PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit ginjal kronis telah menjadi epidemi global penyakit yang penting
dengan implikasi yang parah pada kondisi sumber daya manusia dan kesehatan
negara. Tidak adanya data yang pasti terhadap penderita ginjal di India membuatnya
pemerintah lebih sulit untuk memperkirakan proporsi yang benar dari penyakit ini dan
dampaknya
terhadap
populasi.
Menurut
WHO,
setiap
tahun
850.000
kematian dan 115 juta cacat yang diakibatkan oleh penyakit ginjal dan saluran kemih.
Gagal Ginjal Kronis (GGK) merupakan ancaman global untuk populasi pada umumnya,
lebih
lagi
untuk
negara-negara
berkembang
khususnya,
sebagai
terapi berkepanjangan, mahal dan seumur hidup. Lebih dari 1 juta orang di seluruh
dunia hidup dengan terapi hemodialisa berkepanjangan. Kejadian CKD telah bertambah
dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir.
WHO memperkirakan bahwa penyakit gagal ginjal kronis adalah penyebab
utama kematian di abad 12 dan menyebabkan kecacatan global pada abad 17.
National Kidney Foundation (India) memperkirakan sekitar 200.000 orang di India
mengalami gagal ginjal terminal setiap tahun dan banyak lagi yang menderita gejala
ringan dengan kerusakan 1 ginjal. Heamodialysis adalah pengobatan seumur hidup
untuk penyakit ginjal tahap akhir yang secara signifikan mempengaruhi pasien secara
fisik dan mental. Intradialytic hipotensi adalah komplikasi umum Hemodialisis dan
berhubungan ketidakstabilan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah selama
hemodialisis dapat terjadi sampai dengan 15% dari tekanan darah awal pasien.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasien hemodialisis sering memiliki
masalah tidur, dan mengeluh kelelahan kronis dan "kekurangan energi".
Jula K. Inrig, Uptal D. Patel, Robert D. Toto, dan Lynda A. Szczech menyatakan
bahwa terjadi peningkatan tekanan darah pada pasien hemodialisis dengan mortalitas 2
tahun dan menemukan bahwa terjadi peningkatan tekanan darah sistolik >10mmHg
selama hemodialisis terjadi pada lebih dari 10% dari pasien dan dikaitkan dengan
penurunan angka harapan hidup selama 2 tahun. Tapi temuan ini ditemukan
terbatas pada pasien dengan tekanan darah sistolik predialysis kurang dari 120 mmHg.
Cantekin I, Tan M, Ren Fail (2013) melakukan percobaan kelompok kontrol
pretest-posttest untuk menganalisis pengaruh terapi musik pada stres yang dirasakan
dan
tingkat
kecemasan
pasien
hemodialisis
di
hemodialisis
(HD)
Unit
Ataturk Universitas Yakutiye Rumah Sakit Penelitian dan Pendidikan Daerah. Penelitian
ini dilakukan pada 100 pasien dan ditemukan bahwa terapi musik berpengaruh dalam
mengurangi
tingkat
kecemasan
dan
stres
yang
dirasakan
hemodialisis
pasien. Para penulis menyimpulkan bahwa terapi musik dapat digunakan sebagai
inisiatif
intervensi
keperawatan
independen
untuk
membantu
dalam
depresi.
Hasilnya
menemukan
bahwa
pasien
yang
menjalani
hemodialisis yang menerima terapi musik memiliki kecemasan kurang dari pasien yang
menjalani hemodialisis yang tidak menerima terapi musik (F = 8.05, p = 0,008). Depresi
pun terjadi lebih rendah pada pasien hemodialisis yang menjalani terapi musik
dari pasien yang menjalani hemodialisis yang tidak menerima terapi musik (F = 11,86, p
= .002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik efektif sebagai metode
intervensi keperawatan dan dapat berkontribusi terhadap perbaikan kualitas hidup
dengan mengurangi kecemasan dan depresi dari pasien yang menjalani hemodialysis
mereka.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menunjukkan pembuktian
bahwa
terapi komplementer dapat mengurangi efek samping dari terapi hemodialisis. Tinjauan
literatur tersebut menunjukkan bahwa terapi musik memiliki efek pada penurunan
depresi, nyeri, stres dan kecemasan pada pasien selama menjalani hemodialisis. Musik
dengan irama dan ritme yang teratur terbukti dapat menurunkan frekuensi denyut
jantung. Musik berfungsi sebagai pengalihan perhatian dari rasa sakit atau
menghasilkan relaksasi. Kesulitan dengan memperkenalkan terapi komplementer
seperti musik terapi dalam praktek keperawatan adalah bahwa ada sedikit bukti empiris
yang mendukung penggunaannya. Oleh karena itu ini penelitian dapat dianggap penting
dalam memberikan bukti empiris dan efisiensi untuk membuktikan bahwa terapi
komplementer seperti terapi musik ini dapat mengurangi dalam mengurangi komplikasi
atau efek samping pada pasien hemodialisis.
Berdasarkan paparan di atas maka seminar akhir medikal ini mengambil judul
1.2 Tujuan
- Mengetahui kondisi kondisi penerapan terapi hemodialisis sampai saat ini
- Memahami permasalahan kejadian dan upaya penanganan efek samping yang
-
1.3 Manfaat
- Bagi pasien
Pasien diharapkan dapat mencapai kesejahtaraan secara optimal baik secara fisik
maupun psikologis selama menjalani terapi hemodialisis. Selain itu pasien dapat
merasakan kepuasan dan kenyamanan karena terapi hemodialisis akan
-