Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

KEGIATAN PROYEK YANG DIIKUTI

Dalam melaksanakan kerja praktek selama lebih kurang dua bulan pada
proyek pembangunan RKB SDIT Nurul Islah Kota Banda Aceh, penulis
mengamati beberapa kegiatan pembangunan yang diikuti adalah:
1.
2.
3.
4.

Pekerjaan Sloff
Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Balok
Pekerjaan Plat Lantai
Sebelum menguraikan seluruh pekerjaan yang diikuti pada proyek

pembangunan RKB SDIT Nurul Islah Kota Banda Aceh, terlebih dahulu diuraikan
tentang bahan-bahan utama dari peralatan yang digunakan.

4.1

Bahan-bahan Utama
Adapun bahan-bahan utama yang digunakan pada sebagian item pekerjaan

yang disebutkan di atas pada proyek pembangunan RKB SDIT Nurul Islah Kota
Banda Aceh, adalah sebagai berikut.
4.1.1

Semen
Semen yang digunakan adalah semen Portland tipe I yang diproduksi oleh

pabrik PT. Semen Padang. Pengadaan semen Portland tipe I ini, sampai ke lokasi
dengan menggunakan truk pada saat pekerjaan pengecoran dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan area pekerjaan terlalu sempit, sehingga untuk material seperti semen
tidak disimpan pada stock pile.
4.1.2

Agregat halus (pasir)


Pasir yang digunakan didatangkan dengan menggunakan alat angkut truk

yang berkapasitas 4 m3. Di lokasi proyek, pasir tersebut diletakan langsung diatas
permukaan tanah dilapangan terbuka tanpa diberi alas. Penempatan pasir yang
demikian tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Beton
19

Bertulang Indonesia (PBBI-1971, pasal 3.9 ayat 5). Di dalam PBBI-1971, pasal
3.9 ayat 5 dianjurkan menggunakan bak-bak berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah pada saat pengambilan bahan.
4.1.3

Agregat kasar (krikil/batu pecah)


Agregat Kasar yang digunakan pada proyek ini berupa krikil dan batu

pecah, yang didatangkan dengan menggunakan alat angkut truk yang berkapasitas
4 m3. Di lokasi proyek, agregat kasar tersebut diletakan langsung diatas
permukaan tanah di lapangan terbuka tanpa diberi alas. Penempatan pasir yang
demikian tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan Beton
Bertulang Indonesia (PBBI-1971, pasal 3.9 ayat 5). Didalam PBBI-1971, pasal
3.9 ayat 5 dianjurkan menggunakan bak-bak berlantai untuk mencegah
terbawanya tanah pada saat pengambilan bahan.
4.1.4

Air
Air yang digunakan adalah air yang berasal dari PDAM yang berada di

sekitar lokasi. Berdasarkan PBBI-1971 pasal 3.6 ayat 1 halaman 28, yang
menyatakan bahwa air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh
mengandung minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organik lainnya yang
dapat merusak ikatan beton bertulang. Dalam hal ini, air yang digunkan pada
lokasi proyek telah sesuai dengan PBBI-1971 pasal 3.6 ayat 1.
4.1.5

Besi tulangan
Besi didatangkan dari daerah Medan, pengadaan besi tulangan sampai ke

lokasi proyek dengan menggunakan truk. Di lokasi pekerjaan, besi-besi tulangan


tersebut ditempatkan langsung diatas tanah. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan
PBBI 1971 pasal 3.9 ayat 7 dan 8 halaman 32 yang menyebutkan bahwa batangbatang tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan penimbunan
batang-batang tulangan.
4.1.6

