,5%, dan potasium 5%. Jenis
lobak ada bermacam-macam, diantaranya adalah lobak merah, lobak hitam, dan
lobak putih. Perbedaan kandungan yang signifikan antara lobak merah dan lobak
putih adalah keberadaan antosianin dalam lobak merah yang tidak dimiliki oleh
lobak putih. Antosianin dapat berperan meningkatkan efektivitas dari vitamin C.
Dari penelitian sebelumnya, telah diformulasikan lobak putih sebagai
pelembab. Sediaan krim pelembab lobak putih 10% memiliki kemampuan
melembabkan yang sama dengan sediaan gliserin 2,5%. Penulis tertarik untuk
memformulasikan krim untuk melembabkan kulit dengan menggunakan ekstrak
lobak merah (Raphanus sativus L.) serta mengetahui perbandingan kemampuan
melembabkan kulit dengan krim pelembab lobak putih.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah ekstrak lobak merah (Raphanus sativus L.) dapat diformulasikan
dalam sediaan krim dengan tipe emulsi m/a.
2. Apakah ekstrak lobak merah (Raphanus sativus L.) dalam bentuk sediaan
krim mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit.
1.3 Hipotesa
1. Ekstrak lobak merah (Raphanus sativus L.) dapat diformulasikan dalam
sediaan krim dengan tipe emulsi m/a.
2. Ekstrak lobak merah (Raphanus sativus L.) dalam bentuk sediaan krim
mampu mengurangi penguapan air dari kulit atau melembabkan kulit.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk memformulasikan ekstrak lobak merah (Raphanus sativus L.)
dalam sediaan krim dengan tipe m/a.
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan
sampel, pembuatan ekstrak lobak merah, formulasi sediaan, pemeriksaan mutu
fisik sediaan, uji iritasi terhadap sukarelawan, dan uji kemampuan sediaan untuk
mengurangi penguapan air dari kulit.
2.1 Alat-alat yang Digunakan
Rotary evaporator, cawan penguap, neraca listrik, pH meter, blender,
lumpang, stamfer, objek gelas, alat-alat gelas, pot plastik, batang pengaduk,
spatel, penangas air, kertas tisu, tisu lensa, kertas aluminium, skin analyzermoisture checker.
2.2 Bahan-bahan yang Digunakan
Asam stearat, setil alkohol, trietanolamin (TEA), gliserin, air suling,
nipagin, natrium metabisulfit, oleum rosae, ekstrak lobak merah, metil biru,
larutan dapar pH asam (4,01), larutan dapar pH netral (7,01).
2.3 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel
dilakukan
secara
purposif
yaitu
tanpa
membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah lobak merah
yang segar.
2.4 Sukarelawan
Sukarelawan yang dijadikan pada uji ritasi dan penentuan kemampuan
sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit berjumlah 18 orang dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Wanita berbadan sehat
2. Usia antara 20-30 tahun
3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi
4. Bersedia menjadi sukarelawan (dengan surat lampiran terlampir) (Ditjen POM,
1985)
2.5 Prosedur Kerja
2.5.1 Pembuatan ekstrak lobak merah
Lobak merah yang segar dengan berat 5,8 kg dicuci bersih, dikupas
kulitnya, dan dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil diperoleh berat 5,4
kg, kemudian dikeringkan, diperoleh berat lobak merah kering sebanyak 0,3 kg,
dihaluskan lobak merah kering, dimaserasi dengan etanol 80%. Sebanyak 300 g
serbuk simplisia lobak merah dimasukkan ke dalam bejana yang berwarna gelap
kemudian ditambah dengan etanol 80% sebanyak 2,2 L, ditutup, dibiarkan selama
lima hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, diserkai, diperas, dicuci ampas
dengan etanol 80% sebanyak 0,8 L. Pindahkan ke bejana tertutup, biarkan di
tempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari kemudian disaring (Ditjen
POM, 1979). Seluruh maserat digabung dan dipekatkan dengan bantuan alat
rotary evaporator pada temperatur tidak lebih dari 50C sampai diperoleh ekstrak
kental, kemudian dipekatkan dengan dipanaskan pada waterbath.
