Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASI FISIK 2

PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN


NEWTON DENGAN VISKOSIMETER
OSTWALD

DISUSUN OLEH:
NAMA
: ANI WIJAYANTI
NIM
: 19133955 A
KELOMPOK
: 4H / 27

LABORATORIUM FARMASI FISIK


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
TAHUN 2013/2014

PENENTUAN VISKOSITAS LARUTAN NEWTON


DENGAN VISKOSIMETER OSTWALD

I.

TUJUAN
1. Mempelajari cara penentuan viskositas larutan Newton dengan viskosimeter
Ostwald
2. Mempelajari pengaruh kadar larutan terhadap viskositas larutan.

II.

DASAR TEORI

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan


gesekan antara molekul molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan
bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai : Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g)
nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi
fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap
dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang
bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan
beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada
lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan
bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan
membentuk suatu lapisan lapisan yang saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan
memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A yang seragam, dengan kecepatan lapisan
fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama
dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y
dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida.
Konsep Viskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya
gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul
yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan
antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli,
madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di atas
lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada minyak goreng
atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng
paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya kental menjadi lebih cair ketika

dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas
tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill
= nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal.
Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya
model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (fluida
ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita
menganggap benda sebagai benda tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari
sebenarnya tidak ada benda yang benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar analisis
kita menjadi lebih sederhana.
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s
(pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas
adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1
cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis,
almahrum Jean Louis Marie Poiseuille 1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan
zat cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan yang
dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat viskositas ini
dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas suatu cairan murni adalah indeks
hambatan aliran cairan. Aliran cairan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu aliran
laminar dan aliran turbulen. Aliran laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui
sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju
aliran yang besar dengan diameter pipa yang besar. Penggolongan ini berdasarkan
bilangan Reynoldnya.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya
gesekan antar lapisan material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin
lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya
tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air.
Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli,
madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h).
Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran
kemudahan mengalir suatu fluida.
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik
menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya
diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah
molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh
factor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik,
h = A e-E/RT

A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan
volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses
awal aliran
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui
medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r
dan rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan
dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :
F1 = 4/3 r3 ( d-dm ) g
Prinsip Viscometer Oswald
Viscometer Oswald untuk mengukur sampel yang encer atau kurang kental.
Berdasarkan persamaan poisseulle, dengan membandingkan wakltu alir cairan sampel
dan cairan pembanding menggunakan alat yang sama.
s =

ms . t s
x
ma . ta a

Dengan keterangan :
s = viskositas belum diketahui(sampel)
a = viskositas aquadest (pembanding)
ms = berat/massa sampel
ma = berat/massa aquadest(pembanding)
t s = waktu yang diperlukan untuk mengalirkan volume sampel melalui pipa
sepanjang L
t a = waktu yang diperlukan untuk mengalirkan volume aquadest melalui pipa
sepanjang L
ATAU

III.

ALAT DAN BAHAN


a. ALAT
1. Piknometer
2. Pipet volume 10ml
3. Stop watch
4. Beaker glass 100 ml dan 200 ml
5. Syringe
6. Neraca elektrik
b. BAHAN
1. Alcohol 96%
2. Aquadest
3. Larutan gula (sampel) 0,1% ; 0,25% ; 0,5% ; 0,75% ; 1%
4. Sampel zat X
5. Tissue
c. GAMBAR
1. piknometer 50 ml

3.Neraca analitik

2. pipet volume 10 ml

4. Beaker glass 100 ml dan 200 ml

IV.

CARA KERJA
1. Timbang piknometer kosong dan bersih dan catat beratnya.
2. Isi piknometer dengan aquadest dan timbang,catat beratnya.
Hitung berat aquadest.
3. Cairan dalam aquadest tuang dalam beaker glass dan pipet dengan ppet volume
10ml, kemudian tutup ujung atas pipet dengan jari dan lepaskan.
4. Hitung berapa waktu yang diperlukan untuk mengalirkan volume zat cair sampai
di angka 9 sebanyak 3x.
5. Lakukan hal yang sama untuk lar. Sampel gula 0,1%; 0,25%; 0,5%; 0,75%; 1%
dan zat X.
6. Dari pustaka atau tabel carilah viskositas aquadest pada suhu ruang.

