Anda di halaman 1dari 141

i

PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR,


IKLIM KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
DI SMK KRISTEN SALATIGA

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Zuhdan Kamal Abdillah
NIM 7101411217

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:

Hari

: Kamis

Tanggal

: 9 Juli 2015

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi,

Dosen Pemimbing,

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang pada :
Hari

: Selasa

Tanggal

: 14 Agustus 2015

Penguji I

Penguji II

Penguji III

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 10 Juli 2015

Zuhdan Kamal Abdillah


NIM.7101411217

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
Berusahalah, karena tuhan punya jawaban
atas apa yang kita perjuangkan.
(Zuhdan Kamal Abdillah)

PERSEMBAHAN:
Sebuah persembahan sederhana
untuk Ibu dan Bapakku

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang


senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul

Pengaruh Pengalaman

Mengajar, Iklim Kerja dan Kompensasi terhadap Kompetensi Profesional Guru di


SMK Kristen Salatiga dalam rangka menyelesaikan studi Strata I untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka dalam
kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1.

Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang


yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan
menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang.

2.

Dr. Wahyono, M.M. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang


yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan mengikuti program strata
satu di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Dr. Ade Rustiana, M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi dan
sebagai Dosen Penguji 1 serta memberikan saran dan kritik demi perbaikan
skripsi ini.
4.

Ismiyati, S.Pd., M.Pd. Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Penguji 3 yang


telah memberikan bimbingan, bantuan dan dorongan dalam penulisan skripsi.

vii

5.

Drs. Marimin, M.Pd.sebagai Dosen Penguji 2 yang telah memberikan saran


dan kritik demi perbaikan skripsi ini.

6.

Seluruh dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan dan mengajarkan


ilmu pengetahuan untuk bekal masa depan.

7.

Eko Pambudyo, S.Pd. Kepala sekolah SMK Kristen Salatiga yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

8. Guru-guru SMK Kristen Salatiga yang telah membantu dalam penelitian.


9.

Ibu dan Bapak yang selalu memberikan doa dan dukungan. Adik-adikku
Sarah, Hudi dan Naja sebagai motivasiku menyelesaikan program pendidikan
ini. Lita, rekan PAP 2011, fungsionaris BEM FE dan seluruh sahabat, sebagai
teman belajar dalam menempuh strata satu ini.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca atau pihak-pihak yang berkepentingan
pada skripsi ini pada umumnya.

Semarang, 30 Agustus 2015


Penulis

viii

SARI
Abdillah, Zuhdan Kamal. 2015. Pengaruh Pengalaman Mengajar, Iklim Kerja
dan Kompensasi terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMK Kristen
Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Ismiyati, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci : Pengalaman Mengajar, Iklim Kerja, Kompensasi, Kompetensi
Professional Guru
Kompetensi professional guru berperan bagi berlangsungnya pembelajaran
di kelas, guru diharuskan memiliki pengetahuan yang luas terhadap bidang studi
yang akan diajarkan. Permasalahan dalam penelitian ini diketahui bahwa cukup
rendahnya kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga seperti
kurangnya penggunaan media dan proses penyampaian materi dirasa belum
optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh pengalaman
mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap kompetensi professional guru.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah guru di SMK Kristen Salatiga sebanyak 30 guru. Penelitian ini
merupakan penelitian populasi, jadi semua populasi dijadikan sebagai responden.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
bantuan SPSS For Windows Release 17.
Uji keberartian persamaan regresi dilihat dari uji F hitung = 29,476 dengan
signifikansi sebesar 0,00 < 0,05 sehingga diperoleh hasil analisis regresi linear
berganda dengan persamaan Y = 17,773 + 0,677X1 + 0,393X2 + 0,454X3. Secara
parsial (uji t) pengalaman mengajar (X1) diperoleh thitung = 2,740 dengan
signifikansi 0,00 < 0,05, sehingga H2 diterima. Iklim Kerja diperoleh thitung = 2,354
dengan signifikansi 0,00 < 0,05, sehingga H3 diterima. Kompensasi diperoleh
thitung = 2,182 dengan signifikansi 0,00 < 0,05, sehingga H4 diterima. Secara
simultan (R2) pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi berpengaruh
terhadap kompetensi profesional sebesar 23,5%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada pengaruh secara positif dan
signifikan antara pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga. Saran dari penelitian ini
adalah; 1) penyusunan RPP dan Silabus perlu disusun secara kreatif dan inovatif,
2) guru selalu menjaga citranya sebagai seorang pendidik untuk menjadi panutan
bagi siswa, masyarakat dan lingkungan, 3) sekolah perlu meningkatkan benefit
yang diterima guru seperti mengadakan kunjungan bersama ke tempat wisata.

ix

ABSTRACT
Abdillah, Zuhdan Kamal. 2015. The Influence of Teaching Experience, Work
Climate and Compensation for Professional Competence of Teachers at Kristen
Vocational High School of Salatiga. Final Project. Department of Economic
Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Adviser Ismiyati,
S.Pd., M.Pd.
Keywords : Teaching Experience,
Professional Competence of Teacher

Work

Climate,

Compensation,

Professional competence of teacher is contribute to ongoing learning in the


classrom, teacher are required to have extensive knowledge of the subject areas to
be taught. Problems in this research based that lack sufficient professional
competence of teachers in Kristen Vocational Higs School of Salatiga such as low
use of media and process of extending material deemed not optimal. This research
aims to determinate is there any effect of teaching experience, work climate and
compensation to the professional competence of teachers.
This research uses quantitive methods. The population in this research
were teachers in Kristen Vocational High School of Salatiga as many as 30
teachers. This research a population research, so all the population used as
responder. The technique of collecting data using questionnaire. Data were
analyzed using descriptive analysis, a classic assumption test and hypothesis test
using SPSS for windows release 17.
The significance of the test equation as calculated from the F test was 29,
476 with significance 0,00<0,05, while the results of multiple linear regression
analysis with equation Y = 17,773 + 0,677X1 + 0,393X2 + 0,454X3 + e. Partially
(t test) teaching experiences (X1) obtained tcount = 2,740 with a significance 0,00 <
0,05, so that H2 is accepted. Work climate obtained tcount = 2,354 with a
significance 0,00 < 0,05, so H3 is received. Compensation obtained tcount = 2,182
with a significance 0,00 < 0,05, so H4 is accepted. Simultaneously (R2) teaching
experience, work climate and compensation and influential on the professional
competence of 23,5%.
The conclusion from this research is there is a positive and significant
influence between teaching experience, work climate and compensation to the
professional competence of teachers in Kristen Vocational High School of
Salatiga. Suggestion from this research are; 1) preparation RPP and syllabus needs
to be arranged in a creative and innovative, 2) teachers always maintain its
reputation as an educator to be role models for students, society and the
environment, 3) schools need to increase the benefits received by teachers such as
holding a joint visit to the tourist attractions.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................

ii

PENGESAHAN ...............................................................................................

iii

PERNYATAAN ....................... .......................................................................

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................

vi

SARI

...... ................................................................................................. viii

ABSTRACT . ..................................................................................................

ix

DAFTAR ISI . ..................................................................................................

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii


DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xv

BAB 1 PENDAHULUAN ...........................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 10


BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 11
2.1 Kompetensi Profesional Guru ................................................................... 11
2.1.1 Standar Kompetensi Guru ................................................................ 11
2.1.2 Pengertian Kompetensi Profesional Guru ........................................ 12
2.1.3 Profesionalisme Guru dalam Mengelola Materi Pembelajaran ....... 13
2.1.4 Profesionalisme Guru dalam Mendayagunakan Sumber dan Media
Pembelajaran ................................................................................... 14
2.1.5 Profesionalisme Guru dalam Manajemen Kelas .............................. 16
2.1.6 Indikator Kompetensi Profesionalisme Guru ................................... 16
2.2 Pengalaman Mengajar.. .................................................................. 18
2.2.1 Pengertian Pengalaman Mengajar .................................................... 18
2.2.2 Fungsi dan Tujuan Pengalaman Mengajar ...................................... 19

xi

2.2.3 Indikator Pengalaman Mengajar ..................................................... 20


2.3 Iklim Kerja ................................................................................................. 22
2.3.1 Sekolah sebagai Organisasi di Bidang Pendidikan .......................... 22
2.3.2 Pengertian Iklim Kerja Sekolah ....................................................... 24
2.3.3 Fungsi Iklim Kerja Sekolah ............................................................. 25
2.3.4 Indikator Iklim Kerja Sekolah.......................................................... 26
2.4 Kompensasi ................................................................................................ 26
2.4.1 Pengertian Kompensasi .................................................................... 26
2.4.2 Asas-Asas Kompensasi .................................................................... 28
2.4.3 Tujuan Sistem Kompensasi.............................................................. 29
2.4.4 Indikator Kompensasi ...................................................................... 30
2.5 Penelitian yang Relevan ............................................................................. 31
2.6 Kerangka Berfikir....................................................................................... 32
2.7 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 34
BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................. 36
3.1 Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 36
3.2 Populasi ...................................................................................................... 36
3.3 Variabel Penelitian ..................................................................................... 37
3.3.1 Variabel Dependen ........................................................................... 37
3.3.2 Variabel Independen ........................................................................ 38
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 38
3.4.1 Metode Angket ................................................................................. 38
3.4.2 Metode Dokumentasi ....................................................................... 41
3.5 Uji Kualitas Angket Penelitian................................................................... 41
3.5.1 Uji Validitas ..................................................................................... 42
3.5.2 Uji Reliabilitas ................................................................................. 45
3.6 Metode Analisis Data ................................................................................. 46
3.6.1 Analisis Deskriptif ........................................................................... 46
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 48
3.6.2 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 49
3.6.4 Pengujian Hipotesis ......................................................................... 50

xii

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 52


4.1 Hasil Penelitian .......................................................................................... 52
4.1.1 Analisis Deskriptif ........................................................................... 52
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Pengalaman Mengajar .......................... 52
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Iklim Kerja ........................................... 54
4.1.1.3 Analisis Deskriptif Kompensasi .......................................... 57
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................................ 60
4.1.2.1 Uji Normalitas ..................................................................... 60
4.1.2.2 Uji Multikolinieritas ............................................................ 60
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 61
4.1.3 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 62
4.1.4 Uji Hipotesis .................................................................................... 64
4.1.4.1 Uji Simultan (Uji F) ............................................................. 64
4.1.4.2 Uji Parsial (Uji t) ................................................................. 65
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2) .................................. 66
4.1.4.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ....................................... 67
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 69
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 75
5.1 Simpulan .................................................................................... 75
5.2 Saran .......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

77

LAMPIRAN ...................................................................................................

80

xiii

Daftar Tabel
Halaman
Tabel 3.1 Rencana Penilaian (scoring) Jawaban Responden .........................

40

Tabel 3.2 Hasil Validitas Uji Instrumen .........................................................

44

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .....................................................

45

Tabel 3.4 Perhitungan pada Analisis Deskriptif .............................................

47

Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengalaman


Mengajar .........................................................................................

52

Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Pendidikan dan


Pelatihan ...........................................................................................

53

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Masa Kerja/Lama


Mengajar ..........................................................................................

54

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Iklim Kerja ............

55

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Ekologi .................

55

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Milieu ..................

56

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Sistem Sosial ........

56

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Budaya ..................

57

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Kompensasi ...........

58

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Kompensasi


Langsung ........................................................................................

58

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Kompensasi


Tidak Langsung ..............................................................................

59

Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test ..........................

60

xiv

Tabel 4.13 Uji Multikolinieritas ......................................................................

61

Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas..................................................................

61

Tabel 4.15 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ..................................

62

Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Simultan (Uji F) variabel X1, X2, dan X3
terhadap Y ........................................................................................

64

Tabel 4.17 Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y .....

65

Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi Simultan (R2) ............................

67

Tabel 4.19 Koefisien Determinasi Parsial (r2) ................................................

68

xv

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Observasi .....................................................................

81

Lampiran 2 Observasi Awal ..........................................................................

82

Lampiran 3 Surat Izin Uji Coba Instrumen Penelitian ...................................

85

Lampiran 4 Daftar Nama Responden Uji Coba Penelitian .............................

86

Lampiran 5 Angket Uji Coba Penelitian dan Kisi-kisi Uji Coba Penelitian ..

87

Lampiran 6 Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ............................

99

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas ...................................................................... 100


Lampiran 8 Reliabilitas Tiap Variabel ............................................................ 101
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian .................................................................... 104
Lampiran 10 Daftar Nama Responden Penelitian ............................................ 105
Lampiran 11 Angket Penelitian dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ............... 106
Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 116
Lampiran 13 Analisis Deskriptif ..................................................................... 117
Lampiran 14 Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 120
Lampiran 15 Analisis Regresi Berganda ......................................................... 123
Lampiran 16 Uji Hipotesis ............................................................................... 124

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Tuntutan zaman yang semakin meningkat pada era sekarang ini membuat
dunia kerja semakin membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten
dibidangnya masing-masing. Generasi muda dipersiapkan untuk masuk dalam
dunia kerja, karena kebutuhan dunia kerja itu akan terwujud manakala generasi
muda memiliki keterampilan. Pendidikan sebagai wadah generasi muda untuk
memperoleh ketrampilan. Tujuan pendidikan dapat tercapai, jika generasi muda
dipersiapkan melalui pendidikan formal, yaitu sekolah. Pendidikan yang diberikan
di sekolah nantinya akan menunjang generasi muda dalam memperoleh
ketrampilan serta kemampuan. Generasi muda perlu dipersiapkan dalam
pengetahuan dan juga ketrampilan praktik, karena itulah diadakan lembaga
pendidikan formal yang berbasis pada kejuruan, selain mempelajari materi siswa
juga akan diajarkan keterampilan yang harus dikuasai, pendidikan formal tersebut
yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sekolah Menengah Kejuruan memiliki tugas untuk menciptakan lulusan
yang kompeten sehingga lulusan tersebut memenuhi persyaratan dunia kerja dan
dapat diterima di dunia kerja sesuai bidang masing-masing. Lulusan dari SMK
dipandang mampu dan siap untuk masuk dalam dunia kerja. Sekolah Menengah
Kejuruan nantinya akan menciptakan lulusan yang kompeten sesuai dengan
bidangnya masing-masing, dan tentu saja perlu melakukan proses belajar
1

mengajar sebaik mungkin. Proses belajar yang baik dapat dilakukan oleh tenaga
pendidik yang baik pula, tenaga pendidik yang baik maksudnya yaitu seorang
guru sebagai pendidik harus memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Kompetensi yang dimiliki guru akan
menunjang proses belajar mengajar yang akan membawa siswa mencapai tujuan
dalam pembelajaran. Kemampuan tersebut tentu dibutuhkan oleh seorang guru
dalam memberikan pengajaran di kelas.
Sekolah sebagai tempat pendidikan yang di dalamnya terdapat interaksi
antara siswa, siswa dengan guru, guru dengan guru dan kepala sekolah dengan
seluruh warga sekolah dapat mencerminkan lingkungan kerja sekolah tersebut.
Apabila guru berada di lingkungan kerja yang bekerja keras, tentu guru juga akan
ikut bekerja keras karena menyesuaikan dengan lingkungannya, demikian
sebaliknya. Meskipun semua tetap berasal dari kepribadian guru sendiri tetapi
secara tidak langsung lingkungan juga mempengaruhi bagaimana guru
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Berbicara mengenai kompetensi guru,
sudah menjadi rahasia umum apabila guru yang bekerja lebih lama memiliki
pengalaman yang lebih banyak. Guru yang sudah lama berada di lingkungan
sekolah dinilai lebih memiliki pengetahuan dalam belajar mengajar, lalu guru
yang masih pemula atau baru membutuhkan pengalaman yang dia dapatkan dari
proses belajar mengajar. Pekerjaan apapun tentu akan menghasilkan pendapatan
bagi orang yang melaksanakannya, sama halnya dengan pekerjaan sebagai tenaga
pendidik yang akan mendapatkan penghasilan setelah melakukan tugas belajar
mengajar. Penghasilan seorang guru sebagai tenaga pendidik itu dinilai akan

memotivasi guru dalam melaksanakan tugasnya, terutama dalam pembelajaran di


kelas.
Kompetensi profesional yang dimiliki guru dinilai dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan oleh Uno (2008:70) bahwa dalam kegiatan profesionalnya, guru
harus memiliki kemampuan untuk merencanakan program pembelajaran dan
kemampuan untuk melaksanakan pembelajaran. Pendapat ini diperkuat oleh
Mulyasa (2009b:141) yang menyatakan guru yang memiliki kompetensi
profesional harus mampu memilah dan memilih serta mengelompokkan materi
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Berdasarkan kedua
pendapat tersebut terlihat bahwa seorang pendidik perlu memiliki kompetensi
profesional agar proses pembelajaran baik penyampaian materi maupun efektifitas
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang dibuat oleh guru.
Kemampuan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru salah satunya
dapat dilihat pada susunan bahan ajar, misalnya dengan membuat target
penyampaian materi. Hal itu sesuai yang diungkapkan oleh Uno (2008:45) yang
mengungkapkan bahwa proses belajar dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau
tata cara yang akan dipelajarai tersusun dalam urutan yang bermakna, susunan dan
tatacara ini dapat membantu siswa dalam menggabungkan dan memadukan
pengetahuan atau proses secara pribadi. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui
ketika siswa memperoleh materi secara tersusun atau disajikan dalam beberapa
bagian, akan membuat siswa memahami materi yang disampaikan sehingga siswa

dapat terlibat secara langsung dalam pembelajaran, yang nantinya akan ada umpan
balik antara guru dengan siswa.
Guru melakukan pembelajaran dan berinteraksi dengan siswa tentu
membutuhkan waktu, seperti apa yang telah diungkapkan oleh Szestay (2004) as
a teacher educator, i also wanted to understand better how to help beginner
teachers makesplit second decisions about when to stop an activity, or how to
respond to disruptive behaviour, for example. Pendapat itu berarti Szestay
sebagai seorang guru juga ingin memahami bagaimana membantu guru pemula
untuk membuat suatu keputusan dalam kelas dan juga tentang bagaimana
mengatur suatu kegiatan pembelajaran, atau bagaimana menanggapi perilaku yang
dianggap mengganggu. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Parker
(2006) yaitu practice teacher being responsible for encouraging and assessing
learning, yang berarti dalam praktik pembelajaran guru lebih bertanggung jawab
dalam mendorong dan menilai pembelajaran. Kedua pendapat tersebut tentu
diperoleh dari pengalaman mereka dalam menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan di dalam kelas. Katy dalam Zsestay (2004) menyatakan bagaimana
pengalaman guru:
for beginner teachers like myself everything can trigger re-ectionin-action,
because everything is new. For example, noticing the extent to which a
student is being challenged or how students are responding is important.
But its also important to develop a kind of routine, so that a lot of this
noticing becomes automatic and the lesson can go on smoothly.
Guru pemula memiliki tantangan untuk mengondisikan siswa dan tanggapan
siswa menjadi hal yang penting. Berdasarkan ungkapan tersebut tentu bahwa
secara tidak langsung guru yang masih pemula atau baru membutuhkan

pengalaman baik yang didapatkan di sekolah maupun yang dia dapatkan sendiri,
hal ini tentu terkait dengan bagaimana guru tersebut beradaptasi dengan organisasi
sekolah yang bersangkutan agar nantinya dapat memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar. Pendapat yang hampir sama juga
diungkapkan oleh Saondi dan Suherman (2010:45) untuk menjalin interaksiinteraksi yang melahirkan hubungan harmonis dan menciptakan kondisi yang
kondusif untuk bekerja diperlukan iklim kerja yang baik. Pendapat ini diperkuat
oleh Librawati, dkk (2013) dengan iklim kerja sekolah yang kondusif ini akan
mempengaruhi

setiap

warga

sekolah

terutama

guru

untuk

lebih

mengaktualisasikan ide, kreativitas, inovasi, kerja sama, dan kompetisi yang sehat
dalam mengupayakan pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan. Guru mendapatkan kompensasi atas pekerjaan yang telah dilakukan.
Kompensasi tersebut tentu akan mendorong semangat guru dalam melaksanakan
tugasnya sehingga mampu mengembangkan siswa dalam pembelajarannya,
pendapat tentang penghasilan di pekerjaan seseorang diperkuat oleh Hadi (2006)
yang menyatakan karena adanya upah yang sesuai dengan pekerjaannya, maka
akan timbul semangat dan gairah kerja yang semakin baik, upah yang sesuai
dipandang dapat memotivasi guru akan tetap profesional dalam menjalankan tugas
mengajar di sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMK Kristen
Salatiga pada hari Jumat tanggal 16 Januari 2015 kepada Bu Yuheti dan Bu Maya,
beberapa guru di SMK Kristen masih menggunakan media seadanya dan ada pula
yang

belum

menggunakan

media

sebagai

penunjang

dalam

kegiatan

pembelajaran. Bu Yuheti menyatakan bahwa tempat khusus praktek perkantoran


secara keseluruhan belum disediakan, guru agak kesulitan untuk praktik setiap
pelajaran produktif, namun guru tetap membuat mini kantor dalam kelas di akhir
semester. Hal ini senada dengan Bu Maya yang menyatakan setiap guru sudah
memaksimalkan penyampaian teori dalam kelas, begitupun untuk praktik
perkantoran sendiri dirasa sudah bagus namun kurang maksimal. Ketika ditanya
mengenai bagaimana kompetensi profesional guru di sekolah, Bu Yuheti dan Bu
Maya menjawab memang ada beberapa guru yang sudah maksimal, namun guru
lain tetap perlu lebih mengoptimalkam. Hal ini berarti kompetensi profesional
sudah baik, namun ada yang belum maksimal. Hasil pengamatan proses
pembelajaran di kelas, seorang guru dalam menghadapi berbagai karakteristik
siswa di dalam kelas, dinilai sudah melakukan pemahaman tentang tingkah laku
siswa, guru perlu menekankan kepada karakteristik masing-masing siswa. Siswa
terlihat kurang bersemangat dalam pembelajaran ketika guru hanya menjelaskan
materi saja dengan kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran.
Berdasarkan angket pendahuluan terkait kompetensi professional yang diberikan
kepada 10 responden, diketahui bahwa sebanyak 70% responden menyatakan
jarang menggunakan media pembelajaran saat mengajar, kemudian 50%
responden menyatakan setiap penyampaian materi seringkali menggunakan
metode ceramah saja karena dinilai cukup, selain itu sebanyak 70% responden
menyatakan bahwa dalam memberikan tugas jarang menggunakan berbagai
sumber. Pendidikan dan pelatihan juga dinilai cukup menunjang keprofesionalan,
namun berdasarkan angket pendahuluan masih ada 40% responden yang jarang

mengikuti kegiatan diklat. Berdasarkan angket pendahuluan terkait kompetensi


professional guru diperoleh rata-rata skor sebesar 25,6 dan jika dipersentasekan
sebesar 64% dari skor total yang seharusnya.
Karakteristik

dalam

bekerja

yang

terdapat

di

sekolah

diduga

mempengaruhi kompetensi guru khususnya kompetensi profesional guru,


misalnya guru yang selalu bertanya mengenai pergantian mata pelajaran dari
Kurikulum 2013 kembali ke KTSP secara tidak langsung seperti mengajak guru
yang ditanya untuk saling berdiskusi atau untuk sama-sama mencari hal yang
ditanyakan. SMK Kristen Salatiga terdiri dari beberapa guru dengan jenjang usia
yang berbeda-beda, guru dengan usia muda tentu saja juga masih baru dalam
mengajar sehingga pengalaman mengajar juga masih minim. Guru yang sudah
lama mengajar tentu sudah memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Selain
itu, SMK Kristen Salatiga sebagai sekolah swasta yang mana gaji dikelola oleh
yayasan, tentu saja jumlah siswa yang bersekolah akan berpengaruh terhadap
kompensasi yang diterima oleh para guru di sekolah tersebut. Kompensasi yang
nantinya diterima guru tentu akan menambah motivasi guru dalam mengajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2010) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman mengajar dengan
kompetensi profesional pada guru PKn di SMP Negeri Kabupaten Karanganyar.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Librawati, dkk (2013) yang menyatakan
bahwa terdapat determinasi yang signifikan antara iklim kerja terhadap kinerja
guru. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yensi (2010) yang menyatakan
bahwa secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan kompensasi

terhadap kinerja guru di SMA Negeri 2 Argamakmur Bengkulu Utara. Penelitian


yang dilakukan oleh Suryani (2012) yaitu terdapat kontribusi pengalaman kerja
guru secara signifikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten
Badung.
Proses pembelajaran dinilai memerlukan kompetensi profesional guru, jika
guru berkompeten secara profesional tentu akan meningkatkan proses
pembelajaran menjadi lebih baik. Pengalaman mengajar yang dimiliki oleh guru,
kondisi iklim kerja sekolah serta kompensasi yang diperoleh guru dalam bekerja
diduga memiliki pengaruh terhadap kompetensi profesional guru. Berdasarkan
permasalahan, teori dan penelitian terdahulu yang diuraikan diatas, peneliti
berkeinginan

untuk

PENGALAMAN

melakukan

MENGAJAR,

penelitian
IKLIM

dengan
KERJA

judul
DAN

PENGARUH
KOMPENSASI

TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK KRISTEN


SALATIGA.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
ditentukanlah rumusan masalah untuk penelitian ini. Rumusan masalah yang ingin
dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Adakah pengaruh pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi
terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga ?
2. Adakah pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi guru SMK
Kristen Salatiga ?