Kayu
Kayu yang dimaksudkan disini adalah kayu yang digunakan untuk

bekisting dan balok untuk perancah. Bahan bekisting digunakan multiplex dengan
20

tebal 12 mm, sedangkan untuk perancah digunakan kayu balok dengan ukuran
yang beragam. Pengangkutan multiplex sampai ke lokasi proyek perlu dilakukan
dengan alat angkut pick-up, sedangkan untuk kayu perancah digunakan kayu
balok bekas yang tersedia di lapangan. Di lokasi, kayu perancah dan kayu
bekisting ditempatkan di atas permukaan tanah di lapangan terbuka. Penempatan
seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan karena kayu akan menjadi lembab
akibat tidak terlindung dari cuaca panas dan hujan.
4.2 Peralatan
Peralatan adalah alat bantu yang digunakan dalam pekerjaan fisik
bangunan agar pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah. Dalam pelaksanaan
pekerjaan digunakan peralatan manual dan juga peralatan dengan tenaga mesin.
Peralatan yang digunakan dalam proyek ini antara lain:

4.2.1

Pemotong tulangan (bar cutter)


Bar Cutter adalah alat khusus yang digunakan untuk memotong besi

tulangan, agar sesuai dengan panjang yang dibutuhkan. Pada proyek ini
pemotongan besi tulangan menggunakan mesin potong manual, selain cepat alat
ini juga bisa menghemat listrik, mesin potong yang digunakan dilapangan adalah
milik mandor pada pekerjaan ini, mesin ini didatangkan kelapangan dengan
menggunakan mobil pick-up.
4.2.2

Pembengkok tulangan (bar bender)


Bar bender adalah alat untuk membentuk besi tulangan sesuai dengan

bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual.


Pembengkok manual ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 15 mm dan
memiliki panjang 45 cm yang memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan
ukuran tulangan yang akan dibengkokan. Cara membengkokannya dengan
menggunakan linggis dan alat bantu lain, cara seperti ini akan memperlambat
proses pekerjaan.
21

4.2.3

Pencampuran beton (concrete mixer)


Concrete Mixer adalah alat yang digunakan untuk mengaduk campuran

beton. Alat ini memiliki kapasitas yang berbeda-beda sesuai dengan ukurannya.
Concrete Mixer yang digunakan pada proyek ini yaitu molen. Molen didatangkan
kelapangan dengan menggunakan mobil pick-up, molen diletakkan berdekatan
antara bangunan yang akan dibangun dan material yang akan digunakan untuk
proses pencampuran beton itu sendiri.
4.2.4

Perancah (Scaffolding)
Scaffolding adalah alat penyangga bekisting baik balok maupun pelat agar

pada proses pengcoran posisi bekisting tidak berubah. Perancah yang digunakan
pada proyek ini adalah perancah kayu. Ukuran perancah yaitu 185 x 125 x 170 cm
yang digunakan oleh kontraktor sebagai tempat berdiri tukang dan pekerja pada
saat mengikat besi.
4.2.5

Alat-alat bantu lain


Peralatan lain yang digunakan pada proyek ini diantaranya yakni peralatan

penerangan yang digunakan ketika jam malam, peralatan pertukangan diantaranya


cangkul, sekop, sendok semen, meteran, gergaji, ember, palu, paku, kereta sorong,
pompa air dan lain-lain.

4.3

Pekerjaan Sloof
Pekerjaan sloof dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai. Sloof

berfungsi untuk meratakan beban yang diterima oleh pondasi, juga sebagai
pengunci dinding agar saat terjadi pergerakan pada tanah, dinding tidak roboh.
Sloof sangat berperan terhadap kekuatan bangunan. Bahan yang digunakan adalah
beton campuran 1 semen : 2 Pasir : 3 Split (koral). Adapun langkah pengerjaannya
adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian seperti pekerjaan Pembengkokan, pemotongan, dan
pengikatan pembesian dilakukan dilapangan. Dimensi sloof yang digunakan pada
22

