Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
LATAR BELAKANG TEORI....................................................................................................3
1.1 Saliva................................................................................................................................3
1.2 Empedu.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................6
PRAKTIKUM DAN CARA KERJA.........................................................................................6
2.1 Saliva (Liur)......................................................................................................................6
2.1.1 Penetapan pH Liur.....................................................................................................6
2.1.2 Uji Sulfat....................................................................................................................7
2.1.3 Uji Fosfat...................................................................................................................8
2.1.4 Uji Klorida.................................................................................................................9
2.2 Cairan Empedu...............................................................................................................10
2.2.1 Test Gmelin..............................................................................................................10
2.2.2 Test Pettenkofer........................................................................................................11
BAB III.....................................................................................................................................12
KESIMPULAN........................................................................................................................12
BAB IV....................................................................................................................................13
LAMPIRAN.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan laporan Lab Act Biokimia yang telah kami lakukan. Kami
pun mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok lab yang membantu
pembuatan laporan ini sehingga dapat diselesaikan tepat waktu.
Laporan ini berisikan latar belakang teori, praktikum yang dilakukan, cara kerja,
kesimpulan serta lampiran foto sebagai bukti praktikum. Kami sadar bahwa laporan ini masih
kurang dari kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai pembelajaran.

Jakarta, 06 Oktober 2015

Penyusun

BAB I
LATAR BELAKANG TEORI
1.1 Saliva
Saliva (liur) disekresikan oleh kelenjar saliva. Kelenjar saliva yang
utama adalah kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis;
selain itu, juga ada beberapa kelenjar bukalis yang sangat kecil.
Sekresi saliva normal harian berkisar 800 sampai 1500 mililiter, dengan
jumlah rata-rata 1000 mililiter.
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama :
(1) sekresi serosa yang mengandung ptyalin (suatu -amilase), yang
merupakan enzim untuk mencernakan karbohidrat, dan
(2) sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan
dan perlindungan permukaan.
Kelenjar parotis hampir seluruhnya menyekresi tipe serosa,
sementara kelenjar submandibularis dan sublingualis menyekresi
mukus dan serosa. Kelenjar bukalis hanya menyekresi mukus. Saliva
mempunyai pH antara 6,0 - 7,0 suatu kisaran yang menguntungkan
untuk kerja pencernaan ptyalin. pH saliva saat kelenjar istirahat sedikit
lebih rendah dari 7,0, tetapi selama sekresi aktif, pH nya mencapai 8,0.
Saliva mengandung 99% air, berbagai elektrolit (natrium, kalium,
kalsium, klorida, magnesium bikarbonat, fosfat, sulfat) dan protein
dalam bentuk enzim, immunoglobulin dan faktor antimikroba lain,
glikoprotein mukosa, sedikit albumin dan beberapa polipeptida dan
oligopeptida, yang penting untuk kesehatan mulut. Terdapat juga
glukosa dan produk nitrogen seperti urea dan ammonia. Komponen
berinteraksi dan bertanggung jawab untuk berbagai fungsi saliva.
Untuk mengetahui apakah liur memang mengandung sulfat,
fosfat dan klorida maka dilakukan uji sulfat, uji fosfat dan uji klorida.
Uji sulfat dilakukan dengan menambahkan HCL dan BaCl 2.
Setelah ditambah HCL dan BaCl2 air liur menjadi keruh dan ada
endapan putih. Adanya endapan putih tersebut menunjukkan uji positif

terhadap air liur dan membuktikan kalau air liur mengandung sulfat.
Ion sulfat dalam suasana asam dapat diendapkan oleh barium.
Ba2+ + SO42-

BaSO4 (endapan putih)


H+

Uji fosfat pada air liur yaitu dengan menambahkan urea 10%
kemudian ditambah dengan reagen molibdat. Langkah selanjutnya
menambah FeSO4. Warna larutan yang biru tua menunjukkan bahwa air
liur mengandung fosfat dalam bentuk ortofosfat. Fosfat bereaksi
dengan asam moblidat membentuk asam fosfomoblidat, yang dapat
direduksi memberikan warna biru tua (ortofosfat).
Uji klorida dilakukan dengan menambahkan asam nitrat dan
perak nitrat. Warna larutan yang. Setelah ditambah HCL dan BaCl2 air
liur menjadi keruh dan ada endapan putih. Ion klorida dalam suasana
asam dapat diendapkan oleh Ag (perak). Endapan AgCl (endapan
putih) menunjukkan adanya klorida.
Ag+ + Cl-

