Dalam melaksanakan kerja praktek selama lebih kurang dua bulan pada
proyek pembangunan RKB SDIT Nurul Islah Kota Banda Aceh, penulis
mengamati beberapa kegiatan pembangunan yang diikuti adalah:
1.
2.
3.
4.
Pekerjaan Sloff
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Plat Lantai
Sebelum menguraikan seluruh pekerjaan yang diikuti pada proyek
pembangunan RKB SDIT Nurul Islah Kota Banda Aceh, terlebih dahulu diuraikan
tentang bahan-bahan utama dari peralatan yang digunakan.
4.1
Bahan-bahan Utama
Adapun bahan-bahan utama yang digunakan pada sebagian item pekerjaan
yang disebutkan di atas pada proyek pembangunan RKB SDIT Nurul Islah Kota
Banda Aceh, adalah sebagai berikut.
4.1.1
Semen
Semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I yang diproduksi oleh
pabrik PT. Semen Padang. Pengadaan semen Portland tipe I ini, sampai ke lokasi
dengan menggunakan truk pada saat pekerjaan pengecoran dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan area pekerjaan terlalu sempit, sehingga untuk material seperti semen
tidak disimpan pada stock pile.
4.1.2
yang berkapasitas 4 m3. Di lokasi proyek, pasir tersebut diletakan langsung diatas
permukaan tanah dilapangan terbuka tanpa diberi alas. Penempatan pasir yang
demikian tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Beton
19
Bertulang Indonesia (PBBI-1971, pasal 3.9 ayat 5). Di dalam PBBI-1971, pasal
3.9 ayat 5 dianjurkan menggunakan bak-bak berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah pada saat pengambilan bahan.
4.1.3
pecah, yang didatangkan dengan menggunakan alat angkut truk yang berkapasitas
4 m3. Di lokasi proyek, agregat kasar tersebut diletakan langsung diatas
permukaan tanah di lapangan terbuka tanpa diberi alas. Penempatan pasir yang
demikian tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI-1971, pasal 3.9 ayat 5). Didalam PBBI-1971, pasal
3.9 ayat 5 dianjurkan menggunakan bak-bak berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah pada saat pengambilan bahan.
4.1.4
Air
Air yang digunakan adalah air yang berasal dari PDAM yang berada di
sekitar lokasi. Berdasarkan PBBI-1971 pasal 3.6 ayat 1 halaman 28, yang
menyatakan bahwa air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik lainnya yang
dapat merusak ikatan beton bertulang. Dalam hal ini, air yang digunkan pada
lokasi proyek telah sesuai dengan PBBI-1971 pasal 3.6 ayat 1.
4.1.5
Besi tulangan
Besi didatangkan dari daerah Medan, pengadaan besi tulangan sampai ke
Kayu
Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan untuk
bekisting dan balok untuk perancah. Bahan bekisting digunakan multiplex dengan
20
tebal 12 mm, sedangkan untuk perancah digunakan kayu balok dengan ukuran
yang beragam. Pengangkutan multiplex sampai ke lokasi proyek perlu dilakukan
dengan alat angkut pick-up, sedangkan untuk kayu perancah digunakan kayu
balok bekas yang tersedia di lapangan. Di lokasi, kayu perancah dan kayu
bekisting ditempatkan di atas permukaan tanah di lapangan terbuka. Penempatan
seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan karena kayu akan menjadi lembab
akibat tidak terlindung dari cuaca panas dan hujan.
4.2 Peralatan
Peralatan adalah alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan fisik
bangunan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah. Dalam pelaksanaan
pekerjaan digunakan peralatan manual dan juga peralatan dengan tenaga mesin.
Peralatan yang digunakan dalam proyek ini antara lain:
4.2.1
tulangan, agar sesuai dengan panjang yang dibutuhkan. Pada proyek ini
pemotongan besi tulangan menggunakan mesin potong manual, selain cepat alat
ini juga bisa menghemat listrik, mesin potong yang digunakan dilapangan adalah
milik mandor pada pekerjaan ini, mesin ini didatangkan kelapangan dengan
menggunakan mobil pick-up.
4.2.2
4.2.3
beton. Alat ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya.
Concrete Mixer yang digunakan pada proyek ini yaitu molen. Molen didatangkan
kelapangan dengan menggunakan mobil pick-up, molen diletakkan berdekatan
antara bangunan yang akan dibangun dan material yang akan digunakan untuk
proses pencampuran beton itu sendiri.