bangunan ini adalah lebar 25 cm, tinggi 50 cm, besi tulangan utama 6 Batang
D12. Sedangkan untuk Begel menggunakan 12.
Ukuran pembesian untuk sloof adalah 25 x 50 cm, dimana untuk tumpuan
bagian atas menggunakan 5D16, bagian bawah menggunakan 3 D16, ditengah
menggunakan 6D12, dan untuk begel menggunakan 810-100. Untuk pembesian
lapangan bagian atas menggunakan 3D16, bagian bawah menggunakan 3D16,
bagian tengah menggunakan 6D12, dan untuk begel menggunakan 810-100.
Setelah perakitan pondasi selesai, pembesian kemudian diletakan diatas pondasi
tapak, dan dilakukan pengikatan/penyambungan dengan pembesian kolom.
Adapun volume pembesiannya, untuk besi ulir volumenya adalah 2.188,59 Kg
dan besi polos adalah 404,95 Kg dikerjakan oleh 1 mandor, dan 3 orang pekerja,
jumlah hari untuk pengerjannya adalah 2 hari.
2. Pemasangan Papan Bekisting
Pemasangan papan Bekistingdibuat dari multiplek 12 mm dan balok
penyokongnya terbuat dari kayu meranti berukuran 5/7 cm, cetak bekisting harus
kokoh dan rapat agar tidak bocor pada saat pengecoran. Sebelum pengecoran
sloof, semua jarak dan ukuran di cek, baik jumlah dan jarak antar tulangan
maupun ukuran sloof. Papan bekisting juga diberi minyak bekisting, agar
permukaan beton cor nantinya menjadi rata, dan pada saat pembukaan papan
bekisting menjadi mudah.Untuk menyambungkan keempat sisinya digunakan
paku kayu. Adapun volume untuk pengerjaanya adalah 72,40 m 2, dikerjakan oleh
1 mandor, dan 4 orang pekerja, jumlah hari untuk pengerjaannya adalah 1 hari.
3.

Pengecoran Sloof
Berdasarkan pengamatan dilapangan, sebelum dilakukan pengecoran

terlebih dahulu dilakukan pengecekan bekisting, agar tidak ada kotoran-kotoran


seperti potongan papan dan serbuk gergaji yang dapat mengurangi mutu
beton.Pengecoran dikontrol langsung oleh suvervisi, agar tidak terjadi kecurangan
dan hal yang tidak diinginkan pada saat proses pengecoran. Pengecoran sloof
dilakukan dengan menggunakan menggunakan mutu beton K-250 dengan bahan
23

campuran semen, pasir, dan krikil. Pengecoran dilakukan dengan perbandingan 1


semen, 2 pasir, 3 splint (koral). Pengecoran dilakukan sampai papan bekisting
terisi penuh, dan permukaan pengecoran juga harus diratakan. Pencampuran
dilakukan dengan menggunakan mesin pengaduk semen (molen), dan
diangkut/dibawa menggunakan ember, dan dituangkan secara merata kedalam
papan bekisting.Proses pengecoran telah sesuai dengan gambar kerja dan Direksi.
Akan tetapi proses pengecoran ini, beton cor yang digunakan tidak diuji/tidak ada
dilakukan pengambilan sampel/slump test. Proses ini tidak sesuai dengan
peraturan SNI-03-2847-2002 Pasal 5.1 ayat 1 halaman 14 yang menyatakan
bahwa Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian pada setiap
bahan yang digunakan pada pelaksanaan konstruksi beton untuk menentukan
apakah bahan tersebut mempunyai mutu sesuai dengan mutu yang telah
ditetapkan.
Adapun volume pengerjannya adalah 7,24 m3, dikerjakan oleh 1 mandor, 8
orang pekerja, jumlah hari untuk pengerjaannya adalah 1 hari.
4.

Perawatan Beton
Perawatan beton cor sloof dilakukan setelah beton cor mengeras, kira-kira

1 hari setelah pengecoran berlangsung. Perawatan beton cor ini dilakukan dengan
cara menyiram air kepada permukaan beton cor. Penyiraman dilakukan pada pagi
dan sore. Perawatan beton dilakukan selama 1 hari saja, hal ini tidak sesuai
dengan ketentuan SNI 03-2847-2002 pasal 7.11 ayat 1 halaman 32 yang
menyatakan bahwa beton harus dirawat pada suhu diatas 10o C dan dalam kondisi
lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.
5.