AgCl (endapan putih)


H+

1.2 Empedu
Empedu terdiri atas garam empedu, pigmen empedu, dan zat
lain yang larut dalam larutan elektrolit alkalis yang mirip getah
pancreas. Sekitar 500 ml empedu disekresikan setiap hari. Sebagian
komponen empedu direabsorpsi di usus kemudian dieksresikan
kembali oleh hati (sirkulasi enterohepatik).
Glukoronida dalam pigmen empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin,
membuat empedu menjadi berwarna kuning keemasan. Garam
empedu adalah garam natrium dan kalium. Asam empedu, dan semua
yang disekresikan ke dalam empedu dikonjugasikan dengan glisin
atau taurine, yakni suatu turunan sistein. Asam empedu disintesis dari
kolesterol. Empat asam empedu

yang ditemukan pada manusia

adalah asam kolat, asam kenodeoksilat, asam deoksilat dan asam


litokolat. Bersama dengan vitamin D, kolesterol, berbagai hormone
steroid, dan glikosida digitalis, asam empedu mengandung inti

siklopentanoperhidrofenantren. Dua asam empedu utama (primer)


yang terbentuk di hati adalah asam kolat dan asam kenodeoksilat.
Dikolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi asam deoksilat dan
asam kenodeoksikolat menjadi asam litokolat. Karena terbentuk akibat
kerja bakteri, asam deoksilat dan asam litokolat disebut sebagai asam
empedu sekunder.
Untuk mengetahui adanya pigmen empedu dilakukan tes gmelin
dengan menambahkan asam nitrat pekat pada cairan empedu.
Penambahan asam nitrat pada pigmen empedu akan menghasilkan
senyawa hasil oksidasi yang berwarna.
Untuk

mengetahui

adanya

asam

empedu,

dilakukan

tes

pettenkofer dengan menambahkan larutan sukrosa 5% dan H 2SO4


pekat pada cairan empedu. Cincin warna ungu menunjukkan adanya
asam empedu. Asam-asam empedu yang terdapat dalam empedu
terutama sebagai garam empedu, yang merupakan senyawa aromatic
kompleks. Asam empedu bereaksi dengan furfural (yang terbentuk
pada penambahan asam pekat dan karbohidrat) membentuk turunan
yang berwarna.

BAB II
PRAKTIKUM DAN CARA KERJA
2.1 Saliva (Liur)
2.1.1 Penetapan pH Liur
Tujuan :
Untuk mengetahui ph liur
Dasar :
Pada kisaran ph tertentu suatu indikator akan memberikan perubahan warna sesuai
dengan H+ dalam larutan yang diperkirakan.
Bahan :
-

Air liur
Ph indikator

Cara kerja
-

Minta kepada salah satu orang untuk mengeluarkan air ludahnya 5 cc


Test menggunakan ph indikator
Lihat hasilnya.

Hasil :
Ph liur : 6 (asam)
Kesimpulan :
Faktor yang mempengaruhi ph air liur yaitu diet (makan). Diet karbohidrat akan
meningkatkan produksi asam (fermentasi) oleh bakteri pada mulut sedangkan diet
protein sebagai sumber makanan bakteri malah meningkatkan pengeluaran zat basa
seperti amoniak.

2.1.2 Uji Sulfat


Tujuan

Untuk mengetahui adanya sulfat dalam liur.


Dasar

Ion sulfat dalam suasana asam dapat diendapkan oleh barium


Ba 2+

Bahan
-

so42-

BaSo4 (endapan putih) (+)

Air liur yang telah tersedia


HCl encer / HCl 10%
BaCl2 2%

Cara kerja

Liur

Bahan

Tabung
1ml

HCL

3-5 tetes

BaCl2

5-10 tetes

Hasil pengamatan :

Kesimpulan

(+) terdapat endapan putih

Terdapat ion sulfat karena merupakan salah satu komposisi elektrolit pada air liur

