KELOMPOK
KETUA
SEKRETARIS
ANGGOTA
: B-13
: NISA NABIILAH
: SOFNI ROHMANIA
: MUHAMMAD FAISAL INDRASYAH
NABILA KURNIATI
NABILA SARI ANNISA
NORA SAPUTRI
SELLA PRATIWI
WISNUARTO SARWONO
TRI ANDINI AYU LESTARI
YUDHA KUSUMA CAHYADI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
2016/2017
1102014195
1102014256
1102014167
1102014181
1102014183
1102014197
1102014240
1102014282
1102011284
1102012313
SKENARIO 1
KEPUTIHAN
Seorang pasien usia 36 tahun, G3P2A0H2 gravid 20 minggu datang dengan keluhan
keputihan banyak, warna kehijauan, berbau amis dan disertai gatal sejak awal kehamilannya.
Pasien memiliki siklus menstruasi normal dan riwayat pemakaian IUD selama 3 tahun yang
dimulai setelah kelahiran anak kedua. Suaminya seorang PNS dan menyangkal melakukan
hubungan seksual dengan wanita lain. Pada pemeriksaan genitalia eksterna didapatkan pada
labium mayus dan minus tampak eritema dan erosi. Dari inspekulo didapatkan discharge
vagina homogen warna kehijauan dan tampak melekat pada dinding vagina, dan portio erosi.
Pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan swab vagina dan pap smear untuk
penatalaksanaan lebih lanjut.
KATA SULIT
1. Inspekulo: cara pemeriksaan dengan alat speculum yang dimasukkan ke dalam
vagina sehingga dapat terlihat kondisi bagian dalam.
2. Discharge vagina homogen: keluar cairan atau sekret dari vagina selain darah yang
homogen.
3. Eritema: kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah
kapiler yang reversible.
4. Paps smear: pemeriksaan yang dilakukan untuk melihat ada tidaknya kelainan pada
vagina, biasanya dilakukan untuk screening ca serviks.
5. IUD: alat kontrasepsi yang biasanya berbentuk T berbahan dasar plastic, pemasangan
alat dimasukkan ke Rahim.
6. Erosi: kehilangan jaringan atau kulit terkelupas namun tidak sampai ke stratum basal.
7. Keputihan: gejala keluarnya cairan dari vagina selain darah haid.
8. G3P2A0H2: gravid kehamilan ke-3, partus 2x, abortus belum pernah, anaknya 2
hidup.
PERTANYAAN
1. Apa penyebab keputihan?
SASARAN BELAJAR
Genitalia Eksterna :
a
Mons Pubis
Daerah kulit yang menonjol di depan symphisis pubis
Kulit berambut banyak jaringan lemak.
Berisi jaringan lemak, jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf-saraf
Meluas ke bwah belakanaglabium mayora.
Rambut kemaluan disebut pubes.
Labium Majus Pudendi
Suatu lipatan kulit, ke dorsocaudal berhubungan satu dengan yang lain
membentuk comissura posterior labiorum majorum, sedang yang ke
ventrocrainal membentuk comissura anterior labiorum majora.
Fascia lateralis memiliki rambut dan bnayka pigmen. Sedangkan, fascia
medialis mempunyai gld. Sebacea yang besar dan tidak mempunyai rambut.
Terdapat jaringan pengikat, lemak dan jaringan menyerupai tunica dartos
scorti.
Celah yang dibatasi oleh kedua labia majora disebut rima pudendi.
frenulum clitoridis.
Tidak ada foliculi rambut dan jaringan lemak.
Banyak pembuluh darah.
Vestibulum Vaginae
Daerah yang terletak diantara kedua bulbi vestibuli.
Batas-batasnya yaitu kanan dan kiri oleh labia minora, ventrocranial oleh
frenulum clitoris, dan dorsocaudal oleh frenulum labiorum minorum
(frenulum labiorum pudendi)
Kedalam veestibulum vaginae bermuara urethra, vagina, gld. Paraurethralis,
Clitoris
Terdiri dari ujun poksimal corpus cavernosum clitoridis melekat di dataran
medial ramus inferior osis pubis dengan dataran lateralnya.
Ke ventral kedua crura clitoridis bersatu membentuk corpus clitoridis.
Terdapat corpus cavernosum yang membentuk glans clitoridis.
Urethra Feminina
Berjalan dari leher kandung kemih menuju ostium urethrae eksternum yang
terletak diantara clitoris dengan vagina.
Disebelah kanan dan kiri lubang kemih terdapat dua lubang kecil dari saluran
Genitalia Interna :
1 Ovarium
Terletak di dalam pelvis dan jumlahnya sepasang
Berbentuk bulat memanjang, agak pipih
Terdiri dari coretx dan medulla (berisi pembuluh darah, limfe dan saraf)
Dilekatkan oleh mesovarium pada ligamentum latum (berupa lipatan
peritoneum sebelah kiri dan kanan uterus. Meluas sampai dinding panggul dan
dasr panggul)
Difiksasi oleh :
Ligamentum suspensorium ovarii (Lig.infudibulopelvicum) :
Ligamentum ini menggantungkan uterus pada dinding panggul antara
sudut tuba
Ligamentum ovarii propium : menfiksasi ovarium ke uterus.
uterina.