Pelepasan Papan Bekisting


Pelepasan papan bekisting dilakukan setelah beton cor mengering, proses

pelepasan papan bekisting dilakukan 1 minggu dari waktu proses pengecoran. Hal
ini tidak sesuai dengan ketentuan PBI 1971, pasal 5.5 ayat 1 dimana bekisting
baru boleh dibongkar setelah berumur 21 hari. Pelepasan papan bekisting
menggunakan alat linggis untuk pembukanya.setelah pembukaan papan bekisting
24

kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak rata,


apabila ditemukan permukaan yang tidak rata maka akan segera ditutup dengan
bahan campuran 1 pc : 2 Ps. Adapun Volume untuk pekerjaan ini adalah 72,40 m2,
dikerjakan oleh 1 mandor, dan 2 orang pekerja, jumlah hari untuk pengerjannya
adalah 1 hari.
4.4 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan Kolom terdiri dari kolom utama. Pekerjaan kolom utama
menggunakan beton mutu K-250. Proses pengerjaannya adalah sebagai berikut:
1.

Pembesian Kolom
Pekerjaan Pemotongan, pembengkokan, dan pengikatan besi tulangan

dilakukan dilapangan kerja, ukuran kolom utama adalah 40/40 cm.


Ukuran pembesian kolom adalah 40 x 40 cm, dimana bagian atas
menggunakan besi 4D16, bagian bawah menggunakan 4D16, bagian tengah
menggunakan 4D16, dan begel menggunakan 810-100, hal ini telah sesuai
dengan gambar kerja/Direksi. Proses perakitan besi harus sejajar satu sama lain,
dan diletakan besi sengkang dengan jarak tertentu. Proses pengerjaan pembesian
telah sesuai dengan gambar dan Direksi. Adapun volume pembesiannya untuk
besi ulir volumenya adalah 2.823,93 Kg dan untuk besi polos adalah 404,95 Kg,
dikerjakan oleh 1 mandor dan 4 orang pekerja, jumlah hari yang dibutuhkan untuk
pembesian adalah 3 Hari
2.

Pemasangan Bekisting Kolom


Pemasangan papan Bekistingdibuat dari multiplek 12 mm dan balok

penyokongnya terbuat dari kayu meranti berukuran 5/7 cm, cetak bekisting harus
kokoh dan rapat agar tidak bocor pada saat pengecoran. Pemasangan bekisting ini
disesuaikan dengan ukuran kolom yaitu 40/40 cm (kolom utama), dan 13/13 cm
(kolom praktis). Sebelum pemasangan bekisting terlebih dahulu dicat dengan
minyak bekisting hal ini bertujuan agar hasil cetakan kolom mendapat permukaan
yang halus dan rata serta mempermudah pada saat pembukaan papan bekisting.
Untuk menyatukan keempat sisinya digunakan paku kayu pada tiap jarak 45 cm,
25

pada tiap sisinya dengan jarak dan ukuran yang disesuaikan dipasang balok kayu
kemudian pada tiap sisi cetakan disangga dengan balok kayu sepanjang 4 meter.
Adapun volume pengerjaannya adalah 228,15 m2, dikerjakan oleh 1 mandor, dan
3 orang pekerja, jumlah hari yang dibutuhkan untuk pengerjaannya adalah 3 hari.
3.

Pengecoran Kolom
Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai dipasang.