3. Adakah pengaruh iklim kerja terhadap kompetensi profesional guru di


SMK Kristen Salatiga ?
4. Adakah pengaruh kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di
SMK Kristen Salatiga ?
5. Bagaimana pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi di SMK
Kristen Salatiga ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman mengajar, iklim kerja dan
kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen
Salatiga.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi
profesional guru di SMK Kristen Salatiga.
3. Untuk mengetahui pengaruh iklim kerja terhadap kompetensi profesional
guru di SMK Kristen Salatiga.
4. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kompetensi profesional
guru di SMK Kristen Salatiga.
5. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman mengajar, iklim kerja dan
kompensasi di SMK Kristen Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca

10

1.4.2. Manfaat Praktis


1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
mengenai kompetensi profesional guru.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih
mengetahui kompetensi yang dibutuhkan guru dalam pembelajaran agar
lebih mendalami saat penyampaian materi.
3. Bagi sekolah, penelitian ini diharapan dapat digunakan sebagai bahan
untuk mengembangkan kompetensi profesional para guru.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kompetensi Profesional Guru


2.1.1 Standar Kompetensi Guru
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi satu bagian penting
dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Proses dalam mewujudkan
sekolah yang mampu menjalankan tujuan pendidikan nasional itu dibutuhkan guru
yang berkompeten. Pengertian kompetensi sendiri telah dijelaskan dalam UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Penjelasan tersebut menjelaskan bahwa
kompetensi guru sebagai kemampuan penting yang perlu dimiliki guru dalam
menjalankan tugasnya di sekolah. Pengertian ini senada dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Mulyasa (2009b:26) bahwa :
kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal,
keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk
kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi,
pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik,
pengembangn pribadi dan profesionalisme.
Kompetensi guru dapat menjadi gambaran umum tentang bagaimana guru
bertindak, Mulyasa (2009b:26) menyimpulkan bahwa kompetensi mengacu pada
kemampuan

melaksanakan

sesuatu

yang

diperoleh

melalui

pendidikan;

kompetensi guru menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional


11

12

untuk memenuhi spesifikasi tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas


pendidikan. Berbagai penjelasan tentang kompetensi guru, dapat disimpulkan
bahwa guru diharapkan menjadi sosok profesional yang memiliki kemampuan,
kecakapan, dan ketrampilan. Kompetensi menjadi kemampuan yang harus
dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah,
baik di lingkungan sekolah maupun di kelas.
2.1.2 Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Proses pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan baik manakala
terdapat seorang pemimpin yang mampu mewujudkan kelas yang efektif.
Pemimpin yang bertanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar

tentu

bukanlah

seseorang

yang

tidak

memiliki

kemampuan.

Mewujudkan pembelajaran yang efektif; baik tersampainya materi, pengelolaan


kelas, bahan dan media pembelajaran itu diperlukan profesionalitas seorang guru
yang terwujud dalam kompetensi profesional. Peraturan Pemerintah Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3)
butir c mengemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan
penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam
Standar Nasional Pendidikan. Pengertian tersebut menggambarkan bagaimana
peran guru dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif, baik dari segi materi
yang diajarkan maupun kemampuan menjelaskan materinya. Berbagai macam
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah akan membawa siswa memiliki
kompetensi peserta didik yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Uno

13

(2008:69) menyatakan bahwa kompetensi profesional artinya guru harus


memiliki pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan
diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoretis
mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar. Beberapa pengertian
tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya seorang guru memiliki kompetensi
profesional yang nantinya akan diterapkan di kegiatan belajar mengajar.
Kompetensi profesional besar pengaruhnya terhadap kualitas dari guru itu
sendiri pada saat melakukan pembelajaran. Guru dituntut untuk mengembangkan
dirinya

terhadap

pengetahuan

dan

mendalami

keahliannya

agar

dapat

mewujudkan kompetensi profesionalnya, karena guru tidak hanya bermodalkan


penguasaan materi saja tetapi harus pula memiliki kemampuan khusus pada saat
melakukan pembelajaran. Kompetensi profesional memang harus dimiliki guru
jika ingin mengembangkan peserta didiknya, apalagi jika mengajar di SMK yang
lulusan dari sekolah tersebut diharapkan perusahaan dan masyarakat sebagai
tenaga kerja yang kompeten di bidangnya. Tanggung jawab seorang guru terlihat
dari profesi yang diembannya, jiwa pendidik dalam diri guru perlu untuk
ditanamkan di diri guru yang diwujudkan dalam kompetensi profesional guru.
2.1.3 Profesionalisme Guru dalam Mengelola Materi Pembelajaran
Guru yang memiliki kompetensi profesional tentu perlu memahami jenisjenis materi pembelajaran, agar nantinya dalam memberikan pembelajaran dapat
tersampaikan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa serta sesuai pula dengan
kemampuan peserta didik. Uno (2008:45) mengungkapkan bahwa proses belajar
dapat ditingkatkan apabila bahan ajar atau tata cara yang akan dipelajari tersusun

14

dalam urutan yang bermakna. Guru harus melakukan pemahaman mengenai


materi pembelajaran agar dapat digunakan guru sebagai acuan dalam menjelaskan
materi.
Kurikulum dalam pendidikan menuntut guru untuk memiliki kemampuan
mengelola materi serta memberikan informasi yang tepat. Kemampuan mengolah
materi diperlukan agar materi yang diberikan sesuai kebutuhan siswa. Pendapat
Mulyasa (2009b:142) bahwa dalam setiap pengembangan materi pembelajaran
seharusnya memperhatikan apakah materi yang akan diajarkan itu sesuai/cocok
dengan tujuan dan kompetensi yang akan dibentuk. Pemenuhan kebutuhan siswa
itu perlu dilakukan oleh guru dan tentunya perlu memiliki kemampuan dalam
menyajikan informasi agar siswa dapat mengikuti rencana pembelajaran yang
diberikan guru. Hal ini senada dengan pendapat Uno (2008:23) yang menyatakan
bahwa guru hendaknya mampu mempergunakan pengetahuan tentang teori
belajar mengajar dari teori perkembangan hingga memungkinkan untuk
menciptakan situasi belajar yang baik. Kemampuan pengelolaan materi yang
sudah dikuasai guru, tentu akan dapat menyesuaikan kemampuan siswa,
penyampaian yang mudah dan tepat itulah yang kemudian akan memudahkan
siswa dalam belajar dan memahami materi.
2.1.4 Profesionalisme Guru dalam Mendayagunakan Sumber dan Media
Pembelajaran
Pembelajaran disekolah tentu tidak hanya terpaku pada satu sumber saja,
informasi yang berkembang di masyarakat menuntut pengetahuan secara luas dan
mendalam. Bagi guru, untuk memperoleh pembelajaran yang optimal dan efektif

15

tentu tidak hanya mengandalkan satu sumber saja, tetapi juga perlu membaca
beberapa sumber agar memiliki pengetahuan yang luas. Mulyasa (2009b:156)
menjelaskan bahwa guru dituntut tidak hanya mendayagunakan sumber-sumber
pembelajaran yang ada di sekolah (apalagi hanya membaca buku ajar) tetapi
dituntut untuk mempelajari berbagai sumber, seperti majalah, surat kabar, dan
internet. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa guru perlu memiliki beberapa
sumber agar dapat memberikan pemahaman kepada siswa terkait materi yang
diajarkan, contohnya seperti memberikan berita terbaru yang terjadi di Indonesia.
Selain itu, guru juga perlu menyampaikan materi dengan alat bantu atau media
pembelajaran. Teknologi yang berkembang tentu memudahkan bagi para guru
menerapkan media pembelajaran untuk kelancaran proses belajar mengajar. Uno
(2008:116) menjelaskan bahwa kehadiran media tidak saja membantu pengajar
dalam menyampaikan materi ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah pada
kegiatan pembelajaran, berarti guru profesional mampu menerapkan media
sesuai dengan materi yang akan diberikan ke siswa, karena dapat menambah
motivasi dan juga menambah ketertarikan siswa dalam belajar. Secara lebih
khusus, guru yang memiliki kompetensi profesional dapat memanfaatkan
kegunaan media pembelajaran sesuai perkembangan teknologi, seperti yang
diungkapkan oleh Mulyasa (2009b:107) bahwa penggunaan teknologi dalam
pendidikan dan pembelajaran (e-learning) dimaksudkan untuk memudahkan atau
mengefektifkan kegiatan pembelajarn. Fungsi media dan sumber pembelajaram
dari beberapa pendapat tersebut menguatkan bahwa keduanya tidak dapat
terpisahkan dari pembelajaran, dalam membangkitkan minat belajar siswa tentang

16

materi perlu diterapkan suatu rangsangan dari guru berupa media yang digunakan,
agar siswa dapat lebih mudah memahami dan lebih nyaman dalam belajar.
2.1.5 Profesionalisme Guru dalam Manajemen Kelas
Guru atau tenaga pendidik dalam menjalankan tugas profesionalnya
mempunyai kewajiban untuk membuat kegiatan belajar mengajar menjadi efektif,
oleh karena itu perlu adanya kemampuan mengelola kelas. Pentingnya
kemampuan tersebut dikuatkan oleh Mulyasa (2009b:78) bahwa guru merupakan
seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program
pembelajaran. Melakukan pengelolaan kelas tentu perlu meningkatkan iklim
belajar siswa agar terjadi pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.
Keterlibatan siswa tentu membantu guru dalam menciptakan iklim kelas yang
kondusif agar pembelajaran dapat berjalan, kemampuan melakukan manajemen
kelas inilah yang diharapkan ada pada diri guru.
2.1.6 Indikator Kompetensi Profesional Guru
Tanggung jawab dan profesi guru sebagai pemimpin di kelas tentu
menyelaraskan bahwa kompetensi profesional memiliki ruang lingkup, secara
umum dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi
profesional guru sebagai berikut Mulyasa (2009b:135):
1. Mengerti dan dapat menerapkanlandasan kependidikan baik filosofi,
psikologis, sosiologis, dan sebagainya;
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan
peeserta didik;
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi
tanggungjawabnya;
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi;

17

5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan


sumber belajar yang relevan;
6. Mampu mengorganisasi dan melaksanakan program pembelajaran;
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik;
8. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
Berdasarkan ruang lingkup kompetensi profesional tersebut akan
ditentukan indikator apa saja yang digunakan dalam menilai kompetensi
profesional guru.
Indikator kompetensi profesional guru dijelaskan lebih rinci oleh Mulyasa
(2009b:136) yang meliputi :
1. Memahami Standar Nasional Pendidikan.
2. Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
3. Menguasai materi standar.
4. Mengelola program pembelajaran.
5. Mengelola kelas.
6. Menggunakan media dan sumber pembelajaran.
7. Menguasai landasan-landasan kependidikan.
8. Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik.
9. Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
10. Memahami penelitian dalam pembelajaran.
11. Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran.
12. Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan.
13. Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual.
Indikator kompetensi profesional guru sekolah berbasis kejuruan
dijelaskan dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi

Akademik,

menjelaskan

Standar

Kualifikasi

Akademik

dan

Kompetensi Guru yang meliputi:


1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keillmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.

18

5. Memanfaatkan
teknologi
mengembangkan diri.

informasi

dan

komunikasi

untuk

Berdasarkan beberapa indikator yang dikemukakan oleh ahli dan tertuang


dalam undang-undang, setelah disesuaikan dengan melihat kondisi lapangan,
maka disusun indikator kompetensi profesional guru yang akan digunakan sebagai
berikut:
1. Menguasai dan mengelola materi pelajaran.
2. Mendayagunakan sumber dan media pembelajaran.
3. Melakukan manajemen pengelolaan kelas secara efektif.
4. Mengembangkan teori, konsep dan landasan kependidikan.
5. Menguasai dan memahami administrasi sekolah.
2.2 Pengalaman Mengajar
2.2.1 Pengertian Pengalaman Mengajar
Seorang guru tentu tidak hanya dilihat dari kemampuan dan prestasi saja,
namun juga pengalaman kerja atau pengalaman mengajar yang dia peroleh dalam
membentuk kematangan dan kemantapan perilaku guru tersebut.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengalaman artinya yang pernah dialami (dijalani,
dirasai, ditanggung, dan sebagainya), dan mengajar artinya memberi pelajaran.
Pengalaman mengajar berarti proses pemberian pelajaran yang telah guru alami
dari awal menjadi seorang tenaga pendidik.
Muslich (2007:13) menjelaskan bahwa pengalaman mengajar, yaitu masa
kerja guru (termasuk guru bimbingan dan konseling) dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat
tugas dari lembaga yang berwenang (dapat dari pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat penyelenggara pendidikan).

19

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka salah satu pengertian


pengalaman mengajar adalah masa kerja seorang tenaga pendidik dalam
melakukan pemberian pelajaran kepada siswa. Semakin lama pengalaman
seseorang guru, maka dipandang memiliki kematanganpribadi dalam menjalankan
tugas-tugas yang dipercaya kepadanya, sehingga kemungkinan untuk berhasil
dalam menjalankan tugas akan lebih besar. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Mulyasa (2009b:28) bahwa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, guru dapat
diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan
pengetauan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan
itu. Setiap guru tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda, semakin lama
guru berada di dunia pendidikan akan makin besar pula pengalaman yang guru
miliki. Saondi dan Suherman (2010:111) menjelaskan bahwa tanpa kesanggupan
untuk menarik pelajaran dari pengalamannya, seseorang tidak akan mengalami
proses kemajuan dan pematangan dalam pekerjaannya. Pendapat tersebut berarti
profesionalisme guru dari pengalamannya selama mengajar akan berkembang jika
guru memiliki kesanggupan mengambil pelajaran dari setiap pembelajaran yang
guru lakukan.
2.2.2 Fungsi dan Tujuan Pengalaman Mengajar
Pengalaman dalam semua kegiatan sangat diperlukan, karena experience
is the best teacher, yang artinya pengalaman merupakan guru yang terbaik. Guru
sebagai pelaksana proses belajar mengajar tentu pernah mengalami suatu masalah
dalam mengajar. Selama mengajar tentu guru akan menemukan hal-hal baru, jika
hal tersebut dipahami dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya maka akan

20

memberi pelajaran yang berarti bagi guru itu sendiri. Pendapat oleh Saondi dan
Suherman

(2010:111)

yang

menyatakan

profesionalisme

memerlukan

kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat diperoleh melalui pengalaman
dan kebiasaan. Pengalaman yang diperoleh guru sangat beragam, masalahmasalah yang dihadapi guru sebagai pendidik tentu akan mendorong guru mencari
jalan keluar untuk menyelesaikannya, dari pengalaman guru menghadapi masalah
tersebut akan meningkatkan profesionalisme guru. Guru diharapkan terus
mengembangkan pengalaman mengajar, hal ini diimbangi dengan manajemen
sumber daya manusia di sekolah yang juga perlu memperhatikan pengalaman
yang guru miliki. Wukir (2013:31) menjelaskan bahwa seleksi, penempatan dan
pelatihan staff harus diprioritaskan untuk memastikan tercapainya kinerja yang
maksimum dari pegawai. Maksudnya adalah jika sekolah menginginkan guru
yang kompeten dibidangnya, tentu pengalaman guru perlu untuk ditingkatkan,
upaya sekolah untuk meningkatkan pengalaman guru dengan memperhatikan
manajemen sumber daya manusia. Pengalaman yang dimiliki guru juga nantinya
akan membantu bagi guru lain, terutama guru pemula yang perlu bimbingan dari
guru senior di sekolah.
2.2.3 Indikator Pengalaman Mengajar
Pengalaman kerja guru atau pengalaman mengajar menjadi sebuah
pemahaman dari guru terhadap hal-hal yang dialami dalam mengajar, sehingga
hal-hal yang dialami tersebut telah dikuasainya, baik mengenai pengetahuan serta
ketrampilan pada diri guru. Apabila dalam mengajarguru menemukan hal-hal
yang baru, dan hal-hal baru dipahaminya, maka guru tersebut akan banyak

21

mendapatkan tambahan pengetahuan dan ketrampilan tentang bidang kerjanya.


Pengalaman mengajar memiliki dua indikator, pendidikan dan pelatihan serta
masa kerja/lama mengajar.
a. Pendidikan dan pelatihan
Seseorang akan memiliki kemampuan yang baik bila dia terus dididik dan
dilatih, sama halnya dengan guru. Guru yang telah memiliki pendidikan yang
matang dan pelatihan lapangan, tentu memiliki kematangan dalam mengajar.
Pendapat tentang pengalaman mengajar dikemukakan oleh Wukir (2013:90) yang
menjelaskan pengalaman merupakan pelatihan dan pengembangan yang
diperoleh dari pekerjaan sebelumnya yang diperlukan sebagai kualifikasi di posisi
tersebut. Pendapat tersebut senada dengan penjelasan pendidikan dan pelatihan
guru menurut Muslich (2007:13) yaitu pengalaman dalam mengikuti kegiatan
pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan dan/ atau peningkatan
kompetensi dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, baik pada tingkat
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, nasional maupun internasional. Pendapat
pertama menjelaskan bahwa seorang guru yang berpengalaman tentu telah
mendapat pelatihan dan pengembangan yang guru dapatkan dari pengalaman
mengajarnya dari awal. Lalu pendapat kedua menjelaskan pengalaman dan
pendidikan yang diperoleh seorang guru akan menggambarkan bagaimana guru
tersebut berkompeten dibidangnya. Kedua pendapat tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa semakin banyak guru mendapatkan pendidikan dan pelatihan
keguruan, maka semakin matang pula guru tersebut dalam menjalankan tugas
mengajar.

22

b. Masa kerja/lama mengajar


Pengalaman mengajar guru juga termasuk dalam syarat sertifikasi guru,
guru dalam mencapai kualifikasi keprofesionalan tercantum dalam pasal 2,
Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam
Jabatan, yakni:
Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan
pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian
terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:kualifikasi
akademik;pendidikan dan pelatihan; pengalaman mengajar; perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran;penilaian dari atasan dan pengawas;prestasi
akademik;karya pengembangan profesi;keikutsertaan dalam forum
ilmiah;pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial;
danpenghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.

Penjelasan lebih rinci dari komponen 3 (pengalaman mengajar) dalam


permendiknas oleh Muslich (2007:44) yang menyatakan bahwa komponen 3 ini
berkaitan dengan masa kerja guru, yaitu masa ketika guru melakukan tugas
profesionalnya. Maksudnya adalah pengalaman mengajar guru dapat dilihat dari
berapa lama guru tersebut mengajar, masa kerja/lama mengajar guru tersebut
ditunjukkan melalui waktu yang diberikan guru untuk menyampaikan materi ke
peserta didik.
2.3 Iklim Kerja
2.3.1 Sekolah sebagai Organisasi di Bidang Pendidikan
Sekolah menjadi tempat bekerja para guru, mereka berkumpul dalam satu
organisasi dan memiliki tujuan yang sama dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa, karena memiliki tujuan yang sama maka sekolah dapat dikatakan sebagai
organisasi. Menurut Hasibuan (2010:5) menyatakan bahwa organisasi adalah

23

suatu sistem perserikatan formal dari dua orang atau lebih yang bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa
sekolah menjadi organisasi yang bergerak dibidang pendidikan, sebagai sebuah
organisasi tentu terjadi saling interaksi antar anggota di sekolah tersebut, interaksi
yang terjadi di sekolah akan membuat iklim kerja yang baik dan efektif. Para guru
berperan penting dalam kebermanfaatan organisasi sekolah, diharapkan para guru
akan profesional dalam menciptakan suasana kerja yang baik.
Secara umum manfaat yang diberikan oleh organisasi di bidang
pendidikan antara lain (Wukir, 2013:10) :
1. Menjaga level inovasi dan tetap kompetitif.
2. Menjadi lebih baik untuk menghadapi tekanan individu.
3. Mempunyai pengetahuan untuk menghubungkan sumber daya dengan
kebutuhan pelanggan secara lebih baik.
4. Memperbaiki kualitas output pada semua level
5. Memperbaiki image perusahaan dengan lebih berorientasi kepada
manusia.
6. Meningkatkan kecepatan perubahan dalam organisasi.
Sekolah menjadi sebuah organisasi di bidang pendidikan, tentu perlu
adanya kondisi yang baik agar dapat mendukung untuk tercapainya tujuan
tersebut. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Mulyasa (2009a:76) yang
menyatakan bahwa lingkungan yang kondusif merupakan tulang punggung dan
faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses belajar,
sebaliknya lingkungan yang kurang menyenangkan akan menimbulkan kejenuhan
dan rasa bosan. Pendapat tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya
lingkungan yang kondusif. Guru perlu memiliki iklim kerja yang baik, jika para
guru memiliki hubungan yang baik dalam bersosialisasi dan bekerja, tentu dapat
membangun kondisi sekolah yang nyaman bagi seluruh warga sekolah.