Corpus uteri , terletak pada bagian tengah uterus yang berbentuk bulat
melebar. Batas antara corpus uteri dan cervix uteri dibentuk oleh
Vagina
Berbentuk tabung muskular.
Panjangnya antara 8-12 cm.
Bagian distal cervix menonjol ke dalam rongga vagina, disebut portio
vaginalis cervicis uteri. Bagian cervix proksimalnya disebut portio
supravaginalis cervicis uteri.
Rongga vagina yang mengelilingi portio vaginalis cervicis disebut fornix yang
terbagi menjadi :
Fornix lateralis dextra dan sinistra
Fornix anterior dan posterior
Tunica mucosa membentuk rugae yang transversal pada dinding ventral dan
dorsal disebut columna rugarum.
Pada virgo intacta introitus vaginae sebagian ditutupi oleh selaput disebut
hymen.
Bentuk hymen :
Hymen anularis (cincin)
Hymen seminularis (bulan sabit)
Hymen cribriformis (berlubang-lubang seperti saringan)
Hymen fimbriatus (dengan tepi seperti jari-jari)
Hymen imperforatus (tidak berlubang)
Jaringan penunjang
jaringan ikat.
Merupakan bagian dari peritoneum viscerale yang meliputi uterus dan
kedua tuba dan berbentuk sebagai lipatan.
Ligamentum infundibulopelvikum
Menahan tuba falopi.
Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis.
Ligamentum ovarii proprium sinistra dan dextra
Berjalan dari sudut kiri dan kanan fundus uteri ke ovarium.
DIAPHRAGMA PELVIS
1 Pelvis mayor : berisi saluran cerna, VU, ureter, sistem genitalis
2 Pelvis minor
- PAP (aditus pelvis)
Dibentuk oleh : promontorium, linea terminalis, ala osis sacralis, dan supra
pubis.
a Conjugate vera : ukuran antero posterior
Jarak antara pinggir atas pubis sampai promontorium, penting untuk
menentukan dapat todaknya bayi melewati sehingga dapat menentukan
tindak lanjut persalinan pervaginam atau section secaria.
Dengan bantuan conjugate diagonalis (diukur dengan vaginal touch)
b
Mid pelvis
Dibentuk oleh : apex arcus pubis, spina ischiadica, ujung os.sacrum.
Paling sempit, bentuk oval, sering terjadi kemacetan pada persalinan.
Ukuran yang penting :
a Anteroposterior : tepi bawah simp.pubis sampai pertengahan os.sacrum 4.
b
11,5-12 cm.
Transversa : spina ischiadica kanan kiri. 10-10,5cm.
c
-
dengantransversa.10,5-11cm.
bawah sim.pubis
Hodge III : sejajar H I melalui spina
ischiadica
Hodge IV : sejajar H I setinggi ujung
os.sacrum
Perdarahan :
Arteri iliaca interna -> arteri uterina -> arteri vaginalis. Arteri vaginalis ke arah fundus
kemudian bercabang menjadi :
R.ovaricus melalui ligamentum ovarii proprium menuju ovarium
A. Ligamenti teretis uteri, mengikuti lig. Teres uteri
R. Tubarius mengikuti tuba uterina.
Persarafan :
N.pudendus untuk persarafan genitalia eksterna , n.pudendus masuk ke foramen
ischiadicum sebagai n. Clitoridis. Cabang yang lain: n.hemorrhoidalis inferior utnuk
m.spinchter ani externus dan ke kulit regio analis. N. Perianalis berkahir sebagai
n.labialis untuk labium majus. Plexus hypogastricus superior dan inferior untuk
persarafan genitalia interna.
Pembuluh lympe:
Bagaian proximal mengikuti kembali r.vaginalis a. Uternae ke lnn. Illiaci interni.
Bagian medial mengikuti kembali r.Vaginali a.Vesicalis inferior ke Inn sepanjang
a.Vesicalis inferior ke Inn. Illiaca interni.
Bagian dari vagina distal, dinding vestibulum vaginae, labia minora, labia major.
bentuk kuboid, tidak ada ruang berisi liqour foliculi dan zona pelusida terbentuk pada
akhir fase folikel primer
Folikel sekunder : epitel berlapis kuboid, stroma membentuk teka folikel yaitu teka
interna dan teka eksterna, terbentuk zona pelusida
Folikel tersier : ruang-ruang follicle bersatu membentuk antrum folliculi yang berisi
cairan, sel telur terdeak ke tepi terletak di atas gundukan sel follicular disebut cumulus
oophorus.
Folikel yang mengalami atresia pada semua tahap perkembangan folikel menajdi
folikel atretik.
Ovum : ovum dikelilingi sel granulosa yang membentuk bukit kecil yaitu kumulus
ooforus. Satu lapisan sel granulosa yang berdekatan dengan oosit primer membentuk
korona radiata.