2.5.2 Formula standar hand cream (Young, 1972)
R/ Asam stearat
12 g
Setil alkohol
0,5 g
Sorbitol sirup
5g
Propilen glikol
3g
Nipagin
0,1 g
Trietanolamin
1g
Air suling ad
100 ml
Parfum
3 tetes
12 g
Setil alkohol
0,5 g
Nipagin
0,1 g
Trietanolamin
1g
Na. Metabisulfit
0,2 g
Air suling ad
100 ml
3 tetes
B
12
0,5
1
2
100
200
100
3
Formula
C
D
12
12
0,5
0,5
1
1
2,5
5
100 100
200 200
100 100
3
3
Cara Pembuatan:
E
12
0,5
1
7,5
100
200
100
3
F
12
0,5
1
10
100
200
100
3
Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
dilebur di atas penangas air (massa I). Nipagin dan Na. Metabisulfit dilarutkan
dalam air panas, lalu ditambahkan trietanolamin dan diaduk sampai larut (massa
II). Lalu ditambahkan massa II ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil
digerus secara terus-menerus hingga terbentuk dasar krim. Ekstrak lobak merah
dimasukkan ke dalam lumpang, digerus, ditambahkan sedikit demi sedikit dasar
krim ke dalam lumpang sambil terus digerus. Terakhir ditambahkan 3 tetes oleum
rosae dan digerus sampai homogen.
Penentuan pH sediaan
Penentuan pH sediaan ditentukan dengan menggunakan alat pH meter.
Cara:
Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar
standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat
menunjukkan harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling,
8
Tabel 2.2 Evaluasi hasil pengukuran kelembaban kulit dengan skin analyzer
Pengukuran
Moisture
(kadar air)
Parameter
Normal
Dehidrasi
0-29
30-50
10
Hidrasi
51-100
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
pelembab dikatakan homogen. Hasil yang sama juga diperoleh dari formula
pembanding yaitu formula gliserin 2% dan blanko, yaitu tidak ada butiran-butiran
pada objek gelas.
Tabel 3.1 Data pengamatan terhadap homogenitas formula dengan menggunakan
objek gelas
Formula Sediaan
Homogenitas
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Formula E
Formula F
12
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Formula E
Formula F
Selesai
Dibuat
x
-
y
-
1
Minggu
z
-
x
-
y
-
4
Minggu
z
-
x
-
y
-
z
-
8
minggu
x
-
y
-
z
-
Minggu
x
-
12
y
-
z
-
13
3.3.3
pH sediaan
pH sediaan diukur dengan pH meter. Menurut Balsam dan Sagarin (1972),
pH dari krim tangan antara 5 dan 8. Hasil pengukuran pH sediaan saat sediaan
selesai dibuat adalah 6-7. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan masih memiliki pH
yang aman untuk digunakan pada kulit.
Tabel 3.3 Data pengukuran pH formula pada saat selesai dibuat
Formula
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Formula E
Formula F
I
7,04
7,18
6,68
6,39
6,36
6,23
II
7,04
7,16
6,70
6,33
6,33
6,13
III
7,06
7,19
6,72
6,34
6,35
6,12
Rata-Rata
7,05
7,18
6,70
6,35
6,35
6,16
I
7,04
7,18
6,68
6,39
6,36
6,23
II
7,04
7,16
6,70
6,33
6,33
6,13
III
7,06
7,19
6,72
6,34
6,35
6,12
Rata-Rata
7,05
7,18
6,70
6,35
6,35
6,16
14
: Larut
: Tidak larut
15
Dari hasil uji tipe emulsi, diperoleh bahwa formula blanko, gliserin 2%,
dan ekstrak lobak merah dapat bercampur dengan metil biru. Hal ini menunjukkan
bahwa tipe emulsi dari formula yang diuji adalah tipe emulsi m/a.
Relawan
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
Kemerahan
-
Gatal-gatal
-
16
Bengkak
-
: Timbul reaksi
Dari data hasil uji iritasi, diketahui bahwa semua formula yaitu blanko,
gliserin 2%, dan formula ekstrak lobak merah aman digunakan.
