PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini teknologi terus berkembang seiring kemajuan jaman.
Teknologi di bidang konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat,
termasuk teknologi dalam bidang geoteknik. Bidang geoteknik merupakan
bidang ilmu tersendiri dan menitikberatkan pada aplikasi teknik sipil dalam
masalahmasalah yang berhubungan dengan sifat mekanis tanah dan batuan
(Suryolelono, 1996).
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang sangat dinamis,
perubahannya dipengaruhi oleh air, udara, dan pergeseran lempeng bumi. Salah
satu akibat dari perubahan itu adalah adanya lereng. Lereng adalah permukaan
bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horisontal.
Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena dibuat
oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng bukit dan
tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan
timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul
sungai dan kanal serta tambang terbuka. Suatu longsoran adalah keruntuhan dari
massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga terjadi pergerakan massa
tanah ke bawah dan ke luar. Longsoran dapat terjadi dengan berbagai cara,
secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda
yang terlihat.
Untuk menjaga kestabilan lereng lereng tersebut dan mencegah supaya
tanah tidak mengalami longsor, maka dibuatlah dinding penahan tanah. Dinding
penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting utama untuk
jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan dengan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding
penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas
struktur atau bangunan yang dibuat.
Struktur atau bangunan penahan tanah seperti dinding penahan
(retaining wall), dinding ruang bawah tanah (basement wall), pangkal jembatan
(abutment),dan turap baja pada umumnya digunakan dalam teknik pondasi.
Konstruksi penahan tanah tersebut biasanya digunakan untuk menahan massa
tanah dengan talud vertikal.
Agar dapat merencanakan konstruksi penahan tanah dengan benar, maka
kita perlu mengetahui gaya lateral yang bekerja antara konstrruksi penahan dan
massa tanah yang ditahan. Gaya lateral disebabkan oleh tekanan tanah arah
horizontal dan perubahan letak (displacement) dari dinding penahan dan sifatsifat tanahnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian dinding penahan tanah?
2. Bagaimanakah tipe-tipe kontruksi dinding penahan tanah?
3. Bagaimanakah tekanan tanah lateral?
4. Bagaimanakah Tekanan tanah lateral pada tembok penahan akibat tambahan
beban?
bertulang atau pasangan batu jika diperlukan tulangan beton hanya pada permukaan
dinding yang gunanya untuk mencegah retakan permukaan akibat perubahan
temperatur, seperti pada Gambar, dimensi dinding harus dibuat sedemikian hingga
tidak terdapat tegangan tarik pada badan dinding.
Catatan :
Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air
maka wajib dipasang subdrain (pipa PVC 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya
horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air.
2. Dinding semi gravitasi (semi gravity wall)
Dinding semi gravitasi adalah dinding gravitasi yang berbentuk agak
ramping. Karena ramping, pada strukturnya diperlukan penulangan beton hanya pada
bagian dinding saja. Disini tulangan beton berfungsi sebagai pasak, dipasang untuk
menghubungkan bagian dinding dan pondasi.
Catatan :
Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka
wajib dipasang subdrain (pipa PVC 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya
horizontal yang diakibatkan oleh tekanan air.
Dinding ini sering dipakai dan terbuat dari beton bertulang yang
memanfaatkan sifat kantileverya untuk menahan massa tanah yang ada di
belakang dinding. Untuk mencapai stabilitas dinding penahan ini
mengandalkan berat tanah yang berada di atas tumit (heel). Yang berfungsi
disini adalah 3(tiga) bagian balok konsol yaitu bagian badan (steem), tumit
(heel) dan kaki (foot).
4. Dinding counterfort (counterfort wall)
Apabila tekanan tanah aktif pada dinding vertikal cukup besar, maka
bagian dinding vertikal & tumit perlu disatukan (counterfort wall).
Counterfort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertikal & ditempatkan
pada bagian timbunan dgn interval jarak tertentu. Counterfort wall akan lebih
ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 m.
Dinding counterfort adalah dinding yang terdiri dari dinding beton
bertulang tipis, yang dibagian dalam dinding pada jarak tertentu didukung
oleh pelat /dinding pada jarak tertentu.
Apabila tekanan pada tumit cukup besar maka bagian badan dan tumit
diperlukan counterfort yang berfungsi sebagai pengikat dan di tempatkan pada
bagian-bagian interval tertentu, serta berfungsi mengurangi momen lentur dan
gaya lintang yang besar di dalam menahan badan dinding.
A = 20 Cm sampai dengan 30 Cm
B = 0,4H sampai dengan 0,7H
C = H/14 sampai dengan H/12
D = H/14 sampai dengan H/12
E = 0,3H sampai dengan 0,6H
F = Minimum 20 Cm
Catatan :
Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib
dipasang subdrain (pipa PVC 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang
diakibatkan oleh tekanan air.
E = Minimum 20 Cm
Catatan :
1. Apabila dinding penahan tanah tidak dihitung untuk menahan air maka wajib
dipasang subdrain (pipa PVC 2,5 Inc) agar tidak terjadi gaya horizontal yang
diakibatkan oleh tekanan air.