Sebelum pengecoran dimulai, kotoran-kotoran yang melekat pada besi tulangan


dibersihkan dan dilakukan pemeriksaan letak tulangan maupun posisi bekisting.
Beton yang digunakan adalah mutu beton K-250 untuk Kolom Utama, dan Kolom
Praktis. Perbandingan campuran yang digunakan adalah 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr, air
secukupnya serta penambahan Zat additive sesuai petunjuk, pengadukan
dilakukan dengan menggunakan molen dengan lama pengadukan kurang lebih 10
menit setelah semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk. Proses
pengeluaran beton dari alat molen dituang kedalam ember, dan selanjutnya akan
dituangkan kedalam papan bekisting. Akan tetapi proses pengecoran ini, beton
cor yang digunakan tidak diuji/tidak ada dilakukan pengambilan sampel/slump
test. Proses ini tidak sesuai dengan peraturan SNI-03-2847-2002 Pasal 5.1 ayat 1
halaman 14 yang menyatakan bahwa Pengawas lapangan berhak memerintahkan
diadakan pengujian pada setiap bahan yang digunakan pada pelaksanaan
konstruksi beton untuk menentukan apakah bahan tersebut mempunyai mutu
sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan, dan dalam proses pengecoran kolom
tersebut tidak digunakan alat concrete vibrator untuk pemadatan, hal ini tidak
sesuai dengan peraturan SNI-03-2847-200 Pasal 7.10 ayat 8 halaman 32 yang
manyatakan bahwa semua beton harus dipadatkan secara menyeluruh dengan
menggunakan peralatan yang sesuai selama pengecoran dan harus diupayakan
mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua cetakan.
Adapun jumlah yang akan dicor adalah 15 buah kolom, dikerjakan oleh 1
mandor, dan 8 orang pekerja, jumlah hari yang dibutuhkan untuk pengecorannya
adalah 3 hari.
4.

Perawatan Beton
26

Perawatan beton cor kolom dilakukan setelah beton cor mengeras, kirakira 1 hari setelah pengecoran berlangsung. Perawatan beton cor ini dilakukan
dengan cara menyiram air kepada permukaan beton cor. Penyiraman dilakukan
pada pagi dan sore. Perawatan beton dilakukan selama 1 hari saja, hal ini tidak
sesuai dengan ketentuan SNI 03-2847-2002 pasal 7.11 ayat 1 halaman 32 yang
menyatakan bahwa beton harus dirawat pada suhu diatas 10o C dan dalam kondisi
lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.
5.

Pembukaan Papan Bekisting


Pelepasan papan bekisting dilakukan setelah beton cor mengering, proses

pelepasan papan bekisting dilakukan 1 minggu dari waktu proses pengecoran. Hal
ini tidak sesuai dengan ketentuan PBI 1971, pasal 5.5 ayat 1 dimana bekisting
baru boleh dibongkar setelah berumur 21 hari. Pembukaan papan bekisting
dilakukan dengan menggunakan alat linggis. Setelah pembukaan papan bekisting
selesai kemudian dilakukan pengecekan terhadap permukaan beton yang tidak
merata, apabila ditemukan permukaan yang tidak merata maka akan segera
ditutup dengan plasteran 1 Pc : 2 Ps. Adapun volume pekerjaannya adalah 228,15
m2, dikerjakan oleh 1 mandor, dan 2 orang pekerja, jumlah hari yang dibuhkan
untuk melepas papan bekisting adalah 3 hari.

4.5 Pekerjaan Balok


Pekerjaan Balok terdiri dari 3 bagian Balok induk, yang berukuran 25/50
cm dan 25/40 cm. Pekerjaan kolom menggunakan mutu beton K-250 dan
menggunakan molen. Adapun tahapan pekerjaan balok adalah sebagai berikut:
1.

Pemasangan Bekisting dan Perancah


Sebelum pekerjaan pembesian dapat dimulai, terlebih dahulu dilakukan

pekerjaan bekisting dan perancah. Untuk itu sebelum bekisting dipasang pekerjaan
pertama dilakukan adalah mendirikan tiang-tiang vertikal yang biasa disebut
perancah. Bekisting balok dari multiplek 12 mm dan disesuaikan dengan
27

konstruksi pekerjaan pada gambar rencana/bestek. Pemasangan bekisting balok


tersebut dilakukan diatas tiang penyangga yang kemudian diperkuat/kokoh
dengan balok kayu, papan bekisting serta alat pengaku lainnya pada sisi kanan dan
kiri tiang sehingga tiang penyangga bekisting berbentuk huruf T. Adapun volume
pengerjannya untuk balok berukuran 25/50 volumenya adalah 73,71 dan untuk balok
berukuran 25/40 volumenya adalah 17,27 m 2, dikerjakan oleh 1 mandor, dan 3 orang
pekerja, jumlah hari yang dibutuhkan untuk pengerjannya adalah 3 hari.