24

2.3.2 Pengertian Iklim Kerja Sekolah


Sekolah sebagai tempat berkumpulnya guru, murid dan karyawan sekolah,
muncul berbagai macam karakteristik manusia yang ada di dalamnya, mereka
saling berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain, tak terkecuali para guru
yang bekerja di sekolah tersebut. Para guru juga saling melakukan interaksi
kepada sesama guru dalam bekerja.
Saondi dan Suherman (2010:45) menjelaskan bahwa iklim kerja adalah
hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi, sosial dan budaya yang
memengaruhi setiap individu dan kelompok dalam lingkungan sekkolah
yang tercermin dari suasana hubungan kerja sama yang kondusif antara
kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan guru lain, antara guru
dengan pegawai sekolah dan keseluruhan komponen itu harus
menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga tujuan pendidikan
dan pengajaran tercapai.
Jadi dari pengetian tersebut, iklim kerja adalah hubungan timbal balik dari setiap
individu yang mempengaruhi suasana hubungan kerja dari setiap warga sekolah
tersebut.
Pentingnya iklim kerja sekolah dijelaskan oleh Mulyasa (2009a:86)
bahwa kemandirian guru dan kepala sekolah yang akan bermuara pada
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan perlu ditunjang oleh iklim sekolah
(school climate). Pendapat ini diperkuat oleh Saondi dan Suherman (2010:47)
bahwa terbentuknya iklim yang kondusif pada tempat kerja dapat menjadi faktor
penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat
guru berpikir dengan tenang dan terkonsentrasi hanya pada tugas yang sedang
dilaksanakan. Kedua pengertian tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya
iklim kerja bagi pekerjaan sebagai seorang tenaga pendidik, jika rekan-rekan guru
di sekolah tersebut selalu semangat dalam meningkatkan keprofesionalannya serta

25

didukung oleh kenyamanan lingkungan, maka akan menimbulkan dampak positif


bagi sekolah.
2.3.3 Fungsi Iklim Kerja Sekolah
Suasana kerja di organisasi sekolah diharapkan akan membawa suasana
kerja yang baik bagi para guru. Mulyasa (2009a:235) menjelaskan bahwa
hubungan interpersonal sesama guru di sekolah dapat mempengaruhi kualitas
kinerja guru, karena motivasi kerja dapat terbentuk dari interaksi dengan
lingkungan sosial disekitarnya, disamping hasil perubahan yang bersifat fisik,
seperti suasana kerja, dan kondisi fisik gedung sekolah. Pendapat tersebut
menggambarkan bagaimana pentingnya iklim yang baik diantara para guru,
kinerja guru dapat meningkat jika para guru memiliki semangat dan motivasi
bekerja. Semangat kerja dalam mengajar akan timbul jika para guru memiliki
motivasi kerja. Contohnya, dalam menghadapi karakteristik murid yang
bermacam-macam, beberapa guru mengajak untuk mengikuti pelatihan dan terus
berdiskusi dengan kepala sekolah agar mendapatkan masukan yang efektif dalam
mengatur berbagai macam karakteristik siswa. Iklim kerja guru yang baik dan
harmonis dijelaskan kembali oleh Saondi dan Suherman (2010:34) yang
menyatakan bahwa kinerja guru akan meningkat seiring adanya kondisi
hubungan dan komunikasi yang sehat diantara komponen sekolah sebab dengan
pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi
seseorang untuk melakukan tugas dengan baik, maksudnya adalah jika para guru
memiliki hubungan yang baik dalam bekerja, tentu profesionalisme guru dapat
meningkat. Sesama guru dapat sharing dengan nyaman membahas masalah yang

26

dihadapi dalam pembelajaran. Saondi dan Suherman (2010:45) menyatakan


bahwa untuk menjamin interaksi-interaksi yang melahirkan hubungan harmonis
dan menciptakan kondisi yang kondusif untuk bekerja, diperlukan iklim kerja
yang baik. Guru bukanlah manusia yang mampu mengatasi segala permasalahan
pendidikan seorang diri, namun jika permasalahan tersebut dikonsultasikan
dengan guru lain maka dapat membantu mengatasi berbagai permasalahan.
Suasana kerja para guru di sekolah diharapkan tetap dalam kondisi yang baik agar
dapat mendukung pelaksanaan pembelajaran yang optimal.
2.3.4 Indikator Iklim Kerja Sekolah
Iklim kerja tentu mendukung perasaan senang guru dalam menjalankan
profesi kependidikannya, indikator pengukuran iklim kerja sekolah dijelaskan
oleh Owens dalam Saondi dan Suherman (2010:46) bahwa faktor-faktor penentu
iklim organisasi sekolah adalah :
1. Ekologi, yaitu lingkungan fisik seperti gedung, bangku, kursi, alat
elektronik, dll.
2. Milieu, yaitu hubungan sosial.
3. Sistem sosial, yakni ketatausahaan, pengorganisasian, pengambilan
keputusan dan pola komunikasi.
4. Budaya, yakni nilai-nilai kepercayaan, norma, dan cara berfikir orangorang dalam organisasi.
2.4 Kompensasi
2.4.1 Pengertian Kompensasi
Pekerjaan apapun yang dilakukan seseorang tentu akan menghasilkan
pendapatan untuk kebutuhan hidup, begitupun dengan pekerjaan sebagai seorang
pendidik. Pekerjaan sebagai tenaga pendidik tentu perlu mendapat balas jasa agar
guru dapat lebih semangat mengembangkan keprofesionalannya. Selain itu, balas

27

jasa atau kompensasi ini juga dapat memenuhi kebutuhan hidup guru dan
keluarganya. Hasibuan (2010:118) menjelaskan bahwa kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang
diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan,
berdasarkan pendapat ini jika dilihat dari pekerjaan seorang guru tentu dapat
diketahui bahwa kompensasi diberikan kepada guru atas jasa yang diberikan
dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai seorang pendidik. Kompensasi yang
diberikan diharapkan nantinya menjadi semangat bagi guru. Notoatmodjo
(2003:153) mengatakan bahwa apabila kompensasi diberikan secara tepat dan
benar para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Pendapat tersebut menjelaskan bagaimana
pentingnya kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan, dalam hal ini
tenaga pendidik atau guru. Kompensasi yang telah diberikan sekolah tentu
diharapkan dapat meningkatkan kerja guru baik dalam proses belajar mengajar
maupun dalam profesi keguruan. Selain itu, kompensasi juga diduga sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi kompetensi profesional guru dalam mengajar.
Wukir (2013:20) menjelaskan bahwa meningkatnya produktivitas bisa dicapai
sebagai hasil dari semangat yang tinggi, yang dipengaruhi oleh jumlah pekerja
dan perhatian yang diberikan pada pekerja. Maksud dari perhatian yang
diberikan tentu terkait dengan kompensasi. Hal ini senada dengan pendapat
Notoatmodjo (2003:154) yang menjelaskan bahwa kerena program-program
kompensasi adalah merupakan pencerminan supaya organisasi itu untuk
mempertahankan sumber daya manusia. Pendapat tersebut jika digunakan untuk

28

organisasi sekolah tentu dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah memberikan


kompensasi kepada guru juga dipandang sebagai salah satu cara dalam menjaga
agar guru lebih produktif dan tetap konsisten dalam menjalankan profesi
keguruannya, kompensasi penting bagi organisasi sekolah dalam mempertahankan
para guru tetap produktif.
2.4.2 Asas-asas Kompensasi
Pemberian kompensasi kepada guru tentu perlu memiliki prinsip agar
pemberiannya tepat dan dapat sesuai rencana sekolah. Asas-asas tersebut
dijelaskan oleh Hasibuan (2010:122) sebagai berikut:
1. Asas adil
Besarnya kompensasi yang dibayar kepada setiap karyawan harus
disesuaikan dengan prestasi kerja, jenis pekerjaan, resiko pekerjaan,
tanggung jawab, jabatan pekerja, dan memenuhi persyaratan internal
konsistensi.
2. Asas layak dan wajar
Kompensasi yang diterima karyawan dapat memenuhi kebutuhan pada
tingkat normatif yang ideal. Tolok ukur layak adalah relatif, penetapan
besarnya kompensasi didasarkan atas batas upah minimal pemerintah dan
eksternal konsistensi yang berlaku.
Guru mendapatkan kompensasi bukan tanpa perhitungan, berdasarkan asas-asas
tersebut dapat diketahui bahwa bukan berarti setiap guru mendapatkan
kompensasi yang sama besarnya, adil yang dimaksud adalah setiap guru
mendapatkan kompensasi yang sesuai dilihat berdasarkan jam mengajar, jabatan
atau keikutsertaan menjadi pendamping ekstrakulikuler dan lain sebagainya. Pihak
sekolah tentu memantau dan menyesuaikan kompensasi yang akan diberikan
kepada guru, tujuannya agar guru yang qualified dapat terus mengembangkan
kemampuannya, dan bagi guru yang kurang dapat meningkatkan kemampuannya
agar menerima kompensasi lebih.

29

2.4.3 Tujuan Sistem Kompensasi


Kompensasi diberikan kepada guru agar guru semangat dalam bekerja,
dalam pemberian kompensasi tentu perlu adanya perencanaan yang baik pula.
Wukir (2013:85) menjelaskan bahwa sistem kompensasi yang baik akan
memberikan kepuasan pada karyawan dan memungkinkan perusahaan
memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan kayawan. Bagi
organisasi, kompensasi juga memiliki arti pentind karena kompensasi
mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan
meningkatkan kesejahteraan karyawannya.
Sekolah sebagai suatu organisasi yang memiliki tenaga kependidikan tentu perlu
mengatur dan mengelola kompensasi yang diberikan kepada para guru. Tujuan
dengan diadakannya kompensasi dijelaskan oleh Notoatmodjo (2003:154)
menjadi 6 tujuan, antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menghargai prestasi kerja


Menjamin keadilan
Mempertahankan karyawan
Memperoleh karyawan yang bermutu
Pengendalian biaya
Memenuhi peraturan-peraturan

Tujuan-tujuan yang telah disebutkan diatas dapat dijelaskan kembali bahwa


kompensasi mempunyai tujuan yang baik bagi organisasi sekolah. Kompensasi
menghargai prestasi kerja bagi guru yang berkompeten, menjamin keadilan bagi
guru yang konsisten terhadap keprofesionalannya, mempertahankan guru yang
kompeten untuk tetap bekerja di sekolah tersebut, memperoleh calon guru yang
profesional karena melihat guru di sekolah tersebut berkompeten, mengendalikan
biaya yang dikeluarkan sekolah untuk menmberikan gaji kepada para guru, dan
memenuhi peraturan pemerintah tentang upah karyawan.

30

2.4.4 Indikator Kompensasi


Kompensasi yang diberikan oleh sekolah kepada guru dapat dilihat dari
kinerja dan performa guru tersebut. Hasibuan (2010:118) membagi kompensasi
menjadi dua bentuk, yaitu : Kompensasi berbentuk uang, artiya kompensasi
dibayar dengan sejenis uang kartal kepada karyawan bersangkutan. Kompensasi
berbentuk barang, artinya kompensasi dibayar dengan barang. Misalnya
kompensasi dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan.
Kompensasi dibedakan menjadi dua yaitu: kompensasi langsung (direct
compensation) berupa gaji, upah dan upah insentif; kompensasi tidak langsung
(indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan),
dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Gaji adalah balas jasa yang dibayarkan secara periodik kepada karyawan
tetap serta mempunyai jaminan yang pasti. Maksudnya, gaji akan tetap
dibayarkan walaupun pekerja tersebut tidak masuk kerja.
2. Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan
berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya.
3. Upah insentif adalah tambahan balas jasa yang diberikan kepada karyawan
tertentu yang prestasinya di atas prestasi standar. Upah insentif ini
merupakan alat yang dipergunakan pendukupng prinsip adil dalam
pemberian kompensasi.
4. Benefit atau service adalah kompensasi tambahan (finansial atau
nonfinansial) yang akan diberikan berdasarkan kebijaksanaan perusahaan
terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan
mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun, pakaian dinas,
kafetaria, mushala, olahraga, dan darmawisata.
(Hasibuan, 2010:118)
Kompensasi langsung merupakan bayaran yang diperoleh seseorang dalam bentuk
gaji pokok, insentif, bonus, uang transport, uang lembur. Kompensasi tidak
langsung merupakan semua imbalan yang tidak termasuk dalam kompensasi
langsung. Misalnya, tunjangan, cuti, promosi jabatan atau pengembangan karir,

31

pemberian fasilitas dan berbagai tunjangan tidak langsung lainnya (Wukir,


2013:87).
Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005
pasal 15 ayat (1), mengemukakan bahwa penghasilan yang menjadi hak guru
antara lain :
1. Gaji pokok adalah satuan penghasilan yang ditetapkan berdasarkan
pangkat, golongan dan masa kerja.
2. Tunjangan yang melekat pada gaji adalah tambahan penghasilan sebagai
komponen kesejahteraan yang ditentukan berdasarkan tanggungan
keluarga.
3. Tunjangan khusus adalah tunjangan yang diberikan kepada guru sebagai
kompensasi atas kesulitan hidup yang dihadapi dalam melaksanakan tugas
di daerah khusus.
4. Maslahat tambahan adalah tambahan kesejahteraan yang diperoleh dalam
bentuk asuransi, pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
Kompensasi yang diterima guru sebagai tenaga pendidik sangat bervariasi, bukan
hanya dari gaji saja. Berdasarkan indikator-indikator yang telah dijelaskan oleh
beberapa ahli dan undang-undang, maka dengan melihat kondisi di lapangan,
indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi sebagai berikut:
1. Kompensasi langsung, yaitu gaji dan upah insentif.
2. Kompensasi tidak langsung, yaitu benefit/service.
2.5 Penelitian yang Relevan
1. Hana Yuliyani (2010) menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengalaman mengajar dengan kompetensi profesional pada guru
PKn di SMP Negeri Kabupaten Karanganyar dengan rx1y0,3132 > rtabel0,279 pada
taraf signifikan 5%.

32

2. Nurul Astuti Yensi. B (2010) menunjukkan hasil bahwa secara simultan


terdapatpengaruh yang signifikan kompensasi danmotivasi terhadap kinerja guru
di SMANegeri 2 Argamakmur BengkuluUtara (R2 = 45%).
3. Suryani (2012) menunjukkan hasil bahwa terdapat kontribusi iklim kerja
sekolah secara signifikan terhadap kinerja guru pada SMA Negeri di Kabupaten
Badung, dengan kontribusi sebesar 47,9% dan sumbangan efektif sebesar 19,1%.
2.6 Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir adalah merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting (Sekaran dalam Sugiyono, 2013:91). Kerangka berfikir
menjadi alur fikir yang digunakan dalam penelitian ini, menjelaskan permasalahan
tentang kompetensi profesional guru. Pengalaman mengajar, iklim kerja dan
kompensasi juga dijelaskan kembali dalam kerangka berfikir ini. Pengalaman
mengajar merupakan masa kerja atau lama mengajar yang dilakukan guru dalam
menjalankan profesinya. Iklim kerja merupakan suasana kerja sebuah organisasi
berdasarkan hubungan timbal balik yang terjadi. Kompensasi merupakan hasil
yang didapat dari karyawan atau guru dalam pekerjaannya. Berdasarkan hasil
penelitian oleh peneliti sebelumnya dan telah dibahas di latar belakang, terlihat
bahwa pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi akan menunjang kinerja
guru. Indikator kinerja guru sendiri terdapat empat indikator yaitu kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, dan kompetensi
profesional. Salah satu dari indikator kinerja guru tersebut diambil untuk dijadikan
variabel dependen, yaitu kompetensi profesional guru. Jadi, letak perbedaan dari

33

penelitian sebelumnya yaitu peneliti lebih memfokuskan pada kompetensi


profesional yang ada pada guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Kompetensi
profesional guru penting untuk dimiliki guru dalam mengembangkan peserta
didiknya, oleh karena itu dipilih beberapa variabel yang diduga mempengaruhi
kompetensi profesional, kemudian ingin dilihat seberapa besar pengaruhnya
terhadap kompetensi profesional guru. Variabel bebas berupa pengalaman
mengajar, iklim kerja dan kompensasi yang akan diteliti seberapa besar
pengaruhnya secara parsial terhadap variabel terikat, yaitu kompetensi profesional
guru di SMK Kristen Salatiga. Selain itu dalam penelitian ini juga melihat
bagaimana pengaruhnya variabel independen berupa pengalaman mengajar, iklim
kerja dan kompensasi secara simultan terhadap variabel dependennya yaitu
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga.
Penentuan indikator diambil dari kesimpulan beberapa sumber. Hal ini
bertujuan agar menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Sumber yang menjadi
acuan dalam menentukan indikator pengalaman mengajar disimpulkan dari
Muslich (2007) dan Permendiknas No. 18 Tahun 2007. Sumber yang menjadi
acuan dalam menentukan indikator iklim kerja disimpulkan dari Saondi dan
Suherman (2010). Sumber yang menjadi acuan dalam menentukan indikator
kompensasi diambil dari Hasibuan (2010), Wukir (2013) dan UU No. 14 Tahun
2006. Sumber yang menjadi acuan dalam menentukan indikator kompetensi
profesional guru disimpulkan dari Mulyasa (2009) dan Permendiknas No.16
Tahun 2007.

34

Berdasarkan uraian tersebut, kerangka berfikir dalam penelitian ini dapat


digambarkan sebagai berikut :

PengalamanMengajar (X1)
1.Pendidikan dan pelatihan.
2. Masa kerja/lama mengajar.

IklimKerja (X2)
1. Ekologi.
2. Hubungan sosial.
3. System sosial.
4. Budaya.

Kompensasi (X3)
1. Kompensasi langsung,
Yaitu gaji dan upah
insentif.
2. Kompensasi tidak
langsung,
Yaitu benefit/service.

Kompetensi Profesional Guru


(Y)
1. Menguasai dan mengelola
materi pelajaran.
2. Mendayagunakan sumber
dan media pembelajaran.
3. Melakukan manajemen
pengelolaan kelas secara
efektif
4. Mengembangkan teori,
konsep dan landasan
kependidikan.
5. Menguasai dan memahami
administrasi sekolah.

2.7 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan didalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2013:96). Berdasarkan landasan teori dan
kerangka berfikir di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Ada pengaruh pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga.

35

H2 : Ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional guru di


SMK Kristen Salatiga.
H3 : Ada pengaruh iklim kerja terhadap kompetensi profesional guru di SMK
Kristen Salatiga.
H4 : Ada pengaruh kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di SMK
Kristen Salatiga.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono
(2013:13) metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Data dalam penelitian ini akan
diolah dan hasilnya berupa angka dan analisis, alat untuk mengolah menggunakan
SPSS. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer yang dikumpulkan nantinya akan diperoleh dari para guru yang dijadikan
responden sejumlah 30 orang. Data primer untuk penelitian ini diperoleh
menggunakan kuesioner agar mendapatkan informasi mengenai variabel yang
diteliti (pengalaman mengajar, iklim kerja, kompensasi dan kompetensi
profesional).
3.2 Populasi
Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini sesuai dengan wilayah

generalisasinya adalah populasi guru di SMK Kristen Salatiga. Suharsimi


(2013:174) menjelaskan bahwa penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi
populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak. Sugiyono (2013:131)
lebih menjelaskan secara detail mengenai responden, bahwa ukuran sampel yang
layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Penelitian ini
menggunakan penelitian populasi karena seluruh guru dijadikan responden yang
berjumlah 30 orang.
36

37

3.3 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2013:60) variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Maksudnya adalah variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sudah ditetapkan oleh peneliti, dan masalah-masalah yang dibahas
dibatasi sesuai dengan variabelnya. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).
Sugiyono (2013:61) membagi variabel penelitian menjadi dua, yaitu:
a. Variabel independen : merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
b. Variabel dependen : merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan mengenai operasional masingmasing variabel berikut ini :
3.3.1 Variabel Dependen
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah kompetensi
profesional guru di SMK Kristen Salatiga. Kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.

38

3.3.2 Variabel Independen


Penelitian ini terdapat 3 variabel bebas yaitu:
1) Pengalaman mengajar
2) Iklim kerja
3) Kompensasi
3.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari
empat macam data, yakni : data mengenai pengalaman mengajar guru, iklim kerja
sekolah, kompensasi yang diperoleh guru serta kompetensi profesional guru.
Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, adalah:
3.4.1 Metode Angket
Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik pengumpulan data secara
tidak langsung, dimana alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pernyataan
yang harus dijawab oleh responden.
Sugiyono (2013:199) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat
diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau
internet.
Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pendapat atau
jawaban responden mengenai pengalaman mengajar, iklim kerja, kompensasi
serta kompetensi profesional guru. Adapun responden dalam penelitian ini adalah
guru-guru di lingkungan SMK Kristen Salatiga.
Bentuk pertanyaan yang digunakan pada angket adalah pertanyaan
tertutup. Pertanyaan tertutup akan membantu responden untuk menjawab dengan

39

cepat, dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap
seluruh angket yang telah terkumpul (Sugiyono, 2013:201). Maksudnya adalah,
pertanyaan yang nanti diajukan ke responden berbentuk pilihan/opsi, bukan dalam
bentuk uraian. Penggunaan angket tertutup akan memudahkan responden dalam
memberikan jawaban, karena alternatif jawaban telah tersedia, sehingga untuk
menjawabnya hanya memerlukan waktu yang singkat.
Pengukuran variabel penelitian dapat menggunakan skala likert. Skala
likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013:134). Dengan skala likert,
fenomena yang akan diukur (variabel) akan dijabarkan dalam indikator variabel,
untuk kemudian akan menjadi dasar dalam merumuskan butir-butir pertanyaan
atau pernyataan. Widoyoko (2014:151) menyatakan bahwa pada skala likert ada
tiga pilihan skala, yaitu skala tiga, empat, atau lima. Skala ini disusun dalam
bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respons yang menunjukkan
tingkatan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala empat,
jadi di tiap pernyataan akan terdapat empat opsi yang akan dipilih oleh responden.