V.

DATA / HASIL PENGAMATAN

Piknometer kosong
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

: 24,9745 gram

Piknometer + air
: 74,6138 gram
Piknometer + lar. Sampel gula 0,1% : 74,6685 gram
Piknometer + lar. Sampel gula 0,25%: 74,7229 gram
Piknometer + lar. Sampel gula 0,5% : 74,8185 gram
Piknometer + lar. Sampel gula 0,75%: 74,8677 gram
Piknometer + lar. Sampel gula 1% : 75,0233gram
Piknometer + lar. Sampel gula X
: 74,8087 gram
TABEL VISKOSITAS ZAT CAIR

NO
.

NAMA
CAIR

1.

Air
Lar.
Sampel
Gula 0,1%
Lar.
Sampel
Gula 0,25%
Lar.
Sampel
Gula 0,5%
Lar.
Sampel
Gula 0,75%

2.
3.
4.
5.

ZAT

MASSA
(GRAM
)
49,6393

WAKTU (SEKON)

VISKOSITA
S (POISE)

6.5

0,01

49,6940

7,5

7,6

7,2

7,4

0,0114

49,7484

8,9

8,4

8,3

8,5

0,0131

49,8440

9,5

9,1

9,1

9,2

0,0142

49,8932

10,5

10,8

10,9

10,7

0,0166

6.
7.

s =

Lar.
Sampel
50,0478
Gula 1%
Lar. Zat X
49,8342

18,5

18,6

18,1

18,4

0,0286

0,0107

ms . t s
x
ma . ta a

2.

a = 0,01 poise, t = 4,66 sekon, m = 49,8258 gram


a
a
m .t
49,6940 x 7,4
0,1 = s s x a =
x 0,01=0,0114 poise
ma . t a
49,6393 x 6,5

3.

0,25 =

4.

0,5 =

5.

0,75 =

6.

1 =

7.

zat x =

1.

ms . t s
49,7484 x 8,5
x a =
x 0,01=0,0131 poise
ma . t a
49,6393 x 6,5

ms . t s
49,8440 x 9,2
x a=
x 0,01=0,0142 poise
ma . t a
49,6393 x 6,5
ms . t s
49,8932 x 10,7
x a =
x 0,01=0,0166 poise
ma . t a
49,6393 x 6,5

ms . ts
50,0478 x 18,4
x a =
x 0,01=0,0286 poise
ma . ta
49,6393 x 18,4
ms . t s
49,6393 x 7
x a=
x 0,01=0,0107 poise
ma . t a
49,6393 x 6,5

X (%)
0,1
0,25
0,5
0,75
1

Y
(viskositas),
Poise
0,0114
0,0131
0,0142
0,0166
0,0286

a = 0,008
b = 0,017
r = 0,891

y = a + bx
0,0107 = 0,008 + (0,017)x
0,003 = 0,017x
X = 0,176 %

VI.

PEMBAHASAN
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya

gesekan didalam fluida. Semakin besar viskositas suatu fluida maka makin sulit suatu
fluida mengalir dan makin sulit suatu benda begerak didalam fluida tersebut.
Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair. Oleh karena itu, semakin besar viskositas zat cair maka semakin susah benda padat
bergerak di dalam zat cair tersebut. Akibat adanya kekentalan zat cair di dalam pipa
maka besarnya kecapatan gerakpartikel pada penampang melintang tersebut tidak sama,
hal ini disebabkan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental. Besaran viskositas
berbanding terbalik dengan perubahan temperatur karena kenaikan temperatur akan
melemahkan ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai
viskositasnya. Penentuan viskositas larutan dilakukan dengan menggunakan viskometer
Ostwald dan juga menggunakan piknometer.
Percobaan ini menggunakan viskometer Ostwald, yang mana pada metode ini
dilakukan dengan mengukur waktu alir yang dibutuhkan oleh suatu cairan (fluida) pada
konsentrasi tertentu untuk mengalir antara dua tanda pada pipa viskometer. Keunggulan
dari metode ini adalah lebih cepat, lebih mudah, alatnya murah serta perhitungannya
lebih sederhana. Prinsip dari penentuan viskositas dengan metode viskometer Ostwald
ini dilakukan dengan memasukkan cairan (larutan gula) ke dalam alat viskometer
melalui pipa A kemudian dengan cara menghisap cairan dibawa ke B sampai garis atas.
Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir
dari garis atas ke bawah diukur. Masing-masing perlakuan di ulangi tiga kali, hal ini
dilakukan karena untuk mendapatkan nilai yang mendekati benar sebab alat yang
digunakan tidak dapat menentukan hasilnya secara pasti. Dari ketiga hasil tersebut
kemudian dirata-ratakan.
Pada percobaan ini cairan yang akan ditentukan viskositasnya adalah larutan
gula dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 0,1%, 0,25%, 0,5%, 0,75% dan

