Anda di halaman 1dari 5

Pergerakan Planet

Pergerakan planet yang begitu teratur dan tidak saling bertumbukan ini merupakan salah
satu tanda kebesaran Tuhan yang seharusnya sudah cukup menjadi bukti keberadaan Nya.
Pergerakan yang begitu teratur dan harmonis ini pastilah mengundang beberapa pertanyaan,
mengapa demikian ?
Bagaimana tidak, apa jadinya jika pergerakan planet ini saling bertumbukan ?
International Astronomical Union (IAU) telah menetapkan bahwa planet dan benda lainnya
dalam tata surya didefinisikan dalam 3 kategori, yaitu :
1. Planet adalah benda langit yang :
o Mempunyai cukup massa sehingga gaya gravitasinya mampu mempertahankan
bentuknya mendekati bundar dan ada dalam keseimbangan hidrostatik
o Bebas dari tetangga di sekitar orbitnya
o Mengorbit di sekeliling matahari, tidak memotong orbit planet yang lain
2. Planet kerdil adalah benda langit dengan sifat
o Lintasannya mengelilingi matahari
o Mempunyai cukup massa, sehingga mempunyai gravitasi sendiri, dalam
keseimbangan hidrostatik bentuknya bundar
o Tidak mempunyai tetangga di sekitar orbitnya
o Ia bukan suatu satelit
3. Seluruh obyek kecuali satlit yang bergerak mengelilingi matahari disebut Benda Kecil
Sistem Tata Surya
(Suryadi Siregar, 2007)
Hukum Kepler ke II menjelaskan kasus orbit berbentuk ellips, karena dalam kenyataanya
orbit ellips inilah bentuk dari orbit planet yang mengelilingi matahari.
Di dalam astronomi, tiga hukum Kepler tentang gerak planet adalah:
(1) Setiap planet bergerak dengan lintasan ellips dan matahari berada di salah satu fokusnya,
(2) Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama dan

(3) Periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari.
Ketiga hukum di atas dikemukakan oleh seorang ahli matematika dan astronomi dari
Jerman bernama Johanes Kepler (1571-1630) yang menjelaskan gerak planet di dalam tatasurya.
Hukum di atas menjabarkan gerakan dua benda yang saling mengorbit.
Johanes Kepler (1571-1630)
Benda mengorbit mengelilingi satu pusat massa (barycenter) dan tidak satupun berdiri
secara sepenuhnya di atas fokus ellips. Namun kedua orbit itu adalah ellips dengan satu titik
fokus di barycenter. Jika rasio massanya besar, sebagai contoh planet mengelilingi matahari,
barycenternya terletak jauh di tengah objek yang besar dekat di titik massanya.
Hukum Kepler ke I berbunyi Lintasan planet ketika mengelilingi matahari berbentuk ellips,
dimana matahari terletak pada salah satu fokusnya

Lintasan planet berupa ellips


Sumbu panjang pada orbit ellips disebut sumbu mayor alias sumbu utama, sedangkan
sumbu pendek dikenal dengan sumbu semi utama atau semimayor.

Posisi matahari dan planet dalam


lintasan ellips

F1 dan F2 adalah titik fokus. Matahari berada pada F1 dan planet berada pada P. tidak ada
benda langit lainnya berada pada F2. Total jarak dari F1 dan F2 ke sama untuk semua titik dalam
kurva ellips. Jarak pusat ellips O dab titik fokus (F 1 dan F2) adalah ea, dimana e merupakan
angka tak berdimensi yang besarnya berkisar antara 0 dan 1 disebut eksentrisitas. Jika e=0 maka
ellips berubah menjadi lingkaran. Kenyataannya, orbit planet berupa ellips alias mendekati
lingkaran. Dengan demikian besar eksentrisitas tidak pernah sama dengan nol. Nila e untuk orbit
planet bumi adalah 0.017. Perihelion merupakan titik terdekat dengan matahari, sedangkan titik
terjauh disebut aphehelon. Pada persamaan hukum grafitasi Newton, telah dipelajari bahwa gaya
tarik grafitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (1/r2), dimana hal ini hanya bisa terjadi
pada orbit yang berbentuk ellips atau lingkaran saja.