40

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban responden diberikan


skor, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Rencana penilaian (scoring) Jawaban Responden
Variabel
Pengalaman mengajar, indikatornya:
1. Pendidikan dan pelatihan.
2. Masa kerja/lama mengajar.
Iklim kerja, indikatornya:
1. Ekologi.
2. Hubungan sosial.
3. Sistem sosial.
4. Budaya.

Jenis Jawaban
Sangat Sering (SS)
Sering (S)
Kurang (K)
Tidak Pernah (TP)
Sangat Sering (SS)
Sering (S)
Kurang (K)
Tidak Pernah (TP)

Skor
4
3
2
1
4
3
2
1

Kompensasi, indikatornya:
Sangat Sering (SS)
1. Kompensasi langsung, yaitu gaji dan
Sering (S)
upah insentif.
Kurang (K)
2. Kompensasi tidak langsung, yaitu
Tidak Pernah (TP)
benefit/service.
Kompetensi Profesional Guru, indikatornya:
1. Menguasai dan mengelola materi
pelajaran.
2. Mendayagunakan sumber dan media
pembelajaran.
3. Melakukan manajemen pengelolaan
kelas secara efektif.
4. Mengembangkan teori, konsep dan
landasan kependidikan.
5. Menguasai dan memahami administrasi
sekolah.

Sangat Sering (SS)


Sering (S)
Kurang (K)
Tidak Pernah (TP)

4
3
2
1

4
3
2
1

41

3.4.2 Metode Dokumentasi


Metode dokumentasi dalam penelitian ini, digunakan untuk memperoleh
data tentang nama dan jumlah guru serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan
dengan kompetensi profesional sekolah di lingkup SMK Kristen Salatiga.
Sugiyono (2013:329) menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya
foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya
misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lainlain.
Dokumen perlu diambil karena sebagai bukti dan bahan yang dijadikan
pendukung dalam penelitian ini, dokumen tersebut meliputi: data jumlah guru
serta data tentang profil singkat masing-masing guru.
3.5 Uji Kualitas Angket Penelitian
Angket yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian tentu perlu
dilakukan uji coba terlebih dahulu agar dapat diketahui pernyataan-pernyataan
mana yang relevan dengan pemahaman dan kondisi responden, kemudian
pernyataan yang tidak relevan akan dihilangkan, hal ini dimaksudkan agar angket
dapat dievaluasi untuk dijadikan instrumen penelitian. Angket penelitian yang
disebarkan akan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS For
Windoes Release 17, dengan demikian akan diketahui layak atau tidak angekt
tersebut dijadikan pengambilan data dalam penelitian. Angket yang akan diuji
cobakan berkaitan dengan pengalaman mengajar, iklim kerja, kompensasi dan
kompetensi profesional guru. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa penelitian ini
termasuk penelitian populasi, karena semua guru dijadikan responden penelitian

42

maka dirasa perlu melakukan uji coba di sekolah lain dengan pertimbangan
karakteristik yang dimiliki guru sekolah tersebut sama dengan karakteristik guru
di SMK Kristen Salatiga, oleh karena itu responden uji coba diambil dari luar
objek penelitian, yaitu para guru di SMK Setiabudhi Semarang sebanyak 22 guru.
Terkait responden uji coba yang diambil dari objek luar penelitian telah diperkuat
dengan pendapat Bungin (2006:159) yang menjelaskan bahwa pelaksanaan uji
coba instrument lebih bersifat simulasi. Oleh karena itu sampel uji coba
instrument adalah orang-orang yang memiliki kemiripan yang sepadan dengan
sampel penelitian sebenarnya, walaupun besar jumlahnya tidak mesti sama. Hal
ini diperkuat oleh Muhidin dan Abdurrahman (2007:31) yang menyatakan bahwa
banyaknya responden untuk uji coba instrumen, sejauh ini belum ada ketentuan
yang mensyaratkannya, namun demikian disarankan sekitar 20-30 orang
responden. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti menentukan responden
uji coba sebanyak 22 guru di SMK Setiabudhi Semarang karena jumlah tersebut
dirasa cukup untuk dijadikan responden uji coba penelitian.
3.5.1 Uji Validitas
Suharsimi (2013:211) mengemukakan baha validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.
Maksudnya adalah, suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Jadi, validitas sebagai ukuran untuk mengetahui apakah instrumen
yang akan diajukan mudah dipahami atau menimbulkan kerancauan bagi
responden. Instrumen yang dikatakan valid dapat dilihat dari responden

43

memahami pernyataan saat menjawab, sebaliknya jika instrumen kurang valid


tentu responden akan bingung karena kurang paham dengan maksud pertanyaan
yang diajukan.
Ghozali (2011: 53) menyatakan pada uji validitas bahwa uji signifikansi
dilakukan dengan membandingkan nilai r
freedom (df)=n-2. Apabila r

hitung>

tabel

hitung

dengan r

table

untuk degree of

maka instrumen dikatakan valid, dan

sebaliknya apabila rhitung< r tabel maka instrumen dikatakan tidak valid. Perhitungan
yang dilakukan untuk mengetahui reliabilitas menggunakan bantuan program
SPSS For Windows Release 17.

44

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen


Variabel

Indikator

Pengalaman
Mengajar
(X1)

Pendidikan dan
Pelatihan

Iklim Kerja
(X2)

Masa Kerja
Ekologi

Hubungan Sosial

Sistem Sosial

Budaya

Kompensasi
(X3)

Kompensasi
Langsung

Kompensasi Tidak
Langsung

Kompetensi
Profesional
Guru
(Y)

Menguasai dan
Mengelola Materi
Mendayagunakan
Sumber dan Media
Pembelajaran
Melakukan
Manajemen
Pengelolaan Kelas
Mengembangkan
Teori, Konsep dan
Landasan
Kependidikan
Menguasai dan
Memahami Adm
Sekolah

No.
item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Sumber: data diolah pada tahun 2015

r hitung

r tabel

0,729
0,769
0,605
0,811
0,645
0,576
0,673
0,661
0,503
0,286
0,694
0,476
0,379
0,761
0,528
0,619
0,594
0,459
0,525
0,484
0,370
0,521
0,513
0,576
0,593
0,440
0,748
0,793
0,443
0,553
0,518
0,518
0,463
0,468
0,604
0,288
0,530
0,585
0,550
0,562
0,637
0,416
0,447
0,536
0,658
0,573
0,322
0,524

0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid

45

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat 6 item pernyataan


yang dinyatakan tidak valid karena r

hitung<

tabel,

kemudian terdapat 42 item

pernyataan yang dinyatakan valid karena rhitung> r tabel. Item pernyataan yang tidak
valid dihilangkan karena sudah ada pernyataan yang mewakili tiap indikator,
sedangkan 42 item pernyataan yang dinyatakan valid kemudian digunakan sebagai
angket penelitian.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Suharsimi (2013:221) mengungkapkan bahwa reliabilitas menunjukkan
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Maksudnya adalah,
instrumen penelitian dikatakan reliabel bila akan menghasilkan data yang baik,
dan instrumen yang baik tentu akan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
yang baik .
Ghozali

(2011:

48)

menyatakan

bahwa

suatu

konstruk

atau

variabeldikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbachs Alpha> 0,70.


Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel
Cronbachs
Kriteria
Keterangan
Alpha
Cronbachs Alpha
Kompetensi
0,706
0,700
Reliabel
Profesional Guru
Pengalaman
0,772
0,700
Reliabel
Mengajar
Iklim Kerja
0,734
0,700
Reliabel
Kompensasi
0,715
0,700
Reliabel
Sumber: Data diolah pada 2015
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwacronbachs alphatiap
variabel mempunyai nilai diatas kriteria (0,700) sehingga dapat dinyatakan bahwa
instrumen ini reliabel untuk dilakukan uji penelitian.

46

3.6 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
3.6.1 Analisis Deskriptif
Suharsimi (2013:282) bahwa pada analisi deskriptif apabila datanya telah
terkumpul, maka lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data, yaitu data
kuantitatif yang berbentu angka-angka dan data kualitatif yang dinyatakan dalam
kata-kata atau simbol. Maksud dari pengertian tersebut yaitu, analisis deskriptif
pada metode penelitian kuantitatif digunakan untuk menceritakan atau
menyampaikan informasi yang ada pada penelitian mengenai variabel pengalaman
mengajar, iklim kerja, kompensasi dan kompetensi profesional dalam bentuk
kalimat atau mengubah informasi dari bentuk angka ke dalam bentuk kalimat
yang merupakan kesimpulan dari data angka tersebut.
Langkah yang ditempuh dalam penggunaan analisis ini adalah :
1.

Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden dan memeriksa


kelengkapannya.

2.

Mengubah skor kualitatif menjadi skor kuantitatif dengan cara sebagai


berikut :
a. Jawaban Selalu (SS) diberi skor 4
b. Jawaban Sering (S) diberi skor 3
c. Jawaban Kadang-kadang (KD) diberi skor 2
d. Jawaban Tidak pernah (TP) diberi skor 1

3.

Membuat tabulasi data

4.

Memasukkan dalam rumusan deskriptif presentase

47

5.

Membuat tabel rujukan sebagai berikut Ali (2013:201) :

%=
Keterangan :
n
N

N
N

x 100%

= Adalah nilai yang diperoleh


= Jumlah seluruh nilai

a. Menetapkan skor tertinggi

= (4/4) x 100% = 100%


b. Menetapkan skor terendah

= (1/4) x 100% = 25%


c. Menetapkan rentangan persentase
= persentase tertinggi persentase terendah
= 100% - 25% = 75%
d. Interval
= rentangan presentase : skala interval
= 75% : 4 = 18,75 % (dibulatkan 19%)
Tabel 3.6 Perhitungan pada Analisis Deskriptif
No
1
2
3
4

Interval
82%-100%
63%-81%
44%-62%
25%-43%

Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

48

3.6.2 Uji Asumsi Klasik


Suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi
apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi klasik yang mendasarinya. Uji
asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Uji Normalitas Data
Wartini, dkk (2011:27) menyatakan bahwa uji normalitas ini bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggunaan atau residual
memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas didapat dari grafik
normal probability plot. Apabila variabel berdistribusi normal, maka penyebaran
plot akan berada disepanjang garis 45. Variabel X (pengalaman mengajar, iklim
kerja dan kompensasi) dan Y (kompetensi profesional) dalam penelitian ini
dikatakan terdistribusi normal apabila data yang telah diolah dengan
menggunakan SPSS akan menyebar disepanjang garis 45.
2. Uji Multikolinieritas
Wartini, dkk (2011:32) mengemukakan bahwa uji multikolinieritas
diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki
kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Maksudnya
adalah, multikolinieritas terjadi jika antara variabel bebas memiliki hubungan
sehingga

akan

sulit

diketahui

variabel

bebas

mana

yang sebenarnya

mempengaruhi variabel terikat. Menurut Wartini, dkk (2011:32) mengemukakan


bahwa adapun deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari
beberapa hal, yaitu:

49

a. Jika nilai Variance InflationFaktor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari
multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 =
0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance.
b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antara
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90),
maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
c. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regeresi empiris tinggi
namun tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel
dependen, maka ditengarai model terkena multikolinieritas.
3. Heteroskedastisitas
Wartini (2011:36) mengemukakan bahwa heteroskedastisitas menguji
terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode
pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi
dengan Stundentized Delete Residual nilai tersebut. Pengujian terhadap
heteroskedastisitas dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pola scatter plot
yang dihasilkan melalui SPSS. Apabila pola scatter plot membentuk pola tertentu
maka model regresi memiliki gejala heteroskedastisitas.
3.6.3 Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2013:261), persamaan regresi digunakan untuk
melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel
independen dimanipulasi (dirubah-rubah). Analisis ini untuk mengetahui
besarnya pengaruh pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap
kompetensi profesional guru untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel
bebas digunakan rumus (Sugiyono, 2013:267) :

50

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Y
a
b1
b2
b3
X1
X2
X3

= Kompetensi Profesional Guru


= Konstanta regresi
= Koefesien regresi untuk X1
= Koefesien regresi untuk X2
= Koefesien regresi untuk X3
= Pengalaman mengajar
= Iklim kerja
= Kompensasi

3.6.4 Pengujian Hipotesis


1. Uji Pengaruh Simultan (F test)
Ghozali, (2011: 98) menyatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimaksudkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. Maksudnya adalah untuk mengetahui apakah variabel-variabel
bebas (pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi) mempunyai pengaruh
secara

bersama-sama

(simultan)

terhadap

variabel

terikat

(kompetensi

profesional). Ghozali (2011:98) juga menyatakan bahwa bila nilai F lebih besar
daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, yang berarti
setelah pengolahan data jika hasil Fhitung> 0,05 maka hipotesis yang menyatakan
berpengaruh secara simultan dapat diterima, jika Fhitung< 0,05 maka hipotesis
tersebut ditolak.
2. Uji Parsial (t test)
Ghazali (2011:98) menyatakan bahwa uji parsial t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Maksudnya adalah
dengan menggunakan uji parsial akan menunjukkan seberapa besar pengaruh

51

variabel bebas (pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi) secara


individu (parsial) terhadap variabel terikat (kompetensi profesional), setelah
pengolahan data jika hasil thitung< 0,005 maka hipotesis yang menyatakan
berpengaruh secara parsial dapat diterima, jika thitung> 0,005 maka hipotesis
tersebut ditolak.
3. Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Ghozali (2011: 97) menyatakan bahwa :
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabelvariabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen.
Maksudnya adalah koefisien determinasi akan mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (kompetensi
profesional), jika nilai R2 kecil maka kemampuan variabel independen
(pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi) dalam menjelaskan variabel
terikat (kompetensi profesional) sangat terbatas. Namun jika nilai R2 mendekati 1
maka kemampuan variabel independen (pengalaman mengajar, iklim kerja dan
kompensasi) memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel terikat (kompetensi profesional).

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


4.1.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian
dan indikator dari setiap variabel yang digunakan dalam penelitian agar lebih
mudah dipahami. Variabel dalam penelitian ini yaitu pengalaman mengajar, iklim
kerja dan kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen
Salatiga.
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Pengalaman Mengajar
Data yang digunakan untuk mendeskripsikan pengalaman mengajar
diperoleh dari kuesioner dengan 6 butir pernyataan. Indikator yang digunakan
untuk mengukur pengalaman mengajar guru dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut (1) pendidikan dan pelatihan, dan (2) masa kerja/lama mengajar.
Berdasarkan pernyataan responden, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Pengalaman Mengajar
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
0
63%-81%
3
44%-62%
19
25%-43%
9
Jumlah
30
Sumber: data diolah tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
50,5 %
Rendah

52

53

Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa rata-rata skor sebesar 50,5% terletak
pada interval 44%-62% yang termasuk pada kategori rendah. Hal ini dapat terlihat
dari sedikitnya guru yang ikut serta dalam program diklat dan seminar pendidikan
,sebagian guru ada yang sudah banyak mengikuti program diklat dan seminar
pendidikan tetapi ada pula yang masih sedikit mengikuti program tersebut. Masa
kerja/lama mengajar guru pun bervariasi, tetapi sebagian besar guru mengajar
kurang dari 13 tahun, kemudian jumlah guru tetap sebanyak 18 orang dan jumlah
guru tidak tetap sebanyak 12 orang.
1. Deskripsi Indikator Pendidikan dan Pelatihan
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Pendidikan dan Pelatihan
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
0
63%-81%
3
44%-62%
16
25%-43%
11
Jumlah
30
Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
49%
Rendah

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa keikutsertaan guru dalam


program pendidikan dan pelatihan memiliki skor rata-rata sebanyak 49% dan
termasuk dalam kategori rendah. Sebagian besar guru mengikuti program diklat
dan seminar/workshop pendidikan kurang dari 12 kali, dan tentunya alokasi waktu
diklat kurang dari 80 jam, tetapi para guru tetap mengoptimalkan penerapatn
materi yang didapat kedalam kegiatan belajar mengajar.

54

2. Deskripsi indikator masa kerja/lama mengajar


Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Masa Kerja/Lama Mengajar
No
1
2
3
4

Interval
82%-100%
63%-81%
44%-62%
25%-43%
Jumlah

Frekuensi
4
7
14
5
30

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
58,3%
Rendah

Sumber: data diolah pada tahun 2015


Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa masa kerja/lama mengajar guru
mendapatkan skor rata-rata 58,3% yang termasuk dalam kategori rendah. Hal ini
terlihat dari empat guru sudah mengajar lebih dari 20 tahun, tujuh guru mengajar
antara 14 hingga 19 tahun, sebelas guru yang termasuk kategori sangat tinggi dan
tinggi merupakan guru tetap di SMK Kristen Salatiga. Lama mengajar empat
belas guru kurang dari 13 tahun, dan lima guru mengajar kurang dari 7 tahun.
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Iklim Kerja
Data yang digunakan untuk mendeskripsikan iklim kerja sekolah diperoleh
dari 12 butir pernyataan. Indikator yang digunakan untuk mengukur iklim kerja
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut (1) ekologi (lingkungan fisik), (2)
milieu (hubungan sosial), (3) sistem sosial, dan (4) budaya.

55

Berdasarkan pernyataan responden, diperoleh data sebagai berikut:


Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Iklim Kerja
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
9
63%-81%
21
44%-62%
0
25%-43%
0
Jumlah
30
Sumber: data diolah tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
85%
Sangat tinggi

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa iklim kerja sekolah


mendapatkan skor rata-rata sebesar 85% yang termasuk dalam kategori sangat
tinggi. Ekologi atau lingkungan fisik sekolah nyaman dan dapat membantu
perkembangan proses belajar mengajar. Hubungan sosial para guru dinilai
harmonis karena para guru mampu untuk bersosialisasi dengan sesama guru dan
memiliki rasa saling membantu. Sistem sosial di lingkungan sekolah dinilai sangat
baik terlihat dari tanggung jawab guru dalam menjaga data siswa dan kepercayaan
yang ditunjukkan oleh sesama guru. Budaya sekolah yang nyaman seperti saling
menghargai, tidak merendahkan guru lain dan menaati tata tertib sekolah.
1. Deskripsi Indikator Ekologi (Lingkungan Fisik)
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Ekologi
No
1
2
3
4

Interval
82%-100%
63%-81%
44%-62%
25%-43%
Jumlah

Frekuensi
21
7
2
0
30

Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
83%
Sangat tinggi

56

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa ekologi atau lingkungan fisik


sekolah memdapatkan skor rata-rata 83% dan termasuk dalam kategori sangat
tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa para guru merasa nyaman dalam menjalankan
tugas keprofesionalannya seperti melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
ruangan kelas dan mengerjakan tugas di ruang kerja guru.
2. Deskripsi Indikator Milieu (Hubungan Sosial)
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Milieu (Hubungan Sosial)
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
11
63%-81%
13
44%-62%
6
25%-43%
0
Jumlah
30
Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
78%
Tinggi

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa milieu atau hubungan sosial


para guru mendapatkan skor rata-rata 78% dan termasuk dalam kategori tinggi.
Hal ini terlihat dari hubungan yang harmonis seperti berjabat tangan dan menyapa
sesama guru saat berpapasan, dan rasa saling membantu para guru saat
mengetahui guru lain ada kesulitan saat pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
3. Deskripsi Indikator Sistem Sosial
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Sistem Sosial
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
18
63%-81%
12
44%-62%
0
25%-43%
0
Jumlah
30
Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
87%
Sangat tinggi

57

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa sistem sosial mendapatkan skor


rata-rata 87% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini terlihat dari
tanggung jawab para guru untuk menjaga data siswa (nilai, presensi dan profil),
mengatur dan mengelola siswa saat pembelajaran kelompok agar seluruh siswa
dapat ikut serta, memilih dan memilah bahan ajar yang sesuai untuk diajarkan
kepada siswa, serta adanya kesadaran tinggi dalam menjaga ucapan dan tutur kata
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
4. Deskripsi Indikator Budaya
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Budaya
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
26
63%-81%
4
44%-62%
0
25%-43%
0
Jumlah
30
Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
91%
Sangat tinggi

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa budaya di lingkungan SMK


Kristen Salatiga mendapatkan skor rata-rata 91% dan termasuuk dalam kategori
sangat tinggi. Hal ini terlihat dari rasa percaya yang muncul antara sesama guru
dalam menjalankan tugas keprofesionalannya, rasa saling menghargai pendapat
para guru dalam berbagai kegiatan sekolah, serta usaha untuk selalu menaati
peraturan sekolah.
4.1.1.3 Analisis Deskriptif Kompensasi
Data yang digunakan untuk mendeskripsikan variabel kompensasi
diperoleh dari kuesioner sebanyak 7 butir pernyataan. Indikator yang digunakan

58

untuk mengukur kompensasi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut (1)
kompensasi langsung, dan (2) kompensasi tidak langsung.
Berdasarkan pernyataan responden, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden pada Variabel Kompensasi
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
0
63%-81%
21
44%-62%
9
25%-43%
0
Jumlah
30
Sumber: data diolah tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
70%
Tinggi

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa kompensasi yang diterima oleh


guru memiliki skor rata-rata sebesar 70% dan termasuk dalam kategori tinggi. Hal
ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diterima guru sebagai balas jasa atas
pekerjaan profesionalnya sebagai guru dinilai sudah sesuai, sebanyak dua puluh
satu guru beranggapan bahwa kompensasi yang diterima dalam kategori tinggi
sedangkan sembilan guru beranggapan bahwa kompensasi yang diterma dalam
kategori rendah.
1. Deskripsi Indikator Kompensasi Langsung
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Kompensasi Langsung
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
9
63%-81%
16
44%-62%
5
25%-43%
0
Jumlah
30
Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
76,5%
Tinggi

59

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa kompensasi langsung


mendapatkan skor rata-rata 76,5% dan termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini
terlihat dari gaji guru yang dirasa cukup untuk kehidupan sehari-hari, honor
tambahan yang diberikan sekolah saat guru menjadi pengawas ujian akhir sekolah
atau ujian tengah semester, serta tunjangan yang diperoleh guru juga menjadi
tambahan dalam mencukupi kebutuhan sehari-sehari.
2. Deskripsi Indikator Kompensasi Tidak Langsung
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden pada Indikator Kompensasi Tidak Langsung
No
1
2
3
4

Interval
Frekuensi
82%-100%
0
63%-81%
8
44%-62%
18
25%-43%
4
Jumlah
30
Sumber: data diolah pada tahun 2015

Kategori
Sangat tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah

Rata-rata
57%
Rendah

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa kompensasi tidak langsung


mendapatkan skor rata-rata 57% dan termasuk dalam kategori rendah. Hal ini
terlihat dari kurang adanya pemberian kesejahteraan tambahan yang diberikan
sekolah kepada guru seperti makanan ringan dan minuman, asuransi serta fasilitas
rekreasi. Namun, sekolah tetap berusaha memberikan apresiasi dengan
memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.