Tuba Uterina :
Epitel selapis silindris bersilia (epitheliocytus ciliatus) dan tidak bersilia (sel
sekretorik)
Sel bersilia menciptakan arus ke arah uterus dan menjadi predominan dalam fase
proliperatif.
Sel sekretorik menghasilkan nutrisi
Mukosa terdiri dari banyak plica dan membentuk
Uterus
Dinding luar yaitu perimetrium, tengah miometrium dan sebelah dalam endometrium.
Endometrium dilapisi oleh epitel selapis silindris.Dibagi dalam dua lapisan yaitu
stratum basale dan stratum functionale
Terdapat kelenjar uterus di lamina propia.
Terdapat arteri spiralis di endometrium.
Miometrium terdiri dari otot polos, dipisahkan oleh jaringan ikat interstisial dengan
banyak pembuluh darah .
Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina. Berbentuk pipa
panjang,untuk menerima penis terdiri dari 3 lapis yaitu :
1
Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan tersusun atas epitel berlapis
pipih tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat lamina propria yang tersusun atas
jaringan ikat padat dengan banyak serat elastin, leukosit, limfosit dan nodulus
limfatikus (jarang terlihat).
Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang tersusun berjalinan.
Lapisan Adventisia/ Serosa: berupa lapisan tipis yang tersusun dari jaringan ikat
yang berbaur dengan adventisia organ sekitarnya.
1 tunika mukosa
a. epitel
b. lamina propria
2 tunika submukosa
3 tunika muskularis
4
3
3b3a
1a
2
1b1
a. otot sirkuler
b. otot longitudinal
4 tunika adventitia
Kelenjar Tambahan
Terdiri dari :
1
Lapisan Vagina
Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa, muskularis, dan adventitia. Mukosa ini
berada didalam lipatan (rugae) yang terdiri dari lapisan permukaan epitel skuamosa
berlapis
tanpa lapisan tanduk
mengandung
glikogen Lamina propria terdiri dari jaringan ikat, dibawah lapisan epitel, serabut
elastis
membentuk jaringan padat. Jaringan limfatik menyebar dan nodular ditemukan
sesekali, dan
banyak limfosit, bersama dengan leukosit granular, menginvasi epitel. Vagina tidak
memiliki
kelenjar, dan epitel dijaga agar tetap lembab oleh sekresi dari leher rahim (servix).
Muskularis
terdiri dari kumpulan sel-sel otot polos yang tersusun sirkuler di lapisan dalam dan
longitudinal
di lapisan luar.
Para adventitia adalah lapisan luar yang tipis yang tersusun dari jaringan ikat dengan
serat elastis. Berfungsi untuk mempertahankan vagina tetap di tempat.
Epitel skuamosa bertingkat nonkeratinized yang melapisi vagina terdalam adalah
lapisan basal (stratum germinativum), diikuti oleh lapisan (spinosus) menengah dan
lapisan
dangkal (stratum korneum).
Labia
Labia mayor terdiri dari lipatan-lipatan kulit yang menutupi kumpulan jaringan
adiposa.
Pada orang dewasa, permukaan luar ditutupi oleh rambut kasar dengan kelenjar
keringat dan
sebasea. Labia majora adalah homolog dengan skrotum pada pria. Labia minora
terdiri dari inti
yang sangat vaskular, jaringan ikat longgar tertutup oleh epitel skuamosa berlapis
yang sangat
menjorok oleh papilla jaringan ikat. Kedua permukaan labia minora tidak terdapat
rambut,
tetapi banyak terdapat kelenjar sebasea besar.
Klitoris
Klitoris adalah suatu badan yang terbentuk dari dua corpora cavernosa yang
tertutup
dalam lapisan jaringan ikat fibrosa dan dipisahkan oleh septum yang tidak lengkap.
Ujung
bebas dari klitoris berakhir dalam tuberkulum, kecil membulat,serta kelenjar
clitoridis. Klitoris
dibungkus oleh lapisan tipis epitel skuamosa berlapis nonkeratinized , juga terkait
dengan
banyak ujung saraf khusus. Klitoris tidak memiliki korpus spongiosum , oleh karena
itu tidak
dilalui oleh uretra.
Vestibulum adalah celah antara labia minora yang di dalamnya merupakan bukaan
vagina dan uretra. dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan mengandung banyak
kelenjar
vestibular kecil. Terdapat kelenjar lendir tubuloalveolar yang mengeluarkan cairan,
pelumas
jelas berlendir. Kelenjar utama sesuai dengan kelenjar bulbourethral dari laki-laki.
Wanita dewasa apabila dirangsang sebelum dan pada waktu koitus, disebabkan
oleh pengeluaran transudasi dari dinding vagina. Hal ini berkaitandengan kesiapan
vagina untuk menerima penetrasi pada senggama.
Ovulasi, sekret dari kelenjar-kelenjar serviks uteri menjadi lebih encer.
Kehamilan
Stres, kelelahan
Pemakaian Kontrasepsi Hormonal
Pengeluaran sekret dari kelenjar serviks uteri juga bertambah pada wanita dengan
penyakit menahun, dan pada wanita dengan ektropion porsionis uteri.
