Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS UJIAN

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN-SEDANG DENGAN


STATUS GIZI BAIK
Diajukan untuk
Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Pembimbing:
Dr. dr. Moedrik Tamam, Sp.A (K)

Disusun Oleh :
Rizkyana Puspita Rini
01.211.6514

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2016

Latar Belakang
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang
termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu penyebab kematian dan
kesakitan tertinggi pada anak, terutama di bawah 5 tahun. Di dunia, sebanyak
6 juta anak meninggal tiap tahunnya karena diare dan sebagian besar kejadian
tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai gambaran 17% kematian anak
di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil Riskesdas 2007
diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang
terbanyak, yaitu 42% dan untuk golongan usia 1-4 tahun penyebab kematian
karena diare 25,2%.
Diare dapat didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air
besar dan berubahnya konsistensi menjadi lunak atau bahkan cair. Menurut
etiologinya, diare dapat dibagi menjadi diare cair dan diare berdarah. Apabila
ditinjau dari lamanya diare, dibagi menjadi diare akut dan diare persisten.
Faktor-faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan seorang anak terhadap
diare antara lain gizi buruk, defisiensi imun seperti HIV dan usia balita.
Pasien dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah
ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini
bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas.
Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia.
Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat
menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak
diobati dengan tepat.
Prinsip tatalaksana diare pada balita menurut

Kemenkes RI (2011)

LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh


Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Adapun program
LINTAS DIARE yaitu: Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendah,
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut, Teruskan pemberian ASI dan
Makanan, Antibiotik Selektif dan edukasi kepada orang tua/pengasuh.

STATUS MEDIK PASIEN

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. T

Umur

: 8 bulan

Jenis kelamin

: Perempuan

Pendidikan

:-

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Getasrabi 11/05 Gebog, Kudus

Bangsal

: Bougenville 2

No. CM

: 726710

Masuk RS

: 11 Februari 2016

Nama Ayah

: Tn.K

Umur

: 40 tahun

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Buruh

Nama Ibu

: Ny. S

Umur

: 37 tahun

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Buruh

Bangsal

: Bougenville 2

No.CM

: 726710

Masuk RS

: 11 Februari 2016

DAFTAR MASALAH
No
Masalah Aktif
1 BAB cair 8 kali sejak 2 hari
2

SMRS
Muntah 1x berisi air

No
1 Pasien
2

Masalah Pasif
merupakan

anak

perempuan, usia 8 bulan.


Pasien merupakan anak ketiga.
Jarak kehamilan anak kedua

Nafsu makan menurun

adalah 7 tahun
Pasien tinggal di dekat sungai dan
sering

Demam naik turun 2 hari SMRS

kesulitan

mendapat

air

bersih.
Ibu pasien mengaku, sebelumnya
anaknya mengkonsumsi makanan
yang kurang higienis.

Pasien tampak kehausan apabila

6
7
8
9
10

diberi minum
Rewel
Mata cekung
Bibir kering (+)
Peristaltik (+) meningkat
Turgor lambat

II.

DASAR DATA

1. ANAMNESIS
Alloanamnesa dengan ibu pasien di ruangan Bougenville 2,
dilakukan pada hari jumat, tanggal 12 Februari 2016 pukul 11.00 WIB.
4

a.

Keluhan Utama

: BAB cair 8 kali

b.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus dengan
keluhan BAB cair 8 kali sejak 2 hari SMRS. Keluhan buang air besar
dengan konsistensi cair, ampas (+), warna kuning, lendir (+), darah
(-) dan tidak nyemprot. Keluhan BAB cair juga disertai dengan
muntah 1x berisi air. Ibu pasien mengaku sejak keluhan dialami
pasien, pasien menjadi lebih rewel, nafsu makan menurun dan malas
makan. Selain itu, pasien tampak kehausan apabila di beri minum.
Riwayat BAK normal. Pasien sudah tidak mengkonsumsi ASI sejak
usia 2 bulan dan digantikan susu formula. Sebelum diare pasien tidak
mencoba ganti produk susu baru ataupun mencoba makanan baru.
2 SMRS badan pasien demam. Demam naik turun. Anak tidak
mengalami mimisan, gusi tidak bedarah, tidak ada ruam merah dan
tidak ada kejang

c.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Sakit Serupa


Riwayat Batuk Pilek : (-)
Riwayat Diare
Riwayat Kejang
: (-)

: (-)
: (-)

d. Riwayat penyakit keluarga


Keluarga tidak ada yang menderita sakit serupa. Di sekitar rumah
diakui orang tua pasien tidak ada yang menderita sakit atau keluhan
serupa.
e.

Riwayat Persalinan
Bayi perempuan lahir dari ibu G3P2A0, hamil 38 minggu. Bayi
lahir secara spontan, ditolong oleh bidan. Bayi lahir langsung
menangis. Berat badan bayi saat lahir 3500 gram.

Kesan : neonatus aterm, lahir spontan, berat badan lahir cukup,


vigorous baby
f.

Riwayat kehamilan dan pemeliharaan Prenatal


Selama hamil, ibu pasien rutin memeriksakan kandungnnya ke
bidan dan obat-obatan yang diminum tablet tambah darah dan vitamin.
Ibu mendapatkan suntikan TT sebanyak 2x. Ibu menyangkal adanya
riwayat flek paru, riwayat trauma, riwayat perdarahan, riwayat
tekanan darah tinggi dan kencing manis, riwayat minum jamu-jamuan
selama kehamilan, demam tinggi saat kehamilan, epilepsi disangkal.
Kesan : pemeliharaan prenatal baik

g.

Riwayat Postnatal
Pemeliharaan postnatal dilakukan di Posyandu terdekat dengan bayi
dalam keadaan sehat.
Kesan : riwayat pemeliharaan postnatal baik

h. Riwayat Imunisasi
1. BCG
2. Difteri
3. Tetanus
4. Pertusis
5. Polio
6. Hepatitis B
7. Campak
8. Parotitis
9. Rubella
10. Hemofilus influenza type B
11. Tifus abdominalis
12. Cacar air
Kesan : Imunisasi dasar lengkap. Booster (+)
i.

Berapa kali
1x
3x
3x
3x
4x
4x
-

Umur
1 bulan, scar (+)
2, 3, 4 bulan, kelas I
2, 3, 4 bulan, kelas III
2, 3, 4 bulan
0, 2, 3, 4 bulan
0, 2, 3, 4 bulan
-

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan :

BB lahir
BB saat ini

: 3500 gram
: 9 kg
6

TB saat ini
: 70 cm
BMI : BB/TB(m2): 18,36

Kesan : status gizi anak baik

Perkembangan :

Mengangkat kepala
Memiringkan kepala
Tengkurap
Duduk
Merangkak

: 2 bulan
: 3 bulan
: 5 bulan
: 7 bulan
: 8 bulan

Kesan: pertumbuhan dan perkembangan sesuai anak seusianya


j.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah anak ketiga dari tiga bersaudara dan hidup bersama
kedua orang tuanya beserta 2 kakaknya. Ayah dan ibu bekerja sebagai
buruh. Pengobatan pasien ditanggung BPJS.

k. Data Keluarga
7

Perkawinan ke
Usia
Pendidikan terakhir
Keadaan kesehatan

Ayah
1
40 tahun
SMP
Sehat

Jenis Kelamin
Cara persalinan, tempat lahir, penolong
BBL
Usia kehamilan
Penyulit
Keadaan Sekarang

Ibu
1
37 tahun
SMP
Sehat
Anak ke 1
Perempuan
Spontan, bidan, bidan
3000 gram
38 minggu
Umur 14 tahun dan
sekarang duduk di
bangku kelas 3 SMP

Jenis Kelamin
Cara persalinan, tempat lahir, penolong
BBL
Usia kehamilan
Penyulit
Keadaan Sekarang

Anak ke 2
Laki-laki
Spontan, bidan, bidan
3100 gram
39 minggu
Umur 8 tahun, dan
sekarang duduk
dibangku kelas 3 SD

Jenis Kelamin
Cara persalinan, tempat lahir, penolong
BBL
Usia kehamilan
Penyulit
Keadaan Sekarang

Anak ke 3
Perempuan
Spontan, bidan, bidan
3500 gram
38 minggu
Umur 8 bulan, tampak
rewel

III.

PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 12 Februari 2016 pukul 11.00 WIB, didampingi
oleh ibu pasien.

Kesan umum : composmentis, tampak lemah, sesak (-), menggigil (-),


pucat (-)
8

Status Gizi

Berat badan

: 9 kg

Panjang badan

: 70 cm

BMI : BB/TB(m2)

: 18,36

Pemeriksaan status gizi ( Z-score )


WAZ = BB - Median= 9-8,2 = 0,88 SD
SD

0,9

HAZ = TB - Median= 70-69,1


SD
2.70

= 0,33 SD

WHZ = BB - Median= 9-8,5= 0,6 SD


SD
0.8
Kesan : status gizi anak baik

10

11

Tanda vital
a. Nadi

: 135x/menit (isi dan tegangan cukup)

b. RR

: 26 x/menit

c. Suhu

: 37,8 0 C

d. SpO2

: 98%

Status Internus
a. Kepala

: mesocephal, rambut tidak mudah dicabut.

b. Mata

: cekung(+/+), konjungtiva anemis(-/-), edem palpebra (-/-)

c. Telinga : sekret (-/-), hiperemis (-/-)


d. Hidung : nafas cuping hidung (-), epistaksis (-), secret (-)
e. Mulut

: bibir kering (+), sianosis (-), pucat (-),perdarahan gusi(-),

mukosa hiperemis (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak


hiperemis.
f. Leher

: tidak ada pembesaran KGB

g. Pulmo

12

Inspeksi

: simetris, retraksi costa (-/-)

Palpasi

Perkusi

: sonor seluruh lapang paru, redup (-)

Auskultasi

: suara dasar vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Inspeksi

: iktus kordis tak tampak

Palpasi

: sterm fremitus kanan = kiri, krepitasi (-)

h. Cor

midclavicula
-

: iktus kordis teraba pada ICS V linea


sejajar papilla mamae

Perkusi:
o Batas kanan atas

: ICS II linea parasternal kanan

o Batas kanan bawah

: ICS III, linea parasternal kanan

o batas kiri atas

: ICS II linea parasternal kiri

o batas kiri bawah

: ICS IV linea midclavicula kiri.

Auskultasi

: BJ I dan II regular, frekuensi 90x/menit, bising

jantung (-)
i. Abdomen
Inspeksi

: datar

Auskultasi

: BU (+) meningkat

Perkusi

: timpani seluruh lapang abdomen

Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran

pada hepar dan lien


Turgor

: kembali lambat

j. Ekstremitas
a. Akral dingin

: Superior (-/-) Inferior (-/-)

b. Kulit pucat

: Superior (-/-) Inferior (-/-)

c. Oedem Extremitas

: Superior (-/-) Inferior (-/-)

d. Capillary Refill

: Superior (<2/<2) inferior (<2/<2)

Kesan : didapatkan tanda diare akut dehidrasi ringan-sedang


IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hasil Laboratorium Darah Rutin


Tanggal 11 Februari 2016

13

Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Hemoglobin

11,9 gr/dl

11,3 14,1 gr/dl

Hematokrit

35,6 %

33-41 %

Trombosit

581.000

150 400 x 103/ul

Leukosit

11.100

6,0 17,5 103/ul

Kesan : Lab darah rutin dalam batas normal


V.

RESUME
Telah diperiksa an.T, Perempuan, usia 8 bulan dengan keluhan BAB
cair 8 kali sejak 2 hari SMRS. Keluhan buang air besar dengan
konsistensi cair, ampas (+), warna kuning, lendir (+), darah (-) dan
tidak nyemprot. Keluhan BAB cair juga disertai dengan muntah 1x
berisi air. Ibu pasien mengaku sejak keluhan dialami pasien, pasien
menjadi lebih rewel, nafsu makan menurun dan malas makan. Selain
itu, pasien tampak kehausan apabila di beri minum. Riwayat BAK
normal. Pasien sudah tidak mengkonsumsi ASI sejak usia 2 bulan
dan digantikan susu formula. Sebelum diare pasien tidak mencoba
ganti produk susu baru ataupun mencoba makanan baru. 2 SMRS
badan pasien demam. Demam naik turun. Anak tidak mengalami
mimisan, gusi tidak bedarah, tidak ada ruam merah dan tidak ada
kejang
Saat ini anak sudah menjalani perawatan hari kedua. Keadaan
umum dan kesadaran anak tampak lemah dan composmentis.
Anak masih BAB cair sebanyak 3x, ampas (+) lendir (+) darah (-)
berwarna kuning. BAK normal, nafsu makan mulai membaik dan
panas turun.

Kesan umum : composmentis, tampak lemah, sesak (-), menggigil (-), pucat (-)
Status Gizi

Berat badan

: k9g

Panjang badan

: 70 cm

BMI : BB/TB(m2)

: 18,36
14

Kesan : status gizi anak baik


Tanda vital
a. Nadi

: 135x/menit (isi dan tegangan cukup)

b. RR

: 26 x/menit

c. Suhu

: 37,8 0 C

d. SpO2

: 98%

Status Internus

Mata : cekung(+/+), konjungtiva anemis(-/-), edem palpebra (-/-)

Mulut : bibir kering (+), sianosis (-), pucat (-),perdarahan gusi(-),


mukosa hiperemis (-), tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.

Abdomen
o Inspeksi

: datar

o Auskultasi

: BU (+) meningkat

o Perkusi

: timpani seluruh lapang abdomen

o Palpasi

: supel, nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran

pada hepar dan lien


o Turgor
VI.

: kembali lambat

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 11 Februari 2016
Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Hemoglobin

11,9 gr/dl

11,3 14,1 gr/dl

Hematokrit

35,6 %

33-41 %

Trombosit

581.000

150 400 x 103/ul

Leukosit

11.100

6,0 17,5 103/ul

Kesan : Lab darah rutin dalam batas normal


VII. DIAGNOSIS BANDING
o Diare akut e.c bakteri

15

o Diare akut e.c virus


VIII. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diare akut dehidrasi ringan-sedang

status gizi baik

IX.

TERAPI

X.

Infus RL 10 tpm
Prebiotik 1x 1sach
Zink tablet 1x 1 tab
Oralit 3x1/2 sach
Paracetamol syr 3x 1 cth

PROGRAM

Monitor keadaan umum (tanda syok seperti akral dingin, nadi cepat
dan teraba lemah, gelisah, hipotensi, capillary refill >2 detik, dan

tanda tanda vital)


Monitor adanya tanda dehidrasi pada pasien (mata cekung, bibir

kering, turgor lambat, anak tampak kehausan)


Monitor hasil laboratorium dan pemeriksaan feses rutin
Monitor balance cairan dan diuresis
Monitoring pemberian obat dan makan sedikit demi sedikit namun
sering

XI.

PROGNOSIS
Quo ad vitam

: Ad Bonam

Quo ad sanationam : Ad Bonam


Quo ad functionam : Ad Bonam
XII. USULAN

Pemeriksaan feses rutin

XIII. EDUKASI

Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit yang


dialami, penyebab, dan penatalaksanaan yang dilakukan.

16

Menjelaskan prognosis dari penyakit tersebut.

Memberikan nasihat kepada ibu pasien agar terus menyusui


anaknya dan anjuran untuk memberikan minuman (oralit) sedikit
demi sedikit namun sering.

Memotivasi pasien dan keluarganya agar mengkonsumsi makanan


bergizi supaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pasien dan menjaga kebersihan makanan pada anak serta
lingkungan sekitar rumah.

PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF DAN HOLISTIK


Sesuai dengan prinsip pengelolaan pasien secara komprehensif dan
holistik, maka pada pasien tidak hanya diperhatikan dari segi kuratifnya saja,
tetapi juga meliputi upaya promotif, preventif, rehabilitatif dan psikososial.
Upaya promotif dan preventif dilakukan agar anak tidak sakit kembali, sedang
upaya kuratif dan rehabilitatif dilakukan agar anak sembuh dan tidak cacat
atau kembali pada lingkungannya semula dengan memperhatikan faktor
psikososial anak.
1. Preventif
Adalah usaha-usaha untuk mencegah timbulnya suatu penyakit dan
mencegah terjangkitnya
upaya

pencegahan

dapat dilakukan

penyakit

tersebut. Ada

tiga

tingkat

yang

yaitu

pencegahan

primer,

sekunder

dan

tertier.

Pencegahan primer
merupakan tingkat pencegahan awal untuk menghindari atau mengatasi
faktor resiko. Pencegahan sekunder untuk deteksi dini penyakit sebelum
penyakit

menimbulkan gejala yang khas. Pencegahan tertier dengan

melakukan tindakan klinis untuk mencegah kerusakan lebih lanjut atau


mengurangi komplikasi setelah penyakit tersebut diketahui.
Terdapat beberapa upaya preventif yang perlu diedukasikan kepada
orangtua mengenai Diare. Pencegahan primer dapat ditujukan pada faktor

17

penyebab, lingkungan dan faktor pejamu. Untuk faktor penyebab dilakukan


berbagai upaya agar mikroorganisme penyebab diare dihilangkan.
Peningkatan air bersih dan sanitasi lingkungan ,perbaikan lingkungan
biologis dilakukan untuk memodifikasi lingkungan. Untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dari pejamu maka dapat dilakukan peningkatan status gizi
dan pemberian imunisasi. Pencegahan primer pada diare antara lain
penyediaan air bersih harus diambil dari sumber yang terlindungi dan tidak
terkontaminasi, tempat pembuangan tinja yang dikelola dengan baik,
memberikan ASI selama 6 bulan, kebiasaan mencuci tangan dan pemberian
imunisasi campak secepat mungkin setelah usia 9 bulan untuk mencegah
terjadinya diare.
Pencegahan sekunder ditujukan kepada anak yang telah menderita
diare atau yang terancam akan menderita yaitu dengan menetukan diagnosa
dini dan pengobatan yang cepat dan tepat. Prinsip pengobatan diare yaitu
mencegah terjadinya dehidrasi dengan pemberian oralit, pemberian tablet
zink, antibiotik sesuai indikasi, nutrisi dan nasehat kepada orangtua pasien
mengenai diare.
Pencegahan tersier adalah penderita diare jangan sampai mengalami
kecacatan dan kematian akibat dehidrasi. Usaha yang dapat dilakukan yaitu
terus mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menjaga keseimbangan
cairan.
2. Promotif
Adalah upaya penyuluhan yang bertujuan untuk merubah kebiasaan
yang kurang baik dalam masyarakat agar berperilaku sehat dan ikut serta
berperan aktif dalam bidang kesehatan. Dalam kasus ini, upaya promotif
yang dapat dilakukan yaitu:
1. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Meningkatkan status kesehatan dengan cara memberikan ASI eksklusif
selama 6 bulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada anak. ASI
mengandung antibodi yang berguna untuk menjaga sistem kekebalan
bayi agar tidak mudah terkena infeksi. ASI juga kaya dengan zat-zat

18

yang optimal untuk pertumbuhan anak. Pemberian ASI sewaktu diare


juga bisa mengurangi keparahan terjadinya diare.
2. Kebiasaan mencuci tangan
Mejaga higienitas perirangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan
dengan sabun sesudah membuang tinja anak dan setelah buang air
besar, cuci tangan sebelum menyiapkan makanan pada anak. Ibu-ibu
juga seharusnya melatih anak mereka sejak awal tentang perilaku cuci
tangan terutama sebelum makan dan sesudah bermain. Ini dapat
mencegah terjadinya penularan kuman yang dapat menyebabkan
terjadinya diare.
1. Kuratif
Adalah upaya untuk mendiagnosis seawal mungkin dan mengobati
secara tepat dan rasional terhadap individu yang terserang penyakit. Upaya
kuratif yang dilakukan pada penderita ini meliputi:
a. Terapi Suportif:

Infus RL 10 tpm

b. Medikamentosa

Prebiotik 1x 1sach
Zink tablet 1x 1 tab
Oralit 3x1/2 sach
Paracetamol syr 3x 1 cth

4. Rehabilitatif
Adalah upaya untuk menolong atau membantu anak terhadap
ketidakmampuannya dengan berbagai usaha, agar anak sedapat mungkin
kembali pada lingkungannya baik lingkungan sosial maupun keluarga.
Untuk menjaga anak tetap sehat, maka orang tua diberitahu untuk:
-

Menjaga kualitas dan kuantitas gizi anak sehari-hari di rumah agar


kebutuhan gizi anak tetap terpenuhi dengan baik dan anak memiliki
daya tahan tubuh yang baik pula.

5. Psikososial
19

Aspek psikososial adalah aspek yang berkaitan dengan emosi,


sikap, pengetahuan, perilaku, keterampilan, nilai-nilai sosial budaya,
kepercayaan, dan adat istiadat di lingkungan sekitar anak. Meliputi
mikrosistem, mesosistem, eksosistem dan makrosistem.
Mikrosistem meliputi interaksi anak dengan ibunya. Ibu berperan
dalam pendidikan, gizi, dan pengobatan sederhana pada anak. Ibu adalah
orang pertama di rumah yang memegang peranan penting terhadap proses
tumbuh kembang anak dan perawatan anak ketika anak sakit. Rendahnya
pengetahuan ibu tentang kesehatan juga mempengaruhi sikap yang diambil
ketika anak sakit, seperti usaha mengobati sendiri atau terlambat membawa
anak ke tempat pelayanan kesehatan. Edukasi dan informasi mengenai
penyakit pasien menjadi sangat penting agar dapat ditangani segera dan
tidak menimbulkan komplikasi.
Mesosistem meliputi interaksi anak dengan anggota keluarga lain,
lingkungan, tetangga, keadaan rumah dan suasana rumah dimana anak
tinggal.
-

Interaksi sesama anggota keluarga


Keluarga yang tinggal serumah dengan pasien adalah ayah dan ibu.
Anak lebih dekat dengan ibu karena ayahnya bekerja hingga sore
hari. Pasien memperoleh kasih sayang lebih banyak dari ibu pasien.

Tersedianya sumber air besih


Air dapat menjadi sumber penularan penyakit. Peran air dalam
terjadinya penyakit menular dapat berupa air sebagai penyebar
mikroba patogen. Untuk mencegah terjadinya diare maka air bersih
harus

diambil

dari

sumber

yang

terlindungi

dan

tidak

terkontaminasi. Air harus ditampung dalam wadah yang bersih dan


pengambilan air dalam wadah dengan enggunakan gayung yang
bersih dan untuk minum air harus di masak.
Eksosistem merupakan lingkungan yang meliputi wilayah yang
lebih luas. Meliputi kebijaksanaan pemerintah daerah maupun informasi
yang bisa diperoleh seperti dari surat kabar maupun televisi.

20

Pada kasus ini kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan


penanganannya

menyebabkan

ketidaktahuan

orang

tua

dan

keterlambatan dalam penanganan.


Makrosistem yaitu berkaitan dengan kebijakan pemerintah, sosial
budaya masyarakat, dan lembaga non pemerintahan yang ikut andil dalam
usaha tumbuh kembang anak yang optimal. Pentingnya pemerintah
memperhatikan tata kota dan daerah pemukiman penduduk, serta
penyediaan sumber air bersih guna meningkatkan kesehatan warga dan
mencegah penyakit menular.

21

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilmu kesehatan anak FK UI jilid 2
2. Buku saku Pelayanan kesehatan anak dirumah sakit WHO
3. Hasan, Rusepno. 2000, Buku Kuliah 2, Ilmu Kesehatan Anak, Infomedika,
Jakarta.
4. Pedoman Pelayanan Medis 2010
5. Modul pelatihan Diare.2009. UKK Gastro-Hepatologi IDAI
6. Diare akut. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga jilid 1

22

Anda mungkin juga menyukai