60

4.1.2 Uji Asumsi Klasik


4.1.2.1 Uji Normalitas
Besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0,907 dan tidak signifikan
pada 0,383 hal ini berarti H0 diterima yang berarti bahwa data residual
terdistribusi normal.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parameters

30
a,,b

Most Extreme Differences

Mean
Std. Deviation
Absolute
Positive
Negative

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

.0000000
1.93585876
.166
.166
-.083
.907
.383

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Sumber: data diolah pada tahun 2015


4.1.2.2 Uji Multikolinieritas
Nilai Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar
variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan nilai VIF
juga menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independan dalam model regresi.

61

Tabel 4.13
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients
Coefficients
Model

1 (Constant)

Std.
Error

Collinearity
Statistics

Correlations

Beta

-4.330

3.811

pengalaman mengajar

.064

.160

.118

iklim kerja

.187

.108

kompensasi

-.129

.135

Zeroorder Partial Part Tolerance

Sig.

VIF

-1.136

.266

.402

.691

.181

.079

.073

.380 2.630

.406 1.733

.095

.342

.322

.314

.598 1.673

.347

.044 -.185 -.173

.449 2.229

-.259

-.957

a. Dependent Variable: RES2

Sumber: data diolah tahun 2015


4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Nilai signifikansi menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang
memiliki nilai <0,05 yang berarti bahwa tidak terjadi heteroskedasitas.
Tabel 4.14
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Unstandardize Standardized
d Coefficients Coefficients
Model

1 (Constant)

Std.
Error

Beta

-4.330 3.811

Collinearity
Statistics

Correlations
Sig.

-1.136

.266

Zeroorder

Partial

Part Tolerance VIF

pengalaman mengajar

.064

.160

.118

.402

.691

.181

.079

.073

.380 2.630

iklim kerja

.187

.108

.406 1.733

.095

.342

.322

.314

.598 1.673

kompensasi

-.129

.135

.347

.044

-.185

-.173

.449 2.229

-.259

-.957

a. Dependent Variable: RES2


Sumber; data diolah pada tahun 2015

4.1.3 Analisis Regresi Berganda


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan
analisis regresi berganda. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ada 4,
yaitu: 1) ada pengaruh positif dan signifikan pengalaman mengajar, iklim kerja

62

dan kompensasi terhadap kompetensi profesional guru. 2) ada pengaruh positif


dan signifikan pengalaman mengajar terhadap kompetensi profesional. 3) ada
pengaruh positif dan signifikan iklim kerja terhadap kompetensi profesional. 4)
ada pengaruh positif dan signifikan kompensasi terhadap kompetensi profesional.
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi secara simultan terhadap
kompetensi profesional guru, untuk menguji apakah secara parsial variabelvariabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan dan untuk mengetahui
besarnya koefisien determinasi baik secara simultan maupun secara parsial. Hasil
analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS
For Windows Release 17 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients

Standardized
Coefficients

Model

17.773

5.888

pengalaman mengajar

.677

.247

iklim kerja

.393

kompensasi

.454

(Constant)

Std. Error

Beta

Sig.

3.018

.006

.415

2.740

.011

.167

.285

2.354

.026

.208

.305

2.182

.038

a. Dependent Variable: kompetensi profesional

Sumber : data diolah pada tahun 2015


Tabel di atas menunjukkan bahwa persamaan regresi berganda yang diperoleh
adalah:
Y = 17,773 + 0,677X1 + 0,393X2 + 0,454X3 + e
Persamaan regresi berganda di atas mempunyai makna sebagai berikut:
1. Konstanta = 17,773

63

Jika variabel pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi adalah 0,


maka kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga sebesar 17,773.
Artinya jika pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi tidak ada maka
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga akan mengalami kenaikan
sebesar 17,773.
2. Koefisien Regresi Pengalaman Mengajar (X1) = 0,677
Jika variabel pengalaman mengajar mengalami peningkatan sebesar 1
point, sedangkan variabel iklim kerja dan kompensasi adalah konstan, maka akan
menyebabkan kenaikan kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga
sebesar 0,677.
3. Koefisien Regresi Iklim Kerja (X2) = 0,393
Jika variabel iklim kerja mengalami peningkatan sebesar 1 point,
sedangkan variabel pengalaman mengajar dan kompensasi adalah konstan, maka
akan menyebabkan kenaikan kompetensi profesional guru di SMK Kristen
Salatiga sebesar 0,393.
4. Koefisien Regresi Kompensasi (X3) = 0,454
Jika variabel kompensasi mengalami peningkatan sebesar 1 point,
sedangkan variabel pengalaman mengajar dan iklim kerja adalah konstan, maka
akan menyebabkan kenaikan kompetensi profesional guru di SMK Kristen
Salatiga sebesar 0,454.

64

4.1.4 Uji Hipotesis


4.1.4.1 Uji Simultan (Uji F)
Uji F dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman
mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di
SMK Kristen Salatiga. Uji F dihitung menggunakan bantuan komputer program
SPSS For Windows Release 17 dengan melihat nilai sig.
Apabila sig < 0,05 atau F

hitung

> F

maka hipotesis alternative (Ha)

tabel

diterima, sedangkan apabila sig > 0,05 atau F

hitung

< F

tabel

maka hipotesis

alternative ditolak. Hasil uji simultan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini:
Tabel 4.16
Hasil Uji Coba Simultan (Uji F) variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y
ANOVAb
Model
1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

369.621

123.207

Residual

108.679

26

4.180

Total

478.300

29

Sig.

29.476

.000a

a. Predictors: (Constant), kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar


b. Dependent Variable: kompetensi profesional

Sumber: data diolah tahun 2015


Tabel 4.19 di atas adalah tabel Anova yang menunjukkan bahwa nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Nilai F

hitung

sebesar 29,476 > F

tabel

sebesar

2.93 Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh secara
bersama-sama antara pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga.

65

4.1.4.2 Uji Parsial (Uji t)


Uji t dimaksudkan untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman
mengajar, iklim kerja dan kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di
SMK Kristen Salatiga. Pengujian secara parsial ini dihitung menggunakan
bantuan komputer program SPSS For Windows Release 17. Apabila sig < 0,05
atau t hitung > t tabel maka hipotesis alternative (Ha) diterima, sedangkan apabila sig
> 0,05 atau t hitung < t tabel maka hipotesis alternative ditolak. Hasil uji parsial dapat
dilihat pada tabel 4.17 berikut ini:
Tabel 4.17
Hasil Uji Parsial (Uji t) Variabel X1, X2, dan X3 terhadap Y
Coefficients

Unstandardized
Coefficients
Model

17.773

5.888

pengalaman mengajar

.677

.247

iklim kerja

.393

kompensasi

.454

(Constant)

Standardized
Coefficients

Std. Error

Beta

Sig.

3.018

.006

.415

2.740

.011

.167

.285

2.354

.026

.208

.305

2.182

.038

a. Dependent Variable: kompetensi profesional

Sumber : data diolah pada tahun 2015


Tabel 4.20 menunjukkan tingkat signifikansi variabel pengalaman
mengajar sebesar 0,011. Tingkat signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05,
sedangkan nilai t

hitung

pengalaman mengajar sebesar 2,740 lebih besar dari t

tabel

sebesar 2,042, maka dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi dapat
dikatakan bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh pengalaman mengajar
terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga. Hasil uji variabel
iklim kerja memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,026. Tingkat signifikansi yang
diperoleh kurang dari 0,05, sedangkan nilai t

hitung

iklim kerja sebesar 2,354 lebih

66

besar dari t tabel sebesar 2,042, maka dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak.
Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh iklim kerja terhadap kompetensi
profesional guru di SMK Kristen Salatiga. Hasil uji t untuk variabel kompensasi
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,038. Tingkat signifikansi yang diperoleh
kurang dari 0,05, sedangkan nilai t hitung kompensasi sebesar 2,182 lebih besar dari
t tabel sebesar 2,042, maka dengan demikian Ha diterima dan H0 ditolak. Jadi
dapat dikatakan bahwa ada pengaruh kompensasi terhadap kompetensi profesional
guru di SMK Kristen Salatiga.
4.1.4.3 Koefisien Determinasi Simultan (R2)
Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi variabel bebas pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi
terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga. Hasil pengujian
dengan perhitungan analisis regresi linier berganda menggunakan bantuan
komputer program SPSS For Windows Release 17 dan lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.18 sebagai berikut:
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi Simultan (R2)
b

Model Summary

Model

.879

R Square
a

Adjusted R Square

.773

Std. Error of the Estimate

.747

a. Predictors: (Constant), kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar


b. Dependent Variable: kompetensi professional

Sumber: data diolah pada tahun 2015

2.044

67

Tabel model summary menunjukkan besarnya nilai Adjusted R2 adalah


0,747. Nilai Adjusted R2 dikalikan 100% untuk mengetahui besarnya nilai R2 yaitu
sebesar 74,7%. Sedangkan untuk mengetahui nilai pengaruh faktor lain di luar R2
yaitu dengan cara 100% dikurangi nilai R2 74,7% hasilnya 25,3%. Hal ini berarti
74,7% kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga dipengaruhi oleh
pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi. Sedangkan sisanya sebesar
25,3% dijelaskan oleh variabel lain di luar model regresi dalam penelitian ini.
4.1.4.4 Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Besarnya kontribusi masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial diketahui melalui koefisien determinasi parsial (r2). Hasil
pengujian dengan perhitungan analisis regresi linier berganda menggunakan
bantuan komputer program SPSS For Windows Release 17. Hasil uji koefisien
determinasi parsial akan dijelaskan pada tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.19
Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Coefficients

Correlations
Model
1

Zero-order

Partial

Collinearity Statistics
Part

Tolerance

VIF

(Constant)
pengalaman mengajar

.818

.473

.256

.380

2.630

iklim kerja

.706

.419

.220

.598

1.673

Kompensasi

.762

.393

.204

.449

2.229

a. Dependent Variable: kompetensi professional

Sumber: data diolah pada 2015


Tabel Coefficient kolom Correlations Partial dapat diketahui besarnya
menunjukkan koefisien determinasi parsial (r2) untuk variabel pengalaman

68

mengajar (X1) adalah sebesar 0,223 (0,4732). Nilai tersebut dikalikan 100% untuk
mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi parsial (r2) adalah 74,7%. Hal ini
berarti variabel pengalaman mengajar (X1) mampu menjelaskan variabel
kompetensi profesional (Y) sebesar 22,3 %, sedangkan sisanya sebesar 77,7%
dijelaskan oleh variabel lain. Koefisien determinasi parsial (r2) untuk variabel
iklim kerja (X2) adalah sebesar 0,175 (0,4192). Nilai tersebut dikalikan 100%
untuk mengetahui besarnya nilai koefisien determinasi parsial (r2) adalah 17,5%.
Hal ini berarti variabel iklim kerja (X2) mampu menjelaskan variabel kompetensi
profesional (Y) sebesar 17,5 %, sedangkan sisanya sebesar 82,5% dijelaskan oleh
variabel lain. Koefisien determinasi parsial (r2) untuk variabel kompensasi (X3)
adalah sebesar 0,154 (0,3932). Nilai tersebut dikalikan 100% untuk mengetahui
besarnya nilai koefisien determinasi parsial (r2) adalah 15,4%. Hal ini berarti
variabel kompensasi (X3) mampu menjelaskan variabel kompetensi profesional
(Y) sebesar 15,4 %, sedangkan sisanya sebesar 84,6% dijelaskan oleh variabel
lain.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil olah data persamaan regresi menunjukkan persamaan Y
= 17,773 + 0,677X1 + 0,393X2 + 0,454X3 + e. Persamaan tersebut menunjukkan
bahwa pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi berpengaruh secara
positif terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga. Konstanta
sebesar 17,773 berarti jika pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi
sebesar nol maka kompetensi profesional guru sebesar 17,773.

69

Guru diharapkan memiliki kompetensi sebagai seseorang yang berperan


dalam keberlangsungan proses belajar mengajar, salah satu kompetensi yang
harus dimiliki adalah kompetensi profesional guru. Menurut Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c mengemukakan bahwa
kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan. Penjelasan tersebut berarti bahwa dengan kompetensi profesional,
seorang guru dapat mengelola proses belajar mengajar dengan baik dengan cara
menguasai materi pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi
profesional guru diantaranya pengalaman mengajar guru, iklim kerja sekolah, dan
kompensasi yang diterima oleh guru. Jika faktor-faktor tersebut baik, tentu
kemampuan guru dalam melakukan proses pembelajaran juga semakin baik.
Berdasarkan hasil uji F diperoleh keterangan bahwa variabel pengalaman
mengajar, iklim kerja dan kompensasi berpengaruh positif terhadap kompetensi
profesional guru secara signifikan. Hal ini berarti semakin baik pengalaman
mengajar guru, iklim kerja dan kompensasi, maka semakin baik pula kompetensi
profesional yang guru miliki. Besarnya pengaruh pengalaman mengajar, iklim
kerja dan kompensasi terhadap kompetensi profesional guru adalah sebesar
74,7%.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh keterangan bahwa variabel yang
memberikan pengaruh paling besar terhadap kompetensi profesional guru di SMK
Kristen Salatiga adalah pengalaman mengajar yaitu sebesar 22,3%, kemudian

70

pengaruh yang lebih kecil dari pengalaman mengajar adalah iklim kerja yaitu
sebesar 17,5%, sedangkan untuk kompensasi berpengaruh lebih kecil yaitu
sebesar 15,4%. Variabel pengalaman mengajar berpengaruh paling besar karena
terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga, walaupun hasil
analisis deskriptif variabel pengalaman mengajar untuk indikator pendidikan dan
pelatihan serta masa kerja/lama termasuk dalam kategori rendah, tetapi para guru
yang lebih banyak mengikuti program diklat ataupun workshop pendidikan serta
memiliki masa kerja yang lama akan lebih memiliki kompetensi yang baik.
Pengalaman mengajar juga dapat dilihat bagaimana guru tersebut melakukan
proses belajar mengajar seara optimal, setiap perencanaan yang dilakukan akan
menjadikan guru bisa memaksimalkan penyampaian materi di depan kelas.
Hasil analisis deskriptif variabel pengalaman mengajar memiliki skor ratarata sebesar 50,5% yang menunjukan kategori rendah dikarenakan banyak guru
yang masih terbilang pemula dan juga dari 30 guru terdapat 12 guru yang
termasuk guru tidak tetap, sehingga program diklat atau seminar/workshop
pendidikan serta masa kerjanya masih belum mencukupi seperti guru tetap atau
guru yang telah lama mengajar di sekolah. Berdasarkan data angket, sebesar 37%
responden (11 guru) memiliki masa kerja diatas 13 tahun. Semakin lama guru
tersebut mengajar di sekolah tentu semakin banyak pengalaman yang diperoleh
sebagai pembelajaran bagi guru.
Berdasarkan data angket, sebesar 43% responden (13 guru) telah
mengikuti program seminar/workshop pendidikan di tingkat provinsi, kemudian
untuk diklat sebanyak 60% responden (18 guru) sudah mengikuti diklat lebih dari

71

7 kali. Menurut wukir (2013:90), pengalaman merupakan pelatihan dan


pengembangan yang diperoleh dari pekerjaan sebelumnya yang diperlukan
sebagai kualifikasi di posisi tersebut. Pengalaman mengajar guru di SMK Kristen
Salatiga bervariasi, sebanyak 4 guru memiliki masa kerja di atas 20 tahun
sedangkan 7 guru memiliki masa kerja di atas 13 tahun, secara pengalaman dapat
dinilai sudah matang dan saudah terbiasa mengatasi permasalahan saat
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Jika dilihat dari distribusinya, 14 guru
masih memiliki masa kerja di bawah 13 tahun, dan 5 guru baru mengajar kurang
dari 5 tahun, guru pemula dapat semakin berkembang apabila belajar dari guru
senior serta tetap mengajar lebih lama di sekolah agar mendapatkan pengalaman
yang semakin baik. Terkait masa kerja, Suryani (2012) menyatakan bahwa
makin baik pengalaman guru, maka makin baik pula kinerja guru.
Persamaan regresi menunjukkan bahwa variabel iklim kerja berpengaruh
secara positif terhadap kompetensi professional guru di SMK Kristen Salatiga.
Iklim kerja yang baik tentu akan melahirkan semangat kerja yang baik, sehingga
akan mempengaruhi profesionalisme guru dalam bekerja. Iklim kerja berperan
dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dikarenakan dengan adanya
iklim kerja yang baik, maka suasana kerja guru juga kondusif, hal ini bisa
ditunjukkan dengan interaksi yang terjalin harmonis antara para guru, hubungan
yang komunikatif dan sistem sosial yang baik. Iklim kerja sekolah yang baik akan
menjaga nama baik sekolah, termasuk para guru. Hal ini sesuai dengan pendapat
Librawati, dkk (2013) dengan iklim kerja sekolah yang kondusif ini akan
mempengaruhi

setiap

warga

sekolah

terutama

guru

untuk

lebih

72

mengaktualisasikan ide, kreativitas, inovasi, kerja sama, dan kompetisi yang sehat
dalam mengupayakan pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah yang telah
ditetapkan.
Hasil analisis deskriptif variabel iklim kerja menunjukkan skor rata-rata
sebesar 85% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi dikarenakan sekolah
memiliki lingkungan fisik dan sistem sosial yang baik, begitupun juga para guru
yang memiliki hubungan harmonis dan budaya baik selama bekerja. Hal ini dapat
dibuktikan dengan anggapan 83% responden (25 guru) yang menyatakan kondisi
fisik kelas sering membuat guru semangat dalam mengajar, jika kondisi fisik kelas
baik maka semangat kerja dapat meningkat sehingga profesionalisme guru
semakin baik. Suasana kerja guru di SMK Kristen Salatiga sangat baik, para guru
selalu menjaga hubungan baik dengan guru lain seperti menyapa ketika bertemu
ataupun berbincang hangat tentang pendidikan dan sekolah ataupun hal lain
diwaktu istirahat sekolah. Namun, tidak semua guru dapat menjalin hubungan
dengan baik, ruangan kerja guru terbagi menjadi tiga cenderung menyebabkan
perlu adanya upaya lebih dalam menjalin komunikasi secara optimal.
Ekologi atau kondisi ligkungan fisik sekolah seperti kondisi laboratorium,
ruang kelas dan ruang kerja guru membuat guru merasa nyaman berada di sekolah
dan menjalankan pekerjaan profesionalnya, hal ini sesuai dengan pernyataan 83%
responden (25 guru) yang menyatakan kondisi fisik kelas sering membuat
nyaman. Fasilitas penunjang pembelajarannya pun selalu dapat digunakan
sehingga guru dapat mengajar sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
seperti jawaban dari 87% responden (26 guru) yang menyatakan bahwa fasilitas

73

penunjang kegiatan pembelajaran sering dalam kondisi baik. Setiap guru tentu
menjalin sosialisasi kepada sesama guru, terkait hubungan sosial yang terjadi
diantara para guru sudah terjalin secara harmonis, berdasarkan data angket
sejumlah 76% responden (23 guru) menyatakan bahwa jika sesama guru bertemu
atau berpapasa, mereka saling bertegur sapa dan berjabat tangan. Selain itu,
sebanya 90% responden (27 guru) menyatakan jika ada permalasahan dalam
kegiatan belajar mengajar, para guru saling meminta pendapat guru lain. Sistem
sosial yang terjadi diantara para guru cukup bagus, hal ini terbukti bahwa
sebanyak 80% responden (24 guru) menyatakan bahwa mereka seringkali memilih
sendiri bahan ajar yang digunakan tetapi terkadang tetap berkoordinasi dan
meminta bantuan dengan guru lain. Budaya yang terjalin di lingkungan SMK
Kristen Salatiga sangat bagus, hal ini terbukti dengan 63% responden (19 guru)
menyatakan selalu mempercayai bahwa para guru mampu menjalankan tugasnya
sebagai pendidik, sedangnya sisanya menyatakan selalu mempercayai, tetapi
pernah sedikit meragukan. Sebanyak 67% responden (20 guru) menyatakan
bahwa para guru selalu berusaha menaati peraturan sekolah.
Pekerjaan sebagai tenaga pendidik tentu perlu mendapatkan pendapatan
agar guru dapat lebih semangat mengembangkan keprofesionalannya. Persamaan
regresi menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh secara positif terhadap
kompetensi professional guru di SMK Kristen Salatiga. Artinya, jika kompensasi
diberikan secara tepat dan benar tentu para guru akan memperoleh kepuasan kerja
dan motivasi untuk mencapai tujuan mengembangkan peserta didik. Selain itu,
dengan adanya kompensasi akan meningkatkan produktivitas kerja dan menjaga

74

agar guru lebih konsisten dalam menjalankan profesi keguruannya. Kompensasi


berpengaruh secara parsial terhadap kompetensi profesional guru sebesar 15,4%
dan merupakan pengaruh terkecil dari variabel independen yang diteliti.
Walaupun pengaruhnya kecil tetapi kompensasi tetap memiliki peran sebagai
salah satu upaya meningkatkan produktivitas kerja guru. Hal ini sesuai denga
pendapat Hadi (2006) yang menyatakan karena adanya upah yang sesuai dengan
pekerjaannya, maka akan timbul semangat dan gairah kerja yang semakin baik.
Berdasarkan hasil perhitungan deskriptif yang menunjukkan bahwa
kompensasi di SMK Kristen Salatiga dalam kategori tinggi dengan prosentase
70%, kompensasi yang diterima guru sudah baik maksudnya pemberian gaji sudah
sesuai dengan jadwal lalu tunjangan juga diterima guru secara utuh dan tetap.
Namun, untuk benefit masih dirasa kurang, para guru tidak setiap hari mendapat
makanan ringan, sekolah belum optimal dalam memberi kegiatan liburan kepada
guru seperti libur bersama ke tempat wisata.
Para guru mendapatkan penghasilan atas pekerjaan sebagai pendidik di
sekolah, penghasilan yang diterima berupa gaji atau upah intensif. SMK Kristen
Salatiga memberikan gaji yang sesuai kepada para gurunya, terbukti dari
pernyataan responden sebanyak 56% responden (17 guru) menyatakan bahwa gaji
yang diberikan sekolah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu
para guru juga mendapatkan jam tambahan mengajar seperti les ataupun melatih
siswa dalam mengikuti perlombaan dansebagainya, sekolah juga memberikan
honor tambahan kepada guru yang mendapatkan tanggung jawab tambahan
tersebut, hal ini sesuai dengan pernyataan responden sebanyak 63% responden (19

75

guru) yang menyatakan sering mendapatkan honor jika mendapatkan jam


tambahan. Selain mendapat gaji dan upah intensif, sebanyak 50% responden (15
guru) juga menyatakan bahwa para guru juga mendapat benefit berupa
penghargaan dari sekolah kepada guru yang berprestasi. Selain penghargaan bagi
guru berprestasi, sebanyak 50% responden (15 guru) menyatakan bahwa sekolah
juga memberikan pelayanan kesejahteraan dalam bentuk asuransi atau pelayanan
kesehatan.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang positif secara parsial antara pengalaman mengajar
terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga sebesar 0,677,
artinya jika pengalaman mengajar semakin baik maka kompetensi profesional
guru juga semakin meningkat.
2. Ada pengaruh yang positif secara parsial antara iklim kerja terhadap
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga sebesar 0,393, artinya
jika iklim kerja semakin baik maka kompetensi profesional guru juga semakin
meningkat.
3. Ada pengaruh yang positif secara parsial antara kompensasi terhadap
kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga sebesar 0,454, artinya
jika kompensasi semakin baik maka kompetensi profesional guru juga
semakin meningkat.
4. Ada pengaruh secara simultan antara pengalaman mengajar, iklim kerja dan
kompensasi terhadap kompetensi profesional guru di SMK Kristen Salatiga.
Artinya semakin baik pengalaman mengajar, iklim kerja dan kompensasi,
maka semakin baik pula kompetensi profesional guru di SMK Kristen
Salatiga.
75

76

5.2 Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Kaitannya dengan pengalaman mengajar pada indikator pendidikan dan
pelatihan, guru yang lebih banyak mengikuti diklat, seminar dan workshop
pendidikan

lebih

baik

dalam

kompetensi

profesionalnya.

Kaitannya

pengalaman mengajar pada indikator masa kerja/lama mengajar, perlu


ditingkatkan bukan hanya pada tahun mengajar karena sudah merupakan
otomatisasi, tetapi pada penyusunan perangkat pembelajaran seperti RPP dan
Silabus jangan hanya sebagai pemenuhan tugas secara administrasi saja,
melainkan perlu dibuat secara inovatif dan kreatif.
2. Kaitannya dengan iklim kerja, hendaknya guru selalu menjaga citranya
sebagai seorang pendidik yang tidak hanya menyampaikan pelajaran di kelas,
akan tetapi harus sebagai panutan serta tauladan bagi anak didiknya,
masyarakat dan lingkungn sekolah dimanapun guru tersebut berada.
3. Kaitannya dengan kompensasi, gaji tetap yang diterima guru sudah tepat
waktu, namun sekolah perlu memperhatikan kembali hasil yang didapat para
guru dalam bekerja, jika sekolah memberikan benefit seperti mengadakan
berlibur bersama para guru ke tempat wisata sehingga guru menjadi lebih
semangat dalam melakukan pekerjaannya sebagai guru.

77

Daftar Pustaka

Ali, Mohammad. 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung :


CV Angkasa.
Bungin, M.H. 2006. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi
dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariance Sengan Program IBM
SPSS 19, Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi, D.S. 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kompensasi
dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru SMA Kristen di Kabupaten
Pati dan Jepara. Thesis. Universitas Negeri Semarang.
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Librawati, dkk. 2013. Analisis Pengaruh Sikap Profesional, Iklim Kerja Sekolah,
dan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP
Negeri di Kecamatan Sukawati. Dalam e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha (akses pada 21 Desember 2014).
Muhidin dan Abdurrahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung: CV Pustaka Raya
Mulyasa, E. 2009a. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
- - 2009b. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik.
Jakarta: Bumi Aksara.
Notoatmodjo, S. 2003. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Parker, Jonathan. 2006. Developing Perceptions of Competence during Practice
Learning. Dalam British Journal of Social Work (2006) 36, 10171036.
Downloaded from http://bjsw.oxfordjournals.org/ at Universitas Negeri
Semarang on December 10, 2014.

78

Peraturan Dekan Fakultas Ekonomi. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Bagi


Mahasiswa Fakultas Ekonomi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Saondi dan Suherman. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suryani, N.N. 2011. Kontribusi Sikap Profesional Guru, Iklim Kerja Sekolah Dan
Pengalaman Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Pada SMA Negeri di
Kabupaten Badung. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiksha Vol 7 No.2
(diakses pada 19 Desember 2014).
Szesztay, Margit. 2004. Teachers Ways of Knowing. ELT Journal Volume 58/2
April
2004,
Oxford
University
Press.
Downloaded
from
http:eltj.oxfordjournals.org at universitas negeri semarang on december
10, 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
Uno, B. Hamzah. 2008. Profesi Kependidikan; Problema, Solusi, dan Reformasi
Pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Wartini, Sri, dkk. 2011. Panduan Praktikum Aplikasi Komputer. Modul Tidak
Dipublikasikan.
Widoyoko, S.E.P. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi Sekolah.
Yogyakarta: Multi Presindo.

79

Yensi. B, N.A. 2010. Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kinerja


Guru di SMA Negeri 2 Argamakmur Bengkulu Utara.Jurnal Kependidikan
Triadik, April 2010, Volume 13, No.1 (diakses pada 21 Desember 2014).
Yuliani, Hana. 2010. Hubungan Antara Pengalaman Mengajar Dan Motivasi
Mengajar dengan Kompetensi Guru Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten
Karanganyar. Skripsi. Universitas Negeri Surakarta.

LAMPIRAN

80

81

Lampiran 1. Surat Observasi

82

Lampiran 2. Observasi Awal


Angket Pendahuluan
Nama/kode guru
:
:

Mata pelajaran yang diampu


Keterangan :
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda checklist () pada
salah satu kolom jawaban yang tersedia dan paling sesuai dengan keadaan anda
tentang kompetensi profesional, dengan ketentuan sebagai berikut ; a. SS (Selalu),
b. S (Sering), c. KD (Kadang-kadang), d. TP (Tidak Pernah).
No Pernyataan
SS S KD TP
1.
Media pembelajaran selalu saya gunakan agar siswa
memahami dan mengerti materi yang saya berikan.
2.
Saya sering menggunakan metode ceramah, karena
dirasa cukup untuk digunakan sebagai metode
penyampaian materi kepada siswa.
3.
Sebelum mengajar, saya selalu belajar terlebih
dahulu materi yang akan saya ajarkan.
4.
Saya selalu memberikan materi kepada siswa
dengan tidak hanya menggunakan satu sumber buku
saja.
5.
Saya selalu melibatkan siswa dalam pemberian
materi, seperti menunjuk siswa untuk memberikan
contoh atau menggunakan nama siswa sebagai
contoh kasus.
6.
Saya selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran
sesuai waktu yang ditentukan.
7.
Saya selalu memberikan tugas siswa untuk belajar
dengan tidak hanya menggunakan satu sumber
buku.
8.
Saya selalu ikut serta pada program kerja sekolah.
9.
Saya berusaha meningkatkan kualitas mengajar
dengan mengikuti program diklat ataupun seminar
pendidikan.
10. Saya selalu belajar dan memahami perkembangan
pendidikan yang berada di masyarakat luas.

83

Hasil angket pendahuluan


Distribusi Jawaban
Soal No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

SS
30%
40%
20%
30%
30%

S
30%
20%
60%
10%
80%
40%
40%
30%
50%

KD
70%
50%
60%
60%
30%
60%
40%
20%

Hasil angket pendahuluan dan daftar nama responden


Nama
No
Item
1 2 3 4 5 6 7
Maya Kartikasari R1
2 4 4 2 3 3 1
Yohannes DA
R2
3 2 3 1 3 3 1
Mugiharjono
R3
2 2 4 1 3 3 2
Barsito
R4
2 3 3 2 3 2 1
Dyas Bagus
R5
3 2 3 1 4 2 1
Winarsih
R6
2 4 4 2 4 2 1
Tejosusilo
R7
2 2 4 3 3 3 1
Dwi Emmy
R8
3 3 3 2 3 2 1
Teguh
R9
2 2 3 2 3 2 2
Joko Santoso
R10 2 4 3 2 3 2 2
Rata-rata

TP
30%
70%
-

8
2
3
3
2
2
3
2
3
2
2

9
4
2
2
4
2
3
2
4
3
3

10
4
3
4
4
2
3
3
3
2
3

29
24
26
26
22
28
25
27
23
26
25.6

72.5
60
65
65
55
70
62.5
67.5
57.5
65
64%

84

Hasil wawancara dengan bu Maya Kartikasari


Peneliti : Menurut ibu, bagaimana fasilitas yang ada di SMK Kristen Salatiga?
Bu Maya : terkait fasilitas, yang dirasa kurang salah satunya pada jurusan
Administrasi Perkantoran yang belum memiliki mini kantor untuk pelaksanaan
praktik perkantoran, guru masih perlu memaksimalkan penyampaian teori dalam
kelas, karena untuk praktik perkantoran sendiri dirasa sudah bagus namun kurang
maksimal.
Peneliti : Bagaimana optimalisasi penggunaan media pembelajaran oleh guru?
Bu Maya : Media pembelajaran yang digunakan para guru sudah diterapkan,
tetapi hanya beberapa karena tidak seluruh guru menerapkan media pembelajaran
misalkan penggunaan LCDnya.
Peneliti : Bagaimana keikutsertaan guru pada pendidikan dan pelatihan?
Bu Maya : Terkait pendidikan dan pelatihan guru, seringkali dilakukan oleh
sekolah, misalkan guru di kumpulkan kemudian di jelaskan oleh kurikulum atau
kepala sekolah. Untuk kegiatan diklat di luar, banyaknya guru yang ikut serta
cukup banyak misalkan yang diadakan di UKSW atau lembaga pendidikan
lainnya terkait kurikulum ataupun pendidikan.
Peneliti : Pembagian jam mengajar disesuaikan dengan jurusan asal atau
bagaimana?
Bu Maya : Untuk pembagian mata pelajaran, guru disesuaikan dengan program
studi saat kuliah tetapi ada salah satu guru yang berasal dari jurusan hukum
kemudian mengajar olahraga.
Hasil waawancara dengan bu Yuheti Kumalasari
Peneliti : Bagaimana fasilitas yang ada dalam menunjang kegiatan pembelajaran ?
Bu Yuheti : Terkait fasilitas dirasa masih kurang, misalkan pada pelajaran
komunikasi perlu telepon dan fax-mail, tetapi fax-mail hanya mempunyai 1.
Tempat khusus praktek perkantoran secara keseluruhan belum disediakan, guru
agak kesulitan untuk praktik setiap pelajaran produktif, namun guru tetap
membuat mini kantor dalam kelas di akhir semester
Peneliti : Bagaimana keefektifan pembelajaran yang terjadi di kelas ?
Bu Yuheti : Tergantung dari guru dan siswanya, tetapi memang ada beberapa guru
yang dirasa belum optimal dalam menangani siswa yang kurang serius.Hal ini
mungkin dirasakan oleh guru yang belum begitu lama mengajar di sini, perlu
adaptasi kepada para siswa.

85

Lampiran 3. Surat Izin Uji Coba Instrumen Penelitian

86

Daftar Nama Responden Uji Coba Penelitian

Lampiran 4. Daftar Nama Responden Uji Coba Penelitian

87

Lampiran 5. Angket Uji Coba Penelitian dan Kisi-kisi Uji Coba Penelitian
Kepada

Semarang,

April 2015

Yth. Bapak/Ibu Guru SMK Setiabudhi


di Semarang

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan pada Program Studi
Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang, saya bermaksud mengadakan
penelitian tentang: Pengaruh Pengalaman Mengajar, Iklim Kerja dan Kompensasi terhadap
Kompetensi Profesional Guru.
Sehubungan dengan itu, saya mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi angket penelitian ini.
Informasi yang Bapak/Ibu berikan, akan saya jaga kerahasiaannya.
Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya mengucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Zuhdan Kamal Abdillah

88

KISI-KISI ANGKET UJI COBA PENELITIAN


PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, IKLIM KERJA DAN KOMPENSASI
TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK KRISTEN SALATIGA
Variabel
Indikator
No. Soal
Jumlah
1. Pendidikan dan pelatihan.
1, 2, 3, 4, 5
5
A. Pengalaman
Mengajar (X1)
2. Masa kerja/lama mengajar.
6
1
1. Ekologi.
7, 8, 9, 10
4
B. Iklim Kerja (X2)
2. Hubungan sosial.
11, 12, 13
3
3. Sistem sosial.
14, 15, 16, 17
4
4. Budaya.
18, 19, 20
3
21, 22, 23, 24, 5
C. Kompensasi (X3) 1. Kompensasi langsung.
25
2. Kompensasi tidak langsung.
26, 27, 28, 29
4
1. Menguasai dan mengelola
30, 31, 32, 33
4
D. Kompetensi
materi pembelajaran.
Profesional Guru
(Y)
2. Mendayagunakan sumber dan 34, 35, 36, 37
4
media pembelajaran.
3. Melakukan manajemen
38, 39, 40, 41, 5
pengelolaan kelas secara
42
efektif.
4. Mengembangkan teori,
43, 44, 45
3
konsep dan landasan
kependidikan.
5. Menguasai dan memahami
46, 47, 48
3
administrasi sekolah

89

ANGKET UJI COBA PENELITIAN


PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, IKLIM KERJA DAN KOMPENSASI
TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
Identitas responden
Nama dan Kode Guru
Mata Pelajaran yang diampu
Jenis Kelamin: L / P (lingkari salah satu)
Petunjuk pengisian
1.
2.

:
:

Pilihlah salah satu opsi dengan memberikan tanda silang (x) pada pilihan yang telah
disediakan, pilih sesuai dengan diri anda sendiri .
Telitilah sebelum mengisi pertanyaan dan pernyataan yang tersedia.

A. PENGALAMAN MENGAJAR
a. Pendidikan dan Pelatihan
1. Selama 3 tahun terakhir menjadi guru, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang relevan (materi mendukung profesional guru) dengan profesi anda sebagai
guru ?
a. Saya mengikuti diklat lebih dari 20 kali
b. Saya mengikuti diklat 13-19 kali
c. Saya mengikuti diklat 7-12 kali
d. Saya mengikuti diklat 1-6 kali
Berikan tanda silang pada jenis diklat yang relevan, yang pernah Bapak/Ibu ikuti selama 3
tahun terakhir :
1. Penataran bidang studi/mata pelajaran
2. Penataran pengembangan kurikulum
3. Penataran pembuatan media pembelajaran
4. Penataran penggunaan alat peraga
5. Lainnya, sebutkan:
2.

Dalam 3 tahun terakhir, berapa jam Bapak/Ibu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
relevan dengan profesi anda sebagai guru ?
a. Lebih dari 161 jam
b. 81 - 160 jam
c. 30 - 80 jam
d. 8 29 jam

3.

Sampai mana tingkat tertinggi Bapak/Ibu dalam mengikuti diklat yang relevan dengan
profesi anda sebagai guru ?
a. Nasional
b. Provinsi
c. Kabupaten
d. Kecamatan

4.

Selama 3 tahun terakhir menjadi guru, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti program
seminar/workshop pendidikan ?
a. Saya mengikuti lebih dari 20 kali
b. Saya mengikuti 13-19 kali
c. Saya mengikuti 7 - 12 kali
d. Saya mengikuti 1- 6 kali

90

5.

Sampai mana tingkatan tertinggi Bapak/Ibu dalam mengikuti program seminar/workshop


pendidikan?
a. Nasional
b. Provinsi
c. Kabupaten
d. Kecamatan

b.
6.

Masa Kerja/Lama Mengajar


Berapa tahun lama mengajar anda sebagai guru, di SMK Setiabudhi ?
a. >20 tahun
b. 14-19 tahun
c. 8-13 tahun
d. < 7 tahun
Jika Bapak/Ibu pernah mengajar di sekolah lain, berapakah lama mengajar di sekolah lain
sebelum mengajar di SMK Setiabudhi ?
a. > 20 tahun
b. 14-19 tahun
c. 8-13 tahun
d. < 7 tahun

B. IKLIM KERJA
a. Ekologi
7. Fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran (seperti mesin tik, komputer, perlengkapan
olahraga dsb) dalam kondisi baik sehingga menunjang pembelajaran pada setiap program
keahlian.
a. Selalu, fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran selalu dalam kondisi baik untuk
digunakan dalam pembelajaran
b. Sering, fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran pernah ada kerusakan saat
pembelajaran
c. Kadang-kadang, fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran seringkali terdapat
kerusakan saat digunakan dalam pembelajaran
d. Banyak fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran dalam kondisi rusak saat
pembelajaran
8.

Saya merasa nyaman dalam mengerjakan tugas saat berada di ruang kerja guru.
a. Selalu, saya selalu mengerjakan tugas di ruang kerja guru
b. Sering, saya sering mengerjakan tugas di ruang kerja guru tetapi terkadang di
perpustakaan/ ruangan lain
c. Kadang-kadang, saya jarang mengerjakan tugas di ruang kerja guru, tetapi sering di
perpustakaan/ ruangan lain
d. Saya tidak pernah mengerjakan tugas di ruang kerja guru, melainkan di
perpustakaan/ruangan lain

9.

Kondisi ruangan kelas membuat saya bersemangat dalam mengajar.


a. Selalu, kondisi ruangan kelas selalu membuat saya bersemangat dalam mengajar
b. Sering, kondisi ruangan kelas sering membua saya bersemangat, namun tidak setiap
saat

91

c.
d.

Kadang-kadang, saya jarang merasa semangat ketika mengajar di kelas


Mengajar di ruangan kelas tidak pernah membuat saya bersemangat

10. Kondisi laboratorium sekolah membuat saya bersemangat dalam mengajarkan praktik
a. Selalu, kondisi ruangan laboratorium selalu membuat saya bersemangat dalam
mengajar praktik
b. Sering, kondisi ruangan laboratorium sering membuat saya bersemangat, namun
tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang merasa semangat ketika mengajar di laboratorium
d. Mengajar di laboratorium tidak pernah membuat saya bersemangat saat mengajar
praktik
b. Hubungan Sosial
11. Jika saya bertemu dengan sesama guru baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah,
selalu berjabat tangan.
a. Selalu, jika saya bertemu dengan sesama guru selalu berjabat tangan
b. Sering, saya berjabat tangan saat bertemu sesama guru, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang berjabat tangan saat bertemu sesama guru
d. Saya tidak pernah berjabat tangan saat bertemu dengan guru lain
12. Jika merasa ada kesulitan dalam pembelajaran, saya berdiskusi dengan guru lain.
a. Selalu, saya selalu berdiskusi dengan guru lain jika ada kesulitan dalam pembelajaran
b. Sering, saya sering berdiskusi dengan guru lain jika ada kesulitan, namun tidak setiap
saat
c. Kadang-kadang, kesulitan yang saya alami terkadang saya diskusikan kepada guru
lain
d. Saya tidak pernah berdiskusi dengan guru lain jika mengalami kesulitan dalam
pembelajaran
13. Saya menjaga nama baik lembaga sekolah dengan tidak menceritakan masalah internal
sesama guru, baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah.
a. Selalu, saya selalu menjaga nama baik sekolah baik di luar maupun di dalam
lingkungan sekolah
b. Sering, saya menjaga nama baik sekolah, namun ada kalanya menceritakan
kekurangan sekolah
c. Kadang-kadang, saya menjaga nama baik sekolah, namun sering menceritakan
kekurangan sekolah
d. Setiap ada masalah internal sekolah, saya menceritakan kepada masyarakat luar
c. Sistem Sosial
14. Saya mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data siswa, misalnya
data kehadiran serta data nilai siswa.
a. Selalu, saya selalu mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan
data siswa
b. Sering, saya mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data
siswa, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan
dengan data siswa

92

d.

Saya tidak pernah mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data
siswa

15. Saya mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran kelompok agar semua
siswa ikut serta.
a. Selalu, saya selalu mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran
kelompok agar semua siswa ikut serta
b. Sering, saya mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran kelompok
agar semua siswa ikut serta, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika
pembelajaran kelompok agar semua siswa ikut serta
d. Saya tidak pernah mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran
kelompok agar semua siswa ikut serta
16. Saya memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan.
a. Selalu, saya selalu memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan
b. Sering, saya memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan tetapi sesekali meminta
bantuan guru lain
c. Kadang-kadang, saya jarang memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan, namun
dibantu guru lain
d. Saya dibantu guru lain dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan
17. Setiap guru saling menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan dan
tutur kata yang baik.
a. Selalu, setiap guru selalu menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang
sopan dan tutur kata yang baik
b. Sering, setiap guru menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan
dan tutur kata yang baik, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, guru jarang menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang
sopan dan tutur kata yang baik
d. Guru tidak pernah menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan dan
tutur kata yang baik
d. Budaya
18. Saya mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.
a. Selalu, saya selalu mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik
b. Sering, saya mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik, namun ada kalanya sedikit meragukan
c. Kadang-kadang, saya jarang mempercayai kemampuan guru lain dalam
melaksanakan tugas sebagai pendidik
d. Saya kurang mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik
19. Setiap guru saling menghargai pendapat dan pemikiran satu sama lain pada saat rapat
guru.
a. Selalu, saat musyawarah guru, antar guru saling menghargai pendapat
b. Sering, saat musyawarah guru, sedikit terjadi perselisihan pendapat diantara guru

93

c.
d.