Sedangkan fluor albus abnormal (patologik) disebabkan oleh:
Infeksi
a Bakteri :
Gonococcus
Penyebab Gonococcus adalah coccus gram negative Neisseria gonorrhoeae
ditemukan oleh Neisser in 1879. N. gonorrhoeae adalah diplokok berbentuk biji kopi,
bakteri yang tidak dapat bergerak, tidak memiliki spora, jenis diplokokkus gram
negatif dengan ukuran 0,8 1,6 mikro, bersifat tahan asam. Bakteri gonokokkus tidak
tahan terhadap kelembaban, yang cenderung mempengaruhi transmisi seksual.
Bakteri ini bersifat tahan terhadap oksigen tetapi biasanya memerlukan 2-10% CO2
dalam pertumbuhannya di atmosfer. Bakteri ini membutuhkan zat besi untuk tumbuh
dan mendapatkannya melalui transferin, laktoferin dan hemoglobin. Organisme ini
tidak dapat hidup pada daerah kering dan suhu rendah, tumbuh optimal pada suhu 3537C dan pH 7.2-8.5 untuk pertumbuhan yang optimal.
Pada sediaan langsung dengan gram bersifat tahan asam. Pada sediaan langsung
dengan pewarnaan gram bersifat gram negative, terlihat diluar dan dalam leukosit,
kuman ini tidak tahan lama diudara bebas, cepat mati dalam keadaan kering, dan tidak
tahan zat desinfektan
Secara morfologik gonokok terdiri atas 4 tipe, yaitu tipe 1 dan 2 yang mempunyai pili
dan bersifat virulen, serta 3 dan 4 yang tidak mempunyai pili dan bersifat nonvirulen.
Pili akan melekat pada mukosa epitel dan akan menyebabkan reaksi radang.
Organisme ini menyerang membran mukosa, khususnya epitel kolumnar yang
terdapat pada uretra, servik uteri, rectum, dan konjungtiva.Gambaran tersebut dapat
terlihat pada pemeriksaan Pap Smear, tetapi biasanya bakteri ini diketahui pada
pemeriksaan sedian apus dengan pewarnaan Gram. Cara penularan penyakit ini adalah
dengan senggama.
Chlamidia trachomatis
Bakteri ini sering menyebabkan penyakit mata yang dikenal dengan penyakit
traukoma. Bakteri ini juga dapat ditemukan pada cairan vagina yang berwarna kuning
seperti pus. Sering kencing dan terdapat perdarahan vagina yang abnormal.
Dan terlihat melalui mikroskop setelah diwarnai dengan pewarnaan Giemsa. Bakteri
ini membentuk suatu badan inklusi yang berada dalam sitoplasma sel-sel vagina.
Pada pemeriksaan Pap Smear sukar ditemukan adanya perubahan sel akibat infeksi
clamidia ini karena siklus hidupnya tidak mudah dilacak.
Gardanerrella vaginalis
Gardanerrella menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik dan kadang
dianggap sebagai bagian dari mikroorganisme normal dalam vagina karena seringnya
ditemukan. Bakteri ini biasanya mengisi penuh sel epitel vagina dengan membentuk
bentukan khas dan disebut clue cell. Pertumbuhan yang optimal pada pH 5.0-6.5.
Gardanerrella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang
menimbulkan bau amis seperti ikan.
Treponema Pallidum (Spirochaeta pallida)
Bakteri ini merupakan penyebab penyakit sifilis. Pada perkembangan penyakit dapat
terlihat sebagai kutil-kutil kecil di vulva dan vagina yang disebut kondiloma lata.
Bakteri berbentuk spiral P: 6 15 , L: 0,25 , lilitan: 9 24 dan tampak bergerak
aktif (gerak maju & mundur, Berotasi undulasi sisi ke sisi) pada pemeriksaan
mikroskopis lapangan gelap.
Mati pada kekeringan, panas, antiseptik ringan, hidup beberapa lama di luar tubuh.
Penularan dapat secara kontak langsung yaitu melalui coital STD dan dapat juga
melalui non-coital (jarum suntik) sulit terjadi.
b
Jamur
Candida albicans
Cairan yang dikeluarkan biasanya kental,
berwarna putih susu seperti susu pecah atau seperti
keju, dan sering disertai gatal, vagina tampak
kemerahan akibat proses peradangan. Dengan KOH
10% tampak sel ragi (blastospora) dan hifa semu
(pseudohifa).
Beberapa keadaan yang dapat merupakan tempat yang
subur bagi pertumbuhan jamur ini adalah kehamilan,
diabetes mellitus, pemakai pil kontrasepsi. Pasangan penderita juga biasanya akan
menderita penyakit jamur ini. Keadaan yang saling menularkan antara pasangan
suami-istri disebut sebagai phenomena ping-pong. Gambar 14. Candida Albicans
(sumber : http://www.ppdictionary.com/mycology/albicans.htm)
c Parasit
Trichomonas vaginalis
Parasit ini berbetuk lonjong dan mempuyai bulu getar dan dapat bergerak
berputar-putar dengan cepat. Gerakan ini dapat dipantau dengan mikroskop.
