Anda di halaman 1dari 3

SUMBER : https://www.academia.

edu/8995319/Komunikasi_Dan_Islam
Komunikasi Islam dengan demikian dapat didefenisikan sebagai proses
penyampaian nilai-nilai Islam dari komunikatorkepada komunikan dengan
menggunakan prinsip-prinsipkomunikasi yang sesuai denganAlquran dan Hadis.
Teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh Barat lebih menekankanaspek
empirikal serta mengabaikan aspek normatif dan historikal. Adapun teori yang
dihasilkanmelalui pendekatan seperti ini sangat bersifat premature universalism
dan naive empirism.Dalam konteks demikian Majid Tehranian,

menguraikan bahwa pendekatan ini tidak samaimplikasinya dalam konteks


kehidupan komunitas lain yang memiliki latar belakang yang berbeda. Sehingga
dalam perspektif Islam, komunikasi haruslah dikembangkan melalui Islamicworldview yang selanjutnya menjadi azas pembentukan teorikomunikasi Islam seperti
aspekkekuasaan mutlak hanya milik Allah, serta peranan institusi ulama dan masjid
sebagai penyambungkomunikasi dan aspek pengawasan syariah yang menjadi
penunjang kehidupanMuslim.Dalam aspek perubahan sosial dan pembangunan
masyarakat, komunikasi Baratcenderung bersifat positivistik dan fungsional yang
berorientasi kepada individu, bukan kepadakeselurusan sistem sosial dan fungsi
sosiobudaya yang sangat penting untuk merangsangterjadinya perubahan sosial.
Kualitaskomunikasi menyangkut nilai-nilai kebenaran,kesederhanaan, kebaikan,
kejujuran, integritas, keadilan, kesahihan pesan dan sumber, menjadiaspek penting
dalam komunikasi Islam. Oleh karenanya dalam perspektif ini, komunikasi Islam
ditegakkan atas sendi hubungan segitiga (Islamic Triangular Relationship), antara
Allah,manusia dan masyarakat.
Dalam Islam prinsip informasi bukan merupakan hak eksklusif dan bahan komoditi
yang bersifat value-free, tetapi ia memiliki norma-norma, etika dan moral imperatif
yang bertujuansebagai service membangun kualitas manusia secara paripurna. Jadi
Islam meletakkan inspirasitauhid sebagai parameter pengembangan teori
komunikasi dan informasi. Alquran menyediakanseperangkat aturan dalam prinsip
dan tata berkomunikasi.Di samping menjelaskan prinsip dan tata berkomunikasi,
Alquran juga mengetengahkanetika berkomunikasi. Dari sejumlah aspek moral dan
etikakomunikasi, paling tidak terdapatempat prinsip etikakomunikasi dalam Alquran
yang meliputi fairness (kejujuran), accuracy(ketepatan/ketelitian), tanggungjawab
dan kritik konstruktif. Dalam surah an-Nuur ayat 19
dikatakan: Sesungguhnya orang
-orang yang ingin agar (berita), perbuatan yang amat keji itu

tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di
akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

Sehubungan dengan etikakejujuran dalam komunikasi, ayat-ayat Alquran memberi


banyak landasan. Hal ini diungkapkandengan adanya larangan berdusta dalam
surah an-Nahl ay
at 116: Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap apa yang disebutsebut oleh lidahmu secara dusta ini halal dan ini haram,
untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beru
ntung.
Dalam masalah ketelitian menerima informasi, Alquran misalnya memerintahkan
untukmelakukan check and recheck terhadap informasi yang diterima. Dalam surah
al-Hujurat ayat 6
dikatakan: Hai orang
-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita
maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.
Menyangkut masalah tanggungjawab dalam surah alIsra ayat 36 dijelaskan: Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabnya. Alquran
juga menyediakan ruangan yang cukup banyak dalam menjelaskan etika kritik
konstruktif dalam
berkomunikasi. Salah satunya tercantum dalam surah Ali Imran ayat 104: Dan
hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang maruf
dan mencegah dari yang munkar, merekalah orangorang yang beruntung.

Selain itu, prinsip komunikasi Islam menekankan keadilan (adl) sebagaimana


tertera

dalam surah an-Nahl ayat 90, berbuat baik (ihsan) dalam surah Yunus ayat 26,
melarang perkataan bohong dalam surah al-Hajj ayat 30, bersikap pe
rtengahan (qanaah) seperti tidak
tamak, sabar sebagaimana dijelaskan pada surah alBaqarah ayat 153, tawadu dalam surah al
-Furqan ayat 63, menunaikan janji dalam surah alIsra ayat 34 dan seterusnya.
Membangun paradigma komunikasi Islam, sesungguhnya tidak harus dimulai dari
nol. Dasaran sintesisnyadapat menggunakan teori-teorikomunikasi konvensional
(Barat), namun yang menjadiHomework bagi para intelektual Muslim adalah
membuat sintesis baru melalui aspekmethatheory yang meliputi epistemologi,
ontologi dan perspektif. Pembenahan pada aspekdimensi nilai dan etika harus dapat
berkolaborasi dengan ketauhidan dan tanggungjawabukhrawi. Fungsikomunikasi
Islam adalah untuk mewujudkan persamaan makna, dengandemikian akan terjadi
perubahan sikap atau tingkah laku pada masyarakat Muslim. Sedangkan

ultimate goal dari komunikasi Islam adalah kebahagiaan hidup dunia dan akhirat
yang titiktekannya pada aspek komunikan bukan pada komunikator

Anda mungkin juga menyukai