Kadang-kadang, saat musyawarah guru, beberapa kali terjadi perselisihan pendapat


diantara guru
Sesama guru tidak pernah saling menghargai pendapat pada saat rapat guru

20. Saya selalu berusaha menaati peraturan sekolah.


a. Selalu, saya selalu berusaha menaati peraturan sekolah
b. Sering, saya berusaha menaati peraturan sekolah, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang menaati peraturan sekolah
d. Saya tidak pernah mengikuti peraturan sekolah
C. KOMPENSASI
a. Kompensasi Langsung
21. Guru menerima gaji setiap bulan (sesuai jadwal dari sekolah) secara rutin dalam kondisi
utuh.
a. Selalu, setiap bulan saya selalu menerima gaji tepat waktu dan dalam kondisi utuh
setiap bulan atau sesuai jadwal dari sekolah
b. Sering, gaji yang didapat utuh namun ada kalanya tidak tepat waktu, tetapi hanya
beberapa kali saja
c. Kadang-kadang, gaji yang diterima sering tidak tepat waktu, namun tetap utuh
d. Gaji yang diterima tidak pernah tepat waktu
22. Besarnya gaji guru per bulan sebagai guru cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap bulan.
a. Selalu, gaji yang diterima guru setiap bulan selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan
tiap bulan
b. Sering, gaji yang diterima guru cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap bulan, namun
tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, gaji yang diterima guru masih belum cukup untuk memenuhi
kebutuhan setiap bulan
d. Gaji yang diterima guru tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, masih perlu
mencari penghasilan diluar sebagai guru
23. Jika guru mendapat tambahan jam mengajar, sekolah memberikan honor tambahan.
a. Selalu, sekolah memberikan honor tambahan setiap ada tambahan jam mengajar
b. Sering, sekolah memberikan honor tambahan saat ada jam mengajar tambahan,
namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan honor tambahan saat ada jam mengajar
tambahan
d. Sekolah tidak pernah memberikan honor tambahaan saat ada jam mengajar tambahan
24. Sekolah memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu ekstrakulikuler.
a. Selalu, sekolah selalu memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu
ekstrakulikuler
b. Sering, sekolah memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu
ekstrakulikuler, namun tidak rutin
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan tambahan honor bagi guru yang
mengampu ekstrakulikuler
d. Sekolah tidak pernah memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu
ekstrakulikuler

94

25. Anda mendapatkan tunjangan sebagai seorang guru


a. Selalu, sebagai seorang guru saya mendapatkan tunjangan
b. Sering, saya mendapatkan tunjangan sebagai guru namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang mendapatkan tunjangan
d. Saya tidak mendapatkan tunjangan
Berikan tanda silang tentang tunjangan yang anda terima:
a. Tunjangan akademik
b. Tunjangan khusus
c. Tunjangan profesi/sertifikasi
d. Tunjangan fungsional
e. Lainnya, sebutkan :
b. Kompensasi Tidak Langsung
26. Sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
a. Selalu, guru yang berprestasi selalu diberikan penghargaan oleh sekolah
b. Sering, guru yang berprestasi diberikan penghargaan oleh sekolah, namun ada
beberapa yang tidak
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan penghargaan kepada guru yang
berprestasi
d. Sekolah tidak pernah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
27. Sekolah memberikan fasilitas program rekreasi kepada para guru.
a. Selalu, sekolah memberikan fasilitas program rekreasi kepada setiap guru setiap satu
tahun sekali
b. Sering, sekolah memberikan fasilitas program rekreasi kepada setiap guru, namun
tidak setiap tahun
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan program rekreasi kepada para guru
d. Sekolah tidak memberikan program rekreasi kepada guru
28. Sekolah memberikan tambahan kesejahteraan dalam bentuk asuransi, pelayanan
kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
a. Selalu, sekolah memberikan tambahan kesejahteraan bagi semua guru
b. Sering, sekolah memberikan tambahan kesejahteraan namun tidak kepada semua
guru
c. Kadang-kadang, sekolah memberikan tambahan kesejahteraan kepada beberapa guru
saja
d. Sekolah tidak pernah memberikan tambahan kesejahteraan kepada para guru
29. Setiap hari sekolah memberikan makanan ringan atau minuman kepada setiap guru.
a. Selalu, setiap hari sekolah selalu memberikan makanan ringan atau minuman kepada
setiap guru
b. Sering, sekolah sering memberikan makanan ringan atau minuman kepada setiap
guru, namun tidak setiap hari
c. Kadang-kadang, pemberian makanan ringan dan minuman dilakukan pada hari
tertentu saja
d. Sekolah tidak pernah memberikan makanan ringan atau minuman kepada setiap guru

95

D. KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


a. Menguasai dan Mengelola Materi Pembelajaran
30. Materi yang saya berikan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, jika ada materi
yang cukup sulit, saya memberikan ulang materi tersebut.
a. Selalu, setiap materi yang saya berikan saya sesuaikan dengan karakteristik peserta
didik
b. Sering, materi yang saya berikan sering disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik
c. Kadang-kadang, materi yang saya berikan kadang saya sesuaikan dengan
karakteristik peserta didik
d. Materi yang saya berikan tidak pernah saya sesuaikan dengan karakteristik peserta
didik
31. Jika ada materi pelajaran yang tidak saya kuasai, saya usahakan untuk memperdalam
materi itu, kemudian saya ajarkan kepada siswa.
a. Selalu, saya memperdalam materi yang tidak saya kuasai
b. Sering, saya sering memperdalam kembali materi yang tidak saya kuasai, namun
tidak semua materi saya perdalam kembali
c. Kadang-kadang, ada kalanya materi yang sulit dipahami saya perdalam kembali
d. Saya tidak pernah memperdalam materi yang tidak saya kuasai
32. Materi yang saya berikan, selalu saya tambahkan dengan contoh sesuai dengan realita
kehidupan yang ada.
a. Selalu, materi yang saya berikan selalu saya tambahkan dengan contoh sesuai realita
b. Sering, materi yang saya berikan sering saya tambahkan dengan contoh sesuai realita
c. Kadang-kadang, materi yang saya berikan terkadang saya tambahkan dengan contoh
sesuai realita
d. Materi yang saya berikan tidak pernah saya tambahkan dengan contoh
33. Pengalokasian waktu dalam pemberian materi sesuai dengan rencana pembelajaran.
a. Selalu, pengalokasian waktu dalam pemberian materi selalu sesuai dengan rencana
pembelajaran
b. Sering, pengalokasian waktu dalam pemberian materi sudah sesuai dengan rencana
pembelajaran, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, pengalokasian waktu dalam pemberian materi jarang sesuai dengan
rencana pembelajaran
d. Pengalokasian waktu dalam pemberian materi jarang sesuai dengan rencana
pembelajaran
b. Mendayagunakan Sumber dan Media Pembelajaran
34. Saya berusaha mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk memperkaya
pengetahuan yang saya miliki.
a. Selalu, saya selalu berusaha mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk
memperkaya pengetahuan yang saya miliki
b. Sering, saya sering mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk memperkaya
pengetahuan yang saya miliki

96

c.
d.

Kadang-kadang, saya beberapa kali mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk
memperkaya pengetahuan yang saya miliki
Saya tidak pernah mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk memperkaya
pengetahuan yang saya miliki

35. Saya menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan, misal: buku dan modul
untuk kompeteni kognitif, media audio visual untuk kompetensi keterampilan.
a. Selalu, saya selalu menyeseuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan
b. Sering, saya sering menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan
c. Kadang-kadang, saya terkadang menyesuaikan sumber pembelajaran dengan
kebutuhan
d. Saya tidak menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan
36. Saya menugaskan siswa agar mempelajari materi dengan tidak hanya menggunakan satu
sumber buku.
a. Selalu, saya selalu menugaskan siswa mempelajari materi dengan berbagai macam
sumber
b. Sering, saya seringkali menugaskan siswa mempelajari materi dengan berbagai
sumber
c. Kadang-kadang, saya jarang menugaskan siswa mempelajari materi dengan berbagai
sumber
d. Saya tidak pernah memberikan tugas siswa mempelajari berbagai macam sumber
37. Saya menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, misal dengan program aplikasi.
a. Selalu, saya selalu menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan TIK
b. Sering, saya sering menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan TIK,
namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang menggunakan media pembelajaran dengan
memanfaatkan TIK
d. Saya tidak pernah menggunakan media pembelajaran yang memanfaatkan TIK
c. Melakukan Manajemen Pengelolaan Kelas Secara Efektif
38. Saya selalu berusaha untuk mengkondisikan kelas dengan menggunakan berbagai
pendekatan ke siswa.
a. Selalu, saya selalu berusaha untuk mengkondisikan kelas dengan menggunakan
berbagai pendekatan ke siswa
b. Sering, seringkali saya mengkondisikan kelas dengan menggunakan berbagai
pendekatan ke siswa
c. Kadang-kadang, saya jarang menggunakan pendekatan ke siswa dalam
mengkondisikan kelas
d. Saya tidak pernah menggunakan berbagai pendekatan ke siswa dalam
mengkondisikan kelas
39. Setiap keputusan yang saya ambil saat siswa ramai, dapat menjadikan kelas kembali
kondusif.
a. Selalu, setiap keputusan yang saya ambil saat siswa ramai menjadikan kelas kembali
kondusif

97

b.
c.
d.

Sering, setiap keputusan yang saya ambil saat siswa ramai, ada kalanya kelas masih
tetap ramai, namun seringkali tetap kondusif
Kadang-kadang, keputusan yang saya ambil jarang membuat kelas kembali kondusif
Keputusan yang saya ambil tidak pernah membuat kelas menjadi kondisif kembali

40. Saya menggunakan metode pembelajaran agar memuahkan pemahaman peserta didik.
a. Selalu, metode pembelajaran selalu saya terapkan agar memudahkan pemahaman
peserta didik
b. Sering, metode pembelajaran seringkali saya terapkan agar memudahkan pemahaman
peserta didik, namun tidak setiap saat saya terapkan
c. Kadang-kadang, saya jarang menggunakan metode pembelajaran dalam
memudahkan pemahaman peserta didik
d. Saya tidak pernah menggunakan metode pembelajaran dalam memudahkan
pemahaman peserta didik
41. Saya memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditetapkan.
a. Selalu, saya selalu memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan
b. Sering, saya seringkali memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, namun terkadang sedikit lebih lama/
lebih cepat
c. Kadang-kadang, saya jarang memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar
sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, beberapa kali pernah lebih lama/
lebih cepat
d. Saya tidak memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditetapkan
42. Saat ada siswa yang gaduh atau tidak memperhatikan pelajaran, saya memberikan teguran
kepada siswa tersebut
a. Selalu, setiap ada siswa yang ribut saya selalu memberikan teguran
b. Sering, setiap ada siswa yang ribut saya memberikan teguran, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya memberikan teguran kepada siswa yang ribut, namun
seringkali saya diamkan
d. Saya tidak pernah memberikan teguran kepada siswa yang ribut
d. Mengembangkan Teori, Konsep dan Landasan Kependidikan
43. Saya mempelajari dan memahami teori pendidikan behaviorisme, kognitivisme,
konstruktivisme, dan humanistik.
a. Selalu, saya selalu mempelajari dan memahami teori pendidikan sesuai dengan
perkembangan
b. Sering, saya seringkali mempelajari dan memahami teori pendidikan sesuai dengan
perkembangan
c. Kadang-kadang, saya jarang mempelajari dan memahami teori pendidikan dalam
pelaksanaan pembelajaran
d. Saya tidak pernah mempelajari dan memahami teori pendidikan

98

44. Saya berusaha meningkatkan kualitas mengajar saya agar dapat meningkatkan mutu
proses belajar mengajar.
a. Selalu, saya selalu berusaha meningkatkan kualitas mengajar saya
b. Sering, saya seringkali meningkatkan kualitas mengajar saya
c. Kadang-kadang, saya jarang meningkatkan kualitas mengajar saya
d. Saya tidak pernah meningkatkan kualitas mengajar saya
45. Saya menerapkan Sistem Pendidikan Nasional dalam menjalankan profesi keguruan.
a. Selalu, Sistem Pendidikan Nasional selalu saya gunakan untuk acuan dalam
menjalankan profesi keguruan
b. Sering, Sistem Pendidikan Nasional seringkali saya gunakan untuk acuan dalam
menjalankan profesi keguruan
c. Kadang-kadang, Sistem Pendidikan Nasional terkadang saya gunakan untuk acuan
dalam menjalankan profesi keguruan
d. Saya tidak pernah menerapkan Sistem Pendidikan Nasional untuk acuan dalam
menjalankan profesi keguruan
e. Menguasai dan Memahami Administrasi Sekolah
46. Saya berpartisipasi dalam program kerja yang dilaksanakan sekolah.
a. Selalu, saya selalu berpartisipasi dalam program kerja sekolah
b. Sering, saya seringkali berpartisipasi dalam program kerja sekolah namun tidak pada
semua program kerja
c. Kadang-kadang, saya jarang berpartisipasi dalam program kerja sekolah
d. Saya tidak pernah berpartisipasi dalam program kerja sekolah
47. Saya menaati dan menerapkan tata tertib sekolah.
a. Selalu, saya selalu menaati dan menerapkan tata tertib sekolah di keseharian
b. Sering, saya seringkali menerapkan tata tertib sekolah, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang menerapkan tata tertib sekolah dalam keseharian saya
d. Saya tidak pernah menerapkan tata tertib sekolah dalam keseharian
48. Saya memperoleh informasi tentang administrasi sekolah, seperti kesiswaan, keuangan,
sarpras, dan kurikulum.
a. Selalu, saya selalu mendapatkan informasi tentang administrasi sekolah
b. Sering, saya sering mendapat informasi tentang administrasi sekolah, namun tidak
semua saya dapatkan
c. Kadang-kadang, saya jarang mendapatkan informasi tentang administrasi sekolah,
namun ada beberapa tetap diberitahukan
d. Saya tidak pernah mendapatakan informasi tentang administrasi sekolah

99

Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Lampiran 6. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

100

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas


Variabel

Indikator

Pengalaman
Mengajar
(X1)

Pendidikan dan
Pelatihan

Iklim Kerja
(X2)

Masa Kerja
Ekologi

Hubungan Sosial

Sistem Sosial

Budaya

Kompensasi
(X3)

Kompensasi
Langsung

Kompensasi
Tidak Langsung

Kompetensi
Profesional
Guru
(Y)

Menguasai dan
Mengelola Materi
Mendayagunakan
Sumber dan
Media
Pembelajaran
Melakukan
Manajemen
Pengelolaan Kelas
Mengembangkan
Teori, Konsep dan
Landasan
Kependidikan
Menguasai dan
Memahami Adm
Sekolah

No.
Soal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

r hitung

r tabel

0,729
0,769
0,605
0,811
0,645
0,576
0,673
0,661
0,503
0,286
0,694
0,476
0,379
0,761
0,528
0,619
0,594
0,459
0,525
0,484
0,370
0,521
0,513
0,576
0,593
0,440
0,748
0,793
0,443
0,553
0,518
0,518
0,463
0,468
0,604
0,288
0,530
0,585
0,550
0,562
0,637
0,416
0,447
0,536
0,658
0,573
0,322
0,524

0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444
0,444

Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid

101

Lampiran 8. Reliabilitas Tiap Variabel


Pengalaman Mengajar (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.772

7
Item-Total Statistics
Cronbach's

Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

24.1364

51.552

.668

.738

VAR00002

23.8636

50.409

.712

.730

VAR00003

23.4545

53.212

.524

.753

VAR00004

24.0909

49.420

.760

.723

VAR00005

23.1364

53.171

.576

.750

VAR00006

23.3182

52.227

.469

.754

VAR00007

12.9091

15.229

1.000

.774

Iklim Kerja (X2)


Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.734

15

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

95.4091

80.348

.607

.700

VAR00002

95.3182

81.084

.597

.702

VAR00003

95.0000

87.524

.455

.721

VAR00004

95.0455

89.665

.223

.731

VAR00005

94.5455

87.688

.672

.720

VAR00006

95.0909

86.372

.410

.720

102

Cronbach's
Scale Mean if

Scale Variance if Corrected Item-

Alpha if Item

Item Deleted

Item Deleted

Total Correlation

Deleted

94.6818

89.561

.335

.728

94.8182

82.537

.725

.703

94.5909

88.634

.495

.724

94.5455

88.260

.593

.722

94.5455

88.450

.567

.723

94.5909

89.206

.423

.726

94.9545

84.903

.456

.715

94.7727

88.374

.442

.724

49.1818

23.203

1.000

.797

VAR00007
VAR00008
VAR00009
VAR00010
VAR00011
VAR00012
VAR00013
VAR00014
VAR00015

Kompensasi (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.715

10

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

52.1818

62.537

-.402

.737

VAR00002

53.7273

53.922

.423

.692

VAR00003

52.7727

54.089

.415

.693

VAR00004

52.3182

57.084

.538

.702

VAR00005

53.0909

51.134

.479

.680

VAR00006

53.4545

55.117

.334

.702

VAR00007

52.7727

51.136

.690

.666

VAR00008

53.0909

51.325

.749

.665

VAR00009

53.3636

56.147

.349

.703

VAR00010

28.0455

15.188

1.000

.646

103

Kompetensi Professional (Y)

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha

N of Items
.706

20

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted

Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted

Total Correlation

Alpha if Item
Deleted

VAR00001

128.5000

179.119

.620

.685

VAR00002

128.1364

185.457

.463

.695

VAR00003

128.1818

185.299

.469

.695

VAR00004

127.9545

187.093

.509

.698

VAR00005

128.1364

185.742

.529

.695

VAR00006

128.1364

185.647

.451

.696

VAR00007

128.2727

186.970

.318

.699

VAR00008

128.7273

183.541

.446

.693

VAR00009

128.2273

182.279

.658

.689

VAR00010

128.3636

179.766

.608

.686

VAR00011

128.3636

182.719

.649

.690

VAR00012

128.0000

184.286

.708

.692

VAR00013

128.2727

182.970

.445

.692

VAR00014

128.6818

182.894

.504

.691

VAR00015

128.0455

185.284

.597

.694

VAR00016

128.1364

182.885

.743

.690

VAR00017

128.1364

181.552

.627

.688

VAR00018

127.8182

190.346

.348

.703

VAR00019

128.4545

180.545

.588

.687

VAR00020

66.2727

47.827

.861

.891

104

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian

105

Lampiran 10. Daftar Nama Responden Penelitian

106

Lampiran 11. Angket Penelitian dan Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kepada

Semarang,

Mei 2015

Yth. Bapak/Ibu Guru SMK Kristen Salatiga


di Semarang

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai syarat kelulusan pada Program Studi Pendidikan
Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Semarang, saya bermaksud mengadakan penelitian
tentang: Pengaruh Pengalaman Mengajar, Iklim Kerja dan Kompensasi terhadap Kompetensi
Profesional Guru di SMK Kristen Salatiga.
Sehubungan dengan itu, saya mohon Bapak/Ibu berkenan mengisi angket penelitian ini.
Informasi yang Bapak/Ibu berikan, akan saya jaga kerahasiaannya.
Atas partisipasi Bapak/Ibu, saya mengucapkan terimakasih.

Hormat saya,

Zuhdan Kamal Abdillah

107

KISI-KISI ANGKET PENELITIAN


PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, IKLIM KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP
KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK KRISTEN SALATIGA
Variabel
Indikator
No. Soal
Jumlah
1. Pendidikan dan pelatihan.
1, 2, 3, 4, 5
5
A. Pengalaman
Mengajar (X1)
2. Masa kerja/lama mengajar.
6
1
3. Ekologi.
7, 8, 9
3
B. Iklim Kerja (X2)
4. Hubungan sosial.
10, 11
2
5. Sistem sosial.
12, 13, 14, 15 4
6. Budaya.
16, 17, 18
3
7. Kompensasi langsung.
19, 20, 21
3
C. Kompensasi (X3)
8. Kompensasi tidak langsung.
22, 23, 24, 25 4
9. Menguasai dan mengelola
27, 28, 29, 30 4
D. Kompetensi
materi pembelajaran.
Profesional Guru (Y)
10. Mendayagunakan sumber dan 31, 32, 33
3
media pembelajaran.
11. Melakukan manajemen
34, 35, 36, 37 4
pengelolaan kelas secara
efektif.
12. Mengembangkan teori,
38, 39, 40
3
konsep dan landasan
kependidikan.
13. Menguasai dan memahami
41, 42
2
administrasi sekolah

108

ANGKET PENELITIAN
PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR, IKLIM KERJA DAN KOMPENSASI
TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK KRISTEN SALATIGA
Identitas responden
Nama dan Kode Guru

Mata Pelajaran yang diampu

Jenis Kelamin: L / P (lingkari salah satu)


Petunjuk pengisian
3.
4.

Pilihlah salah satu opsi dengan memberikan tanda silang (x) pada pilihan yang telah
disediakan, pilih sesuai dengan diri anda sendiri .
Telitilah sebelum mengisi pertanyaan dan pernyataan yang tersedia.

A. PENGALAMAN MENGAJAR
a. Pendidikan dan Pelatihan
1. Selama 3 tahun terakhir menjadi guru, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti pendidikan dan
pelatihan yang relevan (materi mendukung profesional guru) dengan profesi anda sebagai
guru ?
a. Saya mengikuti diklat lebih dari 20 kali
b. Saya mengikuti diklat 13-19 kali
c. Saya mengikuti diklat 7-12 kali
d. Saya mengikuti diklat 1-6 kali
Berikan tanda silang pada jenis diklat yang relevan, yang pernah Bapak/Ibu ikuti selama 3
tahun terakhir :
1. Penataran bidang studi/mata pelajaran
2. Penataran pengembangan kurikulum
3. Penataran pembuatan media pembelajaran
4. Penataran penggunaan alat peraga
5. Lainnya, sebutkan:
2.

3.