Cara penularan penyakit ini dengan senggama. Walaupun jarang dapat juga ditularkan
melalui perlengkapan mandi, seperti handuk atau bibir kloset.
d. Virus
Virus Herpes simpleks
Virus herpes yang paling sering > 95% adalah virus herpes simpleks tipe 2 yang
merupakan penyakit yang ditularakan melalui senggama. Namun 15-35% dapat juga
disebabkan virus herpes simpleks tipe 1.Pada awal infeksi tampak kelainan kulit
seperti melepuh seperti terkena air panas yang kemudian pecah dan meimbulkan luka
seperti borok. Pasien merasa kesakitan.
sumber
:
http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html
Human Papilloma Virus
Papovavirus merupakan virus kecil ( diameter 45-55 nm ) yang mempunyai
genom beruntai ganda yang sirkuler diliputi oleh kapsid (kapsid ini berperan pada
tempat infeksi pada sel) yang tidak berpembungkus menunjukkan bentuk simetri
ikosahedral. Berkembang biak pada inti sel.
Human Papilloma Virus merupakan penyebab dari kondiloma akuminata. Kondiloma
ditandai dengan tumbuhnya kutil-kutil yang kadang
sangat banyak dan dapat bersatu membentuk jengger
ayam berukuran besar.
Cairan di vagina sering berbau tanpa rasa gatal.
Penyakit ini ditularkan melalui senggama dengan
gambaran klinis menjadi lebih buruk bila disertai
gangguan sistem imun tubuh seperti pada kehamilan,
pemakain steroid yang lama seperti pada pasien dengan
gagal ginjal atau setelah transplantasi ginjal, serta
penderita HIV AIDS.
Gambar 16. HPV
Iritasi
1 Sperma, pelicin, kondom
2 Sabun cuci dan pelembut pakaian
3 Deodorant dan sabun
4 Cairan antiseptic untuk mandi.
5 Pembersih vagina.
6 Celana yang ketat dan tidak menyerap keringat
7 Kertas tisu toilet yang berwarna.
Tumor dan Jaringan Abnormal
Tumor atau kanker akan menyebabkan fluor albus patologis akibat gangguan
pertumbuhan sel normal yang berlebihan sehingga menyebabkan sel bertumbuh
sangat cepat secara abnormal dan mudah rusak, akibatnya terjadi pembusukan dan
perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang bertambah untuk memberikan
makanan dan O2 pada sel tumor atau kanker tersebut.
Pada keadaan seperti ini akan terjadi pengeluaran cairan yang banyak dan berbau
busuk akibat terjadinya proses pembusukan tersebut dan sering kali disertai adanya
darah yang tidak segar.
Benda Asing
Adanya benda asing seperti tertinggalnya kondom atau benda tertentu yang dipakai
sewaktu senggama, adanya cincin pesarium yang digunakan wanita dengan prolapsus
uteri dapat merangsang pengeluaran caian vagina secara berlebihan. Jika rangsangan
ini menimbulkan luka akan sangat mungkin terjadi infeksi penyerta dari flora normal
yang berada dalam vagina sehingga timbul fluor albus.
Penyebab Lain
1 Psikologi : Volvovaginitis psikosomatik
2 Tidak diketahui : Desquamative inflammatory vaginitis
2.3 Menjelaskan Epidemiologi Leucora
Bacterio Vaginosis
Sering terjadi pada wanita produktif tetapi bisa juga terjadi pada wanita
menopause dan jarang terjadi pada anak-anak. Wanita ras kaukasian prevalensinya 515%, Afrika dan kulit hitam amerika 45-55%. Wanita yang berhubungan sex dengan
wanita akan tertular bakteri laktobasil tipe yang sama dan karena itu resikonya
(keputihan) makin tinggi.
Candidiasis
Disebabkan oleh pertumbuhan yang berlebihan pada 90% wanita. Kurang
lebih 75% wanita akan mengalaminya paling tidak sekali seumur hidup. 10-20%
wanita asimtomatis carrier dan bisa meningkat sampai 40% pada kehamilan.
Trikomoniasis
Pada infeksi uretra wanita ditemukan 90% nya adalah karena trikomoniasis,
meskipun hanya kurang dari 5% kasus yang menunjukan bahwa traktus urinarius
adalah satu-satunya yang terkena. Pada perempuan hamil di negara dunia ke 3,
Gonorhea 10-15%, infeksi clamydia 2-3%, sifilis 10-100% lebih tinggi dibanding
negara industri.
Indonesia
Pengunjung puskesmas Merak Jawa Barat 1994 ditemukan Infeksi seksual
menular sebanyak 58%. Diantaranya : 29,5% Infeksi genital non spesifik; 10,2%
vaginosis bakterial; 9,1% candidosis vaginalis; 3,4% Gonorhea; 1,1% Trikomoniasis;
1,1% Gonorhea dan Trikomoniasis.