Relawan
1
2
3
Rata-rata
Formula B
1
2
3
Rata-rata
Formula C
1
2
3
Rata-rata
Formula D
1
2
3
Awal
32,0
32,7
32,3
32,3
32,0
31,1
32,7
31,9
31,0
32,0
32,3
31,8
32,0
30,7
32,0
I
32,8
33,2
32,4
32,8
34,1
32,6
33,5
33,4
32,7
33,8
33,5
33,3
33,5
32,5
33,0
17
Kelembaban Minggu Ke
II
III
33,1
33,4
33,7
33,9
32,9
33,3
33,2
33,5
34,9
35,5
34,6
35,4
33,7
35,3
34,4
35,4
33,5
35,1
34,0
35,8
33,7
35,7
33,7
35,5
37,0
37,3
35,4
37,5
39,2
42,1
IV
33,5
34,0
33,7
33,7
35,8
37,9
36,9
36,9
36,4
36,2
36,7
36,4
41,3
39,3
43,2
Rata-rata
Formula E
1
2
3
Rata-rata
Formula F
1
2
3
Rata-rata
31,6
32,1
32,5
32,1
32,2
33,0
32,3
32,0
32,4
33,0
33,8
33,8
33,5
33,7
37,0
40,3
41,5
39,6
37,3
37,9
36,5
44,0
39,5
44,0
45,5
45,6
45,0
39,0
39,2
39,9
45,0
41,4
47,7
52,0
51,9
50,5
41,3
43,5
40,3
45,7
43,2
48,0
53,0
52,9
51,3
60
50
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Formula E
Formula F
40
30
20
10
0
Awal
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Relawan
Awal
18
Formula A
1
32,0
2
32,7
3
32,3
Rata-rata peningkatan (%)
Formula B 1
32,0
2
31,1
3
32,7
Rata-rata peningkatan (%)
Formula C 1
31,0
2
32,0
3
32,3
Rata-rata peningkatan (%)
Formula D 1
32,0
2
30,7
3
32,0
Rata-rata peningkatan (%)
Formula E
1
32,1
2
32,5
3
32,1
Rata-rata peningkatan (%)
Formula F
1
33,0
2
32,3
3
32,0
Rata-rata peningkatan (%)
I
2,5
1,5
0,3
1,4
6,5
3,3
2,5
4,1
5,5
5,6
3,7
4,9
4,7
5,9
3,1
4,6
5,3
4,0
4,4
4,7
12,1
24,8
21,1
19,3
II
3,4
3,0
1,9
2,8
9,1
6,4
3,1
6,2
8,1
6,2
4,3
6,2
15,6
15,3
22,5
17,8
15,9
12,3
37,1
21,8
33,3
40,9
42,5
38,9
III
4,3
3,7
3,1
3,7
10,9
13,8
8,0
10,9
13,2
11,9
10,5
11,9
16,5
22,1
31,6
23,4
22,1
22,8
40,2
28,4
44,6
63,8
62,2
56,9
IV
4,7
4,0
4,3
4,3
11,9
21,9
12,8
15,5
17,4
13,1
13,6
14,7
29,1
28,0
35,0
30,7
35,5
24,0
42,4
34,0
45,5
64,1
65,0
58,2
70
60
50
Formula A
Formula B
Formula C
Formula D
Formula E
Formula F
40
30
20
10
0
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Ekstrak lobak merah dapat diformulasikan menjadi krim m/a. Dari uji
mutu fisik sediaan krim dapat larut dalam metil biru, bersifat homogen,
tetap stabil setelah penyimpanan selama 12 minggu, dan memiliki pH
yang sesuai dengan pH kulit serta tidak mengiritasi kulit.
2. Krim pelembab dengan ekstrak lobak merah mampu untuk meningkatkan
kelembaban kulit. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak lobak merah
semakin tinggi pula kemampuannya untuk melembabkan kulit. Sediaan
krim ekstrak lobak merah 2,5% memiliki kemampuan melembabkan yang
setara dengan krim gliserin 2%.
4.2. Saran
1. Sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan lobak dengan varietas
berbeda seperti lobak hitam (Raphanus sativus L. var niger Mirat) untuk
membandingkan kemampuannya untuk melembabkan kulit.
21
22