4.2.4
Perancah (Scaffolding)
Scaffolding adalah alat penyangga bekisting baik balok maupun pelat agar
pada proses pengcoran posisi bekisting tidak berubah. Perancah yang digunakan
pada proyek ini adalah perancah kayu. Ukuran perancah yaitu 185 x 125 x 170 cm
yang digunakan oleh kontraktor sebagai tempat berdiri tukang dan pekerja pada
saat mengikat besi.
4.2.5
4.3
Pekerjaan Sloof
Pekerjaan sloof dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai. Sloof
berfungsi untuk meratakan beban yang diterima oleh pondasi, juga sebagai
pengunci dinding agar saat terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh.
Sloof sangat berperan terhadap kekuatan bangunan. Bahan yang digunakan adalah
beton campuran 1 semen : 2 Pasir : 3 Split (koral). Adapun langkah pengerjaannya
adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian seperti pekerjaan Pembengkokan, pemotongan, dan
pengikatan pembesian dilakukan dilapangan. Dimensi sloof yang digunakan pada
22
bangunan ini adalah lebar 25 cm, tinggi 50 cm, besi tulangan utama 6 Batang
D12. Sedangkan untuk Begel menggunakan 12.
Ukuran pembesian untuk sloof adalah 25 x 50 cm, dimana untuk tumpuan
bagian atas menggunakan 5D16, bagian bawah menggunakan 3 D16, ditengah
menggunakan 6D12, dan untuk begel menggunakan 810-100. Untuk pembesian
lapangan bagian atas menggunakan 3D16, bagian bawah menggunakan 3D16,
bagian tengah menggunakan 6D12, dan untuk begel menggunakan 810-100.
Setelah perakitan pondasi selesai, pembesian kemudian diletakan diatas pondasi
tapak, dan dilakukan pengikatan/penyambungan dengan pembesian kolom.
Adapun volume pembesiannya, untuk besi ulir volumenya adalah 2.188,59 Kg
dan besi polos adalah 404,95 Kg dikerjakan oleh 1 mandor, dan 3 orang pekerja,
jumlah hari untuk pengerjannya adalah 2 hari.
2. Pemasangan Papan Bekisting
Pemasangan papan Bekistingdibuat dari multiplek 12 mm dan balok
penyokongnya terbuat dari kayu meranti berukuran 5/7 cm, cetak bekisting harus
kokoh dan rapat agar tidak bocor pada saat pengecoran. Sebelum pengecoran
sloof, semua jarak dan ukuran di cek, baik jumlah dan jarak antar tulangan
maupun ukuran sloof. Papan bekisting juga diberi minyak bekisting, agar
permukaan beton cor nantinya menjadi rata, dan pada saat pembukaan papan
bekisting menjadi mudah.Untuk menyambungkan keempat sisinya digunakan
paku kayu. Adapun volume untuk pengerjaanya adalah 72,40 m 2, dikerjakan oleh
1 mandor, dan 4 orang pekerja, jumlah hari untuk pengerjaannya adalah 1 hari.
3.
Pengecoran Sloof
Berdasarkan pengamatan dilapangan, sebelum dilakukan pengecoran
Perawatan Beton
Perawatan beton cor sloof dilakukan setelah beton cor mengeras, kira-kira
1 hari setelah pengecoran berlangsung. Perawatan beton cor ini dilakukan dengan
cara menyiram air kepada permukaan beton cor. Penyiraman dilakukan pada pagi
dan sore. Perawatan beton dilakukan selama 1 hari saja, hal ini tidak sesuai
dengan ketentuan SNI 03-2847-2002 pasal 7.11 ayat 1 halaman 32 yang
menyatakan bahwa beton harus dirawat pada suhu diatas 10o C dan dalam kondisi
lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.