2. Untuk penulangan dinding penahan tanah type buttress prinsipnya sama
dengan dinding penahan tanah type counterfort
Dinding krib adalah dinding yang terdiri dari balok-balok beton yang
disusun menjadi dinding penahan. jenis dinding penahan tanah tipe blok beton
merupakan kumpulan blok-blok beton masif padat yang disusun secara
vertikal dengan sistem pengunci/locking antar blok yang disusun. Umumnya
blok beton dibuat secara modular di fabrikasi berupa beton precash dan
kemudian proses pemasangannya di lakukan di lokasi - in situ.
Penjelasan :
Nilai banding antara sv dan sh dinamakan koefisien tekanan tanah dalam keadaan
diam (Ko) :
Ko
h
v
Suatu elemen tanah yang terletak pada kedalaman z akan terkena tekanan arah
vertikal (
vv
vh
vv
):
z
Ko + u
Ko = 1 - sin
Brooker dan Jreland (1965) Tanah lempung yang terkonsolidasi normal (Brooker dan
Ireland, 1965) :
Ko = 0,95 - sin
= Sudut geser tanah dalam keadaan air teralirkan (drained).
Tanah lempung yang terkonsolidasi normal dan mempunyai indeks plastisitas (PI).
Ko = 0,4 + 0,007 (PI)
PI antara 0 - 40
PI antara 40 - 80
OCR
KO(overconsolidated) = KO(normally consolidated)
OCR
1 5,5
d (min)
Ko (1 sin )
d (min)
Penjelasan :
1
3
v
2c
tan 2 ( 45 2 )
tan ( 45 2 )
atau :
v =
v . tan 2 ( 45 2 ) 2 c tan ( 45 2 )
= v . Ka - 2 c
Ka
Ka
a
tan 2 (45 / 2)
v
Penjelasan :
Keadaan tegangan awal pada suatu elemen tanah diwakili oleh lingkaran Mohr a
(gambar c).
Bila dinding mengalami perputaran ke arah massa tanah yaitu ke posisi AB maka
massa tanah
Kp
= v Kp + 2 c
Kp
p
v
tan 2 (45 / 2)
\
dimana
( 0)
b.
R, resultan dari gaya geser dan gaya normal pada permukaan bidang longsor
BC1, gaya resultan tersebut membuat kemiringan sebesar dengan normal dari
bidang BC1.
c.
Pa, gaya aktif per satuan lebar dinding. Arah Pa ini akan membuat
sebesar
sudut
sin2
sin sin
2
sin sin 1
sin
sin
cos2
sin sin
cos2 cos 1
cos
cos
Kp
Beban terbagi rata dianggap sebagai beban tanah setinggi hs = q/, sehingga :
a
= hs Ka = q Ka
= q H Ka
b. Beban titik
3P
a2b
2 H2 (a2 b2)52
h =
dari penyelidikan Gerber (1929) dan Spangler (1938), persamaan tersebut mendekati
kenyataan bila diubah menjadi :
1,77P
b2
a 0,4
H2 (0,16 b2)3
h =
0,28P
b2
a 0,4
2
2 3
H
(0,16 b )
h =
c. Beban garis
d. Beban lajur
dimana :
b
tan1 ( )
1
H
=
a b
tan1 (
)
H
2
=
z H
H2 (2 1) (R Q) 57,30 a H
2 H (2 1)
(a b
Dimana :
b
Q
e.
(90 1)
Apabila MAT = MT
Tekanan tanah aktif yang bekerja pada dinding penahan tanah :
(a). Ea1 = .H2. .Ka = berat vol. tanah terendam
b1 = H. .Ka
garis kerja gaya 1/3 H
(b). Ea2 = .H2. w
b1= H2.
f. Akibat dniding penahan tanah dengan muka air tanah tidak sama tinggi
Berat jenis tanah (G) ; angka pori (e) ; kadar air (w) ;
1 = sudut gesek intenal tanah di atas m.a.t
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Menurut Hary CH, (2002) dinding penahan tanah adalah suatu bangunan konstruksi yang
digunakan untuk menahan tekanan tanah lateral yang ditimbulkan oleh tanah urug atau
tanah asli yang labil. Kestabilan dinding penahan tanah diperoleh terutama dari berat
sendiri struktur dan berat tanah yang berada di atas pelat pondasi. Besar dan distribusi
tekanan tanah pada dinding penahan tanah, sangat bergantung pada gerakan kearah
lateral tanah relative terhadap dinding.
2. Terdapat beberapa tipe dari dinding penahan tanah antara lain adalah sebagai berikut:
Dinding gravitasi ( gravity wall)
Dinding semi gravitasi (semi gravity wall)
Dinding kantilever (kantilever retaining wall)
Dinding counterfort (counterfort wall)
Dinding butter (butter wall)
Dinding krib (crib wall)
Dinding tanah bertulang (reinforced earth wall/Soil reinforcement)
Dinding penahan tanah Soil nailing