2.1.3 Uji Fosfat


Tujuan :
Untuk mengetahui adanya fosfat dalam liur
Dasar :
Fosfat bereaksi dengan adam molibdat membentuk asam fosfomolibdat,yang dapat
direduksi memberikan warna biru tua ( ortofosfat )
Bahan :
-

air liur
larutan urea 10%
pereaksi molibdat spesial
larutan FeSO4 spesial

Cara kerja

:
Bahan

Tabung

Liur

0,5 ml

Urea 10%

0,5 ml

Molibdat special
FeSO4 spesial

0,5ml

Hasil

Kesimpulan

5ml

(+) warna biru tua

Terdapat fosfat karena merupakan salah satu komposisi elektrolit pada air liur

2.1.4 Uji Klorida


Tujuan

Mengetahui ada tidaknya klorida dalam liur


Dasar

Ion klorida dalam suasana asam dapat diendapkan oleh Ag (perak ) . Endapan AgCl
(endapan putih) menunjukkan adanya klorida .
Bahan
-

liur,
asam nitrat 10%
perak nitrat 1%

Cara kerja

:
Bahan

Liur

Tabel
1ml

Asam nitrat

3-5 tetes

Perak nitrat

5-10 tetes

Hasil :

Kesimpulan

(+) terdapat endapan putih

Terdapat ion klorida karena merupakan salah satu komposisi elektrolit pada air liur

2.2 Cairan Empedu


2.2.1 Test Gmelin
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya pigmen empedu
Dasar :
Penambahan asam nitrat pada pigmen empedu akan menghasilkan senyawa hasil
oksidasi yang berwarna.
Bahan :
-

Cairan empeduu encer (1:5)


Larutan asam nitrat pekat

Cara kerja

Bahan

Tabung 1

Cairan empedu encer


Akuades
Asam nitrat pekat (dinding
tabung)
Hasil :
Warna larutan

Kesimpulan

Tabung 2
3ml

3ml

3ml

3ml

Ada perubahan warna ungu


(awal)orange
mudabening kekuningan

Bening

Pada cairan empedu terbukti terdapat pigmen yang membuat cairan empedu memiliki
warna (hijau kekuningan)

2.2.2 Test Pettenkofer


Tujuan :
Untuk mengetahui adanya asam empedu
Dasar :
Asam asam empedu yang terdapat dalam empedu terutama sebagai garam
empedu,yang merupakan senyawa aromatik kompleks.
Asam empedu bereaksi dengan furfural (yang terbentuk pada penambahan asam pekat
dan karbohidrat) membentuk turunan yang berwarna .
Bahan :
-

Larutan asam empedu encer (1 : 5)


Larutan sukrosa 5%
Asam sulfat pekat

Cara kerja

Bahan
Cairan empedu encer

Tabung 1
5ml

Tabung 2
-

5ml

Larutan sukrosa 5%

5 tetes

5 tetes

H2SO4 pekat (melalui


dinding tabung )
Hasil pengamatan

3 ml

3ml

Terdapat cincin ungu


ditengah larutan hijau (atas)
dan larutan bening(bawah)

Terdapat 2 lapisan warna,


bening(atas) dan
kuning(bawah)

Akuades

Hasil pengamatan
Sampel
Hasil
Kesimpulan :

:
Cairan empedu

Cairan akuades

BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulannnya adalah pada air liur manusia mengandung elektrolit-elektrolit seperti
natrium, kalium, klorida, sulfat, fosfat, dll. Selain itu, ph pada air liur dipengaruhi oleh
faktor makanan yang dikonsumsi juga. Air liur ph nya akan menjadi asam jika banyak
konsumsi karbohidrat sedangkan ph menjadi basa jika banyak konsumsi protein.
Pada cairan empedu juga mengandung garam empedu, elektrolit, pigmen empedu,
enzim, dll. Praktikum ini hanya menguji keberadaan pigmen dan asam pada garam empedu.
Dari hasil praktikum Uji Gmelin, dibuktikan bahwa cairan empedu mengandung pigmen
yang memberikan waran pada cairan empedu tersebut. Lalu Uji Pettenkofer membuktikan
bahwa ada asam empedu pada garam empedu yang nantinya berfungsi sebagai emulsi
lemak pada pencernaan manusia.

BAB IV
LAMPIRAN

Uji pH Liur

Uji Klorida Liur

Uji Sulfat Liur

Uji Fosfat Liur

Hasil Uji
Cairan Empedu

Cairan Empedu & Akuades Setelah Tes Gmelin


Cairan Empedu Sebelum

Akuades
Cairan Empedu & Akuades Setelah Tes Pettenkofer
Cairan Empedu Sebelum

Akuades

DAFTAR PUSTAKA

Ganong, William F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 22.

Jakarta : EGC
Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.

Terjemahan Irawati. Jakarta: EGC


Saliva Composition and Functions: A Comprehensive Review. The
Journal of Contemporary Dental Practice, Volume 9, No. 3, March 1,

2008
http://www.unc.edu/courses/2009ss2/obio/720/001/2008_Readings/070
308_saliva_review.pdf

Anda mungkin juga menyukai