Surabaya 19,2% dari 599 wanita hamil ditemukan herpes simpleks tipe 2
9,9%; clamydia 8,2%; Trikomoniasis 4,8%; Gonorhea 0,8%; Sifilis 0,7%.
Di jakarta, Batam,dan tanjung pinang; Clamydia 4,2%; Trikomoniasis 1,2%;
Vaginosis bacterialis 12,6%; sedangkan tidak ditemukan infeksi gonorhea, sifilis,
maupun HIV.
Keputihan Fisiologis
Menjelang/ sesudah menstruasi
Rangsangan seksual
Saat hamil
Stress, baik fisik/psikologis
Bayi baru lahir sampai umur kurang lebih 10 hari : disebabkan oleh
pengaruh estrogen dari plasenta
Waktu di sekitar ovulasi
Keputihan patologis
Infeksi bakteri :Bacterioides spp., mobiluncus spp., Gardnerella
vaginalis,mycoplasma hominis, Chlamydia trachomatis
Jamur : Candida albicans
Kandidiasis
vulvovaginal
Vaginosis bakterialis
Trikomoniasis
vaginalis
Gejala
Pruritus, rasa
terbakar, dysuria,
sekret, vagina
kering
Pruritus perineum,
perdarahan pasca
coitus, dyspareunia,
bau tak sedap, sekret
Sekret
Kuning kehijauan,
berbusa
Bau amina
Akan ditemukan banyak leukosit pada sekretnya yang berasal dari respon imun
tubuh.
Kehamilan
Pada kehamilan, tubuh akan secara fisiologis mengeluarkan lebih banyak sekret
dengan tujuan agar sperma tidak bisa masuk lagi untuk memfertilisasi ovum lain.
Karena itulah terjadi leukorea. Leukorea dianggap normal selama tidak berbau
dan tidak berwarna. Namun, pada kehamilan terjadi ketidakseimbangan hormonal
antara hormone estrogen dan progesterone. Hal ini akan mempermudah terjadi
nya infeksi. Selain itu, leukorea akan menciptakan lingkungan yang mendukung
untuk terjadinya infeksi apabila kebersihan vagina tidak dijaga. Jika infeksi
terjadi, leukorea akan menjadi tidak normal. Warna dan bau yang terjadi pada
sekret tergantung mikroorganisme yang menyebabkan infeksinya
Trichomoniasis
Faktor-faktor resiko yang dapat memicu infeksi dari parasit tersebut adalah:
o Multiple sex partners
o Obat-obatan
o Merokok
o Keadaan sosioekonomi rendah
o Bibir kloset atau alat mandai yang tidak higienis sangat jarang
Parasit ini memiliki flagel yang dapat secara langsung mengiritasi mukosa vagina.
Akibatnya akan terjadi ulkus. Ulkus ini akan memicu respon humoral yang tidak
bersifat protektif sehingga meskipun terdapat respon imun, infeksi dapat terjadi
kembali dan memperparah kondisi.
Infeksi akibat Trichomonas seringkali asimptomatik sehingga pasien tidak
melakukan tindakan apapun untuk mengurangi resiko infeksi. Infeksi pun dapat
terjadi berulangkali. Keadaan diperparah akibat mens dan lebih banyak sex
intercourse.
Trichomoniasis lebih rentan pada wanita karena parasit ini memerlukan kontak
dengan sel darah merah.
Ciri khas dari trichomoniasis ini adalah sekret vagina yang banyak, berwarna
kuning-hijau, berbusa, dan dapat ditemukan gambaran strawberry cervix: ptechiae
pada mukosa cervix.
Candidiasis
Faktor resiko yang dapat menyebabkan candidiasis antara lain:
o Pergeseran normal flora: akibat obat (imunosupresan, antibiotic, pil KB),
terlalu sering membersihkan vagina, ketidakseimbagan hormone, dll.
o Diabetes mellitus
o Memakai baju ketat
o Hubungan seks dengan sesame penderita
Faktor resiko utama untuk candidiasis adalah pergeseran normal flora.
Ketidakseimbangan normal flora akan menyebabkan resistensi vagina terhadap
infeksi jamur turun. Jamur akan berkolonisasi dan melakukan penetreasi ke dalam
mukosa vagina. Setelah itu akan terjadi berbagai macam gejala antara lain sekret
vagina yang kental, berwarna putih seperti keju, pruritus di vulva, rasa nyeri,
eritema, dan edema
.