Hukum Kepler ke II mengatakan Luas daerah yang disapu oleh garis antara matahari
dengan planet adalah sama untuk setiap periode waktu sama.

Luas daerah yang disapu oleh garis antara


matahari dengan planet
Pada selang waktu yang sangat kecil, garis yang menghubungkan matahari dengan planet
melewati sudut d. Garis tersebut melewati daerah yang diarsir yang berjarak r, dan luas :
dA=1/2 2

r d

Laju planet ketika melewati daerah itu adalah dA/dt disebut dengan kecepatan sektor
(bulan vektor).
Hal yang paling utama dalam hukum Kepler II adalah kecepatan sektor mempunyai harga
yang sama pada semua titik sepanjang orbit yang berbentuk ellips. Ketika plenet berada di
perihelion nilai r kecil, sedangkan d/dt bernilai besar. Ketika planet berada di apehelion nilai r
besar, sedangkan d/dt kecil.
Hukum Kepler ke III mengatakan bahwa Kuadrat waktu yang diperlukan oleh planet
untuk menyelesaikan satu kali orbit sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata planetplanet tersebut dari matahari.

Kecepatan dan posisi gerak planet berubah secara periodik sehingga dapat disusunkan untuk
menentukan periode perjalanan planet mengelilingi matahari.
(Supardi, S.Si., M.Si., Simulasi Gerak Planet dalam Tata Surya

GERAK PLANET DALAM TATA


SURYA

NAMA

: INTAN MISI AMALIAH

KELAS

: XI IPA 2

MAN 1 KENDARI

2016/2017

Mengapa planet planet tidak saling bertabrakan?


Kalau kita memandang ke langit dan melihat bintang-bintang dan planet-planet
memenuhi angkasa, mungkin kita berpikir apakah suatu hari mereka akan bertabrakan. Tapi
untunglah, hal ini kemungkinan besar tidak terjadi.
Maka marilah kita membayangkan bahwa kepalamu adalah matahari. Kepalamu menjadi
pusat banyak cincin dalam berbagai ukuran. Cincin-cincin ini adalah orbit dimana planet
bergerak mengelilingi matahari.
Dengan kepalamu sebagai pusatnya. Merkurius, yang berada di cincin terdekat, jaraknya
60 meter darimu! Ukurannya kurang lebih sebesar titik di akhir kalimat ini. (ingatlah ukuran
kepalamu adalah ukuran matahari.) venus bergerak di cincin kedua sejauh 117 meter, dan kurang
lebih seukuran huruf o. di cincin ketiga adalah platen kita sendiri, bumi, seikit lebih besar dari
Venus. Jaraknya 162 meter dari kepalamu (sebenarnya 149.637.000 km dari matahari.)
Di cincin ke empat adalah Mars, lebih kecil dari bumi, dan jaraknya 246 meter. Lalu kita
sampai ke Jupiter, planet terbesar. Kalau ukuran matahari adalah kepalamu, jupiter kurang lebih
sebesar kelereng, den jaraknya dari kepalamu adalah sejauh panjang lapangan bola! Di cincin
keenam adalah saturnus, diameternya 1,27 cm, dan jaraknya hampir satu kilometer.
Uranus, diameternya 1/2 cm, jaraknya hampir dua kilometer. Neptunus, sedikit lebih kecil
daripada Uranus, hampir tiga kilometer. Dan pluto, kira-kira setengah ukuran bumi hampir 4
kilimeter. Karrna setiap planet bergerak di orbitnya tanpa pernah berubah, maka kalian bisa
mengerti mengapa mereka mustahil saling bertabrakan.
Matahari dengan planet saling menjaga dengan adanya gaya grafitasi
yang seimbang sehingga planet tersebut tidak tertarik mendekat pada
matahari. sebenarnya gaya rotasi pada planet ini yang dapat menjaga
planet2 tesebut tidak semakin mendekat pada matahari. sebagai pemikiran
sederhananya, planet2 tersebut berotasi untuk mendapatkan keseimbangan
grafitasi dengan matahari.

Anda mungkin juga menyukai