Memasang tirai bambu/krei, memang menyelesaikan satu hal yaitu sinar matahari dapat diredam. Tetapi, aliran
udara dikorbankan, sehingga udara panas terperangkap dalam ruang. Akibatnya, hawa panas tetap terasa.
Belum lagi fasad atau tampak rumah, mungkin ikut dikorbankan. Sementara itu, pemasangan AC jelas
merupakan solusi jangka pendek yang menyumbang peningkatan panas bumi dan tidak ramah lingkungan.
Scondary skin, atau kulit ke dua, adalah dinding rumah lapis ke dua. Fungsi secondary skin adalah agar sinar
matahari tidak dihambat sama sekali, tetapi hanya tertahan masuk rumah secara langsung. Sementara aliran
udara yang keluar masuk rumah tetap dapat terjaga.
Gambar berikut dari Annahape Studio memperlihatkan fungsi dasar dari scondary skin tersebut. Udara tetap
dapat masuk rumah dengan leluasa (gbr1) tetapi sinar matahari tidak langsung masuk rumah (gbr2)
Fungsi utama lainnya adalah, secondary skin harus menjadi bagian dari desain fasad, atau tampak rumah.
Artinya, secondary skin dibuat justru untuk memperindah rumah seperti terlihat dalam dua gambar berikut dari
Annahape Studio.
Keindahan scondary skin, kombinasi antara batu alam dan kayu (yang dapat dibuka tutup) terlihat dalam foto
berikut.
Persoalannya, kadang rumah sudah terlanjut jadi. Dan mengubah fasad tampak rumah mungkin membuat Anda
merogoh kocek lebih dalam. Salah satu cara yang lain adalah memodifikasi pagar rumah dengan bambu, dan
menambah tanaman. Foto di bawah ini. Fungsinya sama seperti secondary skin, tetapi karena letaknya dipagar,
bolehlah disebut sebagai third skin, atau kulit ke-tiga.
Konstruksi pagar itu dapat dilihat dalam foto berikut. Bambu-bambu itu tidak ditanam dengan semen, tetapi diikat
dengan baut pada besi siku yang dipasang di tembok pagar untuk menghindari rayap.
Berbagai variasi tentu dapat dibuat, agar rumah terlihat nyeni. Misalnya bambu dapat diganti dengan kayu
dolken. Anda tentu dapat berkreasi sendiri.