2.

Pembesian Balok
Pekerjaan pembesian ini dilaksanakan setelah pekerjaan bekisting dan

perancah telah selesai dikerjakan. Pemotongan, pembengkokan, dan pengikatan


tulangan balok dibentuk pada lokasi kerja. Tulangan-tulangan yang telah dipotong
dan dibentuk kemudian diangkat ke atas bekisting.

Pembesian tumpuan yang di pakai untuk Balok berukuran 25/50 adalah


5D16 untuk bagian atas, 6D12 untuk bagian tengah, dan 3D16 untuk bagian
bawah, dan untuk begel digunakan 810-100. Untuk Balok Lapangan adalah
3D16 untuk bagian atas, 6D16 Untuk bagian tengah, dan 3D16 untuk bagian
bawah, dan untuk begel digunakan 810-100. Proses pengerjaan pembesian telah
sesuai dengan gambar dan Direksi. Adapun volume pembesian untuk besi ulir
pada balok berukuran 25/50 volumenya adalah 1.742 Kg dan untuk besi polos
volumenya adalah 253,37, sedangkan pada balok berukuran 25/40 volume untuk
besi ulir adalah 476,93 Kg dan untuk besi polos volumenya adalah 60,04 Kg yang
dikerjakan oleh 1 mandor, dan 8 pekerja, jumlah hari untuk pengerjaannya adalah
3 hari.
3.

Pengecoran Balok Lantai

28

Berdasarkan pengamatan dilapangan, sebelum pengecoran terlebih dahulu


bekisting harus dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti potongan-potongan
papan dan serbuk gergaji yang dapat mengurangi mutu beton. Selanjutnya
bekisting disiram dengan air hingga jenuh agar pada saat pengecoran kandungan
air pada campuran beton tidak terserap oleh bekisting.
Setelah pemasangan besi selesai dikerjakan, pekerjaan dilanjutkan dengan
pengecoran balok lantai. Sebelum pengecoran dimulai, pihak direksi mengontrol
untuk memastikan, apakah pembesian dan mal terpasang dengan baik. Setelah
semua keadaan disetujui oleh direksi, baru dilaksanakan pekerjaan pengecoran
balok lantai. Mutu beton yang digunakan pada pengecoran balok lantai ini adalah
mutu Beton K-250, sedangkan tes slump yang dipakai adalah 10 cm dengan
proses pengecoran menggunakan molen, sedangkan pemadatan dilakukan dengan
menggunakan concrete vibrator.
Pada saat yang bersamaan dengan waktu pengecoran, dilakukan
pemadatan dengan menggunakan concrete vibrator (mesin penggetar) agar tidak
terjadi rongga-rongga kosong pada penampang beton. Pemadatan dengan
concrete vibrator dilakukan dengan memasukkan jarum penggetar ke dalam
adukan secara vertikal. Concrete vibrator harus sering diangkat dan dipindahkan
dari satu tempat ke tempat lainnya supaya diperoleh kepadatan yang sama pada
seluruh bagian beton, dengan lamanya kira-kira 30 detik. Penarikan jarum adukan
dilakukan secara perlahan lahan agar rongga-rongga bekas jarum tersebut dapat
diisi penuh lagi dengan adukan diatas jarum. Jarak antara pemasukan jarum
dipilih sedemikian rupa sehingga daerah pengaruhnya saling menutupi.Proses
pengecoran

dimulai

dari

jam

14.00

s/d

jam

23.00

malam

hari

dengantargetpenyelesaian selama 1 hari. Adapun volume pengecoran balok lantai


25/50 adalah 5,67 m3 dan volume pengecoran balok anak 25/40 adalah 1,26 m3.
4.