5.
pelepasan papan bekisting dilakukan 1 minggu dari waktu proses pengecoran. Hal
ini tidak sesuai dengan ketentuan PBI 1971, pasal 5.5 ayat 1 dimana bekisting
baru boleh dibongkar setelah berumur 21 hari. Pelepasan papan bekisting
menggunakan alat linggis untuk pembukanya.setelah pembukaan papan bekisting
24
Pembesian Kolom
Pekerjaan Pemotongan, pembengkokan, dan pengikatan besi tulangan
penyokongnya terbuat dari kayu meranti berukuran 5/7 cm, cetak bekisting harus
kokoh dan rapat agar tidak bocor pada saat pengecoran. Pemasangan bekisting ini
disesuaikan dengan ukuran kolom yaitu 40/40 cm (kolom utama), dan 13/13 cm
(kolom praktis). Sebelum pemasangan bekisting terlebih dahulu dicat dengan
minyak bekisting hal ini bertujuan agar hasil cetakan kolom mendapat permukaan
yang halus dan rata serta mempermudah pada saat pembukaan papan bekisting.
Untuk menyatukan keempat sisinya digunakan paku kayu pada tiap jarak 45 cm,
25
pada tiap sisinya dengan jarak dan ukuran yang disesuaikan dipasang balok kayu
kemudian pada tiap sisi cetakan disangga dengan balok kayu sepanjang 4 meter.
Adapun volume pengerjaannya adalah 228,15 m2, dikerjakan oleh 1 mandor, dan
3 orang pekerja, jumlah hari yang dibutuhkan untuk pengerjaannya adalah 3 hari.
3.
Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai dipasang.
Perawatan Beton
26
Perawatan beton cor kolom dilakukan setelah beton cor mengeras, kirakira 1 hari setelah pengecoran berlangsung. Perawatan beton cor ini dilakukan
dengan cara menyiram air kepada permukaan beton cor. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore. Perawatan beton dilakukan selama 1 hari saja, hal ini tidak
sesuai dengan ketentuan SNI 03-2847-2002 pasal 7.11 ayat 1 halaman 32 yang
menyatakan bahwa beton harus dirawat pada suhu diatas 10o C dan dalam kondisi
lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.
5.
pelepasan papan bekisting dilakukan 1 minggu dari waktu proses pengecoran. Hal
ini tidak sesuai dengan ketentuan PBI 1971, pasal 5.5 ayat 1 dimana bekisting
baru boleh dibongkar setelah berumur 21 hari. Pembukaan papan bekisting
dilakukan dengan menggunakan alat linggis. Setelah pembukaan papan bekisting
selesai kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak
merata, apabila ditemukan permukaan yang tidak merata maka akan segera
ditutup dengan plasteran 1 Pc : 2 Ps. Adapun volume pekerjaannya adalah 228,15
m2, dikerjakan oleh 1 mandor, dan 2 orang pekerja, jumlah hari yang dibuhkan
untuk melepas papan bekisting adalah 3 hari.
pekerjaan bekisting dan perancah. Untuk itu sebelum bekisting dipasang pekerjaan
pertama dilakukan adalah mendirikan tiang-tiang vertikal yang biasa disebut
perancah. Bekisting balok dari multiplek 12 mm dan disesuaikan dengan
27
2.
Pembesian Balok
Pekerjaan pembesian ini dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting dan
28
dimulai
dari
jam
14.00
s/d
jam
23.00
malam
hari
balok lantaidan plat lantai ini dilakukan dengan cara menyiram air ke permukaan
beton yang terlebih dahulu telah dibalut dengan kertas semen atau goni, guna
mencegah kontak langsung dengan matahari dan hujan. Penyiraman dilakukan
pada waktu pagi dan sore. Perawatan beton dilapangan dilakukan dalam kondisi
lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.
5.
4.6
dikerjakan. Pada pekerjaan kolom lantai bahan dan peralatan yang digunakan
antara lain :
1. Pemasangan Bekisting dan Perancah
Perancah berfungsi sebagai penyokong papan bekisting dan beban lain
yang bersifat sementara. Tiang perancah yang digunakan adalah balok kayu
dengan ukuran yang beragam, dipasang dengan jarak 60 cm antara perancah yang
satu dengan perancah yang lainnya. Untuk bekisting plat lantai dibuat dengan
multipleks 12 mm dengan permukaan halus, yang terletak diatas perancah/balok
penyokong. Luas bekisting ini disesuaikan dengan luas plat lantai yang akan
dibentuk, bekisting plat lantai harus benar-benar datar yang dibuktikan dengan
alat pengukur water pass atau theodolit. Lapisan multiplek tersebut diolesi dengan
oli yang bertujuan untuk menghindari melekatnya beton pada saat bekisting
dibuka. Adapun volume bekisting pada plat lantai adalah 78,26 m2.
30
32