Menggunakan
yang digunakan untuk mengukur nilai-nilai besaran listrik seperti resistansi (R) yang
merupakan kemampuan untuk menghambat arus listrik; kapasitansi (C), yang
merupakan kemampuan untuk menyimpan muatan listrik; dan induktansi (L), yang
merupakan kemampuan untuk membuat arus listrik yang menghasilkan medan
magnet. Rangkaian jembatan wheatstone pada praktikum ini digunakan untuk
memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu nilai
hambatan.
1. Pendahuluan
Pada bagian ini tuangkan seluruh informasi yang berkaitan tentang
(a) Latar Belakang
Hambatan listrik merupakan besaran yang menghalangi arus yang mengalir dalam suatu
penghantar listrik. Dalam fisika hambatan listrik ini pertama kali diamati oleh George Simon Ohm.
Hambatan yang dimiliki oleh suatu bahan penghantar ternyata dapat mempengaruhi kuat arus
yang mengalir pada penghantar tersebut. Hambatan yang besar pada suatu bahan menyebabkan
bahan tersebut sukar mengalirkan arus listrik, sedangkan bahan yang hambatannya kecil akan lebih
mudah mengalirkan arus listrik. Berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik,
bahan dibedakan menjadi konduktor, isolator, semi konduktor, dan super konduktor.
Pada suatu kawat logam, hambatan listrik yang dimilikinya ternyata dipengaruhi oleh panjang
bahan (kawat), luas penampang, dan hambatan jenis bahan kawat tersebut. Hambatan jenis suatu
bahan (kawat) atau resistivitas adalah suatu besaran fisika dari suatu bahan yang tergantung pada
temperatur dan jenis bahan tersebut.
2. Teori Dasar
Jembatan Wheatstone (Wheatstone Bridge) merupakan suatu metode yang digunakan dalam bidang
pengukuran (instrumentasi), dalam hal ini adalah metode yang digunakan untuk pengukuran tahanan.
Ditemukan oleh Samuel Hunter Christie tahun 1833 dan kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles
Wheatstone pada tahun 1843. Jembatan wheatstone pada dasarnya menggunakan prinsip
keseimbangan dalam rangkaian. Dalam rangkaiannya terdapat 4 buah tahanan dimana 4 tahanan
tersebut adalah tahanan yang variabel, tahanan yang ingin diukur, dan 2 buah tahanan tetap.
Dengan menggunakan metode Jembatan Wheatstone, bias juga dimodifikasi untuk melakukan
pengukuran pada hambatan jenis material. Hambatan yang ingin dicari atau Rx dapat diganti dengan
suatu kawat yang tipis, dimana diketahui persamaan hambatan dalam suatu bahan/kawat tipis adalah :
Dengan R merupakan hambatan kawat penghantar, l adalah panjang kawat, A merupakan luas
penampang dari kawat dan merupakan hambatan jenis kawat.
Dengan menggunakan Rangkaian jembatan wheatstone dan hambatan Rx pada rangkaian diganti
menjadi kawat tipis, maka dapat dicari besar hambatan pada kawat tipis. Dengan diketahui hambatan
pada kawat tipis tersebut, maka dapat dicari hambatan jenis dengan menggabungkan persamaan Rx
pada jembatan wheatstone dengan R untuk mencari hambatan pada kawat sehingga menjadi :
3. Metode Eksperimen
Menyusun seluruh alat percobaan seperti pada gambar 1.
Menggunakan lead/tin wire sebagai Rx
Menghubungkan rangkaian dengan power supply
Memberikan tegangan sebesar 7,5VDC
Mengatur potensiometer sehingga diperoleh arus antar hambatan sebelah kiri dan sebelah
kanan dari rangkaian
Mengukur dan catat besar hambatan dari potensiometer
Menghitung besar Rx menggunakan hubungan ekuivalen antar hambatan pada rangkaian
jembatan wheatstone pada saat arus nol
Menghitung besar hambatan jenis
Membandingkan besar hambatan jenis yang terukur dengan referensi
Melakukan langkah 1 - 9 untuk lead/tin wire dengan panjang 5, 15, 25, 35, dan 40 cm.
Mencatat hasil pengukuran hambatan untuk setiap panjang kawat
4. Data Eksperimen
Table 1. Data Percobaan Jembatan Wheatstone
l (A)
R1 ()
R2 ()
0.05
2400
2800
0.15
1430
3580
0.25
1276
3980
0.35
956
4270
0.40
716
4520
Rp = 5110
R3
V
m
d
r
A
= 1000
= 2,06 Volt
= 13239
= 0,0005 m
= 0,00025 m
= 1,96 x 10-9 m2
5. Pengolahan Data
l (A)
0.05
0.15
0.25
0.35
0.40
Rx = ( R3 x R2) / R1
y = 13239x + 336,41
m = /A
= m.A
= m.A
= 13239 x 1,96 x 10-9
eks = 2,6 x 10-5 m