Perawatan Beton Balok Lantai


Perawatan beton balok lantai dilakukan bersamaan dengan perawatan pada

plat lantai,kira-kira 1 hari setelah pekerjaan pengecoran berlangsung. Perawatan


29

balok lantaidan plat lantai ini dilakukan dengan cara menyiram air ke permukaan
beton yang terlebih dahulu telah dibalut dengan kertas semen atau goni, guna
mencegah kontak langsung dengan matahari dan hujan. Penyiraman dilakukan
pada waktu pagi dan sore. Perawatan beton dilapangan dilakukan dalam kondisi
lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.
5.

Pembukaan Bekisting Balok Lantai


Pekerjaan pembukaan bekisting balok lantai dilakukan setelah 21 hari

pengecoran, yang dilakukan dengan menggunakan alat tukang yang sederhana


seperti linggis dan palu. Pembukaan bekisting ini dilakukan oleh 1 mandor,1
kepala tukang, dan 6 pekerja dan volume pembukaan bekistingnya untuk balok
25/50 volumenya adalah 73,71 dan balok 25/40 volumenya adalah 17,27 m.

4.6

Pekerjaan Plat Lantai


Pekerjaan plat lantai dapat dilakukan setelah pekerjaan balok lantai selesai

dikerjakan. Pada pekerjaan kolom lantai bahan dan peralatan yang digunakan
antara lain :
1. Pemasangan Bekisting dan Perancah
Perancah berfungsi sebagai penyokong papan bekisting dan beban lain
yang bersifat sementara. Tiang perancah yang digunakan adalah balok kayu
dengan ukuran yang beragam, dipasang dengan jarak 60 cm antara perancah yang
satu dengan perancah yang lainnya. Untuk bekisting plat lantai dibuat dengan
multipleks 12 mm dengan permukaan halus, yang terletak diatas perancah/balok
penyokong. Luas bekisting ini disesuaikan dengan luas plat lantai yang akan
dibentuk, bekisting plat lantai harus benar-benar datar yang dibuktikan dengan
alat pengukur water pass atau theodolit. Lapisan multiplek tersebut diolesi dengan
oli yang bertujuan untuk menghindari melekatnya beton pada saat bekisting
dibuka. Adapun volume bekisting pada plat lantai adalah 78,26 m2.
30

2. Pembesian Plat Lantai


Setelah seluruh bagian-bagian dari bekistingplat lantai selesai dikerjakan,
pekerjaan pembesian plat lantai dimulai. Pemotongan tulangan dilakukan dengan
menggunakan alat pemotong besi (bar cutter) dan dibengkokkan dengan alat
pembengkok tulangan (bar bender) sesuai ukuran rencana pada gambar.
Pekerjaan pembesian plat lantai dilakukan langsung di tempat kerja,
berupa pelurusan besi tulangan dan pembengkokan besi serta pembentukan kaitkait pada ujung tulangan. Baru kemudian dibawa ke atas bekisting plat lantai dan
dirangkai. Tulangan yang digunakan untuk plat lantai adalah berdiameter 10
100 mm untuk tulangan yang memanjang sedangkan untuk tulangan yang
melintang juga berdiameter 10 100 mm.
Proses perangkaian tulangan untuk plat lantai disatukan dengan tulangan
balok lantai yang telah disisakan sebelumnya, agar membentuk satu kesenyawaan
beton. Tebal plat lantai yang

direncanakan adalah 12 cm. Adapun volume

pembesian pada plat lantai adalah 2.880,15 kg/m3.


3. Pengecoran Plat Lantai
Sebelum pengecoran dilaksanakan, terlebih dahulu bekisting harus
dibersihkan dari kotoran-kotoran seperti potongan-potongan papan dan serbuk
gergaji yang dapat mengurangi mutu beton, kemudian pihak direksi mengontrol
pembesian bekisting dan penulangan yang telah dipasang, setelah semua keadaan
telah disetujui oleh direksi baru dilaksanakan pekerjaan pengecoran plat lantai.
Pengadukan campuran dilakukan dimesin molen dan kemudian diangkut
keatas menggunakan lift. Beton dari lift di distribusikan ke tempat yang akan di
cor dan kemudian diratakan. Selama pengecoran dilakukan pemadatan dengan
menggunakan concrete vibrator agar mortar dapat mengisi ruang-ruang yang
kosong. Setelah mortar padat, bagian atasnya diratakan. Adapun volume
pengecoran pada plat lantai adalah 10,56 m3.
4. Perawatan Beton Plat Lantai
31