1% Variasi ini dimaksudkan agar kita mengetahui bagaimana pengaruh kadar


atau konsentrasi terhadap viskositas cairan tersebut. Bahan lain yang digunakan untuk
diukur viskositasnya adalah aquades yang berfungsi sebagai pembanding saja.
Hasil yang diperoleh pada percobaan ini, pada konsentrasi 0,1 % waktu yang
diperlukan adalah 7.4, pada konsentrasi 0,25 % waktu yang diperlukan adalah 8.5, pada
konsentrasi 0,5 % waktu yang diperlukan adalah 9.2, pada konsentrasi 0,75% waktu
yang diperlukan adalah 10.7, pada konsentrasi 1% waktu yang diperlukan 18.4 dan zat
X pwaktu yang diperlukan adalah 7 sedangkan pada aquades 50 ml waktu yang
diperlukan adalah 6,5. Secara teori, semakin lama waktu yang diperlukan untuk
mengalirnya suatu fluida dari gaeris atas ke garis bawah, maka semakin besar pula nilai
viskositas cairan. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yaitu gliserin dengan
knsentrasi yang diperoleh. Larutan gula yang mempunyai konsentrasi besar memerlukan
waktu yang relatif lebih lama untuk mengalir dalam pipa viskometer dibandingkan
dengan cairan gliserin yang mempunyai konsentrasi yang lebih rendah, sehingga cairan
yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi cenderung memiliki nilai viskositas yang
besar pula. Hal tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel
zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi di aplikasikan dalam pembuatan
krim, suspensi, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain itu, prinsip
rheologi digunakan juga untuk karakteristik produk sediaan farmasi sebagai penjamin
kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari
bahan, penuangan, pengeluaran dari tube atau pelewatan jarum suntik.
VII.

KESIMPULAN

1. Cara menentukan viskositas larutan newton dengan menggunakan viskometer


Ostwald yaitu dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi sampel untuk
lewat antara dua tanda ketika ia mengalir karena gravitasi, melalui suatu tabung
kapiler vertical.
2. Pengaruh kadar larutan terhadap viskositas berbanding lurus dimana jika larutan
memiliki konsentrasi tinggi maka akan memiliki viskositas yang tinggi pula. Hal
tersebut dikarenakan konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat

yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
3. Untuk menentukan viscositas cairan dapat dilakukan dengan cara yang berbeda.
Khusus pada percobaan kali ini menggunakan viscometer Oswald. Aquades
pada suhu ruang. Sehingga didapatkan viskositas pembanding= 0,01 poise,
waktu pembanding = 6.5 sekon, massa/berat pembanding = 49,6393 gram.
Nilai viscometer yang di dapat setelah melakukan praktikum :
Pada larutan sampel gula:
0,1% = 0,0114 poise;
0,25% = 0,0131 poise;
0,5% = 0,0142 poise;
0,75% = 0,0166 poise;
1%

= 0,0286 poise.

Dan konsentrasi zat X ditemukan 0,176%


VIII.
-

DAFTAR PUSTAKA
Martin, A. 1990. Farmasi Fisik Jilid II. Jakarta : Universitas Indonesia Press
Moectar. 1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press
Parrot, L, E. 1970 Pharmaceutical Technologi. Mineapolish : Burgess
Publishing Company
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi edisi V cetakan I. Yogyakarta
: Universitas Gadjah Mada Press

Anda mungkin juga menyukai