Anda di halaman 1dari 3

Masalah pelabuhan

1.
Kalah kelas dibanding China

Merdeka.com - Masalah kemacetan panjang di Pelabuhan bukan hanya karena penambahan


volume, teknologi pelabuhan di Indonesia juga masih kalah jauh dibandingkan pelabuhan
negara lain seperti China.
"Kalau saya pernah bandingkan dengan pelabuhan Shanghai di China. Mereka mempunyai
crane sebanyak 177 JICT. Kita punya 18 aja," ucap Pengurus Komite Tetap Pelaku dan
Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia, Gemilang Tarigan di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis
(25/7).
Crane adalah alat pengangkut atau peminta kontainer dari mobil ke kapal ataupun sebaliknya.
Dia menyayangkan hingga saat ini pengelola pelabuhan belum menambah fasilitas ini
sehingga aktivitas bongkar muat harus antre dan berlangsung lama.

2.
Monopoli Pelindo

Merdeka.com - Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia
Gemilang Tarigan melihat, rendahnya kualitas di Pelabuhan Tanjung Priok tidak lepas dari
peran Pelindo selaku operator pelabuhan.
Karena tidak ada kompetitor di pelabuhan, maka Pelindo secara otomatis tidak bersemangat
meningkatkan perbaikan dalam pelayanan.
Padahal UU No 17/2008 tentang pelayaran menegaskan bahwa pengaturan penyelenggaraan
pelabuhan di Indonesia memuat penghapusan monopoli, memisahkan regulator dan operator
serta melibatkan pemerintah daerah dan swasta.
"Tapi selama 5 tahun UU tersebut penyelenggaraan pelabuhan di Indonesia tidak mengalami
perubahan di mana PT Pelindo tetap memonopoli sehingga tidak sesuai dengan UU pelayaran
itu sendiri," ucap Tarigan dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (25/7).

3.
Tidak siap antisipasi peningkatan aktivitas

Merdeka.com - Kemacetan dan stagnasi di Pelabuhan Tanjung Priok bakal semakin tak
terkendali. Kebijakan Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) yang mewajibkan angkutan
pelabuhan tidak bekerja lagi pada H-4 Idul Fitri bakal menjadi pemantik kemacetan. Di sisi
lain, kebijakan ini diterapkan agar pemudik tidak terganggu dengan rutinitas angkutan
kontainer.
Saat ini adalah waktu peak season di mana eksportir dan importir meningkatkan aktivitas
sebelum libur Lebaran.
"Karena mau libur, importir akan menggenjot kerjanya karena mereka akan libur," katanya.
Gemilang mengatakan, kebijakan ini rutin diambil setiap tahun. Jalur mudik tidak boleh
dimasuki oleh truk besar kecuali truk sembako dan BBM.
"Eksportir dan importir akan menggenjot kerjanya sekarang, mulai dari awal puasa karena
mereka akan libur. Itu akan jadi peak season atau puncak pengiriman. Ini yang bikin macet
total jalan ke Pelabuhan," ucapnya.

4.
Truk menumpuk di Jalur Timur

Merdeka.com - Kemacetan di Tanjung Priok juga terjadi karena ada kesalahan rekayasa lalu
lintas. Saat ini, ada 3 jalur yang biasa ditempuh yaitu jalur Barat, Timur dan Tengah. Namun
truk kontainer terus menumpuk di Jalur Timur.
"Dari survei itu sekitar 70 persen keluar masuknya kontainer dari Jalur Timur menuju
Cakung, Bekasi, Bandung dan sekitarnya. Diperburuk karena 90 persen garasi truck ada di
Cakung dan Marunda. Serta 90 persen depo kontainer juga berada di Cakung dan Marunda.
Ini membuat beban delivery di timur 70 persen lebih," ujar Pengurus Komite Tetap Pelaku
dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia Gemilang Tarigan.
Sedangkan melalui barat atau Ancol hanya 20 persen truk yang menggunakan jalur itu.
Sementara untuk jalur tengah hanya 10 persen truk yang melewati Cawang. "Jalur Cakung
(Timur) yang tadinya 7 lajur sekarang tersisa 4 , kondisi jelek, banyak tikungan, lubanglubang. Kecepatan armada hanya 0-10 per KM. Seharusnya 70 persen ke Timur bisa dipindah
ke tengah dengan mengganti rekayasa lalu lintas menutup pintu tol Cikunir," katanya.

5.
Kontainer terlalu lama menginap

Merdeka.com - Pengurus Komite Tetap Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Kadin Indonesia
Gemilang Tarigan juga menyayangkan kebijakan pelabuhan dalam mengangkut kontainer
yang menginap lama atau long stay di Tanjung Priok. Di mana dalam mengangkut ini, pihak
pelabuhan mendatangkan truk lain dan ini hanya menambah parah kemacetan di Pelabuhan.
"Kemarin saya katakan kalau mengeluarkan barang dari Tanjung Priok seperti itu maka
semakin crwoded pelabuhan," katanya.
Dia mengusulkan agar pengangkutan kontainer dari Tanjung Priok ke Marunda menggunakan
truk impor di mana setelah mengantarkan kontainer ke pelabuhan, keluarnya bisa diminta
mengangkut kontainer yang sudah lama dalam pelabuhan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai