Afif Rifkirahman
(2414100062)
Dengan mengetahui pola keterarahan, maka kita bisa menentukan letak penghalang (barrier)
dari sumber ke penerima atau merubah arah sumber bunyi. Contoh kasus: setelah dianalisa,
pola keterarahan bising yang terjadi pada suatu pabrik adalah dominan kearah 45 0 terdapat
tingkat kebisingan yang paling tinggi, maka barrier harus ditempatkan pada sudut 450 dari
sumber, selain itu dapat dilakukan dengan mengubah arah letak sumber bunyi ketika pola
keterarahan sumber bunyi mengarah pada ruang operator.
6. Dosis Kebisingan
Pada dosis kebisingan dapat berperan dalam pengendalian bising industri berupa pembatasan
jam kerja pada daerah paparan kebisingan. Pekerja/penerima akan diberikan waktu maksimal
pekerja itu boleh bekerja pada daerah paparan kebisingan. Hal ini sudah diatur pada
kementrian tiap besaran tingkat tekanan bunyi mempunyai waktu maksimal yang berbeda
waktu yang maksimal pada suatu industri berkurang setengahnya dengan pertambahan
tingkat tekanan bunyi sebesar 3 dB. Contoh: pada suatu industri dengan tingkat tekanan
bunyi 85 dB waktu maksimal pekerja yaitu sebesar 8 jam.
7. Noise Mapping
Dengan metode noise mapping maka nantinya akan didapatkan pola persebaran suatu
kebisingan pada area tertentu. Dengan memperhatikan pada suatu persebaran kebisingan
nantinya dapat digunakan untuk penentuan pemasangan penghalang bising yang efektif
karena telah diketahui daerah-daerah yang terkena paparan bising tingkat tekanan bunyi
yang tinggi atau diatas standard yang sudah ditentukan
8. Transmission Loss dan Noise Reduction
Dalam pengendalian ini, yang diperhatikan adalah jenis material yang digunakan pada
dinding suatu bangunan. Contoh kasus: Yang perlu diperhatikan untuk mengendalikan bising
yaitu menentukan material dan tebalnya sesuai dengan frekuensi yang mendominasi pada
sumber bising. Semakin tebal material maka semakin tinggi transmission lossnya dan noise
reductionnya juga semakin besar.