4
Kandidiasis
vulvovaginal
Vaginosis bakterialis
Trikomoniasis
vaginalis
Hasil
setelah Iritasi hebat pada Sekret melekat pada
pemeriksaan
vulva dan vagina dinding vagina dan
fisik:
Edema,
eritema, introitus
Peradangan
mencolok
pada
epitel vagina
Ptekie
serviks
(strawberry cervix)
Pemeriksaan penunjang
Hasil
Pemeriksaan
Penunjang
Kandidiasis
vulvovaginal
Vaginosis bakterialis
Trikomoniasis
vaginalis
pH
<4,5
>4,5
>4,5
Bau amina
Sediaan basah
Pemeriksaan
mikroskopik
Hifa
bercabang, Clue cells
tunas sel ragi
Trikomonad motil
Kriteria amsel:
1
2
3
4
whiff
d Diagnosis banding:
Ketuban pecah
Vaginitis atrofik pada menopose/ pengangkatan ovarium
Servisitis
Kandiloma akuminata
Herpes genitalia
Dysplasia/ neoplasia serviks
Gonore
Menghilangkan gejala
Memberantas penyebabrnya
Mencegah terjadinya infeksi ulang- Pasangan diikutkan dalam pengobatan
a. Terapi farmakologi
Antiseptik :
Povidone Iodin
Sediaan ini berbentuk larutan 10% povidon iodin dan ada yang diperlengkapi
dengan alat douche-nya sebagai aplikator larutan ini. Selain sebagai antiinfeksi yang
disebabkan jamur Kandida, Trikomonas, bakteri atau infeksi campuran, juga sebagai
pembersih.
Tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan menyusui. Bila terjadi iritasi atau
sensitif pemakaian harus dihentikan.
Anti biotik
Clotrimazole
Memiliki aktivitas antijamur dan antibakteri. Untuk infeksi kulit dan
vulvovaginitis yang disebabkan oleh Candida albicans.
Efek samping: pemakaian topikal dapat terjadi rasa terbakar,eritema, edema ,gatal
dan
urtikaria
Sediaan dan posologi : Tersedia dalam bentuk krim dan larutan dengan kadar 1%
dioleskan 2 kali sehari . Krim vagina 1% untuk tablet vagina 100 mg digunakan
sekali sehari pada malam hari selama 7 hari atau tablet vagina; 500 mg, dosis
tunggal.
Tinidazole
Tinidazole adalah obat antiparasit yang digunakan untuk membrantas infeksi
Protozoa, Amuba.
Efek samping : obat ini sama seperti Metronidazole tetapi dengan kelebihan tidak
perlu minum dengan waktu yang panjang sehingga mengurangi efek sampingnya.
Tinidazole sebagai preparat vaginal digunakan untuk infeksi Trichomonas. Biasa
dikombinasi dengan Nystatin sebagai anti jamurnya. Bentuk sediaan yang ada
adalah vaginal tablet.
Metronidazole
Diberikan peroral ( 2 gram sebagai dosis tunggal , 1gr setiap 12 jam x 2 atau
250 mg 3xsehari selama 5-7 hari) untuk infeksi Trichomonas vaginalis.
Diberikan 500 mg 2xsehari selama seminggu dan lebih baik secara mitraseksual.
Untuk infeksi Gardnerella vaginalis
Efek samping : mual kadang kadang muntah, rasa seperti logam dan intoleransi
terhadap alkohol.
Kontra indikasi : pada trimester pertama kehamilan.
Nimorazole
Nimorazole merupakan antibiotika golongan Azol yang terbaru. Selain dalam
sediaan tunggal dalam bentuk tablet oral (diminum) juga ada kombinasinya
(Chloramphenicol dan Nystatin) dalam bentuk vaginal tablet.
Penisilin
1 Ampisilin pada pemberian oral dipengaruhi besarnya dosis dan ada tidaknya
makanan dalam saluran cerna
2 Amoksisilin lebih baik diberikan oral ketimbang ampisilin karena tidak
terhambat makanan dalam absorbsinya.
Efek samping : Reaksi alergi , nefropati, syok anafilaksis, efek toksik penisilin
terhadap susunan saraf menimbulkan gejala epilepsi karena pemberian IV dosis besar
Sediaan dan posologi :
Ampisilin :
- Tersedia dalam bentuk tablet atau kapsul 125mg, 250mg, 500mg
- Dalam suntikan 0,1 ; 0,25 ; 0,5 dan 1 gram pervial
Amoksisilin :
Dalam bentuk kapsul atau tablet ukuran 125, 250, 500 gram dan sirup125mg/5mL
dosis diberikan 3 kali 250-500 mg sehari
Anti jamur :
Nystatin
Nystatin adalah obat antijamur polien untuk jamur dan ragi yang sensitif terhadap
obat ini termasuk Candida sp. Di dalam darah sangat berbahaya bagi tubuh, tetapi
dengan sifatnya yang tidak bisa melewati membran kulit sangat baik untuk digunakan
sebagai obat pemakaian luar saja. Tetapi dalam penggunaannya harus hati-hati jangan
digunakan pada luka terbuka.
Anti Virus :
Asiklovir
Bekerja menghambat enzim DNA polimerase virus. Sediaan dalam bentuk oral,
injeksi dan krim untuk mengobati herpes dilabia.
Efek samping :
Oral : pusing, mual, diare,sakit kepala
Topikal : Kulit kering dan rasa terbakar dikulit.
Kontraindikasi : tidak boleh digunakan pada ibu hamil.