Perawatan beton plat lantai dilakukan bersamaan dengan perawatan pada


balok lantai. Perawatan dilakukan setelah beton mengeras, kira-kira 1 hari setelah
pengecoran. Proses perawatan pada plat lantai dan balok lantai sama halnya
seperti pada kolom, dan sloff, di mana pada plat lantai dan balok lantai yang telah
ditutup dengan kertas semen disirami oleh air, guna untuk mencegah kontak
langsung dengan matahari dan hujan yang dapat merusak permukaan beton.
Penyiraman dilakukan pada waktu pagi dan sore. Perawatan beton plat lantai
kondisi lembab sekurang-kurangnya selama 7 hari setelah pengecoran.

5. Pembukaan Perancah dan Bekisting Plat Lantai


Pekerjaan pembukaan perancah dan bekisting plat lantai dilakukan setelah
21 hari pengecoran, alat yang digunakan untuk pembukaan bekisting atau mal ini
adalah palu dan linggis. Pembukaan perancah dan bekisting plat lantai ini,
dilakukan oleh 1 mandor, 1 kepala tukang, dan 8 pekerja. Proses pembukaan
perancah dan bekisting plat lantai dikerjakan selama 7 hari dan volumenya adalah
78,26 m.

32

Anda mungkin juga menyukai

  • 8.personil 1 PDF
    8.personil 1 PDF
    Dokumen8 halaman
    8.personil 1 PDF
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Oke
    BAB 4 Oke
    Dokumen14 halaman
    BAB 4 Oke
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Pemeliharaan JL Diponegoro
    Pemeliharaan JL Diponegoro
    Dokumen1 halaman
    Pemeliharaan JL Diponegoro
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Oke
    BAB 4 Oke
    Dokumen14 halaman
    BAB 4 Oke
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Gambar Kec. Setia2-Model
    Gambar Kec. Setia2-Model
    Dokumen1 halaman
    Gambar Kec. Setia2-Model
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Contoh Surat Permohonan KP
    Contoh Surat Permohonan KP
    Dokumen1 halaman
    Contoh Surat Permohonan KP
    Awal Permata Milanisti
    100% (1)
  • Struk Tur
    Struk Tur
    Dokumen2 halaman
    Struk Tur
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Sistem Informasi Geografis Menentukaan Koordinat
    Sistem Informasi Geografis Menentukaan Koordinat
    Dokumen7 halaman
    Sistem Informasi Geografis Menentukaan Koordinat
    h_kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Data Cross Jalur GG
    Data Cross Jalur GG
    Dokumen146 halaman
    Data Cross Jalur GG
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Kulit SSKK Karet
    Kulit SSKK Karet
    Dokumen4 halaman
    Kulit SSKK Karet
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • RKS Subulussalam
    RKS Subulussalam
    Dokumen5 halaman
    RKS Subulussalam
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • SSKK
    SSKK
    Dokumen4 halaman
    SSKK
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Proposal Jembatan
    Proposal Jembatan
    Dokumen17 halaman
    Proposal Jembatan
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • As em
    As em
    Dokumen2 halaman
    As em
    Ogi Iskandar
    Belum ada peringkat
  • Per en Canaan Geo Me Trik Jalan
    Per en Canaan Geo Me Trik Jalan
    Dokumen57 halaman
    Per en Canaan Geo Me Trik Jalan
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • As em
    As em
    Dokumen2 halaman
    As em
    Ogi Iskandar
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen22 halaman
    Chapter II
    Awal Permata Milanisti
    Belum ada peringkat
  • Spesifikasi Pondasi Pelat
    Spesifikasi Pondasi Pelat
    Dokumen8 halaman
    Spesifikasi Pondasi Pelat
    Yudy Triyoga
    0% (1)