Dalam 3 tahun terakhir, berapa jam Bapak/Ibu mengikuti pendidikan dan pelatihan yang
relevan dengan profesi anda sebagai guru ?
a. Lebih dari 161 jam
b. 81 - 160 jam
c. 30 - 80 jam
d. 8 29 jam

Sampai mana tingkat tertinggi Bapak/Ibu dalam mengikuti diklat yang relevan dengan profesi
anda sebagai guru ?
a. Nasional
b. Provinsi
c. Kabupaten
d. Kecamatan
4. Selama 3 tahun terakhir menjadi guru, berapa kali Bapak/Ibu mengikuti program
seminar/workshop pendidikan ?
e. Saya mengikuti lebih dari 20 kali
f. Saya mengikuti 13-19 kali
g. Saya mengikuti 7 - 12 kali
h. Saya mengikuti 1- 6 kali

109

5.

Sampai mana tingkatan tertinggi Bapak/Ibu dalam mengikuti program seminar/workshop


pendidikan?
a. Nasional
b. Provinsi
c. Kabupaten
d. Kecamatan

b.
6.

Masa Kerja/Lama Mengajar


Berapa tahun lama mengajar anda sebagai guru, di SMK Kristen Salatiga ?
a. >20 tahun
b. 14-19 tahun
c. 8-13 tahun
d. < 7 tahun
Jika Bapak/Ibu pernah mengajar di sekolah lain, berapakah lama mengajar di sekolah lain
sebelum mengajar di SMK Kristen Salatiga ?
a. > 20 tahun
b. 14-19 tahun
c. 8-13 tahun
d. < 7 tahun

B. IKLIM KERJA
a. Ekologi
7. Fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran (seperti mesin tik, komputer, perlengkapan
olahraga dsb) dalam kondisi baik sehingga menunjang pembelajaran pada setiap program
keahlian.
a. Selalu, fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran selalu dalam kondisi baik untuk
digunakan dalam pembelajaran
b. Sering, fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran pernah ada kerusakan saat
pembelajaran
c. Kadang-kadang, fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran seringkali terdapat kerusakan
saat digunakan dalam pembelajaran
d. Banyak fasilitas penunjang kegiatan pembelajaran dalam kondisi rusak saat
pembelajaran
8.

Saya merasa nyaman dalam mengerjakan tugas saat berada di ruang kerja guru.
a. Selalu, saya selalu mengerjakan tugas di ruang kerja guru
b. Sering, saya sering mengerjakan tugas di ruang kerja guru tetapi terkadang di
perpustakaan/ ruangan lain
c. Kadang-kadang, saya jarang mengerjakan tugas di ruang kerja guru, tetapi sering di
perpustakaan/ ruangan lain
d. Saya tidak pernah mengerjakan tugas di ruang kerja guru, melainkan di
perpustakaan/ruangan lain

9.

Kondisi ruangan kelas membuat saya bersemangat dalam mengajar.


a. Selalu, kondisi ruangan kelas selalu membuat saya bersemangat dalam mengajar
b. Sering, kondisi ruangan kelas sering membua saya bersemangat, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang merasa semangat ketika mengajar di kelas
d. Mengajar di ruangan kelas tidak pernah membuat saya bersemangat

b. Hubungan Sosial
10. Jika saya bertemu dengan sesama guru baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, selalu
berjabat tangan.
a. Selalu, jika saya bertemu dengan sesama guru selalu berjabat tangan

110

b.
c.
d.

Sering, saya berjabat tangan saat bertemu sesama guru, namun tidak setiap saat
Kadang-kadang, saya jarang berjabat tangan saat bertemu sesama guru
Saya tidak pernah berjabat tangan saat bertemu dengan guru lain

11. Jika merasa ada kesulitan dalam pembelajaran, saya berdiskusi dengan guru lain.
a. Selalu, saya selalu berdiskusi dengan guru lain jika ada kesulitan dalam pembelajaran
b. Sering, saya sering berdiskusi dengan guru lain jika ada kesulitan, namun tidak setiap
saat
c. Kadang-kadang, kesulitan yang saya alami terkadang saya diskusikan kepada guru lain
d. Saya tidak pernah berdiskusi dengan guru lain jika mengalami kesulitan dalam
pembelajaran
c. Sistem Sosial
12. Saya mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data siswa, misalnya data
kehadiran serta data nilai siswa.
a. Selalu, saya selalu mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data
siswa
b. Sering, saya mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data siswa,
namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan
dengan data siswa
d. Saya tidak pernah mengisi dan menyimpan dokumen yang berhubungan dengan data
siswa
13. Saya mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran kelompok agar semua siswa
ikut serta.
a. Selalu, saya selalu mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran kelompok
agar semua siswa ikut serta
b. Sering, saya mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran kelompok agar
semua siswa ikut serta, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran
kelompok agar semua siswa ikut serta
d. Saya tidak pernah mengatur dan mengelola pelaksanaan ketika pembelajaran kelompok
agar semua siswa ikut serta
14. Saya memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan.
a. Selalu, saya selalu memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan
b. Sering, saya memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan tetapi sesekali meminta
bantuan guru lain
c. Kadang-kadang, saya jarang memilih sendiri bahan ajar yang akan digunakan, namun
dibantu guru lain
d. Saya dibantu guru lain dalam memilih bahan ajar yang akan digunakan
15. Setiap guru saling menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan dan tutur
kata yang baik.
a. Selalu, setiap guru selalu menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan
dan tutur kata yang baik
b. Sering, setiap guru menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan dan
tutur kata yang baik, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, guru jarang menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang
sopan dan tutur kata yang baik

111

d.

Guru tidak pernah menghargai dengan cara menggunakan tata bahasa yang sopan dan
tutur kata yang baik

d. Budaya
16. Saya mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik.
a. Selalu, saya selalu mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik
b. Sering, saya mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik, namun ada kalanya sedikit meragukan
c. Kadang-kadang, saya jarang mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik
d. Saya kurang mempercayai kemampuan guru lain dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik
17. Setiap guru saling menghargai pendapat dan pemikiran satu sama lain pada saat rapat guru.
a. Selalu, saat musyawarah guru, antar guru saling menghargai pendapat
b. Sering, saat musyawarah guru, sedikit terjadi perselisihan pendapat diantara guru
c. Kadang-kadang, saat musyawarah guru, beberapa kali terjadi perselisihan pendapat
diantara guru
d. Sesama guru tidak pernah saling menghargai pendapat pada saat rapat guru
18. Saya selalu berusaha menaati peraturan sekolah.
a. Selalu, saya selalu berusaha menaati peraturan sekolah
b. Sering, saya berusaha menaati peraturan sekolah, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang menaati peraturan sekolah
d. Saya tidak pernah mengikuti peraturan sekolah
C. KOMPENSASI
a. Kompensasi Langsung
19. Besarnya gaji guru per bulan sebagai guru cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap bulan.
a. Selalu, gaji yang diterima guru setiap bulan selalu cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap
bulan
b. Sering, gaji yang diterima guru cukup untuk memenuhi kebutuhan tiap bulan, namun
tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, gaji yang diterima guru masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan
setiap bulan
d. Gaji yang diterima guru tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, masih perlu mencari
penghasilan diluar sebagai guru
20. Jika guru mendapat tambahan jam mengajar, sekolah memberikan honor tambahan.
a. Selalu, sekolah memberikan honor tambahan setiap ada tambahan jam mengajar
b. Sering, sekolah memberikan honor tambahan saat ada jam mengajar tambahan, namun
tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan honor tambahan saat ada jam mengajar
tambahan
d. Sekolah tidak pernah memberikan honor tambahaan saat ada jam mengajar tambahan
21. Sekolah memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu ekstrakulikuler.
a. Selalu, sekolah selalu memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu
ekstrakulikuler

112

b.
c.
d.

Sering, sekolah memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu ekstrakulikuler,
namun tidak rutin
Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu
ekstrakulikuler
Sekolah tidak pernah memberikan tambahan honor bagi guru yang mengampu
ekstrakulikuler

22. Anda mendapatkan tunjangan sebagai seorang guru


a. Selalu, sebagai seorang guru saya mendapatkan tunjangan
b. Sering, saya mendapatkan tunjangan sebagai guru namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang mendapatkan tunjangan
d. Saya tidak mendapatkan tunjangan
Berikan tanda silang tentang tunjangan yang anda terima:
a. Tunjangan akademik
b. Tunjangan khusus
c. Tunjangan profesi/sertifikasi
d. Tunjangan fungsional
e. Lainnya, sebutkan :
b. Kompensasi Tidak Langsung
23. Sekolah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi baik di dalam sekolah
maupun di luar sekolah.
a. Selalu, guru yang berprestasi selalu diberikan penghargaan oleh sekolah
b. Sering, guru yang berprestasi diberikan penghargaan oleh sekolah, namun ada beberapa
yang tidak
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
d. Sekolah tidak pernah memberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi
24. Sekolah memberikan fasilitas program rekreasi kepada para guru.
a. Selalu, sekolah memberikan fasilitas program rekreasi kepada setiap guru setiap satu
tahun sekali
b. Sering, sekolah memberikan fasilitas program rekreasi kepada setiap guru, namun tidak
setiap tahun
c. Kadang-kadang, sekolah jarang memberikan program rekreasi kepada para guru
d. Sekolah tidak memberikan program rekreasi kepada guru
25. Sekolah memberikan tambahan kesejahteraan dalam bentuk asuransi, pelayanan kesehatan,
atau bentuk kesejahteraan lain.
a. Selalu, sekolah memberikan tambahan kesejahteraan bagi semua guru
b. Sering, sekolah memberikan tambahan kesejahteraan namun tidak kepada semua guru
c. Kadang-kadang, sekolah memberikan tambahan kesejahteraan kepada beberapa guru saja
d. Sekolah tidak pernah memberikan tambahan kesejahteraan kepada para guru
26. Setiap hari sekolah memberikan makanan ringan atau minuman kepada setiap guru.
a. Selalu, setiap hari sekolah selalu memberikan makanan ringan atau minuman kepada
setiap guru
b. Sering, sekolah sering memberikan makanan ringan atau minuman kepada setiap guru,
namun tidak setiap hari
c. Kadang-kadang, pemberian makanan ringan dan minuman dilakukan pada hari tertentu
saja
d. Sekolah tidak pernah memberikan makanan ringan atau minuman kepada setiap guru

113

D. KOMPETENSI PROFESIONAL GURU


a. Menguasai dan Mengelola Materi Pembelajaran
27. Materi yang saya berikan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, jika ada materi yang
cukup sulit, saya memberikan ulang materi tersebut.
a. Selalu, setiap materi yang saya berikan saya sesuaikan dengan karakteristik peserta didik
b. Sering, materi yang saya berikan sering disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
c. Kadang-kadang, materi yang saya berikan kadang saya sesuaikan dengan karakteristik
peserta didik
d. Materi yang saya berikan tidak pernah saya sesuaikan dengan karakteristik peserta didik
28. Jika ada materi pelajaran yang tidak saya kuasai, saya usahakan untuk memperdalam materi
itu, kemudian saya ajarkan kepada siswa.
a. Selalu, saya memperdalam materi yang tidak saya kuasai
b. Sering, saya sering memperdalam kembali materi yang tidak saya kuasai, namun tidak
semua materi saya perdalam kembali
c. Kadang-kadang, ada kalanya materi yang sulit dipahami saya perdalam kembali
d. Saya tidak pernah memperdalam materi yang tidak saya kuasai
29. Materi yang saya berikan, selalu saya tambahkan dengan contoh sesuai dengan realita
kehidupan yang ada.
a. Selalu, materi yang saya berikan selalu saya tambahkan dengan contoh sesuai realita
b. Sering, materi yang saya berikan sering saya tambahkan dengan contoh sesuai realita
c. Kadang-kadang, materi yang saya berikan terkadang saya tambahkan dengan contoh
sesuai realita
d. Materi yang saya berikan tidak pernah saya tambahkan dengan contoh
30. Pengalokasian waktu dalam pemberian materi sesuai dengan rencana pembelajaran.
a. Selalu, pengalokasian waktu dalam pemberian materi selalu sesuai dengan rencana
pembelajaran
b. Sering, pengalokasian waktu dalam pemberian materi sudah sesuai dengan rencana
pembelajaran, namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, pengalokasian waktu dalam pemberian materi jarang sesuai dengan
rencana pembelajaran
d. Pengalokasian waktu dalam pemberian materi jarang sesuai dengan rencana
pembelajaran
b. Mendayagunakan Sumber dan Media Pembelajaran
31. Saya berusaha mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk memperkaya pengetahuan
yang saya miliki.
a. Selalu, saya selalu berusaha mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk
memperkaya pengetahuan yang saya miliki
b. Sering, saya sering mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk memperkaya
pengetahuan yang saya miliki
c. Kadang-kadang, saya beberapa kali mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk
memperkaya pengetahuan yang saya miliki
d. Saya tidak pernah mencari dan mempelajari berbagai sumber untuk memperkaya
pengetahuan yang saya miliki
32. Saya menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan, misal: buku dan modul untuk
kompeteni kognitif, media audio visual untuk kompetensi keterampilan.
a. Selalu, saya selalu menyeseuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan

114

b.
c.
d.

Sering, saya sering menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan


Kadang-kadang, saya terkadang menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan
Saya tidak menyesuaikan sumber pembelajaran dengan kebutuhan

33. Saya menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, misal dengan program aplikasi.
a. Selalu, saya selalu menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan TIK
b. Sering, saya sering menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan TIK,
namun tidak setiap saat
c. Kadang-kadang, saya jarang menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan
TIK
d. Saya tidak pernah menggunakan media pembelajaran yang memanfaatkan TIK
c. Melakukan Manajemen Pengelolaan Kelas Secara Efektif
34. Saya selalu berusaha untuk mengkondisikan kelas dengan menggunakan berbagai pendekatan
ke siswa.
a. Selalu, saya selalu berusaha untuk mengkondisikan kelas dengan menggunakan berbagai
pendekatan ke siswa
b. Sering, seringkali saya mengkondisikan kelas dengan menggunakan berbagai pendekatan
ke siswa
c. Kadang-kadang, saya jarang menggunakan pendekatan ke siswa dalam mengkondisikan
kelas
d. Saya tidak pernah menggunakan berbagai pendekatan ke siswa dalam mengkondisikan
kelas
35. Saya menggunakan metode pembelajaran agar memuahkan pemahaman peserta didik.
a. Selalu, metode pembelajaran selalu saya terapkan agar memdudahkan pemahaman
peserta didik
b. Sering, metode pembelajaran seringkali saya terapkan agar memudahkan pemahaman
peserta didik, namun tidak setiap saat saya terapkan
c. Kadang-kadang, saya jarang menggunakan metode pembelajaran dalam memudahkan
pemahaman peserta didik
d. Saya tidak pernah menggunakan metode pembelajaran dalam memudahkan pemahaman
peserta didik
36. Setiap keputusan yang saya ambil saat siswa ramai, dapat menjadikan kelas kembali kondusif.
a. Selalu, setiap keputusan yang saya ambil saat siswa ramai menjadikan kelas kembali
kondusif
b. Sering, setiap keputusan yang saya ambil saat siswa ramai, ada kalanya kelas masih tetap
ramai, namun seringkali tetap kondusif
c. Kadang-kadang, keputusan yang saya ambil jarang membuat kelas kembali kondusif
d. Keputusan yang saya ambil tidak pernah membuat kelas menjadi kondisif kembali
37. Saya memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditetapkan.
a. Selalu, saya selalu memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai dengan
alokasi waktu yang telah ditetapkan
b. Sering, saya seringkali memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, namun terkadang sedikit lebih lama/ lebih
cepat
c. Kadang-kadang, saya jarang memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar
sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditetapkan, beberapa kali pernah lebih lama/
lebih cepat

115

d.

Saya tidak memulai dan mengakhiri pelaksanaan belajar mengajar sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditetapkan

d. Mengembangkan Teori, Konsep dan Landasan Kependidikan


38. Saya mempelajari dan memahami teori pendidikan behaviorisme, kognitivisme,
konstruktivisme, dan humanistik.
a. Selalu, saya selalu mempelajari dan memahami teori pendidikan sesuai dengan
perkembangan
b. Sering, saya seringkali mempelajari dan memahami teori pendidikan sesuai dengan
perkembangan
c. Kadang-kadang, saya jarang mempelajari dan memahami teori pendidikan dalam
pelaksanaan pembelajaran
d. Saya tidak pernah mempelajari dan memahami teori pendidikan
39. Saya berusaha meningkatkan kualitas mengajar saya agar dapat meningkatkan mutu proses
belajar mengajar.
a. Selalu, saya selalu berusaha meningkatkan kualitas mengajar saya
b. Sering, saya seringkali meningkatkan kualitas mengajar saya
c. Kadang-kadang, saya jarang meningkatkan kualitas mengajar saya
d. Saya tidak pernah meningkatkan kualitas mengajar saya
40. Saya menerapkan Sistem Pendidikan Nasional dalam menjalankan profesi keguruan.
a. Selalu, Sistem Pendidikan Nasional selalu saya gunakan untuk acuan dalam menjalankan
profesi keguruan
b. Sering, Sistem Pendidikan Nasional seringkali saya gunakan untuk acuan dalam
menjalankan profesi keguruan
c. Kadang-kadang, Sistem Pendidikan Nasional terkadang saya gunakan untuk acuan dalam
menjalankan profesi keguruan
d. Saya tidak pernah menerapkan Sistem Pendidikan Nasional untuk acuan dalam
menjalankan profesi keguruan
e. Menguasai dan Memahami Administrasi Sekolah
41. Saya berpartisipasi dalam program kerja yang dilaksanakan sekolah.
a. Selalu, saya selalu berpartisipasi dalam program kerja sekolah
b. Sering, saya seringkali berpartisipasi dalam program kerja sekolah namun tidak pada
semua program kerja
c. Kadang-kadang, saya jarang berpartisipasi dalam program kerja sekolah
d. Saya tidak pernah berpartisipasi dalam program kerja sekolah
42. Saya memperoleh informasi tentang administrasi sekolah, seperti kesiswaan, keuangan,
sarpras, dan kurikulum.
a. Selalu, saya selalu mendapatkan informasi tentang administrasi sekolah
b. Sering, saya sering mendapat informasi tentang administrasi sekolah, namun tidak semua
saya dapatkan
c. Kadang-kadang, saya jarang mendapatkan informasi tentang administrasi sekolah,namun
ada beberapa tetap diberitahukan
d. Saya tidak pernah mendapatakan informasi tentang administrasi sekolah

116

Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

117

Analisis Deskriptif

Lampiran 13. Analisis Deskriptif

118

Distribusi Jawaban Tiap Indikator

Distribusi Jawaban Tiap Indikator

Distribusi Jawaban Tiap Indikator

119

120

Lampiran 14. Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N

30

Normal Parametersa,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation
Most Extreme Differences

1.93585876

Absolute

.166

Positive

.166

Negative

-.083

Kolmogorov-Smirnov Z

.907

Asymp. Sig. (2-tailed)

.383

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Uji Multikolinieritas
Variables Entered/Removed
Model
1

Variables
Removed Method

Variables Entered
kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajara

. Enter

a. All requested variables entered.


b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

Df

Mean Square

Regression

369.621

123.207

Residual

108.679

26

4.180

Total

478.300

29

F
29.476

Sig.
.000

a. Predictors: (Constant), kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar


b. Dependent Variable: kompetensi professional
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients

Collinearity

Coefficients

Correlations

Std.
Model

Error

Statistics

ZeroBeta

Sig.

order Partial Part Tolerance

VIF

121

1 (Constant)

-4.330

3.811

-1.136

.266

pengalaman mengajar

.064

.160

.118

.402

.691

.181

.079

.073

.380 2.630

iklim kerja

.187

.108

.406 1.733

.095

.342

.322

.314

.598 1.673

kompensasi

-.129

.135

.347

.044 -.185 -.173

.449 2.229

-.259

-.957

a. Dependent Variable: RES2

Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removed
Variables
Model
1

Variables Entered

Removed

kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar

Method
. Enter

a. All requested variables entered.


Variables Entered/Removed

Model
1

Variables

Variables

Entered

Removed

kompensasi,

Method
. Enter

iklim kerja,
pengalaman
mengajar

a. All requested variables entered.


b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares
Regression

df

Mean Square

7.960

2.653

Residual

45.539

26

1.752

Total

53.499

29

a. Predictors: (Constant), kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar


b. Dependent Variable: RES2

F
1.515

Sig.
.234

122

Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
1

B
(Constant)

Std. Error
-4.330

3.811

pengalaman mengajar

.064

.160

iklim kerja

.187
-.129

kompensasi
a. Dependent Variable: RES2

Coefficients
Beta

Sig.

-1.136

.266

.118

.402

.691

.108

.406

1.733

.095

.135

-.259

-.957

.347

123

Lampiran 15. Analisis Persamaan Regresi Berganda


Coefficients

Model
1

(Constant)

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Std. Error

17.773

5.888

pengalaman mengajar

.677

.247

iklim kerja

.393

kompensasi

.454

Beta

Sig.

3.018

.006

.415

2.740

.011

.167

.285

2.354

.026

.208

.305

2.182

.038

a. Dependent Variable: kompetensi profesional

Persamaan Regresi Berganda diperoleh sebagai berikut :


Y = 17,773 + 0,677X1 + 0,393X2 + 0,454X3 + e

124

Lampiran 16. Uji Hipotesis


Uji F
b

ANOVA
Model
1

Sum of Squares

df

Mean Square

Regression

369.621

123.207

Residual

108.679

26

4.180

Total

478.300

29

Sig.

29.476

.000

a. Predictors: (Constant), kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar


b. Dependent Variable: kompetensi professional

Uji t
Coefficients

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

Model

17.773

5.888

pengalaman mengajar

.677

.247

iklim kerja

.393

kompensasi

.454

(Constant)

Std. Error

a. Dependent Variable: kompetensi professional

Beta

Sig.

3.018

.006

.415

2.740

.011

.167

.285

2.354

.026

.208

.305

2.182

.038

125

Koefisien determinasi simultan


b

Model Summary

Model

.879

R Square
a

Adjusted R Square

.773

Std. Error of the Estimate

.747

2.044

a. Predictors: (Constant), kompensasi, iklim kerja, pengalaman mengajar


b. Dependent Variable: kompetensi professional

Koefisien determinasi parsial


Coefficients

Correlations
Model
1

Zero-order

Partial

Collinearity Statistics
Part

Tolerance

VIF

(Constant)
pengalaman mengajar

.818

.473

.256

.380

2.630

iklim kerja

.706

.419

.220

.598

1.673

Kompensasi

.762

.393

.204

.449

2.229

a. Dependent Variable: kompetensi professional

Anda mungkin juga menyukai