Berikut ini adalah pengobatan dari penyebab paling sering :
1 Candida albicans
Topikal
b. Terapi Nonfarmakologi
1) Perubahan Tingkah Laku
Keputihan (Fluor albus) yang disebabkan oleh jamur lebih cepat berkembang di
lingkungan yang hangat dan basah maka untuk membantu penyembuhan menjaga
kebersihan alat kelamin dan sebaiknya menggunakan pakaian dalam yang terbuat
dari katun serta tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat (Jones,2005).
Keputihan bisa ditularkan melalui hubungan seksual dari pasangan yang terinfeksi
oleh karena itu sebaiknya pasangan harus mendapat pengobatan juga.
2) Personal Hygiene
Memperhatikan personal hygiene terutama pada bagian alat kelamin sangat
membantu penyembuhan, dan menjaga tetap bersih dan kering, seperti penggunaan
tisu basah atau produk panty liner harus betul-betul steril.Bahkan, kemasannya pun
harus diperhatikan. Jangan sampai menyimpan sembarangan, misalnya tanpa
kemasan ditaruh dalam tas bercampur dengan barang lainnya. Karena bila dalam
keadaan terbuka, bisa saja panty liner atau tisu basah tersebut sudah
terkontaminasi.Memperhatikan
kebersihan
setelah
buang
air
besar
atau
Gangguan Psikologis
Respon psikologis seseorang terhadap keputihan akan menimbulkan
kecemasan yang berlebihan dan membuat seseorang merasa kotor serta tidak percaya
diri dalam menjalankan aktifitasnya sehari hari (Manuaba, 1998)
Vulvitis
Sebagaian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal, penyebab
secara umum jamur.Bentuk vulvitis adalah infeksi kulit berambut dan infeksi kelenjar
Vaginitis
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai parasit atau
jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual.Tipe vaginitis yang
sering dijumpai adalah vaginitis candidiasis dan trikomonalis vaginalis. Vaginitis
candidiasis merupakan keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan
mengganggu, pada dinding vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapus
dapat menimbulkan perdarahan, sedangkan trikomonalis vaginalis merupakan
keputihan yang encer sampai kental, kekuningan, gatal dan terasa membakar serta
berbau.
Serviksitis
Serviksitis merupakan infeksi dari servik uteri.Infeksi serviks sering terjadi
karena luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan
seksual.Keluhan yang dirasakan terdapat keputihan, mungkin terjadi kontak bleeding
saat berhubungan seksual.
terjadi akibat hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau
akhirnya akan menimbulkan berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya
perlekatan sehingga dapat menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya yaitu nyeri
yang menusuk-nusuk di bagian bawah perut, mengeluarkan keputihan dan bercampur
darah, suhu tubuh meningkat dan pernafasan bertambah serta tekanan darah dalam
batas normal.
11
Pengobatan ulang dengan antibiotik yang sama dapat dipakai. Prognosis bakterial
vaginosis sangat baik, karena infeksinya dapat disembuhkan. Dilaporkan terjadi
perbaikan spontan pada lebih dari 1/3 kasus. Dengan pengobatan metronidazol dan
klindamisin memberi angka kesembuhan yang tinggi (84-96%).
Dengan perawatan kesehatan akan menentukan pengobatan yang lebih efektif
Vaginosis bakterial mengalami kesembuhan rata rata 70 80% dengan regimen
pengobatan
Kandidiasis mengalami kesembuhan rata rata 80 -95 %
Kebanyakan wanita dengan kandidiasis vulvovaginal biasanya merespon dengan
cepat terhadap pengobatan.
Trikomoniasis mengalami kesembuhan rata rata 95 %
3
e. Adenokarsinoma Endoserviks
f. Adenokarsinoma Endometrium
g. Adenokarsinoma Ekstrauterin
h. Adenokarsinoma yang tidak dapat ditentukan asalnya (NOS)
4
DAFTAR PUSTAKA
Victor P. Eroschenko. 2008. Atlas Histologi diFiore dengan korelasi Fungsional. Edisi 11.
Jakarta, EGC
http://www.ppdictionary.com/mycology/albicans.html
http://www.oculist.net/downaton502/prof/ebook/duanes/pages/v4/v4c019.html
BASHH Guidance. 2011. Management and laborratory diagnosis of Abnormal Vaginal
Discharge Quick Reference Guide forr Primary Care. England
Hainer, Barry dan Gibson, Maria. 2011. Vaginitis: Diagnosis and Treatment. American
Family Physician, vol. 83, Number 7, April 1, 2011.
Price, Sylvia A dan Wilson, Lorraine M. 2014. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses - Proses
Penyakit Ed. 6 Vol 2. Jakarta, EGC
http://www.medicinestuffs.com/2013/02/pap-smear.html
Leukorrhea Panel: Chalmydia trachomatis, Neisseria gonorrhea, Trichomonas vaginalis.
Medical Diagnostic Laboratory, LLC.
Schalkwyk, Julie van et al. Vulvovaginitis: Screening for and Management of
Trichomoniasis, Vulvovaginal Candidiasis, and Bacterial Vaginosis. SOGC Clinical Practical
Guidelines. No.320, March 2015.